Tiga kata favorit saya

Anda mengenal "tolong" ketika membutuhkan bantuan orang lain

Anda paham "Selamat" ketika menyatakan keberhasilan orang

Dan "terima kasih" ketika Anda mengungkapkan penghargaan atas bantuan orang

Ucapan Tolong, selamat, dan terima kasih merupakan ucapan favorit bagi saya. Kenapa?karena dengan ketiga ucapan tersebut saya telah membuat banyak perbedaan dalam hidup saya dan hidup orang lain.

Betapa orang akan merasa sangat dihargai ketika diperintah dengan kata 'tolong' bahkan tanpa sadar kata tolong membuat orang lain tak tega menolak permintaan kita.

Ucapan 'selamat' menjadi sajian menarik bagi semua orang sebagai pengakuan atas sesuatu yang dilakukannya, bahkan selamat semacam motivasi dan doa untuk orang agar dapat mencetak ucapan 'selamat-selamat' lainnya.

Dan 'terima kasih' merupakan ucapan yang bagi saya merupakan penghargaan atas apa yang telah orang lain lakukan kepada saya, bahkan sekedar nasehat kecil pun tetap akan saya ucapkan terima kasih jika ternyata karena itulah saya 'mendapatkan' sesuatu yang berharga.

Yogyakarta, 270905


Jangan lupakan kebaikan Orang

Seperti manusia lainnya, saya tak pernah luput dari salah. Terkadang ketika sedang hangat-hangatnya bersahabat timbul kesalahpahaman yang menyebabkan memudarnya persahabatan. Ketika sedang mencinta timbul riak beriak yang menyebabkan perpisahan. Ketika sedang asyik bercengkrama timbul ketegangan yang menyebabkan pertengkaran. Ketika sedang enak bekerja sama timbul perselisihan. Ah, itulah manusia tanpa disadari saling menyakiti satu sama lainnya.

Demikian pula saya, pengalaman enak dan tak enak dalam dunia pergaulan menjadi bumbu tersendiri. Namun pemahaman akhirnya tak bisa hanya menyalahkan orang lain atau tersungkur menyalahkan diri sendiri. Kita semua memang harus merasakan keenakan atau ketidakenakan selama bersosialisasi dengan sesama. Satu yang mungkin dapat meredakan amarah adalah ketika kita selalu mengingat kebaikan orang walau sekecil apa pun. Jadi, sekejam apa pun yang orang lakukan akhirnya dapat kita netralisir dengan mengingat-ingat kebaikan yang pernah kita peroleh darinya. Kita adalah manusia yang memang selalu memiliki sisi baik dan buruk.

Yogyakarta, 270905


Puisi : Jangan Bilang Kamu Tak Cinta

Menatap matamu

Redup, namun gairah itu masih ada

Sedikit memang..tapi itu masih ada

Jadi, jangan bilang kamu tak cinta

Jika kenangan masih bertalu-talu dalam hatimu

Karena aku pun masih mencintaimu

Jadi, jangan bilang kamu tak cinta

Hanya karena kamu malu mengakuinya


Yogyakarta, 270905



Puisi : Aku Terkapar

Setumpuk duka merubah darah jadi nanah

Berbau busuk

Aku…terkapar karenanya


Yogyakarta, 270905

Ayo, Perkuat Mental!

Dasarnya sih karena saya adalah anak perempuan satu-satunya di rumah dan cukup dimanja oleh keluarga, saya termasuk anak yang cengeng…Dulu, perasaan tersentuh sedikit saya langsung menangis. Tapi sejalan dengan waktu dan cobaan dalam perjalanan hidup, akhirnya lambat laun mental saya terasah menjadi semakin kuat. Tidak ada tangisan untuk sesuatu keinginan yang tak dapat saya peroleh, kini saya terbiasa mencari alternative pencapaian tanpa menyerah.

Kebahagiaan atau pun kegagalan datang datang silih berganti. Saya berusaha menerima semuanya dengan lapang dada. Kesedihan dan keceriaan menjadi makanan sehari-hari. Saya terus melangkah!

Satu-satunya alasan kenapa saya masih sanggup berdiri dalam segala macam kegagalan adalah karena saya terus mengasah mental menjadi kuat –sekuat-kuatnya-

Percayalah, hanya itu modal kita untuk berperang dalam kehidupan. Menerima segala sesuatu dengan kesiapan mental. Karena hidup bukanlah hanya untuk bahagia tapi juga untuk rasa sakit yang seringkali tak kita harapkan.

(Yogyakarta, 270905)






Puisi : Pulang

Menjadi pengembara itu bukan persoalan yang mudah

Menyisakan banyak duka dan cita yang dengan kuat harus dihadapi

Menghayati setiap jengkal perjalanan

Memberikan banyak pelajaran menarik untuk dipetik

Menjadi perantau itu bukan hanya persoalan pergi dari kampung halaman

Tapi harus menumbuhkan keberanian untuk terasing dan sendirian

Ketika akhirnya hasil di dapatkan

Apakah menjadi pengembara itu menyisakan kegagalan atau keberhasilan

Jangan lupa, kita harus pulang

Ya, aku harus pulang

Setelah sekian lama berjuang dalam pengembaraan

Ah, betapa aku merindukan pelukan hangat ibunda dan menjadi bayi yang rindu susuan setelah sekian lama harus mandiri di perantauan


Yogyakarta, 260905


Puisi : Sepi

Malam ini, banyak orang lalu lalang

Bulan ditemani ribuan bintang

Bahkan anjing tetangga pun berlarian bersama kawan-kawannya

Toke-toke tak mau kalah saling bersahutan

Sayang sekali..

Telingaku tuli

Mataku buta

Hatiku tandus

Sehingga keramaian tampak sepi

Ya, malam ini aku kesepian diantara keramaian

Ah, alangkah memalukan!


Yogyakarta, 260905, 22:54

Puisi : Inilah Hidup!

Inilah hidup

Semua berhak memaknai semaunya

Seperti juga kamu, aku, dan kita semua

Hiduplah dengan apa yang diyakini benar

Walau benar bagiku belum tentu benar bagimu

Benar bagimu belum tentu benar bagiku

Tapi inilah hidup

Kita berhak memaknai semaunya


Yogyakarta, 260905

Puisi : Kerelaan

Setiap pagi aku terjaga

Aku lantas menarik nafas panjang

"Ya, dia telah pergi,"

Tapi mimpi tentangnya tampak nyata

Aku lantas bernyanyi lagu sendu

Sambil menangis sedih

Waktu, berjalan begitu lamban bagi kesedihan

Dan berjalan cepat bagi kebahagiaan

Saking cepatnya aku bahkan tidak menyadari

Kebahagiaan telah berganti kesedihan

Mimpi, suara, dan rindu hilir mudik dalam kesepian

Sekali lagi, Tuhan. Aku mohon!

Biarkan aku rela melepasnya pergi.

Biarkan setiap pagi aku terjaga

Dan tersenyum, "Oh, inilah kenyataan yang begitu indah."


Yogyakarta, 260905


Puisi : Rindu

Alunan ayat Qur'an mengalun merdu dari bibirmu

Aku terbenam dalam kekaguman

Menatapmu bagai malaikatku

Kau dan aku malam itu

Memaknai cinta dengan sentuhan-Nya

Bahwa kita yakin Allah selalu ada di tengah kita

Waktu berlalu..

Kini kita ibarat burung yang bebas lepas dari sangkar

Terbang ke manapun kita suka

Tak ada saling mengingatkan lagi

Tak ada alunan ayat Qur'an yang mengalun merdu dari bibirmu

Ah, aku rindu…malaikatku


Yogyakarta, 260905

Puisi : Ketika Aku Mati

Ketika aku mati

Tak ada yang tersisa dalam kehidupanku

Selain teman yang mengenangku

Berapa lama mereka mengenangku?

Rasanya tak terlalu lama, mereka terlalu sibuk dengan dunianya

Ketika aku mati

Semua terkubur di tanah

Kecuali keluarga yang menyanyangiku

Tapi itu tak berlangsung lama karena mereka sibuk dengan manusia baru yang hadir

Ketika aku mati

Yang aku tinggalkan hanya satu dan itu abadi

Hanya tulisan yang kutitipkan di sini

Ketika aku mati

Silahkan sepuasnya menikmati segala tulisan di sini

Kutitipkan sebagai warisan anak cucuku kelak

Agar mereka mengetahui sejarah nenek moyangnya


Yogyakarta, 260905


Puisi : Handphone

"Jangan menyerah pada hidup" nasehat kawan

"Tidak! Aku tidak menyerah!" jawabku tak kalah tegas dibanding prajurit

Tapi aku adalah ibarat handphone yang kamu pakai

Kamu pakai telpon kemana-mana

Lantas low batt

Apa yang kamu lakukan? Tentu saja mengisi batere kembali

Agar kamu mudah untuk memakainya lagi

Kali ini aku seperti handphone yang low batt

Aku butuh kamu untuk mengisi batere dengan kasih sayang tak terbatas

Sayangi aku, seperti aku menyanyangimu

Biarkan aku menjadi handphone yang kamu butuhkan

Dan biarkan kamu menjadi batere buatku.


Yogyakarta, 260905


Puisi : Badai Tsunami

Angin semilir menyentuh kulitku

Berusaha meredakan gelisah dengan kesegarannya

Sayang dia terlambat datang

Kemarau panjang menerpa hatiku sekian lama

Yang kubutuhkan bukan hanya angin

Aku butuh hujan

Itu pun bukan hujan rintik-rintik

Aku butuh hujan besar yang membanjiri hatiku

Kalau perlu aku butuh badai tsunami

Ya, aku butuh seseorang yang mencintaiku seperti badai tsunami

Agar dia berhasil memporakporandakan kekokohan masa lalu

Dan menggantinya dengan lembaran baru


Yogyakarta, 260905



Puisi : Puisi

Ketika rasa-rasa hinggap di hati manusia

Ada baiknya berpuisilah

Ketika jatuh cinta..buatlah puisi cinta

Ketika merana..buatlah puisi sedih

Biarkan orang tertawa dan menangis karena membacanya

Alirkan semua rasa dalam ungkapan puisi

Oh, alangkah baiknya Tuhan menciptakan talenta pada manusia

Sehingga tercipta banyak puisi indah di dunia ini

Bahkan Kahlil Gibran mengungkapkan semua kesedihan

Dalam untaian kata yang tak lekang oleh zaman

Dan yang paling abadi adalah

Bahwa Tuhan pun berpuisi dalam Al-Qur'an

Maka berpuisilah karena setiap orang punya cerita yang layak dikenang


Yogyakarta, 260905


Puisi : Ketika Dia Datang

"Lupakanlah!" ujar sahabatku dengan tegas

Aku menggeleng gelisah, "Bagaimana?"

Bertahun lamanya aku terkurung dalam kesedihan

Bersamanya, begitu membahagiakan

Mungkin hingga kini aku tak rela kehilangan

"Itu konsekuensi jatuh cinta!" lanjutnya

Lalu airmataku jatuh ke bumi, "Kucoba nikmati sakit seperti kunikmati bahagia."

Kemudian, aku terkejut

Tuhan, dia datang!!

Keramahan, senyuman, kehangatan, pancaran matanya..

Aku tergugu bahagia

Tapi, tidak!!

"Oh, Tuhan, kenapa kamu ciptakan manusia memiliki banyak kemiripan di dunia ini?"

Jangan biarkan aku jatuh cinta pada lelaki itu

Hanya karena dia begitu sempurna Engkau ciptakan menyerupai lelaki di masa laluku.


Yogyakarta, 260905


Puisi : Pertemuan

Masih ingat pertemuan terakhir kita?

Bersama sahabat karib yang luar biasa sangat mengenalku

Senyummu kini kalah bergairah dibandingkan dirinya

Padahal dulu senyummu mengalahkan semua senyuman

Jiwaku terus menyala

Namun kupahami cintamu terus meredup

Oh, sulitnya menyakinkan dirimu bahwa aku berubah

Perubahan yang lebih baik bagiku

Tapi ternyata memburuk bagimu

Ya..ya..ya

Cintamu telah mati

Sehingga makna yang berbinar di mataku

Kamu anggap sebagai kebahagiaan untukku sendiri,

Bukan karena betapa berartinya pertemuan terakhir kita itu

Ya..ya..ya

Peluklah kebenaran yang kamu anggap benar

Bagiku sudah cukup untuk menikmati cintaku sendirian

Semoga bahagia…


Yogyakarta, 260905


Puisi : Pergi

Seperti udara yang kemudian tanpanya manusia akan mati

Tanpamu aku melepas setengah kehidupanku

Sunyi…sepi..perih…sakit… tanpa wajah teduh dan manis senyummu

Pedulikah kamu jika kukatakan bahwa kamulah udaraku?

Ataukah kamu tetap memilih pergi dan membuatku perlahan mati?


Yogyakarta, 260905


Puisi : Cinta

Kita tak pernah mengerti mengapa ada perih dalam cinta

Bahkan banyak kepalsuan mengatasnamakan cinta

Atau harus berpisah ketika begitu mencintai

Mungkin saja kita dipaksa untuk memahami bahwa seperti itulah cinta

Pantas banyak yang mengatakan berani jatuh cinta harus pula berani bersakit-sakit

Ketika selepas bahagia sedetik kemudian meraung bertangisan

Hingga usia seperempat abad kini

Aku masih tak bisa mengerti darimana rasa sakit itu tiba-tiba hadir

Aku pula tak memahami mengapa harus mencintai sendiri

Yang ku bisa lakukan, hanya menatapnya dari jauh

Berharap-harap bahwa suatu ketika dia menyadari ada yang menunggu

Di sini…di sebuah perbatasan antara benci dan cinta

Oh, alangkah tipisnya kedua rasa itu


Yogyakarta, 260905


Pagelaran Seni Nusantara, WOW KEREN!!

Selepas sholat Isya, saya mengajak salah satu anak kost untuk berjalan-jalan ke Malioboro sekedar untuk mencairkan homesick yang beberapa hari ini mengganggu. Niat awal adalah kami ingin nongkrong saja di taman Malioboro tapi ternyata perhatian saya tersedot oleh acara bagus yang diselenggarakan di Musium Serangan Umum 1 Maret.

Oow..ternyata mbak-mbak dan mas-mas yang berdandan lengkap pakaian khas daerah adalah kontinen dari Nangroe Aceh, Sumbar, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, bali, Sulawesi Selatan, Jawa barat, NTB, Kalimantan Timut, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Papua yang akan menyajikan kesenian khas daerahnya masing-masing guna menyambut Ulang tahun Kota Yogyakarta ke 249 (07 Oktober 1756 – 2005). Luar biasa terpesonanya saya!

Budaya Nusantara untuk semua "Pagelaran Seni Nusantara" begitu tema yang diusung dalam acara ini Menyesal sekali saat itu saya tidak membawa kamera, atau pun handphone untuk mengabadikan keelokan kesenian yang ditampilkan (lha wong acara awal cuman mau nongkrong doang.), bahkan saya harus berusaha keras untuk meminjam pulpen dan meminta selembar kertas untuk menulis hal-hal penting di sini. Acara yang dipadati ratusan penonton, tak ketinggalan turis asing berlangsung sangat meriah. Tepukan menggema dari setiap pertunjukan satu daerah ke daerah lain berakhir. Sungguh, saya kagum sekaligus senang karena dapat menyaksikan secara langsung peristiwa yang menggambarkan betapa kayanya Indonesia kita tercinta ini. Sejenak penonton terhibur dari kepenatan persoalan naiknya BBM, susahnya mencari uang, mahalnya biasa pendidikan, kericuhan dunia politik, dan semua hal yang membuat kita mengalami ketumpulan pikiran. Semoga saja seni-seni indah Indonesia tercinta tetap dapat terpelihara dan dinikmati oleh anak cucu kita kelak. (Malam minggu, 250905)


Bersama mereka, saya tertawa...


Bersama mereka, saya tertawa...

Foto ini diambil bulan juli 2004 lalu, dan foto ini merupakan foto favorit saya. Beberapa diantaranya (termasuk saya) sudah tidak tinggal dalam satu 'atap' lagi.Tapi kenangan bersama mereka masih saya bawa hingga sekarang. Bersama mereka saya tertawa, berkeluh, bersedih, dan bergembira ria. Terima kasih.

Kembalilah Pada-Nya…

Ketika gelisah mendera hati
Ketika kesedihan memuncak
Ketika berbagai masalah terasa memberati langkah
Ketika begitu sulit menemukan solusi
Ketika kita merasa sudah tak mampu menghadapi semuanya
Maka…
Saatnya kita kembalikan pada-Nya diri kita
Dialah pemilik diri ini
Dialah Maha Tahu segala sesuatu
Dan…
Berdoalah untuk semuanya

Orang Lain Menilai Kita…

Agus Sutikno seorang Trainer Motivasi yang memiliki jam terbang tinggi, pagi tadi dalam sajian singkat di radio Eltira Yogyakarta menyatakan bahwa pada awal tahun 2005 beliau ditawari oleh lima perusahaan besar untuk menduduki posisi puncak salah satunya sebagai General Manager Marketing. Perusahaan-perusahaan yang menawarkan posisi itu, kesemuanya merupakan hasil rekomendasi dari orang lain untuknya.
Yang menarik adalah ketika dia berkesempatan bertemu dengan pemilik perusahaan, dia bertanya siapa orang lain itu? Ternyata salah satu diantaranya adalah hasil rekomendasi dari bawahannya yang kini menjadi orang penting di perusahaan itu.
Well, siapa yang mengira bahwa Marketing Executivenya dulu kini telah menjadi seorang General Manager dan karena dia akan mengundurkan diri, dia merekomendasikan beliau untuk menduduki jabatan itu.
Lantas, setelah mendapat kesempatan untuk bertemu dengan mantan bawahannya itu. Beliau bertanya mengapa dia merekomendasikan dirinya? Sang mantan bawahan menceritakan salah satu pengalaman menarik saat menjadi bawahannya. "Bahwa Anda sangat menghargai karyawan dan itu yang dibutuhkan karyawan untuk tumbuh berkembang."
Pengalaman saya sendiri adalah persis tahun ini juga, saya direkomendasikan oleh sahabat untuk mengabdi di beberapa perusahaan besar, bahkan salah satu diantaranya tidak peduli bahwa saya saat ini belum menyelesaikan sarjana, ketika saya tanya kenapa saya yang mereka rekomendasikan untuk jabatan itu, salah satu diantaranya menyatakan, "Because u are energic, taft, strugle, and smart. U are extra ordinary woman."
Saya tidak mengerti darimana beliau bisa menyimpulkan hal itu, terlebih mereka tidak secara berkesinambungan berhubungan dengan saya. Bahkan diantaranya adalah kawan lama.
Pelajaran yang dipetik di sini adalah bahwa sesungguhnya kita takkan pernah tahu kelak orang-orang yang berhubungan dengan kita menjadi siapa dan apa yang kita lakukan memang tak luput dari penilaian orang lain. Siapa pun! Jadi berbuatlah yang terbaik!

Semangat…

Ketika saya berbicara dengan orang-orang yang energic dan punya kobaran semangat yang meledak-ledak, saya merasa bahwa efek semangat mereka menular pada diri saya. Tiba-tiba saya yang saat itu merasa ‘BT’ bisa langsung sembuh dan langsung ikutan happy. Beruntunglah, sebab banyak sahabat yang menularkan semangatnya pada saya, kini saya terbiasa hidup dengan penuh semangat. Akhirnya, semangat saya tertularkan kepada sahabat saya yang lain.
Kebiasaan bersemangat ini membuat beberapa sahabat menanyakan resep bagaimana supaya hidup terus bersemangat. Padahal, seperti manusia yang lainnya, saya juga menghadapi masalah dalam hidup. Tak ada resep sesungguhnya, selain “keyakinan bahwa kita selalu punya solusi bagi semua permasalahan.” Dan punya ‘semangat untuk menyelesaikannya” Titik
Semoga semangat inilah yang memotivasi saya untuk mampu terus menjalankan roda kehidupan, seberat apapun!

Self Understanding…

Mereka yang bodoh ingin menguasai dunia, tetapi orang yang pintar dan bijak ingin menguasai dirinya sendiri. Sejarah membuktikan kebenaran pepatah kuno ini. Pada dasarnya, menguasai diri sendiri merupakan titik tolak dari setiap filosofi, kebajikan, ajaran, dan tuntutan praktis bagi kehidupan.
Untuk bisa menguasai diri, kita harus terlebih dahulu memahami diri sendiri (self-understanding). Kita harus memahami beberapa hal yang mendasar mengenai diri kita, antara lain tentang : kelemahan, kekuatan, karakter dasar, bakat, kebiasaan, perilaku, core beliefs, self-interest, kecenderungan respons terhadap perubahan, dan seterusnya.
Self-understanding membantu mengetahui tingkah laku dasar Anda. Pemahaman terhadap diri sendiri juga akan membantu Anda menghargai kekuatan-kekuatan Anda serta menyadari kelemahan-kelemahan Anda. Self understanding akan memudahkan Anda memosisikan diri (self-positioning) dalam tatanan dan system nilai yang ada di lingkungan Anda. Self understanding akan menghindarkan Anda dari kesalahan-kesalahan sepele yang cukup mengganggu kehidupan sosial Anda dan yang paling penting adalah self-understanding yang sesuai akan mengetahui kesalahan yang Anda lakukan. (Diadaptasi dari buku HOW To Make Your Life More Easy n Productive – Linda Bradford)

Diri Anda seperti yang Anda pikirkan!

Jika Anda pikir Anda tidak pintar, maka Anda akan menjadi tidak pintar
Jika Anda pikir Anda tidak dicintai, maka Anda akan menjadi tidak dicintai
Jika Anda pikir Anda tidak layak, maka Anda akan menjadi tidak layak
Jika Anda pikir Anda tidak kompeten, maka Anda akan menjadi tidak kompeten
Jika Anda pikir Anda tidak berguna, maka Anda akan menjadi tidak berguna
Jika Anda pikir Anda tidak bahagia, maka Anda akan menjadi tidak bahagia
Jika Anda pikir Anda tidak beruntung, maka Anda akan menjadi tidak beruntung
Jika Anda pikir Anda tidak cantik, maka Anda akan menjadi tidak cantik
Ya, diri Anda seperti yang Anda pikirkan!

Yuk tertawa…!

"Jika sekali tertawa dalam sehari menunjukkan bahwa kita masih hidup, maka dua kali sehari tertawa berarti masalah bisa diatasi, sedangkan tiga kali sehari menunjukkan harapan dan optimisme, serta empat kali sehari menghantarkan kita pda kemampuan mengatasi masalah dengan baik. Akhirnya, jika lima kali kita tertawa dalam sehari, maka itu akan membuat kita lebih panjang umur."

Tertawa sebenarnya menunjukkan kemampuan psikologis seseorang untuk menyeimbangkan beban-beban yang ada. Tertawa menunjukkan optimisme dan perencanaan kesehatan mental yang proporsional. Kemudian, Ekspresi gembira sambil tersenyum atau tertawa merupakan cara paling mudah dan efektif untuk memberi kesan bahwa Anda adalah seorang yang menarik, "Tersenyum atau tertawa dapat memberi kesan enerjik yang sangat berpengaruh," kata Andrew J.Dublin, penulis buku mengenai karisma di Amerika.
Riset di bidang kedokteran menyatakan tertawa adalah obat yang mujarab. Dr. Lee Berk dari Universitas Loma Linda, dalam penelitiannya, mengatakan bahwa tertawa akan mengurangi hormone stress dan meningkatkan terbentuknya antibody yang akan memerangi infeksi kemarahan. Hubungan penuh tawa akan menjadi hubungan Anda lebih sehat.
Ciptakan rasa humor yang bisa membuat Anda dan sahabat tertawa. Tertawa tentu dimulai dari hati yang gembira, karena tertawa yang membawa faedah adalah tertawa yang dilandasi ketulusan dan tidak dibuat-buat. Hati yang gembira akan membuahkan tertawa yang lepas dan tulus serta wajah yang berseri-seri. Hal inilah yang akan melancarkan hubungan Anda dengan banyak pihak. Selamat tertawa!

Dampingi Cinta Anda dengan sentuhan Allah…

Allah telah menciptakan umat-Nya berpasang-pasangan. Alangkah indah jika akhirnya kita mendapatkan pasangan yang telah lama kita idam-idamkan. Semoga Allah memberkati.
Sepanjang perjalanan menuju rumah, kuping saya setia mendengarkan lagu-lagu bertemakan cinta hingga akhirnya kilasan 5 menit dari Iip Wijayanto (Penulis buku bertema 'cinta') hadir, beliau menyatakan bahwa cinta harus didampingi sentuhan Tuhan.
Apa yang saya tangkap dari uraiannya adalah bahwa jika kita mendampingi cinta dengan sentuhan Allah. Maka, yang terjadi adalah sebuah cinta sesungguhnya. Cinta yang terlepas dari nafsu semata, hubungan tak sehat, dan cinta yang selalu dipayungi oleh ketulusan.
Semoga cinta saya kelak tak lepas dari sentuhan Allah.

Hiduplah dengan Cinta…

Setiap hari dalam doa selepas shalat. Saya berdo'a pada Allah untuk selalu menerangi hidup saya dengan cinta.
Cinta, ya cinta, hanya dengan cinta hidup kita akan selalu bahagia. Cinta tak selalu didapatkan dari seorang laki-laki kepada perempuan, atau cinta perempuan kepada laki-laki. Cinta adalah ungkapan rasa saling menyanyangi antara semua makhluk Tuhan. Cinta tak terukur dari Allah kepada saya, dan betapa saya mencintai-Nya. Cinta tak terbatas saya dapatkan dari mama, dan betapa saya pun mencintainya. Cinta saya dapatkan dari sahabat-sahabat, dan betapa saya mencintai mereka semua. Cinta dari semua orang untuk saya, dan betapa saya mencintai mereka semua.
Allah, tolong selalu terangi hidup saya dengan cinta karena itulah yang selalu membuat saya bahagia. Amin.

Rajawali!!

Salah seorang Sales Representatif di perusahaan kami, mengirimkan SMS panjang. Begini…

“Mbak, ada sebuah cerita bagus yang ingin saya bagi. Ada pipit kecil sedang menangis di sawah yang sedang panen. Seekor rajawali melihatnya dan bertanya, kenapa kamu menangis? Pipit menjawab kalau makanannya habis. Lalu, Rajawali memerintahkan pipit naik ke punggungnya dan terbang bersamanya. Kemudian Rajawali mengajak pipit terbang melewati hutan-hutan yang penuh dengan buah-buahan yang selama ini belum pernah pipit lihat. Akhirnya pipit baru sadar bahwa di dunia ini penuh makanan, bukan hanya padi di sawah. Karena makanan yang berlimpah, pipit menjadi tumbuh besar, bahkan berubah menjadi rajawali dan dia tidak pernah bosan mencari pipit-pipit kecil yang menangis untuk dijadikan rajawali. Mbak, always be our rajawali ya?”
dan saya hanya bisa membalas…

“Semoga kita semua bisa menjadi Rajawali!”

Memulai dari diri sendiri!

Indonesia rupanya memang masih menganut sistem teladan, dalam arti tidak adanya kesadaran untuk membuat diri sendiri lebih baik tanpa adanya panutan.
Demikian yang saya rasakan selama berkecimpung di lapangan. Saya sendiri, terus terang awalnya sangat meneladani pola kerja atasan saya yang sudah lebih dari empat tahun bersama saya. Kinerjanya, semangatnya, pola pikirnya, dan stylenya sangat mengagumkan. Sedikit kekurangan, bukan masalah, yang pasti apa yang beliau katakan pada bawahannya terlebih dulu sudah beliau aplikasikan dalam kehidupannya. So, beliau menjadi figur teladan yang layak diteladani.
Kemudian, ketika akhirnya saya masuk menjadi seseorang yang harus mensupervisi karyawan yang lain. Langkah awal yang saya lakukan adalah menjadikan diri saya menjadi contoh yang baik. Memulai apa yang ingin saya terapkan pada karyawan dengan menerapkannya pada diri sendiri terlebih dahulu. Jika saya sudah yakin kalau contoh itu sudah siap di duplikasi maka saya segera membuat perintah atas hal tersebut. Hal ini akan meminimalisasi pelanggaran peraturan yang diterapkan oleh perusahaan. Tentu saja, ini memudahkan saya untuk mengkritik jika karyawan melakukan kesalahan. Selamat bekerjasama untuk menciptakan iklim saling meneladani!

Mempertahankan Karyawan!

Barb Wingfield dan Janice Berry dalam bukunya "Retaining Your Employees" mengenalkan 3 R yang penting dalam mempertahankan karyawan.
R pertama, RESPECT artinya menghormati
R kedua, RECOGNITION, artinya mengakui
R ketika, REWARDS, artinya menghargai
Mengapa Anda perlu mempertahankan karyawan? Ada beberapa alasan yang dikemukakan :
Turnover karyawan yang tinggi seringkali merepotkan karyawan lainnya maupun para pelanggan; karyawan yang mengundurkan diri selalu membawa serta pengetahuan yang telah diperolehnya. Kesenjangan yang terjadi ini akan menyulitkan perusahaan dalam mewujudkan sasarannya, dan juga akan mengganggu proses pelayanan pelanggan.
Pergantian karyawan memerlukan biaya. Biaya pergantian seorang karyawan diperkirakan mencapai lebih dari dua kali gaji setahun (bahkan bisa lebih besar jika yang keluar adalah seorang manajer menengah), belum termasuk hilangnya pengetahuan yang dibawa serta.
Merekrut karyawan memerlukan waktu dan upaya yang besar, yang sebagian akan terbuang sia-sia. Di sini pun Anda harus bersaing untuk mendapatkan karyawan yang bermutu, dan calon karyawan selalu menggunakan besarnya gaji dan benefit sebagai pertimbangan.
Mengembangkan karyawan baru agar mampu menjalankan tugas dengan baik perlu waktu lama.
Melihat alasan yang dikemukan rasanya masuk akal jika perusahaan siap untuk mempertahankan karyawan dengan kebijakan yang diambilnya. Dan saya, sebagai seorang karyawan rasanya sangat masuk akal jika 3 R itu dikembangkan dalam perusahaan.
Tulisan ini akan mengulas tulisan kacamata seorang karyawan, seperti saya.
RESPECT
Sebagai sikap menganggap, memandang, atau mempertimbangkan karyawan. Menghormati merupakan pondasi dalam mempertahankan karyawan. Sebagai seorang karyawan, tentu saja saya harus menaati segala peraturan di perusahaan, namun kebijakan yang semena-mena dalam perusahaan, terlebih tak adanya rasa hormat pada karyawan akan membuat saya langsung cabut, sebesar apapun gaji yang diberikan.
RECOGNITION
Kurang pekanya manajemen terhadap kebutuhan dan reaksi karyawan biasanya merupakan awal dari permasalahan dalam mempertahankan karyawan. Pengalaman saya sebagai 'pembantu' di sebuah perusahaan besar telah menyiratkan satu pelajaran berharga. Ketika itu saya diperbantukan dalam segala urusan perusahaan, namun keberadaan atas apa yang saya lakukan seolah tidak diakui. Itulah awal penyebab saya memilih berkarier di perusahaan lain yang lebih mengakui dan memperhatikan apa yang saya lakukan.
REWARDS
Salah satu kebijakan perusahaan yang bisa diambil adalah kenaikan gaji bagi karyawan yang berprestasi atau pemberian sesuatu atas usaha yang dilakukan, ini akan menyebabkan karyawan merasa bernilai dan mau bekerja keras dan memperhatikan perusahaan. Walaupun rewards merupakan porsi terkecil dari seluruh upaya mempertahankan karyawan, hal ini tetap merupakan bagian yang penting.
Satu lagi alasan mempertahankan karyawan Anda adalah jangan sampai karyawan hebat Anda berpindah ke perusahaan lain yang mungkin dengan pengetahuan yang didapat bisa menjadi ancaman tersendiri bagi pertumbuhan perusahaan. Orang hebat selalu dicari! Begitu pula karyawan unggul. Bukankah setiap perusahaan selalu mencari karyawan unggul, yang bersedia memberikan kontribusi terbaiknya untuk perusahaan.
Oke, selamat mempertahankan karyawan Anda!

Belajar Mengakui Kesalahan!

Tentunya sebagai manusia yang secara sengaja atau tidak sengaja selalu melakukan kesalahan. Cara paling gentle yang bisa dilakukan adalah dengan bertanggungjawab pada apa yang kita lakukan, belajar mengakui kesalahan!
Bagi saya pribadi, acara meminta maaf merupakan ritual yang harus dilakukan jika saya merasa bersalah atau telah melakukan kesalahan kepada orang lain. Pergaulan di dunia Marketing sangatlah luas. Saya harus mengenal banyak orang di berbagai lapisan, status sosial, jabatan, usia, etnis, dan ragam lainnya. Sebab setiap orang memiliki pola sendiri dalam menjalani hidupnya, tak jarang gesekan perbedaan terjadi. Bisa jadi saya menyinggung, bersalah, dan menyakiti orang lain. Mengakui dengan berani bahwa saya salah, lantas meminta maaf menjadi lem perekat bagi saya dan semua sahabat.
Sekitar satu bulan ini saya berinteraktif dengan salah satu pembaca website yang beberapa emailnya masuk. Dalam emailnya, beliau mengkritisi apa yang saya tulis dan saya lakukan di lapangan. Sesungguhnya ada bagian tertentu yang mungkin saja benar, dan dengan sangat terbuka saya berusaha untuk bisa menerimanya. Satu yang tidak bisa saya terima, adalah ketika dengan yakin, beliau mengatakan mengenai diri saya yang sama sekali tidak benar. Pengakuan jika saya bersalah, akan saya lakukan dengan berani. Namun jika saya tidak merasa melakukannya, maka dengan sangat berani akan menolak asumsinya tersebut.Selamat mengakui kesalahan Anda dan memperbaikinya!

Kritik Konstruktif!

Penelitian yang dilakukan oleh Simmons/Bright menemukan bahwa :
1. Wanita lebih sulit menerima kritik dibanding pria (30% versus 19%)
2. Orang yang tidak memiliki tanggungjawab supervisi ternyata lebih sulit untuk memberi kritik dibanding mereka yang memiliki tanggung jawab supervisi
3. Banyak orang – 51% - ternyata merasa paling sulit kalau harus mengkritik atasannya.

Dengan tidak mempedulikan siapa pun yang dikritik, ternyata awal dari proses memberi kritik merupakan aspek yang tersulit.
Ketika menghadapi karyawan baru, salah satu yang saya lakukan adalah saling memperkenalkan diri satu sama lain, menunjukkan tempat-tempat di kantor yang harus mereka ketahui, menunjukkan meja mereka, dan yang paling penting adalah saya selalu mengungkapkan keinginan serta harapan saya atas kedatangan mereka.
Biasanya, secara spesifik saya menjabarkan apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa perusahaan berikan agar terjadi win-win solution bagi kami bersama.
Kritik merupakan salah satu yang dapat mempererat hubungan karyawan dan perusahaan. Saya amat terbuka dengan kritik yang disampaikan oleh karyawan, demikian pula sebaliknya saya tak segan untuk mengkritik kesalahan yang mereka lakukan. Sebagai penanggungjawab perkembangan perusahaan, kritik merupakan sarana ampuh memperbaiki sistem secara berkala hingga mencapai kesempurnaan yang diharapkan.
Awalnya banyak yang sungkan, segan, atau malu-malu menyampaikan kritik. Tapi, sejalan dengan kepercayaan yang saya berikan bahwa kami semua adalah satu tim yang sedang membangun sebuah sistem dan masing-masing menjadi bagian yang penting di dalamnya. Kritik dan saran menjadi wacana tersendiri bagi pertemuan pagi kami.
Tentu saja, kepuasan setiap orang itu tak terbatas sehingga kritik dan saran akan saya saring secara proporsional. Kritik tak masuk akal akan diberikan penjelasan yang masuk akal. Kritik yang tidak konstruktif akan diarahkan menjadi lebih sehat. Saran yang memberatkan akan dibelokkan pada dukungan yang secara adil dilakukan perusahaan. Beruntunglah, perusahaan tempat saya bekerja merupakan perusahaan kecil dengan jumlah karyawan tak lebih dari kurang dari seratus orang, sehingga amat mudah untuk saling mengakses satu sama lain. Bagi kami, tak penting siapa yang mengatakan, yang penting adalah apa yang dikatakan. Jadi, penelitian Simmons/Bright pada point tiga yaitu banyak orang – 51% - ternyata merasa paling sulit kalau harus mengkritik atasannya tidak berlaku bagi kami semua. Silahkan kritik saya jika jalan saya memang salah dan tak perlu takut saya kritik karena itu demi Anda juga! Selamat mengkritik konstruktif!

Susahnya berkejaran dengan target!

Sahabat saya, orang penting di sebuah perusahaan besar dan terkenal di Jakarta menelpon dua hari yang lalu.
Acara menelpon adalah sejenak untuk bertukar pikiran mengenai alangkah sulitnya posisi dia sekarang yang harus selalu bekerja dengan target.
Target..target..target..bukan hanya milik seorang marketing. Semua jabatan memiliki target tertentu. Termasuk di dalamnya target seorang penulis. Saat saya masih menjadi kontributor majalah remaja, seringkali ditelpon sekretaris redaksi untuk mengingatkan deadline tulisan. Dalam menyelesaikan sebuah buku, juga mengenal target penyelesaian. Biasanya jika buku sudah selesai diedit oleh penerbit, maka hasil edit akan dikirim kembali kepada penulis untuk dibaca atau diedit ulang dalam kurun waktu tertentu. Jika batas waktu pengiriman dilanggar, maka yang akan dipakai adalah hasil editan penerbit. Jadi, semua memang butuh ada target!
Tapi sesungguhnya berkejaran dengan target jika dijadikan beban maka yang terjadi adalah penyiksaan, badmood, dan justru terjadi kebingungan. Jadi, biasanya saat saya harus berkejaran dengan target, saya menjadikan target itu bukan hanya sebagai target perusahaan tapi saya menjadikannya target pribadi. Dengan keseimbangan antara kedua target tersebut, saya akhirnya bisa enjoy aja dalam berkejaran dengan target! So, selamat mencapai target!

Berburu Buku!

Sepulang dari Purwokerto, sekilas saya membaca sebuah spanduk di tikungan jalan "BURSA BUKU MURAH" begitu bunyinya. Langsung terbitlah air liur saya membaca itu. Buku…buku..buku…di kepala saya langsung terbayang banyak buku bagus yang bisa saya borong. Ya, memasuki sebuah bursa buku bisa menguras dompet saya dalam sekejap.
Malamnya, kebetulan sekali, sahabat saya berkunjung ke rumah, serta merta saya langsung mengajaknya ke sana. Wow! Memasuki areal parkir gedung wanita-yogyakarta, saya sudah sangat yakin bahwa pengunjung full.
Dengan langkah senang, saya segera mengunjungi stand-stand buku lantas dengan lapar mulai memilah milih buku mana yang akan saya lahap. Kayak makanan aja deh!hehehe…Untunglah, sahabat saya adalah pecinta buku juga sehingga dari satu stand ke stand lainnya dia ikut menikmati.
Bagi saya, berburu buku berarti berburu ilmu. Ya, dengan hanya sekian ribu hingga ratusan ribu saja, saya sudah tak dapat menghitung berapa besar manfaat yang saya dapatkan.
Teori-teori, pengalaman-pengalaman, nasehat-nasehat berharga berbaur dari satu penulis ke penulis lainnya. Saling menularkan manfaat satu sama lain. Selamat berburu buku dan rasakan bedanya!

Sales Representatif Pilihan!

Merujuk pada syarat utama seorang Sales Representatif bagi Hermawan Kartajaya harus memiliki 3 syarat :
Appearance, artinya penampilan orang yang dicari mesti rapi sehingga enak di padang
Attitude, artinya orang tersebut memiliki sikap yang baik. Dengan demikian, dia bisa melayani semua keluhan pelanggan dengan baik
Ability, dia harus memiliki kemampuan intelektual yang baik.
Baiklah, setelah saya analisa tulisan tersebut. Saya sangat setuju dengan beliau, dan ketiga syarat tersebut memang saya coba praktekan di lapangan. Tapi, entah kenapa, saya memang tidak atau belum mempercayai orang untuk melakukan wawancara bagi calon sales di perusahaan kami jika si pewawancara belum memenuhi kriteria sebagai seorang Sales. Bagi saya, orang yang bisa mewawancarai atau merekrut sales harus pula seorang sales yang sudah membuktikan minimal ketiga syarat di atas. Jika tidak? Maka saya akan melakukannya sendiri. Minimal sesuai dengan beberapa yang saya miliki dalam diri… Hahaha…ketika dalam melakukan komunikasi awal, saya sudah merasa klop dengan si calon, maka saya akan menerimanya. Appearance bisa saya poles kok, berbeda dengan Attitude dan Ability, dua hal itu paling sulit dipoles, jika individu tidak berusaha menuju ke arah sana. Jadi, ketika saya menemukan orang-orang seperti ini (terlebih orang seperti ini jumlahnya sedikit banget lho), langsung saya tangkap!

Pentingnya Hati!

Lagi-lagi saya dikejutkan dengan tulisan Hermawan Kartajaya “ Pada saat kemajuan yang luar biasa dan information technology yang bertumpu pada otak seringkali peranan hati dilupakan. Padahal, hati tetap menjadi kompas dari otak dalam pengambilan keputusan apa pun”

Hermawan Kartajaya seorang pakar bidang marketing dan edutainment. Membumbui tulisan-tulisannya dengan banyak ilustrasi berdasarkan hasil pengamatan dan pengalamannya sendiri, bukan dipetik dari buku-buku luar negeri dan teori-teori pakar manajemen.
Kenapa saya terkejut? Ya, karena beberapa ungkapannya seringkali seperti yang saya praktekan saat ini. Begini, sahabat, seorang konsultan bisnis menyatakan bahwa peranan SDM hanya sekitar 20-30 persen saja dalam perkembangan perusahaan. Tapi, saya membantahnya dengan menyatakan bahwa SDM sama penting dengan teknologi maupun manajemen dalam perusahaan.
Kenapa SDM penting? Karena akhirnya kita membutuhkan pemahaman setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik dan merupakan jalan hidup (way of life) dimana hal ini dapat meningkatkan kualitas total (total quality) melalui mekanisme kerja sistem yang berorientasi pada proses seperti proses informasi pelanggan (customers information processes), proses kerja (work processes), dan proses orang (people processes). Selamat menggunakan hati Anda!

Continuous Quality Improvement

“Dalam kehidupan, perubahan tak terhindarkan. Dalam dunia bisnis, perubahan adalah vital.” Warren Bennis
Tanggal 14 September yang lalu, sahabat dari Sulawesi Selatan, seorang pengusaha sukses di berbagai bidang (Telekomunikasi, jasa, dll) menjenguk saya di Yogyakarta. Sebagai bentuk dari relationship yang saya kembangkan dengan banyak patner bisnis, kedatangan beliau merupakan suatu kehormatan.
Selain menindaklanjuti kerjasama yang akan kami gulirkan. Saya mulai antusias menjabarkan pola kerjasama kami. Dengan santai beliau menanyakan, "Gimana kalo sistem kerja kamu saya jiplak?"
Sejenak saya diam. Sampai akhirnya menjawab dengan santun, "Silahkan. asal Anda memiliki pelaksana yang mampu. Kenapa tidak?" Lantas, beliau mengerutkan dahi, "Ya, yang paling penting adalah pelaksana programnya. Rasanya percuma kita meniru atau menduplikasi program atau sistem ini dan itu, jika tak ada pelaksana yang sanggup melakukannya."
Buku, teori orang sukses, program marketing bagus, bisa dengan mudah kita ambil dari semua sistem informasi tapi yang terpenting adalah semampu apa kita menjalankannya? Bagi saya sendiri, segala informasi akan menjadi pijakan awal untuk melakukan suatu gebrakan baru. Duplikasi? Boleh!tapi tentu harus disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Karena program yang dimiliki satu perusahaan berbeda - situasi kondisi – dengan perusahaan lainnya, tentu ini terkait juga dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di dalam perusahaan.
Yang paling baik adalah, teruslah belajar menyempurnakan system atau anutlah filosofi kualitas terus menerus (continuous quality improvement) melalui umpan balik positif. Selamat menjalankan program Anda!

Perempuan dan Cinta…

“Mbak, aku adalah perempuan yang mampu mencintai dengan segenap hati. Ah, saya bingung dengan keperempuanan saya.”
Demikian kalimat bagus yang dikirimkan sahabat melalui SMS.
Lantas saya membalas, “Berbahagialah karena kamu sudah dapat mencinta dengan segenap hati. Kenapa harus bingung?”
Mencintai dengan segenap hati? Seharusnya itulah yang paling pantas dimiliki oleh semua orang –termasuk juga saya tentunya- Jika istri sudah dapat mencintai suami dengan segenap hati tentunya segala kelebihan dan kekurangan suami bukan bahan yang akan dijadikan pertengkaran, perbandingan, kekurangpuasan, melainkan menjadi bumbu penyedap yang harus disyukuri. Demikian juga sebaliknya, jika suami sudah dapat mencintai istrinya segenap hati maka siapapun, apapun, dan bagaimanapun istrinya akan selalu dicintai.
TAPI memang mencintai segenap hati tidak dapat dilakukan oleh hanya satu pihak saja. Dalam kehidupan rumah tangga, mencintai segenap hati harus dilakukan oleh dua orang yaitu suami dan istri. Dalam hubungan pendekatan menuju nikah (pacaran.red) mencintai segenap hati dilakukan oleh si pria dan wanita.
Kini, mencintai segenap hati paling abadi yang hanya dilakukan oleh salah satu pihak adalah cinta Ibu kepada anaknya. Seorang Ibu tidak pernah menuntut balas dari anaknya, sebesar apapun pengorbanan yang diberikan, juga tidak pernah memilah dan memilih seperti apa anak yang dicintainya. Jika kita sudah lahir dari rahimnya, maka cinta Ibu sudah segenap hatinya.
Lantas jika kita memang akhirnya sudah mampu mencintai segenap hati apa yang akan kita dapatkan? Bahagia jawabannya!
Karena ketika sepasang kekasih/suami istri sudah dapat mencintai segenap hati, maka hubungannya akan langgeng selamanya. Jika hanya kita saja yang mencintai orang segenap hati, lantas orang tersebut tidak mencintai kita. Maka kita akan tetap diberikan kebahagiaan, karena sudah dapat memberikan rasa cinta tanpa pamrih. Mencintai bukanlah memiliki. Cintailah dengan segenap hati apapun itu, pasangan Anda, pekerjaan Anda, anak Anda, hobby Anda, dan semuanya. Selamat mencintai!

Stress Karyawan!

Saya memahami bahwa sebuah perusahaan besar bukan hanya memikirkan individu saja tapi memikirkan nasib sejumlah karyawan yang menjadi tanggungannya. Apalah jadinya memang jika sebuah perusahaan dengan 2000 karyawan mengalami kebangkrutan. Ini berarti bukan cuman satu orang kehilangan pekerjaan, tapi 1999 yang lain sontak menjadi pengangguran.
Sahabat saya, seorang ahli direksi perusahaan yang menggurita di negeri tercinta ini, saat dua minggu lalu saya pulang ke Bandung mengundang saya makan malam dan kami berbincang mengenai banyak hal. Bersyukur sahabat yang notabene menghabiskan pendidikan dan kariernya di negeri orang, sarat akan pengalaman dan informasi. Pertemuan dengannya semakin membuat saya belajar tentang banyak hal dalam memanajemeni orang.
Stress karyawan! Itulah topik kami saat itu.
Kompetisi yang digulirkan oleh perusahaan tak jarang membuat stress karyawan. Namun, saya sangat setuju dengan sistem kompetisi karena di sana akan terjadi seleksi alam, siapa yang kompeten untuk menduduki suatu jabatan. Stress yang pertama, biasanya akan dialami oleh siapapun jika orang tersebut tidak mampu melakukan sesuatu seperti yang orang lain (khususnya, lingkungan) lakukan. Padahal sesungguhnya, itu bukan karena mereka tidak mampu, tapi kebanyakan mereka tidak mau.
Sebuah ahli kejiwaan menyatakan bahwa “ Apa yang dihasilkan oleh seseorang adalah jauh lebih kecil dari potensi diri yang sebenarnya.” Ini berarti bahwa jika Anda mendapat nilai 4 untuk matematika Anda, sebenarnya Anda bisa mendapatkan nilai 10. Itupun jika Anda mau!
Kompetisi memaksa semua orang untuk mengaktualisasikan potensi dan bakat yang mereka miliki dalam diri. Memang benar, ini butuh kerja keras dan proses cukup panjang terlebih jika Anda sudah dininabobokan dengan rutinitas-rutinitas monoton tanpa tuntutan kreatifitas tapi Anda bisa bergaji besar. Wah, merubah budaya kalem menjadi hard worker bukanlah persoalan yang mudah. Banyak yang akhirnya mengundurkan diri, pensiun dini, bahkan keluar tanpa permisi dari perusahaan.
Lantas stress yang kedua adalah ketika seorang karyawan yang kreatif dan inovatif tiba-tiba bekerja tanpa kompetisi. Tidak ada kompetisi! Yang terjadi hanyalah budaya senioritas, tingkat pendidikan, KKN, dan beberapa kebijakan birokrasi yang membuat mereka tercekal dimana-mana. Banyak stress terjadi pada manusia-manusia muda penuh ide itu karena merasa dibutuhkan namun tidak dihargai. Mengikuti alur perusahaan yang standar dan baku, walau setelah dianalisa tidak begitu menguntungkan. Upaya perubahan yang dilakukan bak menubruk gunung es. Hancur! Akhirnya seperti stress yang pertama terjadi, mereka memilih mengundurkan diri, pensiun dini atau keluar tanpa permisi.
Lantas kepulangan saya dari acara bagi-bagi ilmu itu menyimpulkan bahwa kiranya cocok Prinsip yang diberikan Bapak Esmet Untung Mardiyanto, “MEMBERI DULU BARU MENERIMA”. Jika Anda adalah karyawan, marilah kita berikan kejujuran, rasa memiliki perusahaan yang besar, mengerti kesulitan perusahaan, ikut meningkatkan citra perusahaan di mata stakeholder-nya, hidup hemat, bekerja dengan antusiasme tinggi. Jika Anda adalah pemilik perusahaan atau manajemen, maka berikanlah kepada karyawan, kemampuan, transparansi keputusan, kejujuran, daya juang, kesempatan, informasi bermutu, kreatifitas dan teladan.
Mari kita lakukan prinsip itu untuk menekan stress, bukan hanya stress di lini karyawan tapi juga stress di lini manajemen. Dan sebaiknya apapun hasil akhir yang dicapai, serahkan pada keputusan Tuhan. Lakukan saja yang terbaik untuk kepentingan bersama. Selamat Memberi!

Siap mengoreksi dan siap dikoreksi!!

Banyak orang egois di dunia ini. Mereka ingin mengoreksi tapi tak ingin dikoreksi. Merasa selalu benar, itulah karakteristik manusia sesungguhnya.
Sebagai orang yang suka berdebat. Saya kadang menang, namun kadang juga kalah. Tapi saya percaya menang dan kalah sama—sama berharganya.
Dan sebagai manusia yang tak luput dari salah, SAYA SIAP ANDA KOREKSI! Beruntung lingkungan saya telah berkumpul banyak orang yang suka mengoreksi kesalahan saya. Beruntung sekali karena dari sanalah saya akan banyak belajar. Lebih beruntung lagi mereka juga menjadi orang-orang yang siap dikoreksi. Saling koreksi dan dikoreksi menjadi budaya yang cukup ampuh untuk menyempurnakan setiap langkah.
Tak perlu merasa malu atau rendah jika seorang atasan menerima koreksi anak buahnya dan tak perlu jengkel jika sebagai anak buah dikoreksi atasannya.Saya bukan tipe pekerja yang ABS alias Asal Bapak Senang, atasan saya tahu itu. Sebab itulah saya kadang melontarkan koreksi pada kebijakan yang ada. Lantas, atasan saya pun bukan tipe diktator, hingga segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan, kami rumuskan bersama demi kepentingan bersama. Dan saya pun sangat terbuka atas koreksi atasan saya. Semua demi dua kepentingan yaitu perusahaan dan karyawan!
Ada semboyan yang bagus yang saya ambil dari buku karangan Esmet Untung Marsiyanto dalam bukunya “Kiat-Kiat Meningkatkan MOTIVASI dan PROFESIONALISME KERJA”
-Do not ask your employees, what the employees can do for you, but ask your self, what you can do for your employees.- JADI, Jangan tanyakan karyawanmu apa yang dapat dilakukannya untukmu, namun tanyakanlah kepada dirimu sendiri, apa yang dapat kamu lakukan untuk para karyawanmu.
SEBALIKNYA untuk para pekerja (salah satunya adalah saya), semboyan berubah menjadi..
-Do not ask your company, what the company do for you, but ask yourself, what you can do for your company- JADI, jangan tanyakan apa yang perusahaan dapat lakukan untukmu, namun tanyakanlah kepada dirimu sendiri, apa yang dapat kamu lakukan untuk perusahaan dimana kamu bekerja.
Dengan semboyan masing-masing ini, saya yakin perusahaan bisa bergerak maju. Karena masing-masing memikirkan kepentingan orang banyak dibandingkan kepentingannya sendiri. Masing-masing berusaha memberi bukan menuntut.
Dan lagi-lagi karena kita semua sama-sama manusia yang tak luput dari salah MAKA demi terbinanya persatuan demi kepentingan bersama itulah kita membutuhkan koreksi satu sama lain.
Jadi jika perusahaan mengharapkan pekerjanya bekerja dengan baik, bersemangat, produktif, dan kreatif. Lantas, karyawan menuntut gaji, tunjangan, rasa aman, dan pertumbuhan pribadi. Sadarilah peran dan tanggungjawab masing-masing, agar terjalin hubungan yang efektif. Kedua belah pihak saling menghormati, saling menguntungkan, serta saling menguatkan.
Menyadari hal itulah saya mulai melangkah di perusahaan, sebagai karyawan, saya selayaknya mampu memberikan yang terbaik bagi perusahaan dan sebagai seorang atasan, saya mampu memberikan yang terbaik bagi bawahan. Semoga apa yang saya lakukan di lapangan memberi efek positif bagi pertumbuhan perusahaan. Selamat mengoreksi dan dikoreksi!

Belajar dari Koreksi….

Kita tidak mungkin bisa maju tanpa memulai sesuatu dengan keberanian!
Ya, buat saya memulai sesuatu bukan karena saya tahu, saya kenal, atau saya pernah. Saya memulai sesuatu dari keinginan menjadi lebih baik, memulai dari NOL. Dari tak tahu menjadi tahu, dari tidak sempurna menjadi nyaris sempurna. Dan yang paling penting semuanya perlu keberanian untuk memulai. Penuh spekulasi memang, rawan kegagalan, dan banyak ancaman TAPI jika kita berani, kenapa tidak?
Banyak buku-buku, teori-teori menggapai sukses saya baca tapi ujung akhir saya juga yang menentukan akan melakukan apa. Segala yang terjadi di lapangan ternyata tidak sesistematis yang dijabarkan dalam buku. Bahkan terlalu berkiblat pada aturan baku membuat segalanya terasa kaku, nyaris menyiksa. Mungkin ini karena di lapangan semua terasa berbeda. Namun bukan berarti buku bukanlah panduan saya untuk menggali informasi. Buku dan teori tetaplah penting karena itu jadi acuan awal, selanjutnya terserah Anda!
Saya yakin belajar dari koreksilah yang akan membuat langkah semakin pasti. Setelah kita mengetahui titik lebih dan kurang atas suatu langkah lantas merevisinya, maka sebenarnya itulah yang dinamakan belajar. Bangun setelah jatuh dan berlari kembali setelah gagal.
Tidak perlu dianggap salah, tak perlu takut dianggap kalah, tak perlu takut dianggap tidak benar karena kita semua sedang belajar di laboratorium dunia. Kita semua belajar! Jadi, tak perlu takut memulai dari sekarang!!!

Sopan Santun!

Promod Batra mengatakan, “Perlakukan semua orang dengan sopan, bahkan pada mereka yang kasar kepada Anda. Camkan bahwa Anda menunjukkan sopan santun kepada orang lain bukan karena mereka orang terhormat, tetapi karena Andalah bersikap demikian.”
Saya masih ingat, dan malu sekali jika mengingat penyelesaian suatu masalah selalu saja dilalui dengan perdebatan seru, bentakan kasar, emosi, dan hal yang untuk saya sendiri bukan tindakan yang dewasa.
Sejalan dengan waktu dan kematangan pribadi, saya mulai menanggalkan karakter keras dan mulai belajar untuk lebih ber-sopan santun dalam bersikap. Alhamdulillah, lambat laun saya mulai bisa melakukannya. Tahapan demi tahapan dilalui dengan berat. Bagaimana tidak? Saya harus berjuang untuk seringkali mengalah, saya juga dituntut untuk membalas cacian dengan senyuman, kemudian memperlakukan semua orang dengan adil dan bijak.
Dalam percakapan terakhir dengan seorang sahabat guna membahas sikap membalas tindakan ‘aneh’ dari orang lain, saya dianggap ‘ciut’ karena membalas dengan sopan. Buat sahabat itu tindakan jaim alias jaga image. Padahal, sungguh, buat saya, sekarang bukan waktunya membalas cacian dengan tendangan, membalas pengkhianatan dengan perang. Bagi saya, ini waktunya membalas ketidakadilan dengan senyuman karena dengan senyuman itulah orang yang memperlakukan kita dengan tidak adil justru merasa bahwa dirinya salah. Kecuali, jika orang tersebut benar-benar ‘buta’ dan ‘tuli’. But, apapun hasil akhir dari senyuman yang jelas saya sudah tak terbebani dengan segala hujatan. Semua akan mengalir tanpa beban. Dan senyuman adalah bagian dari sopan santun! Selamat bersopan santun!

Pandangan Negatif untuk Anda, mau diapakan?

SALAH SATU SIFAT MANUSIA YANG HINGGA KINI MASIH MEWARNAI PERGAULAN ADALAH SESEORANG LEBIH MUDAH DAN MENYENANGKAN HAL-HAL YANG NEGATIF TENTANG ORANG LAIN DARIPADA YANG POSITIF. (Parlindungan Marpaung)

Dalam melakukan segala sesuatu tak lepas dari pandangan positif dan negatif dari orang lain. Tinggal bagaimana kita menanggapi segala isu negatif yang menerpa. Sayangnya memang, terkadang pandangan-pandangan negatif lebih cepat menyebar dibandingkan pandangan-pandangan yang positif.
Banyak kasus menghancurkan nama baik orang lain yang telah dicapai sejak lama hanya karena melakukan kesalahan satu kali. See, kebaikan kita seumur hidup akan langsung menguap saat secara sadar atau tidak satu kesalahan kita lakukan.
Tapi, itu semua tergantung dari sikap kita menyikapi berbagai pandangan negatif orang lain. Bagi sebagian orang pandangan negatif yang diterima bisa mematikan motivasinya untuk berkembang secara optimal tapi bagi sebagiannya lagi pandangan negatif justru memacu untuk membuktikan ‘sesuatu’ agar menjadi sesuatu.
Saran saya, ada baiknya segala pandangan negatif kita abaikan jika tidak mampu menjadikannya sebagai lecutan untuk lebih baik di perusahaan, keluarga, maupun masyarakat. Tapi jika, Anda sudah merasa mampu menjadikan pandangan negatif itu menjadi sarana belajar yang efektif untuk memacu Anda terus berkembang. Dengarkanlah! Lantas? Evaluasi kesalahan Anda!Jika Anda tak merasa bersalah, biarkan pandangan itu memudar sejalan dengan waktu. Bersabarlah!

Memulai dari NOL!

Manusia dilahirkan dengan segala keterbatasan. Lahir dimulai dengan tangisan, lantas bayi belajar merangkak, balita belajar berjalan dengan benar, remaja mencari jati diri, hingga dewasa akhirnya merupakan pilihan.
Seperti juga manusia, memulai usaha dari nol adalah rangkaian pembelajaran yang tak pernah akan habis. Satu persatu program dibuat dengan kelebihan dan kekurangan. Ada yang harus dimusnahkan, ada yang selayaknya dibuang percuma, dan ada yang terus menerus dikembangkan. Tidak mudah memang, tapi seperti juga dewasa adalah pilihan, maka di dunia usaha Sukses adalah pilihan.
Satu bulan, dua bulan, tiga bulan, hingga satu tahun kita tidak dapat berbicara bahwa masalah tidak akan menghalang. Hitungan bulan, saya pastikan kita benar-benar belajar untuk akhirnya berhasil memformulasikan kegagalan menjadi senjata kesuksesan.
Jika tahapan-tahapan kegagalan sudah dapat kita ramu menjadi langkah lebih mantap di masa mendatang, kita harus yakin bahwa usaha yang kita rintis dari NOL akan membuahkan hasil yang luar biasa. Selamat berusaha!

Modal Awal Bergaul….!

Sepertinya masuk akal jika modal awal bergaul adalah hati yang positif dan bersih. Kenapa? Terbayang kan jika dalam pergaulan yang heterogen karakteristik kita memiliki bayangan-bayang buruk mengenai tindakan setiap orang. Puiih, dijamin stress yang ada! Jadi, daripada stress mendera lebih baik urungkan niat untuk bergaul. Diam lebih baik!
Dan sungguh, banyak sekali harga yang harus dibayar untuk sebuah pergaulan walau kita sudah membentenginya dengan hati yang positif dan bersih. Dalam pergaulan Anda akan bertarung dengan perbedaan sikap, keyakinan, pola pikir, status sosial, jabatan, usia, hingga yang paling terlihat adalah perbedaan bentuk fisik. Anda akan bertaruh untuk membela keyakinan yang Anda anggap benar, walaupun harus menabrak orang yang jauh lebih tinggi jabatan dan pangkatnya, Anda juga akan mengumpulkan kekuatan untuk bisa tersenyum pada orang-orang yang mungkin telah sebegitu parah menyakiti Anda. Percayalah, perbedaan-perbedaan itu hanya ada di dunia ini. Bagi Tuhan, manusia itu sama, yang berbeda hanya tingkat keimanannya.
Semoga disamping hati yang positif dan bersih, kita juga selalu berusaha meningkatkan keimanan untuk lebih percaya diri dalam bergaul. Selamat bergaul!

Antara berkeluarga dan berkarier!

Rasa-rasanya hampir semua orang kebingungan dengan pilihan dilematis antara berkarier dan berkeluarga. Banyak waktu tersita untuk bekerja, lantas bagaimana dengan keluarga. Kemudian ada pula yang memilih untuk konsentrasi di rumah tangga, lantas melupakan keinginan berkarier. Kalau boleh saya memilih, saya memilih keduanya, berkeluarga dan berkarier.
Banyak orang mempertanyakan sejauhmana keinginan saya berkeluarga jika hingga saat ini saya masih sibuk dengan sejumlah pekerjaan yang mungkin tak ada habisnya.
Sebagai perempuan yang mencoba untuk mandiri. Bekerja bukanlah sebuah kewajiban tapi merupakan kebutuhan –baik materil maupun immateril- dan berkeluarga merupakan kewajiban bagi saya.
Dan keduanya bukanlah pilihan yang tepat jika salah satunya terpilih, satunya lagi diabaikan. Saya memilih berkeluarga sekaligus berkarier.
Bagi saya yang paling penting bukan seberapa banyak waktu saya untuk bekerja dan –nanti- berkeluarga. Semoga saya bisa memperkental Quality time dari keduanya.
Keluarga tetap akan mendapatkan porsi kualitas yang tak kalah penting (bahkan jauh lebih penting!) dengan porsi bekerja. Mengambil tuturan Josh Mc Dowell, “Hal terbesar yang dapat diperbuat seorang ayah bagi anak-anaknya adalah mengasihi ibu mereka. Dan hal terbesar yang dapat diperbuat seorang ibu bagi anak-anaknya adalah dengan mengasihi ayah mereka.”
Pola cinta kasih dalam keluarga efektif dapat membuat keluarga tetap harmonis, bagaimana pun kondisi yang terjadi. Cinta kasih suami istri, membuat segalanya mungkin terjadi. Tidak perlu takut untuk tetap berkarier jika suami maupun istri saling memahami. Namun, memang kesulitan yang akan dihadapi adalah menemukan pasangan yang bisa mencintai, mengasihi, dan mengerti bahwa setiap perempuan memiliki peluang untuk berkarier di samping berkeluarga.