“Mbak, aku adalah perempuan yang mampu mencintai dengan segenap hati. Ah, saya bingung dengan keperempuanan saya.”
Demikian kalimat bagus yang dikirimkan sahabat melalui SMS.
Lantas saya membalas, “Berbahagialah karena kamu sudah dapat mencinta dengan segenap hati. Kenapa harus bingung?”
Mencintai dengan segenap hati? Seharusnya itulah yang paling pantas dimiliki oleh semua orang –termasuk juga saya tentunya- Jika istri sudah dapat mencintai suami dengan segenap hati tentunya segala kelebihan dan kekurangan suami bukan bahan yang akan dijadikan pertengkaran, perbandingan, kekurangpuasan, melainkan menjadi bumbu penyedap yang harus disyukuri. Demikian juga sebaliknya, jika suami sudah dapat mencintai istrinya segenap hati maka siapapun, apapun, dan bagaimanapun istrinya akan selalu dicintai.
TAPI memang mencintai segenap hati tidak dapat dilakukan oleh hanya satu pihak saja. Dalam kehidupan rumah tangga, mencintai segenap hati harus dilakukan oleh dua orang yaitu suami dan istri. Dalam hubungan pendekatan menuju nikah (pacaran.red) mencintai segenap hati dilakukan oleh si pria dan wanita.
Kini, mencintai segenap hati paling abadi yang hanya dilakukan oleh salah satu pihak adalah cinta Ibu kepada anaknya. Seorang Ibu tidak pernah menuntut balas dari anaknya, sebesar apapun pengorbanan yang diberikan, juga tidak pernah memilah dan memilih seperti apa anak yang dicintainya. Jika kita sudah lahir dari rahimnya, maka cinta Ibu sudah segenap hatinya.
Lantas jika kita memang akhirnya sudah mampu mencintai segenap hati apa yang akan kita dapatkan? Bahagia jawabannya!
Karena ketika sepasang kekasih/suami istri sudah dapat mencintai segenap hati, maka hubungannya akan langgeng selamanya. Jika hanya kita saja yang mencintai orang segenap hati, lantas orang tersebut tidak mencintai kita. Maka kita akan tetap diberikan kebahagiaan, karena sudah dapat memberikan rasa cinta tanpa pamrih. Mencintai bukanlah memiliki. Cintailah dengan segenap hati apapun itu, pasangan Anda, pekerjaan Anda, anak Anda, hobby Anda, dan semuanya. Selamat mencintai!
Perempuan dan Cinta…
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment