Showing posts with label profil. Show all posts
Showing posts with label profil. Show all posts

Harus Tetap Bisa Berbisnis di Masa Pandemi


Setelah berbagi pengalaman di blog ini bagaimana bisa bangkit dari rasa terpuruk bahkan pernah bisa menaikkan omzet bisnisnya 21400%, kali ini Nunung Nurnaningsih kembali bercerita bagaimana bisa bertahan di masa pamdemi.


Sebelumnya, Perempuan kelahiran Surabaya ini berbisnis properti dan Oriflame. Kemudian sekarang kesibukannya semakin bertambah, “Bisnis properti masih alhamdulillah. Oriflame juga masih. Tapi karena pandemi kemarin harus mengubah strategi jualan, akhirnya palugada. Mulai dari mulai fashion muslim, baju anak, kurma madu, sambel, otaji, dan lainnya. Pokoknya harus ada cashflow,” tulisnya saat wawancara online.

Tentu saja tantangan baru juga muncul yaitu bagaimana tetap bisa berjualan banyak produk di satu waktu. Maka, Perempuan yang ulang tahun setiap tanggal 22 Mei ini memiliki dan menggunakan agenda-agenda dari Indscript. Sebelum tidur, ia membuat to do list harian keesokan harinya, sehingga besok hari langsung tahu harus mengerjakan apa saja dan mengerjakan yang mana dulu. Ia pun menambahkan, “Selama pandemi kemarin, saya full kerjakan sendiri. Tapi insyaAllah sekarang sudah ada 1 admin untuk bantu saya di properti. Masih mencari admin lagi untuk bantu di bisnis lainnya, jadi saya bisa fokus mengembangkan bisnis.”

Selain itu, masih harus menghadapi masalah yang terberat selama berbisnis yaitu deadstock. Solusinya adalah mengikuti beberapa kali pelatihan Teh Indari sehingga deadstock sudah jauh berkurang. Selanjutnya, ia men jalankan bisnis yang tanpa keluar modal sama sekali, tidak nyetok juga. Tantangannya berubah menjadi sumber daya. Meski resellernya belum banyak, tapi tengah memperbesar tenaga pemasaran juga.Tentu ia harus bisa mengembangkan reseller dan mengelola admin, bahkan masih menyempatkan diri membuka grup-grup sharing sejaligus upaya menambah reseller.
Perempuan yang hobi traveling ini mengaku ketagihan sehingga rutin ikut kelas bisnis BOW (Bimbingan Optimasi WA) di beberapa angkatan, karena bisa membuatnya jadi disiplin dalam mengoptimasi WA dan menambah database. Terakhir, ia mengikuti BOW angkatan ke-11 dan bertepatan di masa awal pandemi. BOW pun membantunya untuk mengembangkan tim pemasaran, database melonjak drastis karena saya terpacu untuk mengumpulkan dan merawat database, membuat inovasi yaitu melakukan giveaway membagikan ebook, dan lainnya. Hasilnya? Mendapatkan beberapa reseller dan customer juga. Jadi pastikan kalau punya banyak database harus tinggi closignnya agar lebih maksimal.

Sebelum menutup wawancara, ia berbagi tips tetap semangat berbisnis meski di masa pandemi seperti ini. “Karena sumber pendapatan saya murni dari jualan, masa pandemi gini pengeluaran relatif lebih naik. Tapi di sisi lain properti sedang down, Oriflame juga begitu begitu saja. Saya harus aktif membuka keran usaha baru, agar dapat penghasilan,” pungkasnya.
Bagi yang ingin bertanya, menjadi reseller, atau order, silahkan hubungi:
bit.ly/ChatNeng



#BOW #Indscript #PerempuanNgonline


Fokus di 1 Medsos Dahulu


Menjual produk yang berbeda tentu punya tantangan tersendiri. Itu juga yang dirasakan oleh Yulidarti. Nama bisnisnya adalah yuga_collections dengan menawarkan produk pulsa, B Erl cosmetics, produk Mandira Dian Semesta (seperti buku Halo Balita, dll), produk Tiga Raksa (seperti Smart Hafiz, dll), K-Link, serta Nibras. Ia pun berbagi cerita seputa berbisnis berikut ini.

Sebelumnya, Yuli, sapaan akrabnya ini, mengelola bisnis dengan sesukanya. Antara lain jarang promosi dan karena database yang sedikit sehingga yang menyebabkan minim closing juga. Tantangan lainnya adalah bagaimana mengelola kecepatan merespon yang ditanyakan calon konsumen. Maka, ia berusaha fokus optimasi di satu media sosial terlebih dahulu.

Emak yang hobi membaca ini akhirnya bertemu dengan kelas bisnis Bimbingan Optimasi WA (BOW). “Perubahan setelah ikut BOW itu banyak yang kepoin status di WA, awalnya hanya melihat, nanti kalau mencari sesuatu menghubungi kita. Terus, pengalaman berkesan dari BOW itu Leader dan PJ-nyan ramah semua, dalam sebulan banyak ilmu yang diberikan, tapi itu semua tidak ada artinya kalau kita nggak praktek. Pertama kali ikut BOW itu di angkatan ke-5, saat itu saya masih kaget dengan kegiatannya, yang biasanya kadang nyetatus, kadang enggak. Lalu ikut lagi di BOW 10,” jelasnya.

Sebelum menutup wawancara, Emak dari 1 anak ini membocorkan rahasia, apa yang membuatnya masih mau bertahan berbisnis hingga detik ini. “Kebutuhan dan biaya pendidikan yang semakin tinggi, makanya saya mau membantu suami untuk menabung,” pungkasnya.

Bagi yang ingin membeli produk/jasanya, silahkan hubungi:
No WA 085268136535
FB Yulidarti
FP YUGA Emak & Anak

#BOW #Indscript #PerempuanNgonline


Ilmu hingga Jaringan agar Bisnis Bisa Berkembang



Tahun 2015, adalah pertam kalinya Acin Tia Sakti berbisnis. Ia memilih berbisnis baju muslim karena mulai berhijrah menggunakan pakaian sesuai syariat. Lalu, ia mulai produksi sendiri tapi macet di tengah jalan karena tidak punya ilmu berbisnis. Setelah menikah dan punya anak pada tahun 2018, ia mulai tertarik dengan buku-buku edukasi anak yang bertemakan islami, siroh nabi. Awalnya ia membeli hanya untuk pribadi tapi lama-lama merasa ingin keluarga muslim lain merasakan manfaat yang tersurat dalam buku tersebut sehingga ikut menjualnya.

Menurut Emak kelahiran Karanganyar ini mantap menjadi marketer buku edukasi anak dan baju muslim, karera produk tersebut punya keunggulan tersendiri. Antara lain buku sirah nabawiyah pertama di Indonesia yang dikemas untuk anak-anak dengan bahasa berkisah, bisa mengenalkan keluarga pada sosok teladan utama Muhammad Salallahu Alayhi Wassalam, kaya akan nilai-nilai akhlak mulia dan sejarahserta senin hingga kebudayaan Islam, penuh dengan ilustrasi tangan yang unik dan kreatif serta mendidik, disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan mengalir serta mengasyikkan, dilengkapi dengan ensiklopedi mini kartun dan program interaktif serta poster, hingga bisa dibeli dengan cash atau arisan maupun tabungan.

Sebelum masuk BOW, Emak yang ulang tahun setiap tanggal 23 Agustus ini mengaku kalau bisnisnya tidak punya reseller bahkan omset saat itu hanya 75ribu. Pasalnya, ia memang tidak konsisten promosi di WA, dan sekalinya promosi tidak menarik karena hard selling.

Akhirnya, Emak yang hobi menulis dan membaca ini memutuskan ikut kelas bisnis, yaitu BOW (Bimbingan Optimasi WA). Banyak hal yang ia dapatkan selama ikut bow. Antara lain ilmu berbisnis baik manajemen keuangan, manajemen waktu, cara ngiklan yang baik dan benar, cara merawat customer, dan masih banyak sekali. “Alhamdulillah target marketing bertambah banyak, promosi lewat wa dan reply database jadi menyenangkan, ada progres dalam omset. Apalagi mentor, PJ dan  temen-temen ngebow benar-benar sangat menginspirasi dan rasa kekeluargaan,” pungkas Emak dari 2 anak ini.

Bagi yang ingin order, silahkan hubungi:
Wa : 082243682647
Ig : acinsakti

#BOW #Indscript #PerempuanNgonline

Pedagang Lain Ternyata Juta Aset Pebisnis


Lienda Amalia adalah ibu dari tiga anak perempuan. Walaupun sudah tidak bekerja di kantoran lagi, tapi justru lebih banyak aktivitasnya selama di rumah dengan bermacam-macam kegiatan termasuk berbisnis. Ia pun berbagi pengalamannya di artikel ini.

Pada awalnya, Emak kelahiran Tangerang ini  merintis usaha tahun 2013 karena memang senang dengan berbisnis. Bahkan sempat bekerja sambil berbisnis hingga memutuskan berhenti bekerja di tahun 2015, agar bisa fokus ke keluarga dan bisnis. Ia memilih berbisnis sepatu rajut dan benar-benar dari nol yang nggak punya reseler. Diawal dengan punya sampel sepatu hanya satu pasang lalu ia keliling ke pabrik-pabrik dan sekolah-sekolah agar bisa bertemu dengan ibu-ibu, dan belum aktif jualan online. Akhirnya bertemu dengan karyawan pabrik yang minat menjadi reseler, yang membuatnya makin giat cari reseler.

Emak yang ulang tahun setiap tanggal 4 September ini sekaligus mengurus pengrajin sebanyak 10 orang, lalu ia juga membuka usaha kuliner di rumah. “Sepatu kan sudah ada pengrajin jadi saya bisa buka kuliner namanya teras juice dari tahun 2016. Alhamdulillah bisnis sepatu jalan, kuliner jalan. Tapi ya itu selama tahun 2017 semua peluang usaha kayanya sudah saya coba, apa juga dijual di rumah, dari kaos kaki, jadi marketer Indblack, jual milagros, jual baju gamis juga, banyak pokonya yang dijual. Istilahnya itu jualan sampingan aja nggak saya jadikan bisnis. Akhirnya tobat dari jualan palugada di tahun 2018, karena syukurnya makin banyak reseler sepatu rajut yang harus saya bina, jadi fokus di sepatu rajut dan teras juice aja saat itu. Banyak banged pengalaman saya selama berbisnis tahun itu yang bakalan panjang jiak saya ceritakan, hehehe. Pahit dan manis silih berganti keadaannya,” tulisnya saat wawancara online.

Emak dari 3 puteri ini mantap berbisnis sebagai produsen sepatu rajut, dan kuliner teras juice balaraja, serta sebagai distributor tas my qeena by kirana stuff (meski baru 5 bulan ini atau dari bulan Januari). Saat itu, ia mengaju belum tahu mengenai BOW, sehingga hampir tidak pernah reply status teman sehingga membisukan status-status teman.

Emak yang punya hobi kerajinan tangan dan masak ini akhirnya bertemu dengan BOW pertama kali sekitar bulan Maret. Ia pun menambahkan, “Dari BOW pertama, saya belum merasakan apa-apa selain banyak temen dan tambah database. Mulai dari kepo aja dulu yang teman-teman baru, belum ada closing untuk jadi tim reseler sepatu rajut. Kalau nggak salah, sepatu rajut sebulan sebelum ikut BOW omzetnya sekitar 5jutaan. BOW kedua sama karena belum terjadi sesuatu yang menghebohkan. BOW ketiga omzet naik jadi 7jutaan. Sampai BOW ke 4 masih seperti itu omzetnya. Nah saat BOW ke 4 sambil jalan saya putuskan untuk tambah bisnis yaitu jadi distributor tas my qeena by kirana stuff produksi bogor. Selama mengurus bisnis sepatu rajut, mengenai administrasi saya urus sendiri karena tak ada admin. Tapi begitu saya putuskan jadi distributor my qeena maka mulai cari 3 orang admin, yang 2 offline yang satu admin online. Nah mulai dari situ omzet aku naik drastis. Pada BOW 6 omzet mencapai 50jutaan, masya Allah. Dari situ saya mulai sibuk luar biasa karena selain urus pengrajin juga harus urus admin dan bina agen serta reseler my qeena. Kebetulan sebagian reseler sepatu rajut juga gabung ke my qeena. Menurut saya itu pengalaman yang bikin aku happy banged hihihi.”

Linda pun menambahkan jika sudah mendapatkan banyak pengalaman selama di BOW sampai ke-6. “Alhamdulillah banyak reseler yang masuk untuk jadi bagian dari bisnis saya.  Selama ikut BOW, saya coba untuk konsisten mengerjakan tugas-tugas yang ada yaitu sering interaksi dengan orang orang baru. Malah bisa dibilang sering banget interaksi. Saya coba interaksi beberapa hari dengan beberapa orang yang sama aja dulu sekitaran 5 orang. Saya fokusun untuk interaksi. Alhamdulillah dari 5 orang ada sekitaran 3 orang yang nyangkut untuk gabung di bisnis saya. Setelah berhasil dengan yang tadi, saya ganti interaksi dengan teman yang lain lagi, begitu selanjutnya. Dan akhirnya saya jadi makin sering interaksi dan nggak saya lupakan mereka yang pernah belanja ke saya, selalu sapa saya. Saya menyapa hanya melalui reply status mereka, tidak dengan broadcast karena masih belum percaya diri dengan cara BC. Alhamdulillahh. Sebelum ikut BOW sih semua pedagang nggak pernah saya buka. Pedahal ternyata itu pedagang yang lain bisa jadi aset kita, masya Allah. Tapi sekarang jadi tahu jualan online harus banyak interaksi, sapa dan salam ke temen-teman baru,” pungkasnya.

Para agen dan reseler sudah disediain bahan promosi setiap harinya, karena setiap hari ia menyimpan koleksi foto di instagram dan telegram supaya memudahkan mereka cari foto di 
Sepatuku dirajut 
Koleksi sepatuku dirajut
Instagram di :
Dan fanpage tas my qeena di
Tempat order bisa di wa 085945292409
Dan admin order di 087871180812

#BOW #Indscript #PerempuanNgonline





Akhirnya Menemukan Bidang Bisnis yang Tepat


Pertama kali Neneng Nurlatifah berbisnis sebenarnya ketika duduk di bangku kuliah di UIN Bandung. Pasalnya, ia memang senang dunia bisnis. “Apa aja saya garap untuk tambahan saku jajan dan tabungan, seperti jualan tas, flasdisk, tawarin seminar-seminar, dan pernah terjun juga di bidang MLM,  Shope Martin, Oliflame, Melia Sejahtera, dll. Tapi itu semua nggak ada hasilnya, dan hanya menjadi pengalaman saja,” tulisnya saat wawancara online.

Saat ini, Emak kelahiran Tasikmalaya 16 Agustus 1990 ini sempat berbisnis baju anak ketika sudah menikah, hanya saja lalu berhenti karena merasa repot dan tidak tahu ilmu jualan online. Alhasil, stok baju anak cewek dan cowok banyak di rumah, akhirnya ia kasih-kasihkan ke saudara-saudara, kemudian berhenti berbisnis selama 3 tahun lebih.

Emak yang hobi olahraga, membaca, dan membuat cake ini penasaran ingin memiliki bisnis lagi. Ia pun menambahkan, “Waktu itu masih bingung, setelah anak pertama sekolah PAUD atau Bimba saya sempet kesal menunggu, saya manfaatkan waktu untuk mencari jualan yang bisa saya jual. Sebelum masuk BOW saya jualan apa aja, sengaja saya banyak supaya tahu saya lebih bakatnya di mana, saya jualan cetak foto kalender biodata bayi, nyetaknya di percetakan orang lain, lalu cemilan hits, agen pulsa, jualan Herbal HNI, reseller fashion muslimah, dll.” Baru sekarang ia memiliki bisnis yang bernama Sinar Project.

Emak yang juga punya hobi membuat hal-hal baru ini akhirnya mengikuti kelas bisnis Bimbingan Optimasi WA (BOW) dari Indscript. Di BOW, ia menemukan bakatnya dan yang sering dipesan adalah di dalam bidang percetakan, sehingga ia fokus ke bisnis percetakan, design, dll. Selain itu, ia pun memberanikan diri untuk beli printer ukuran A3+ karena waktu itu membludak pesanan kalender, biodata, foto, dll. “Awalnya suami bimbang untuk membelinya, tapi saya penuh keyakinan, dan saya pun meyakini suami saya, yang saya dapat ilmu dari BOW, akhirnya suami pun mendukung. Dan alhamdulillah modal beli printer pun langsung kembali barakallah. Harga printer A3+ merk Epson waktu itu sekitar 6 juta kurang,” imbuhnya.

Emak yang juga punya hobi memanfaatkan barang bekas menjadi kreatifitas, berpetualang, dan Berbisnis ini merasa sudah mendapatkan banyak manfaat dari BOW. Antara lain materi, ilmu yang sangat luar biasa karena isinya daging semua yang benar-benar yang ia butuhkan. Dengan nominal 100ribu lalu bisa mendapatkan itu semua bahkan tergolong lebih. “Di BOW, saya bener-bener terapin ilmunya dan yang penting dipraktekan, dan lebih rajin lagi baca-baca buku, lebih disadarkan lagi, kita bisnis percuma kalau nggak punya ilmu, jadi harus terus belajar lagi. Belajar, praktek, dan berdoa. D. U. I. T (Do'a Usaha Ikhtiar dan Tawakal) di BOW masyaallah kita dilatih menjadi seorang pemimpin, yang tadinya masih malu-malu dan takut, jadi sekarang udah terbiasa karena kita ada jadwalnya sharing ke grup-grup besar,” sambungnya.

Setelah mengikuti BOW, Emak dari 2 anak ini sekarang lebih punya rasa tanggung jawab pada diri sendiri, harus konsisten, dan memantaskan diri lagi dengan banyaknya orderan, mengatasi bagaimana caranya berdisiplin waktu, dam memajemen waktu. Selain itu, mulai membiasakan diri untuk mengoptimasi WA seperti nyetatus, yang minimal 8 kali sehari dan mereplay status, jadi ada rasa tanggung jawab. “Yang berkesan dari BOW itu, masyallah ketika kita belajar bagaimana cara mengisi sharing di grup-grup besar, yang tadinya ada rasa malu dan takut, sekarang alhamdulillah terbiasa, dan dibuat 1 team jadi lebih kompak seperti keluarga.”

Dalam berbisnis, Neneng juga sering jatuh bangun dan merasa lelah berbisnis. Tipsnya adalah:
- Ingat lagi impian-impian dan orang-orang yang kita sayangi
- Baca-baca lagi buku dan belajar lagi
- Ingat lagi perjuangannya selama ini dengan anak, “Yang selalu bikin semangat anak-anak, apalagi anak pertama kalau ibunya lagi bikin paketan suka bilang: Mbu lagi jualan ya, semoga lancar ya Mbu dan punya toko besar, aamiin...”

Bagi yang ingin order, silahkan hubungi:
WA : 085719498895
IG : @sinar.project

#BOW #Indscript #PerempuanNgonline



Ilmu Marketing hingga Spiritual Value


Sebenarnya, Irnawati, S.Sos sudah berbisnis sejak di bangku kuliah. Pasalnya, ia merantau dari Kuningan ke Bandung dan ingin mendapatkan uang jajan tambahan, maka menjual sepatu dari pasar Gedebage, menjual gorengan bikinan sendiri, hingga mengikuti teman berbisnis MLM, dan masih banyak lagi. Namun, ia baru serius berbisnis di Tigaraksa sejak tahun 2018 dengan menjadi reseller, atau satu tahun setelah lahiran anak kedua. Alasannya, ia merasa bisnisnya memiliki peluang bagus. Apalagi ada produk mainan edukasi yang masih satu 1 visi dengannya, dan ia memang suka jenis mainan jenis tersebut. Namun, karena harganya mahal maka mencari cara agar bisa mendapatkannya secara gratis, yaitu berbisnis agar bisa naik level.

Emak kelahira Kuningan ini, mengaku kalau berbisnis tidak semudah yang ia bayangkan sebelumnya. “Saya mengira mudah karena anak kecil pasti suka, tapi karena mahal, nemu kendala susah jualan. Sebulan hanya terjual 1 dengan sistem arisan yang komisinya cair setelah arisannya selesai atau beberapa bulan kemudian. Omzet sebulan 200ribu. Jadinya nggak berani rekrut reseller karena masih minim pengalaman dan ilmu,” tulisnya saat wawancara online sehingga ia sempat berhenti berbisnis.

Baru di tahun 2019, Emak yang ulang tahun setiap tanggal 12 April ini, mendapati suaminya harus sekolah lagi dan berhenti bekerja, sehingga mereka hidup dari uang tabungan dan harus superhemat. Saat itu, mereka berpikir cari penghasilan lebih. Ia pun menambahkan, “Saya ingin memberdayakan kemampuan diri di rumah, maka aktifkan lagi bisnis EPC karena sempat off. Tapi masih jualan dari mulut ke mulut dan nggak ada promo di medsos. Alhamdulillah laris karena Allah tahu saya sangat membutuhkan penghasilan ini. Saya bisa menjual 3 atau 4 pcs per bulan, omzet bisa 800-1juta hingga 3juta.”

Setelah Emak yang hobi traveling ini meraih omzet 3juta tersebut, jadi semangat berjualan. Saat itu, masih mulai aktif melihat medsos teman, untuk mengetahui cara mereka promo, nyetatus, pola bikin BC, intinya pola marketing diperhatiin. Kemudian bertemu senior yang juga alumni BOW. Maka, ia mantap mengikuti training bisnis BOW (Bimbingan Optimasi WA). Setelahnya, banyak perubahan drastis, seperti pola berbisnis berubah, dari promo, BC, marketing langit, offline, kasih energi positif meski lewat virtual aja, saling save nomor dengan kata terbatas. Intinya, meski lewat chat saja tapi bisa menyentuh hati karena semasa BOW juga saling mendoakan.

Hasilnya? Mulai konsisten posting status 8x sehari, komen status teman, posting cerita bersambung dan tidak monoton, hingga marketing langit. Dari yang awalnya hanya punya 1 customer dan dititipkan ke grup arisan EPC lainnya, akhirnya bisa punya 2 kelompok arisan sendiri atau sekitar 20 customer. “Itu yang arisan aja, belum grup lainnya, dan orderan cash hingga omzet mencapai 60 juta lebih/bulan,” imbuhnya.

Emak dari 2 orang Putri ini, selain dapat ilmu marketing tapi juga dapat manfaat lainnya di BOW. “Paling berkesan adalah rasa persaudaraan antara teman-teman BOW. Satu teman lagi lesu, maka lainnya kasih semangat. Jadi dapat spiritual value yang masih konsisten saya lakukan. Soalnya, semua anggota grup itu baik semua, saling menguatkan, saling mendoakan, saya nggak pernah merasa sedekat ini. Tidak lupa mendoakan customer, reseller, dan orang lain. Pokoknya terlalu cintaaa sama BOW,” pungkasnya.

Penasaran mainan edukasinya??
https://tigaraksa-ep.id/Ummisyalia
IG : @Ummisyalia_
Wa : 081294148589
FB: Ummy Syalia



Promosi Santai Justru Mendatangkan Closing


Sebelum berbisnis, Panji Gemilang Larasati adalah frontliner di salah satu bank. Saat itu, ia pernah mencoba jualan sesuatu meski tidak pernah serius dan hampir tidak pernah posting di media sosial. “Jangankan jualan di medsos, update status pribadi pun jarang, hehehe. Sampai pada akhir tahun 2018 lalu memutuskan untuk resign agar lebih fokus dengan keluarga. Kemudian mencoba berjualan frozen food yang notabene makanan kesukaan di rumah juga. Lalu mengenal dan menggunakan young living untuk hidup lebih natural dan keseimbangan emosi. Akhirnya berjodoh dengan river pure nanas madu sampai akhirnya ikutan optimasi bow angkatan 6. Semua saya lakukan secara online trkadang offline tanpa meninggalkan anak yang sekarang maunya nempel terus sama ibunya, hehehe,” tulisnya saat wawancara online. Maka, mantaplah berbisnis frozen food tajri (pempek dan tekwan), young living, dan river pure nanas madu.
Sebelumnya, Emak kelahiran Serang ini mengelola bisnis seadanya. Dari omset biasa karena belum tahu caranya jualan, online juga hanya upload foto tanpa caption, jadinya hampir tidak ada yang bertanya. Hal itu membuatnya sering menawarkan dagangan ke sana-sini, terkadang juga tidak. terkadang terasa pegel sendiri dan sedih. Ia pun menambahkan, “Untungnya karena semua produk yang saya jual adalah memang saya pakai sendiri juga, jadi masih agak terhibur. Nggak ada yang beli juga masih bisa saya pakai sendiri. Entah benar atau tidak prinsip begini hihihi.”
Emak yang ulang tahun setiap tanggal 4 Desember ini akhirnya mengikuti training BOW (Bimbingan Optimasi WA). Setelah ikut BOW, omset naik drastis (dari yang awalnya omset tidak sampai 1000 hingga tiba-tiba jadi 10.000an), awalnya tidak ada yang bertanya jadinya banyak yang kepo dengan produk jualannya, yang dulunya tidak tertarik produknya jadi ada yang tanya dan mau beli hingga cocok. “Saya sendiri hampir tidak percaya. Alhamdulillah itu semua berkah luar biasa.
Emak yang hobi nonton film dan drakor ini mengaku kalau perubahan terbesar selama mengikuti BOW adalah mindset. Ia merasa lebih positif karena dikelilingi oleh orang positif sehingga lingkungan pun berpengaruh karena saling mendoakan satu sama lain dalam kebaikan. “Yang nggak kalah pentingnya adalah mindset saya berubah drastis, no baper baper club. Saya lebih legowo, lebih sering nyetatus, lebih ringan, posting aja selama itu positif karena tujuannya hanya menginfokan, sharing, yang bertanya saja juga boleh, mau beli apalagi alhamdulillah, nggak jadi beli juga tidak apa-apa. Yang belum mau beli di saya itu adalah customer yang tertunda. Entah kapan berjodohnya dengan saya. Itu semua hak prerogatif gusti Allah. Saya hanya usaha, hanya menawarkan, hanya menceritakan sesuai kapasitas saya. Apalagi semua produk yang saya jual pasti dipakai sendiri, jadi saya tahu betul. Saya tidak berani jual yang saya sendiri tidak suka atau tidak pakai. Intinya jangan pernah bosan berbuat baik kepada siapa saja kapan saja sebisa dan semampu kita, karena kita tidak akan pernah tahu perbuatan baik mana yang bisa bawa kita ke surganya Allah. Jadi, bejualan sajalah, posting sajalah, berbagi info sajalah, karena kita pun nggak tahu postingan mana yang bisa menyentuh hati para customer. Ssungguh luar biasa menurut saya efek BOW, rasanya jauh lebih tenang dan senang,” imbuhnya.
Meski BOW sudah selesai, Emak dari 1 anak ini tetap konsisten. Antara lain lebih rajin nyetatus karena status secara convert selling itu luar biasa dampaknya, meski nggak langsung tapi bisa menambah teman bahkan wawasan yang pasti silahturahim tetap terjaga. Sebelum menutup wawancara, ia menceritakan hal berkesan di BOW. “Aura positifnya BOW sunggung luar biasa. Begitu pula ilmu-ilmunya kece banget, mengubah mindset itu tidak gampang menurut saya,” pungkasnya.
Jika ada yang ingin order cemilan sperti pempek atau tekwan. Atau ingin tahu tentang young living.
Apaan siih young living itu?
Memang sengaruh itu kah oil oil itu? Hihihi
Atau river pure nanas madu ituapa aja manfaatnya? Emang betulan?
Sekali lagi memang semuanya terkesan lebay dan berlebihan sampai kita coba sendiri dan rasakan manfaatnya sendiri.
Buat yang mau tahu lebih lanjut bisa hubungi no wa : 0812 9119 3232
Atau ig : @pglarasati
@kulanis46
@purenanasmadumama

#BOW #Indscript #PerempuanNgonline






Dari Iseng, Jadi Jatuh Cinta Berbisnis


Kamina memutuskan berbisnis sejak pertengahan bulan Juni 2019, dari yang awalnya hanya iseng join bersama salah satu brand produk gamis. Saat itu, ia memang belum tertarik di dunia bisnis dan kebetulan ikut sharing Euis Marlina tentang kelas BOW dan canva di salah satu grup reseller yang ia ikuti. Hal itu membuatnya tertarik untuk mencoba daftar seketika meski belum terlalu fokus dan mendalami dunia perbisnisan hanya sekedar iseng saja. Kini, ya mantap berbisnis sebagai marketer indscript, brand matahari, reseller brand gamis SHOFIA.

Perempuan kelahiran Cirebon ini, sebelum mengikuti BOW dan mengaku omzetnya seperti “angin lewat” atau “permisi” saja. Pasalnya, cara promosinya masih kaku, semua hardselling sehingga tidak ada orang yang respon. “Jangankan nyahut, lihat saja ogah sama sekali. Apalagi database saya saat itu kurang dari 50 orang dan itu pun cuman teman serta keluarga saja karena memang belum mengerti sama sekali di bidang bisnis ini,” tulisnya saat wawancara.

Selama ikut BOW, perempuan yang ulang tahun setiap tanggal 26 April ini jadi makin tahu banyak tentang ilmu bisnis. Dari yang hardselling menjadi softselling sehingga membuat orang-orang malah jadi lebih tertarik. Dari yang mulai jarang beriklan hard selling, tapi orderan makin lancar karena lebih banyak bercerita dan sharing sehingga membuat berbisnis terasa makin asik.

Setelah ikut BOW, perempuan yang hobi kulineran ini mengaku banyak perubahan. Antara lain punya 2 tim (sudah sangat membagakan bagi  yang sangat newbie sekali), hingga omzet semakin konsisten masuk tiap hari. Ia pun menambahkan, “Pada awalnya saya hanya ikut kelasnya murni karena ingin belajar dan silaturrahmi, tapi malah bikin bisnis saya berkembang. Di BOW, saya jadi tahu kalau memberikan perhatian yang tulus itu perlu contohnya dengan mereplay database kita setiap hari, mereka yang dulunya tidak kita kenal dan kaku takut mau order jadi makin kenal dan dekat,  mereka pun jadi tidak takut lagi untuk order sama kita karena mereka sudah percaya dan dekat dengan kita. Selain itu, database saya melonjak pesat jadi 3000an, alhamdulillah.”

Kini, perempuan yang juga punya hobi mencoba sesuatu di bidang yang baru ini, punya kebiasaan positif yang baru. Antara lain setiap hari mereplay database dengan menyapa dan memberi perhatian, mendo'akan, dari situ is mendapatkan banyak pelanggan yang dulunya jangankan untuk order, mau lihat produk saja tidak. Hal itu terus ia lakukan setiap hari tanpa lelah, terus dan terus, setiap hari juga naikkan target replay database, melakukan BC asyik yang nggak bikin orang jadi bete tapi malah bikin penasaran. Jadi, storytelling dan softselling terus ia aplikasikan sampai bisa melesatkan omzet hingga 1250% dan pasti bisa terus berkembang. 

Sebelum menutup wawancara, ia menuliskan, “Yang sangat berkesan dari BOW ini kita lebih banyak diajarkan perhatian ke sesama, no baperan, belajar to do list yang awalnya saya nggak tertata jadi makin rapi. Terimakasih Bow terimakasih para mentor teh Indari Mastuti dan Teh Euis Marlina khususnya yang telah setia membimbing saya hingga bisa menjadi seperti saat ini. Program ini benar-benar sangat membantu para mompreneur yang newbie dan awam sekali dalam bidang bisnis. Saya adalah contoh yang nyata yang dulu tidak tertarik di dunia bisnis sama sekali, justru sekarang malah jadi jatuh cinta semua berkat BOW. Masyallah luar biasa. Terimakasih BOW sudah dengan setia menjadi wadah dan mengayomi para mompreneur hingga saat ini. Big Love.”

Bagi yang penasaran sama produknya, bisa cek ke :
IG: 

#BOW #Indscript #BisnisIRT


Sibuk Menjadi Guru, Tidak Menyurutkan Semangat Berbisnis


Pitta Danuwindah Nareswari pertama kali berbisnis online sejak tahun 2018, dengan bergabung di arisan mapan, kemudian pilihannya jatuh ke MLM Nasa dan Reseller tiga raksa. “Tak lama dengan keajaibanNya, saya jual buku-buku karya Dewa Prayoga jadi team pejuang Keluarga PT KMO. Lewat sinilah saya ikut grup indonesia menulis di telegram yang akhirnya ketemu Teh Indari Mastuti. Saat ini saya aktif jualan produk-produk kesehatan dan kecantikannya Nasa tanpa menjalankan sistem bisnis MLM-nya, dan alhamdulillah kepercayaan konsumen bertumbuh lewat BOW saya lebih sering closing berkat BOW. Selain itu sekarang saya juga ikutan bisnis sebagai pengembang aplikasi chatting dan payment OTUCHAT. Mengapa saya berbisnis? karena sebagai seorang pegawai negeri pangkat saya masih rendah dan saya merasa kurang penghasilan untuk mencukupi hidup kedua orang tua saya yang sudah renta,” tulisnya saat wawancara online.

Emak kelahiran Semarang ini mantap mendirikan bisnis dengan nama toko INUN STORE, dan bisnisnya palugada. Antara lain, jualan produk Nasa yang bergerak di bidang kesehatan herbal, kecantikan, rumah tangga, dan pupuk. Keunggulannya semua produknya asli buatan Indonesia dan pabriknya lokal semua, sehingga seluruh bahan-bahannya juga dari Indonesia dan aman serta halal. Selain itu, juga menjadi reseller dari PT tiga raksa yang bergerak di bidang edukasi premium. Keunggulan produk ini tidak dijual di pasar biasa, mainan konten islami, dan mendidik bagi anak, menjual juga mushaf Al Quran bagi anak-anak dan dewasa, serta produk rumah tangga. Ia pun menambahkan, “Saya juga pengembang aplikasi Otu chat, yaitu sebuah aplikasi chatingan seperti whatsaap yang memudahkan kita untuk melakukan berbagai transaksi payment. Dengan aplikasi ini, kita bisa mendapatkan cashback juga pasive income aplikasi lokal karya anak bangsa.”

Sebelumnya, Emak kelahiran 14 november 1982 ini mengelola bisnis kurang maksimal, seperti omzet hanya sekitar 300ribuan, dan menyetok produk Nasa juga sedikit. Soal promosi, memang setiap hari di status WA dan FB, tapi masih berupa gambar sehingga sepi respon ditambah database juga masih sedikitt. Apalagi masih bekerja sebagai PNS guru SD dengan peran ganda, yaitu sebagai admin keuangan sekolah, tata usaha plus bimbingan konseling.

Akhirnya, Emak yang hobi belajar dan sharing ini mengikuti kelas bisnis BOW (Bimbingan Optimasi WA). Setelah mengikuti BOW, baru mendapatkan banyak closingan online dan offline, dapet database sampai 1600an, dapat ilmu, dapat merchandise gratis dari Indscript. Terlihat banyak perubahan, selain jadi banyak closing juga makin pede membuat status, yaitu yang selalu menginspirasi hingga berani sharing. “Yang saya lakukan selalu berusaha menyempatkan diri membuat status dan membalas status database, itu inti dari BOW.  Kita nggak boleh sombong kalau ada yang mengajak kenalan, dan harus diterima meskipun sesama bakulan,” imbuhnya.

Sebelum menutup wawancara, Emak dari 2 anak menuliskan, “Bimbingan Teh Iin dan Teh Euis Marlina yang tidak jemu-jemu. Teman-teman grupnya yang ramai, grup tele-nya yang banjir ilmu, masyaaAllah all about BIW itu ngangenin.”

Bagi yang ingin order, silahkan hubungi:
Fb : Nareswari Pitta




Omzet Meningkat Sejak Konsisten Optimasi WA ala Emak-emak


Sebelum menikah, Evi Muafifah bekerja di perusahaan asing di Surabaya. Tapi setelah menikah, ia dimnta mertua untuk berhenti bekerja dan tinggal di solo. Maka, sejak saat itu ia merasan pergaulan begitu terbatas, setiap mau beli ini itu pakai uang suami dan tidak bisa seenak dulu waktu masih lajang. “Saya juga pernah hidup dalam bayang-bayang idola kehidupan seorang artis juga seorang ibu. Rasanya apapun yang diposting sesembak artis itu enak banget, menikah lalu punya anak, menyusuin pun masih bisa dengan penuh gaya. Hidup pakai make up yang membuat bertambah cantik jelita. Sungguh kenyataan ingin sama tapi ternyata nasib yang berbeda, hehehe. Sejak adanya kesadaran bahwa semua manusia itu diciptakan berbeda, punya potensi dan rejeki sendiri, saya mulailah terjun di bisnis online. Toh mertua punya bisnis pembuat daster dan mukena di waktu puasa. Jadi tidak perlu bingung dengan modal. Alhamdulillah suami juga sudah ngasih kartu hijau,” tulisnya saat wawancara online.

Kemudian, Emak kelahiran Lamongan ini pun mantap mendirikan bisnis yang bernama Queensha on-line shop. Produk yang ia tawarkan adalah daster dan mukena. Untuk dasternya ada berbagai macam model dan harga, bahannya adem, dan jahitan juga rapi. Sementara untuk mukena lebih fokus pembuatan mukena dewasa dengan ukuran standart dan jumbo. Selain itu, harga produknya sangat terjangkau tapi kualitas tetap diutamakan.

Emak kelahiran 30 Mei 1991 ini menceritakan bagaimana dahulu mengelola bisnisnya. Yaitu dengan hanya mengandalkan facebook saja, dan tidak pernah melakukan optimasi WA. Selain itu, masih tidak punya reseller, dengan omzet yang dihasilkan tiap bulan pun tak tentu, hingga pernah selama berbulan-bulan produknya tidak ada yang terjual sama sekali.

Ketika bertemu dengan kelas bisnis BOW, Emak yang punya hobi makan dan jalan-jalan ini merasa hasilnya benar-benar tidak disangka. Antara lain, database WA bisa punya ribuan, omzet meningkat, hingga produk lebih banyak dikenal orang. Selain itu ia sekarang lebih rajin membuat promosi produk lewat WA dan tidak malu untuk menawarkan, sudah merasa nyaman reply status teman tanpa ada rasa cangung lagi, hingga mempunyai banyak reseller yang memudahkan penjualan.

Saat ini, Emak dari 2 puteri ini selalu berusaha buat konsisten membuat status WA, mencatat semua hal yang berkaitan bisnisnya seperti laporan keuangan baik uang masuk dan keluar, mencatat calon target market yang pernah bertanya tentang produk, berusaha tetap menjalin hubungan dengan pembeli agar mereka bisa selalu repeat order, selalu memastikan barang sebelum dikirim tidak ada cacat dan selalu memantau pengiriman sampai ke pembeli dengan baik. Pasalnya, ia mempunyai prinsip jualan yang dicari tidak hanya untung, tapi lebih baik punya sedikit pelanggan yang selalu repeat order dibandingkan punya banyak pembeli yang hanya sekali membeli. Baginya, ada yang berkesan selama ikut BOW, yaitu, “Ketika dituntut buat konsisten me-reply status teman segrup dan di luar grup. Hal itu yang masyaAllah gregetnya kena banget tapi seru dan asyik. Chat masuk tiap hari sampai ratusan sehingga WA nggak pernah sepi.” 

Bagi yang ingin order daster dan mukena, bisa lewat:
atau bisa juga lewat wa.me/6282232302602



Baru Sedikit Praktek Ilmunya Sudah Naik Omzet 1.650%


Sebenarnya, Evi Siti Fauziah sudah mulai berbisnis sejak 2 tahun yang lalu, tapi karena kesibukan yang masih punya 2 balita dan saat itu juga sering sakit, apalagi bekerja di lembaga keuangan sehingga sudah untuk berbagi waktunya. Akhirnya bisnisnya hanya bertahan beberapa bulan aja dan berhenti. Kemudian baru di awal tahun 2019 ini, ia memutuskan untuk berbisnis lagi dengan semangat baru. “Saya ingin mampu membiayai santri penghafal Alquran yang kurang mampu, karena kebetulan saya tinggal di pondok pesantren tahfiz. Ini alasan terkuat kenapa saya memutuskan berbisnis lagi. Qodarullah saya hamil ke-3 dengan kondisi yang sangat payah, akhirnya berhenti berbisnis lagi. Setelah kondisi kehamilan terasa nyaman, saya mulai lagi berbisnis dan baru menjalani bisnis satu bulan dapet info tentang BOW 3 ini,” tulisnya saat wawancara online.

Kini, Emak kelahiran Bandung ini mengelola bisnis online dengan nama 'Nonamee Corner'. Produk yang dijual namanya Oishak Snack, yaitu makanan yang dikemas dengan sangat menarik, memiliki 2 varian yaitu udang crispy dan ikan crispy, dengan masing 4 rasa yaitu original, BBQ, pedas, dan jantung manis.

Emak kelahiran 20 September 1990 ini, mantap berbisnis Oishak Snack karena punya banyak keunggulan. Antara lain dari cara pengolahan sangat terjamin kesehatannya karena menggunakan minyak berkualitas, bahan udang dan ikan juga langsung diambil dari tambak sehingga ketika diproduksi masih sangat segar dan tidak berbau, pengolahan oleh yang ahli juga membuat ikan dan udang tepung terasa renyah, non pengawet dan non MSG jadi sangat aman untuk semua usia, sudah memiliki sertifikat halal dan BPOM serta barcode, kemasan menarik dan praktis untuk dibawa traveling, bisa dijadikan camilan atau lauk, hingga memiliki protein yang tinggi.

Sebelum mengikuti BOW, Emak yang punya hobi menulis dan membaca novel ini, memang sudah punya beberapa reseller tapi penjualan masih belum begitu banyak, karena masih mencoba terkait marketing bisnisnya. Ia pun menambahkan, “Apalagi ini pertama kali saya jualan produk makanan. Di bisnis sebelumnya, saya berjualan pakaian dan hijab. Omset baru aja 1 juta.” Selain itu, ia juga tidak pernah melakukan optimasi WA dan hanya promosi di FB saja. 

Setelah ikut BOW, Emak yang tulisannya juga muncul di buku antologi yang berjudul Di Sisi Pembaringan ini, akhirnya tahu kalau berjualan di WA juga sangat potensial dan menghasilkan serta tentu semua itu ada strateginya. Tidak heran jika omset naik drastis hingga 1.650% dan ia sendiri merasa kaget menjadi peserta terbaik juga. Sementara ia tengah hamil besar dan suka drop sehingga merasa belum optimal menjalankan ilmu dari BOW. “Saya masih belajar untuk konsisten, ilmu yg didapat di BOW sangat banyak sehingga dengan kondisi terbatas maka waktu saya prioritas ke tiga anak dan juga pekerjaan kantor, membuat saya bertahap untuk terus praktek. Intinya sih baru sebagian yang dipraktekkan tapi sudah wow banget, apalagi semua langsung dipraktekkan,” imbuhnya. 

Sebelum menutup wawancara, Emak dari 1 anak perempuan yang berusia 7 tahun dan 2 anak laki-laki yang berusia 4 tahun dan 1 bulan ini, menceritakan hal yang berkesan di BOW. “Segala kesuksesan tidak bisa diraih tanpa usaha maksimal dan optimal. Saya melihat orang-orang hebat di BOW dan pematerinya pun mereka sangat jelas visi misi dan strategi menjalani kehidupannya, jadi sangat powerfull banget. Berdekatan dengan orang-orang seperti ini membuat energinya pun mengalir k saya. Masya Allah  Para perempuan luar biasa, insya Allah saya sedang proses untuk seperti mereka,” pungkasnya.

Bagi yang mau daftar jadi reseller, silahkan hubungi:
Facebook:
1. Evi Fauziah Fazeh (pribadi)
2. Nonamee Corner (toko)
Instagram:
@evifauziahfazeh
@nonamee_corner 
Shopee:
@evifauziahfazeh atau @nonamee_corner
Whatsapp:
0838-6917-9662 dan 0878-7827-3783