Astagfirullah...

Astagfirullah....setiap hari dalam beberapa kali saya mengucapkan Astagfirullah. Saya sempat terhenyak dengan ucapan yang dilontarkan seseorang yang begitu antipati kepada saya. Beberapa umpatan dan caci maki mulus keluar dari mulutnya. Astagfirullah, semoga Allah menguatkan hati saya.

Astagfirullah...saya anggap kalimat itu dapat meleburkan kesedihan yang saya rasakan. Bagaimana tidak? ungkapan itu amat tidak pernah saya duga sebelumnya. .

Allahku Yang Maha Baik..Mungkin hamba-Mu ini pernah berbuat khilaf pada sesama, mungkin hamba-Mu ini pernah menyakiti sesama, tapi sungguh, untuk segala khilaf itu hamba minta maaf setulus hati.

Allahku Yang Maha Pemaaf..semoga segala langkah hamba mulai detik ini tetap terjaga dari kesalahan walau hamba tahu tak ada manusia yang hidup tanpa salah. Namun tolong luruskan kembali jalan hamba jika sudah mulai bengkok, tolong perbaiki niat serta sikap hamba sehingga tak ada seorang pun (tak terkecuali) yang terluka.

Biarlah segala rasa sakit yang hamba terima menjadi bagian dari introspeksi hamba sebagai manusia yang selalu berusaha untuk selalu lebih baik dari waktu ke waktu. Restuilah.

Tips Marketing10 : Buatlah diri Anda dapat Dipercaya

Aksan bertemu dengan calon konsumennya. Setelah ngobrol ngalor ngidul mengenai produk yang ditawarkan, Aksan kemudian pamit. Pada saat pamit, sang calon konsumen meminta kartu namanya..ladalah..Aksan lupa membawa si kartu nama. Dengan terkekeh Aksan mengatakan kalau kartu namanya tertinggal malah mengatakan biar dia saja yang menghubungi sang calon konsumen. Ada kemungkinan Aksan akan kehilangan kesempatan untuk menjaring konsumen baru karena ketidakpercayaan calon konsumen atas identitas jelas Aksan.
Sebelum melakukan pertemuan dengan calon konsumen hendaklah lengkapi diri anda dengan identitas yang lengkap mengenai data perusahaan (brosur, list harga, surat pengantar perusahaan) atau identitas diri (kartu nama) karena itu sangat penting untuk masa akan datang.
Selain itu, dalam pengenalan diri dan produk anda tidak perlu melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya karena itu berarti anda BUNUH DIRI. Pada saat si calon konsumen tertarik membeli dikhawatirkan bualan anda tidak terbukti sama sekali kemudian mereka kecewa dan Duerrrr anda kehilangan konsumen terbaik anda. Lagipula konsumen tidak perlu kata-kata melainkan bukti. Setuju?
Seorang sahabat di Ujung Pandang, Bapak Naza, SE seorang pengusaha Telekomunikasi terkemuka dengan bendera PT. Incipna Indonesia malah menghadirkan fotocopy dirinya dalam kartu nama alias kartunama berphoto dan saya setuju dengan konsep pembuatan kartu nama seperti itu. Saya yakin bahwa sebuah kartu nama merupakan perwakilan diri kita pada orang lain. Bisa jadi setelah sekian tahun tidak bertemu dengan kita, konsumen telah melupakan seperti apa diri ini, tapi kartu nama seperti itu serta merta akan menembak ingatannya kembali. Dan hingga kini saya masih mengingat secara utuh betapa simpatiknya Bapak Naza. Selamat memperkenalkan diri!

Tips Marketing09 : Miliki keyakinan

Jangan pernah berpikir anda tak dapat menjual
FLEXI sudah ramai dimana-mana, perusahaan tempat saya bekerja termasuk terlambat menciptakan produk unggulan terminal Flexi. Setelah perusahaan telekomunikasi yang lain malang melintang menjadi jawara di kota-kota andalan dimana Telkom sudah meresmikan flexinya. Perusahaan tempat saya bekerja baru seumur jagung mengibarkan bendera pendirian dan saya baru saja mulai mengkomunikasikan produk agar bisa dikenal. Terlambat? Mungkin, ya! Tapi tak ada yang lebih baik daripada tidak sama sekali.
Sedikit terlambat untuk saya tak apa, walau produk saya banyak dibandingkan dengan produk sahabat rival. Pertanyaan-pertanyaan : kenapa begini, kenapa begitu, kok mahal dll adalah santapan telinga yang paling lezat.
Saya berkeliling dari satu kota ke kota lain pertama kalinya untuk sekedar membuat nama produk saya terangkat, mereka harus tahu ada yang baru di pasar, terlepas apakah mereka membeli atau tidak. Tapi saya tak pernah sekalipun pesimis bahwa kunjungan saya sia-sia, saya senantiasa YAKIN bahwa saya dapat MENJUAL.
Kalau teman-teman bilang produk terminal flexi sudah berantakan di sana-sini, sudah jenuh, masayarakat sudah bosan, bahkan sudah malas terjun sebagai tenaga penjualnya. Saya malah paling bersemangat untuk berjalan di depan menyusuri semua tempat yang saya anggap prospek atau pun tidak prospek.
Salah satu kasus adalah televisi. Siapa sih yang tidak memiliki Televisi zaman canggih ini? Tapi toh produksi Televisi tetap meningkat bahkan penjualan tetap berjalan mulus. Saya percaya dimanapun dan kapanpun peluang menjual selalu ada dan saya percaya saya bisa MENJUAL titik. Keyakinan terus saya pupuk hingga sekarang. Mari miliki KEYAKINAN dan rasakan bedanya! 

Tips Marketing08 : Bersahabat dengan Rival

Dalam dunia bisnis memiliki pesaing alias rival bukan hal yang luar biasa. Di bidang Telekomunikasi yang saya geluti ada banyak pula saingannya, mulai dari jenis produk, macam unggulan, macam desain, aneka harga, hingga banyak karakter tenaga penjualnya.
Saya merupakan tenaga penjual yang pro rival alias memiliki banyak sahabat dari perusahaan pesaing. Saya mengagumi kinerja rival saya dalam menawarkan produk, saya bersahabat dan banyak belajar dari motivasi dalam aura sang rival.
Tidak peduli banyak pihak yang heran karena saya bisa bersahabat dengan rival, bahkan ada juga yang memanipulasi persahabatan saya untuk mengorek informasi (dengan tujuan yang tidak baik) saya tetap menyenangi persahabatan dengan pesaing.
Bahkan jika saya tidak memiliki produk yang diinginkan konsumen, maka saya akan merekomendasikan produk rival saya dan jangan salah sahabat rival juga rajin sekali merekomendasikan produk saya pada pelanggannya.Alhasil, beberapa konsumen kami adalah konsumen bersama…Hahaha… Bukankah ini menyenangkan?
Kiat saya agar dapat bersahabat dengan RIVAL adalah mengabaikan kepentingan picik untuk saling menjatuhkan demi menyongsong pertumbuhan perusahaan satu sama lain dengan sehat. Saya percaya bahwa jodoh, rezeki, dan mati sudah digariskan oleh-Nya. Saya juga percaya bahwa rezeki itu takkan tertukar satu sama lain.

Tips Marketing07 : Berkunjunglah

Beberapa orang konsumen pada saat saya mengunjungi tempat mereka mengatakan “Saya sangat menghargai kunjungan anda” dari ungkapan tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa mereka menyukai kunjungan dari relasinya.
Kunjungan yang saya lakukan tidak semata-mata membujuk mereka untuk menjadi loyal (karena loyalitas konsumen dibentuk oleh kesadaran mereka sendiri) saya memang membiasakan diri untuk mengunjungi konsumen dan calon konsumen untuk lebih mengenal mereka secara utuh. Perbedaan karakteristik satu dan yang lainnya takkan pernah bisa tersimpulkan dengan baik tanpa adanya pendekatan. Salah satu pendekatan adalah kunjungan non formal.
Seperti juga mereka, saya sendiri sangat senang jika relasi berkunjung ke kantor. Kunjungan berarti pengakuan bagi saya. Bahkan Boss saya yang jenius mengatakan bahwa usahakan seminimal mungkin kami berkunjung ke tempat relasi tapi membuat relasi ketagihan mengunjungi kantor kami karena itu berarti keberadaan kami diakui.
Keberadaan kami diakui adalah dengan mengakui keberadaan mereka juga bukan? So, saya tak pernah sungkan untuk sekedar berkunjung, bertukar informasi, minum kopi, dan tertawa bersama.

Tips Marketing06 : Dengarkan konsumen Anda

Apa sih yang saya lakukan sehingga akhirnya orang-orang yang pernah menolak akhirnya mau bekerjasama? Yang pertama saya lakukan adalah MENDENGARKAN keinginan mereka. Sebagai manusia (lagi) kita tidak mungkin menciptakan segala sesuatu secara sempurna. Banyak koreng dimana-mana. Namun kekurangan inilah yang akhirnya harus kita perbaiki di sana-sini berdasarkan informasi yang kita dapatkan dari mereka.
Tenaga Penjual harus memiliki seni introspeksi yang baik. Maksudnya? Ya, mendengarkan koreksi dari konsumen tapi bukan menelannya bulat-bulat karena bisa jadi pemahaman yang salah dari konsumen menyebabkan mereka menghakimi kita seenak udel. Dengarkan persoalan yang pernah di hadapi (jika mereka pernah bekerja sama dan akhirnya vakum) atau mencoba menyelaraskan keinginannya dengan keinginan kita. Jika berhadapan dengan konsumen yang baru akan bekerjasama, kita selayaknya mendengarkan kebutuhan apa yang dia inginkan disertai hasil riset yang kita lakukan di wilayahnya, kemudian baru kita tahu produk apa yang sesuai dengannya.
Banyak perusahaan yang bersikap KAKU terhadap keinginan konsumen. Peraturan dibuat berdasarkan pola yang membuat perusahaan secara jangka panjang dirasa AMAN padahal kekuan itu justru akan merusak kesinambungan kerjasama di masa depan.
Selain mendengarkan mereka, saya pun menjadi penghubung antara konsumen dan perusahaan. Secara bijak saya mendengarkan konsumen, secara bijak saya menyaring informasi, dan secara bijak saya memformulasikannya sebagai masukan bagi perusahaan.

Tips Marketing05 : Semangat menjual...

Semangat kita menjual sama dengan semangat mereka membeli

Mas Didit (lagi) mengatakan bahwa semangat kita itu menular pada orang lain. Saya sangat setuju dengan itu karena saya sudah merasakannya. Sebagai seorang koordinator Marketing di kantor cabang, saya sibuk bukan main. Rutinitas saya selain menjadi Trainer tenaga penjual, juga harus melakukan banyak perjalanan membuka lahan untuk penjualan. Tentunya sebagai manusia saya bisa mengalami kelelahan yang luar biasa. Bayangkan saya harus melakukan perjalanan ke suatu kota selama 4 jam perjalanan pergi dan perjalanan 4 jam untuk pulang kembali dalam satu hari. Kenapa tidak menginap? Tugas untuk besok pagi sudah menunggu, jadi perjalanan 4 jam saya lakukan untuk sebuah pertemuan berdurasi kurang dari satu jam. Lelah? Tentu? Tapi dasarnya saya memiliki semangat setinggi cita-cita yang menjulang ke langit. Kelelahan itu bisa saya alihkan menjadi penambahan energi semangat. Kelelahan saya nyaris tak terlihat. Dan ternyata semangat saya tertular pada tenaga penjual yang saya training, mereka kini mengikuti irama kerja saya yang cukup gila. Dan penularan semangat itu akhirnya sampai kepada konsumen. Boleh percaya atau tidak? Nyaris konsumen yang mereka miliki adalah orang-orang yang bersemangat dan sama gilanya dalam pekerjaan. Mereka tenaga penjual dengan jabatan Sales Refresentatif, dimana biasanya menjual kepada konsumen secara eceran tapi mereka mampu melobi pimpinan sebuah perusahaan, instansi pemerintah, atau langsung ke bonggolnya. Saya bersemangat, tenaga penjual saya bersemangat, dan konsumen kami sama bersemangatnya. Ayo ramai-ramai tularkan SEMANGAT!

Pernikahan

Selesai chatting dengan sahabat saya, Bapak Welly, seorang pejabat Bank Danamon-Jakarta saya kembali teringat pada percakapan-percakapan saya dengan banyak sahabat yang lain yang semuanya lelaki.
Pertanyaan mereka sama persis, "Kenapa sih kamu belum juga punya gandengan? apakah karier lebih penting dibandingkan berumahtangga?" Lantas mereka juga bercerita tentang teman-teman wanitanya yang sukses dalam dunia pendidikan dan karier tapi belum juga menikah dalam usia yang mereka bilang "KRITIS"
Well, pertama saya mau bilang bahwa saya baru berusia duapuluh lima tahun dan rasanya saya masih punya banyak waktu untuk akhirnya memilih menikah.
Kedua, saya sempat heran juga dengan pernyataan mereka "kalau pendidikan dan karier terlalu tinggi, nanti lelaki minder" pertanyaan saya adalah Mengapa lelaki harus minder pada pendidikan dan karier wanita yang lebih tinggi? salahkah jika wanita beraktualisasi hingga mendapatkan keberuntungan itu? dan apakah hanya lelaki saja yang diperbolehkan memiliki jenjang pendidikan dan karier yang tinggi? saya hanya menyanyangkan hal tersebut. Jika wanita berbangga hati pada pasangan hidup yang memiliki jenjang pendidikan dan karier tinggi, lalu kenapa lelaki tidak bisa berbangga juga jika pasangan wanitanya demikian?
Ketiga, dari dalam sudut hati yang paling dalam semua wanita punya naluri keibuan, dimana mereka menginginkan adanya sebuah pernikahan yang bahagia dengan keluarga yang lengkap suami, istri, dan anak. jadi, jangan terlalu menyalahkan wanita jika lantas mereka belum juga menikah di usia "KRITIS" karena bisa jadi itu bukan pilihan hidupnya. Hanya saja Tuhan belum mendatangkan lelaki dunia akheratnya. Persoalan menikah itu bukan dilihat dari pada umur berapa dia menikah tapi kebahagiaan yang didatangkan pada saat pernikahan terjadi.
Jadi, untuk semua sahabat doakan saja semoga segala doa segera terlaksana. Memiliki pendidikan tinggi, berkarier, dan menemukan pasangan hidup dunia akherat. Percayalah, saya setiap waktu berdoa.

Tips Marketing11 : Surprise!!!!!

Berikan kejutan! Walah..walah..kejutan apa? Apa saja, sekecil apapun kejutan yang anda buat hasilnya akan mengagumkan.
Saya akan bercerita mengenai tenaga penjual yang saya training. Pada hari pertama mereka masuk kerja saya membuat kompetisi di antara mereka. Bunyi sayembara yang saya buat adalah “BARANG SIAPA PEMECAH TELUR (PENJUAL PERTAMA) DI BULAN INI MAKA SAYA AKAN BERIKAN HADIAH” hadiahnya sih saya rahasiakan, satu sama lain dari tenaga penjual saling menimpali mengenai kira-kira hadian apa yang akan saya berikan. Tapi sayembara itu berhasil menaikkan kinerja mereka lebih dari seratus persen setiap harinya. Semua berlomba mendapatkan hadiah.
Ternyata tenaga penjual yang kalem-kalem aja (bahkan tidak saya unggulkan sama sekali) menjadi pemecah telurnya. Tau nggak hadiah apa yang saya berikan? Teman-teman bilang saya super norak dengan memberikan hadiah tersebut.
Iseng-iseng saya jalan-jalan di Malioboro guna mencari hadiah untuk sayembara itu. Haaap, ternyata kekonyolan saya muncul. Jadi hadiah yang saya berikan hanyalah sebuah tulisan URE STAR yang dibuat dari bahan spon berwarna-warni kreatifitas seniman muda di sana…Hahaha…dan Dody (nama tenaga penjual yang menjadi penjual) ngakak..tapi saya melihat semangat semakin memuncrat di sana.
Demikian juga saya memperlakukan konsumen. Diam-diam saya catat tanggal lahir mereka, dan ketika waktunya tiba saya kejutkan dengan ucapan selamat ulang tahun. Mereka tertawa senang dan saya bahagia.


NB ; 89 TIPS LAINNYA AKAN ANDA TEMUKAN DI BUKU KUMPULAN TIPS MARKETING..SEGERA!!!!!!

Tips Marketing04 : Kenali produk

Kenali produk yang kita jual
Apa sih?bagaimana memakainya?berapa harganya?apa keunggulannya? Pertanyaan-pertanyaan seringkali muncul saat kita berhadapan dengan calon konsumen. Nah, bagaimana mungkin mereka bisa tertarik untuk membeli jika kita sendiri tidak mengenal produk yang kita jual.
Pertama kalinya kita harus mempelajari produk knowledge dari yang akan kita jual. Kenali dari mulai kelebihan bahkan kekurangannya sekalipun. Jangan sampai kita gelagapan saat konsumen kita menanyakan produk pada kita karena saat itu terjadi mereka akan memupuskan niat untuk membeli.Ssst, salah satu rahasia saya untuk menetralisir kegugupan saat konsumen saya bertanya mengenai hal yang tidak saya mengerti adalah BERPURA-PURA tahu dan mengatakannya dengan penuh PERCAYA DIRI, sepulang dari pertemuan itu baru saya kasak-kusuk cari tahu jawaban sebenernya….. Hahaha…tapi hasilnya? Konsumen saya walaupun mungkin dia tahu jawaban saya salah, semangat saya menjawab membuat mereka tak tega untuk mendebat…wuahahaha.

Tips Marketing03 : Jadi sahabat

Sebelumnya jadilah sahabat calon relasi/konsumen anda
Bagaimana penjualan terjadi, saya punya banyak cerita menarik. Relasi sekaligus konsumen saya terdiri dari banyak jenis status social, jabatan, usia, suku, karakter serta berbagai keragaman lainnya. Lamanya waktu hingga akhirnya mereka menjadi konsumen saya pun beragam. Percaya atau tidak, selesai saya bertemu dan presentasi mengenai produk saya dalam 10 menit, salah seorang diantaranya langsung membeli produk saya dalam kuantity cukup besar. Namun ada juga dimana saya menjadi sahabatnya selama hampir enam bulan baru dia percaya untuk membeli produk saya.
Menjadi sahabatnya?kok?Ya, saya membiasakan diri untuk berinteraksi lebih dari sekedar penjual yang menjajakan produk atau tidak sekedar menempatkan mereka sebagai pembeli. Saya secara tulus terlebih dulu masuk ke dalam kehidupan mereka sebagai teman yang dapat dipercaya (dan hasilnya? Saya memiliki banyak teman dimanapun) kemudian akhirnya melangkah sebagai sahabat. Dimana pada persahabatan saya dengan mereka lebih terisi dengan banyak percakapan mengenai bisnis tak terkecuali pribadi, dengan sukarela saya berniat tulus membantu dan menampung segala keluhannya, jika bisa memberikan masukan. Saya serta merta akan mengenal kapan mereka berulangtahun, mengenal istrinya dengan baik, bersahabat dengan anak-anaknya (maklumlah konsumen saya notabene adalah pria-pria yang berusia diatas 35 tahun dan tentu saja sudah menikah) itu sebabnya saya menyukai mengenal keluarganya juga selain bersahabat dengan mereka. Ini untuk menghindarkan segala macam kesalahpahaman tentunya.
Persahabatan itu akan mengalir begitu saja dan sangat menyenangkan. Dimana informasi serta pengalaman yang saya miliki bertambah tanpa saya sadari. Dan yang lebih menarik lagi, setelah sekian lama bersahabat tiba-tiba saya dikejutkan oleh pertanyaan, “Oke, saya rasa mulai hari ini kita bekerjasama. Apa saja yang harus saya siapkan?” WOW, ini berarti saya mendapatkan dua keuntungan memiliki sahabat baik dan konsumen yang bisa diandalkan. Menyenangkan bukan?

Tips Marketing02 : Mental

Kekuatan Mental
Suatu malam saya dijemput untuk makan malam dengan salah satu sahabat saya M. Henaldy, SE, MM yang akrab dipanggil Mas Didit, seorang pemimpin penerbitan Bridge Publishing di Yogya yang baru saja meluncurkan buku berjudul “21 Jurus Entrepreneur Sukses” karya Alex S Nitisemito, konsultan bisnis kondang serta penulis buku laris tentang bisnis dan manajemen yang juga berdomisili di Yogya (Ssst sekedar bocoran saja, mas Didit anaknya Bapak Alex. Nah yang begini namanya nepotisme bukan ya?hahaha)
Akhirnya kami memutuskan untuk nongkrong di alun-alun selatan kota Yogya sembari melihat kerumunan orang yang berduyun ingin melalui pohon beringin sambil menutup mata. Sekedar bocoran juga, katanya sih jika seseorang yang matanya ditutup dan berhasil melewati pohon beringin itu dengan langkah lurus maka orang tersebut diprediksi akan sukses. Believe it or not!?
Kami berbicara banyak hal. Kebetulan sekali mas Didit memang orang yang enak diajak diskusi untuk banyak tema. Jujur, dia pintar! Tema yang paling HOT kami bicarakan adalah mengenai Tenaga Penjual. Pertama-tama dia menanyakan mengenai program kerja yang akan saya lakukan selama di Yogya. Well, tidak terlalu spesifik yang saya bicarakan mengenai itu, bagaimanapun juga beberapa hal saya hide karena mas Didit bukan anggota perusahaan, bukan?
Tapi topik kali secara spesifik berbicara tentang MENTAL seorang Tenaga Penjual. Bagaimana orang-orang Tenaga Penjual yang saya bentuk mengalami seleksi alam atau tambal sulam. Dalam sebulan pasti ada saja yang gugur dan digantikan yang baru dan rasanya hampir semua tenaga Tenaga Penjual di sebuah perusahaan mengalami hal ini. Satu yang menjadi jawaban dari pertanyaan “mengapa itu terjadi?” adalah KEKUATAN MENTAL yang dimiliki oleh personal tersebut.
Seperti halnya komunikasi, KEKUATAN MENTAL memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh Tenaga Penjual. Banyak sekali dari kita yang hampir tidak mau menjadi seorang TENAGA PENJUAL, image yang terbentuk adalah betapa sulitnya menjual suatu produk, belum lagi menemui banyak pelecehan oleh orang-orang yang tidak menghargai profesi seperti mengusir, mencaci, menolak dengan sinis, dll. Bagaimana tidak merosot mental seseorang jika setiap hari menerima hal tersebut? Bisa saja terjadi penurunan semangat tapi untuk si MENTAL kuat hal ini justru semakin menggairahkan semangatnya. Yang mentalnya DOWN akan gugur, si MENTAL kuat akan bertahan dan jangan salah si MENTAL KUAT inilah yang akan menuai panen di masa yang akan datang.
Oh ya, sekedar informasi saking takutnya penolakan terjadi salah seorang tenaga penjual yang baru saya training meminta kartu namanya jangan dicantumkan jabatan SALES REFRESENTATIF tapi cantumkan namanya thok! “Lha wong uwong wis wedi ndisi ndelo kartu namane” begitu katanya dengan logat Jawa medhok. Hahahaha…………

Tips Marketing01. Komunikasi

Pentingnya Komunikasi
Yang saya tekankan pada calon-calon tenaga penjual di perusahaan tempat saya bekerja adalah KOMUNIKASI. Saya katakan bahwa komunikasi merupakan modal pertama sebagai seorang Tenaga Penjual. Percaya atau tidak, bukan jenis produk yang membuat penjualan bisa melambung seperti gunung tapi bagaimana cara Tenaga Penjual membujuk calon pembeli untuk membeli apa yang ditawarkan. Apapun produk yang kita jual jika kita tidak bisa mengKOMUNIKASIkannya dengan baik, maka kesempatan terjadinya transaksi akan kabur.
Saya mulai belajar menjadi seorang Tenaga Penjual sejak keluar dari SMA. Kehidupan yang cukup keras harus saya jalani sehingga saya memutuskan untuk bisa menggunakan sedikit kemampuan untuk banyak keuntungan. Tenaga Penjual salah satu kemampuan yang masih minim saya miliki, beruntung sekali sejak SMA saya sudah terbiasa untuk mengelola banyak kalimat yang saya tuangkan dalam tulisan, kemudian hobi membaca buku menjadi modal awal bagaimana saya memulai KOMUNIKASI. Akhirnya, terjunlah saya sebagai tenaga penjual di banyak pameran baik tingkat lokal maupun nasional. Jenis produk yang saya jual macam-macam mulai dari sandang, pangan, hingga papan. Awalnya merangkak kemudian tertatih-tatih kemudian saya mulai berjalan tegap dan sekarang saya bersyukur karena saya Insya Allah sudah makin belajar bagaimana berKOMUNIKASI dengan baik pada semua kalangan relasi dengan berlari..weleh..weleh…
Tenaga Penjual tanpa kecakapan berKOMUNIKASI saya bilang nihil. KOMUNIKASI sangat dibutuhkan oleh semua Tenaga Penjual. Bagaimana tiba-tiba saya mampu membangunkan relasi-relasi “mati” perusahaan, bagaimana saya mampu menjadi jembatan antara perusahaan dan relasi demi tercapainya kepuasan bersama, bagaimana saya bisa membangun hubungan baik antara semua pihak tak lepas dari pola komunikasi yang saya lakukan. Mari kita jalin KOMUNIKASI yang baik untuk membangun keseragaman dalam menilai visi dan misi yang ingin diwujudkan diantara semua pihak. Selamat berKOMUNIKASI!

Tentang Jodoh

Sebelum berangkat ke Yogyakarta, mamaku berpesan "Semoga bukan hanya pekerjaan saja yang kamu pikirkan. Semoga disana kamu bisa menemukan lelaki baik dan bertanggungjawab untuk bisa kamu jadikan pendamping di dunia akherat."
Well, aku terharu sekaligus sedih atas doanya. Bagaimanapun juga keinginan untuk menemukan lelaki seperti itu masih ada, hanya saja aku belum menemukannya. Mungkin kucari hingga ke ujunglangit pun jika aku belum beruntung. Pangeran impianku belum juga muncul. Tapi, demi mama, orangtua tunggalku yang sangat aku sayangi, aku benar-benar mengikrarkan bahwa aku harus serius memantapkan hati untuk menerima lelaki baik dan bertanggungjawab itu jika akhirnya aku menemukannya...mungkin saat aku bertugas di sini atau pada saat aku bertugas di kota lain.
Well, siapapun lelaki itu...aku yakin jika dia sudah percaya Tuhan itu ada dan mau menjalankan perintah-Nya, aku percaya bahwa dia sudah memiliki salah satu kriteria sebagai lelaki baik dan bertanggung jawab.
Well, let's c apakah aku beruntung? doakan saja..


Salam,

Kisah Yogyakarta

Maklum pekerjaan sebagai Marketing menuntutku untuk berkelana dari satu kota ke kota yang lainnya. Asiiiik sih walau kadang homesick juga...
Kali ini kota yang kukunjungi adalah YOGYAKARTA. Si kota Gudeg yang selalu saja membuatku rindu akan kepala ayam berleher panjang...nyam..nyam..nyam
tanggal 8 Juni 2005 tepat adzan shubuh aku nyampe hotel tempatku menginap. Seneng banget, akhirnya aku kembali ke Yogya dan tentu saja sudah banyak rencana untuk berjalan-jalan di kota yang super ramah ini. Malioboro dan pasar bringharjo..puuiiiih, sangat menggemaskan untuk kusasar sampe bosan.
Kali ini kunjunganku memang diperkirakan sampai tiga bulan. Sehingga kuputuskan mencari tempat kost. Setelah seharian mencarinya..(ternyata memang tidak mudah ya mencari tempat kost?) akhirnya kutemukan juga. Sebuah rumah yang kupikir hanya rumah biasa menyewakan kamarnya dengan harga lumayan murah -70rebu sajah-
tanggal 10 Juni 2005 pagi aku sudah memindahkan semua barang bawaan dari Bandung yang memang cuman setas berukuran sedang..selepas itu aku langsung berangkat kerja.
Hari pertama semua sangat menyenangkan di tempat kost ini. Ibu kost yang ramah, anaknya juga tak kalah ramah, dan satu anak kost kelas dua SMU yang sangat ramah serta lugu...
Hari kedua masih menyenangkan...tak kalah menyenangkannya dengan kegiatanku di kantor baruku
Hari ketiga..well..ada yang berubah, tapi tidak signifikan
Hari keempat...BREEEEEEEEEEEEETTTTT..tiba-tiba saja semua berubah.
sang ibu yang bisa kubilang sebagai Ibu Peri baik hati berubah menjadi Peri jahat yang menyeramkan.
Entah kenapa, segala tingkah lakuku menjadi penyulut permusuhan buat si ibu kost. AKu heran, sangat heran...
Iseng kutanya anak kost yang lugu itu..ternyata hasilnya sama
Oh..karakter, tabiat, tingkahlaku seseorang memang berbeda satu sama lain. Si Ibu memang berperangai anti perdamaian alias suka berperang dengan siapa saja. Untunglah, aku memang 'kendel' kata orang Jawa mah. Jadinya segala permusuhan yang beliau tuaikan, tak kuhiraukan. Pokoknya aku tetap berusaha jadi anak kost yang tahu kewajiban. Oke, kupikir bulan depan aku sudah harus hengkang juga dari tempat kost itu, bagaimanapun juga aku tidak ingin beliau jantungan karena punya anak kost super cuek kayak aku...bye..bye...
Oh Yogya, ternyata tak semua penghunimu ramah seperti Malioboro dan pasar bringharjo.


salam,

Resensi Buku


Novel Ke-I
IZINKAN AKU MENCINTA
Penerbit : Malka, Bandung



Merupakan kisah cinta segitiga antara Erika, Josh, dan Siska diwarnai persahabatan, permusuhan, persaingan serta kegigihan dari masing-masing mereka untuk mempertahankan apa yang mereka anggap benar mengenai cinta.


novel ini dapat anda beli di pelbagai toko buku independent khususnya di Bandung seperti Malka, Tobucil, Ultimus, Wabule, dll



Novel Ke-2
GENDUT, SIAPA TAKUT?
Penerbit : Grasindo, Jakarta


Lebih tepatnya dinamakan serial Teenlit kali ya? soalnya buku ini menyajikan kisah-kisah konyol dari pemeran utamanya yaitu AGATHA, seorang cewek kelas dua SMU yang punya banyak cerita karena tingkahnya yang super konyol, jail, tapi cerdas. Pada seri pertama ini salah satu kisahnya seputar "gendut" si Agatha berpikir dengan beratnya yang naik, dia ngerasa bakalan kalah bersaing dengan rivalnya demi seorang cowok (wah, ini kita banget ya?) padahal ternyata...... baca deh lanjutannya


si Gendut bisa didapatkan di seluruh Gramedia di Indonesia


Dan
Segera menyusul


lanjutan kisah Agatha yang terangkum dalam "Makanya Jangan Sok Seksi"
dan sahabat baru kita REGINA dalam "Oh, Jodoh" keduanya diterbitkan oleh Grasindo, Jakarta. Tungguiiiiin yaaaa............

Belajar..

Beberapa hari ini saya mengamati tulisan Gede Prama yang terangkum dalam buku yang yang bertittle "INOVASI ATAU MATI"..saya tertegun pada sebuah kalimat yang kira-kira saya rangkum begini..
bahwa kita selalu saja mengira kalau diri kita benar dan menganggap bahwa orang lain salah.
BIASANYA..ini adalah memang penyakit kita! camkan! saya pun demikian. saya kadang merasa saya benar dan teman saya salah. saya merasa saya benar, adik saya salah. saya merasa saya benar, orangtua saya salah.dan saya benar, orang lain salah.
PADAHAL..sesungguhnya yang benar dan salah adalah bagaimana cara kita berpikir mengenai sesuatu. setiap orang punya pemikiran yang fantastis atas sikapnya. Saya mungkin benar, tapi mereka juga mungkin benar. Saya harap saya bisa belajar memahami mengapa orang lain berpikir seenaknya mengenai diri saya, dan bagaimana saya sebaiknya berpikir mengenai oranglain atau mungkin mengapa saya harus berpikir seenaknya atas orang lain. saya hanya bisa belajar semoga besok saya bisa lebih banyak belajar.
Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya. saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai.. Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya.

salam,