Semangat kita menjual sama dengan semangat mereka membeli
Mas Didit (lagi) mengatakan bahwa semangat kita itu menular pada orang lain. Saya sangat setuju dengan itu karena saya sudah merasakannya. Sebagai seorang koordinator Marketing di kantor cabang, saya sibuk bukan main. Rutinitas saya selain menjadi Trainer tenaga penjual, juga harus melakukan banyak perjalanan membuka lahan untuk penjualan. Tentunya sebagai manusia saya bisa mengalami kelelahan yang luar biasa. Bayangkan saya harus melakukan perjalanan ke suatu kota selama 4 jam perjalanan pergi dan perjalanan 4 jam untuk pulang kembali dalam satu hari. Kenapa tidak menginap? Tugas untuk besok pagi sudah menunggu, jadi perjalanan 4 jam saya lakukan untuk sebuah pertemuan berdurasi kurang dari satu jam. Lelah? Tentu? Tapi dasarnya saya memiliki semangat setinggi cita-cita yang menjulang ke langit. Kelelahan itu bisa saya alihkan menjadi penambahan energi semangat. Kelelahan saya nyaris tak terlihat. Dan ternyata semangat saya tertular pada tenaga penjual yang saya training, mereka kini mengikuti irama kerja saya yang cukup gila. Dan penularan semangat itu akhirnya sampai kepada konsumen. Boleh percaya atau tidak? Nyaris konsumen yang mereka miliki adalah orang-orang yang bersemangat dan sama gilanya dalam pekerjaan. Mereka tenaga penjual dengan jabatan Sales Refresentatif, dimana biasanya menjual kepada konsumen secara eceran tapi mereka mampu melobi pimpinan sebuah perusahaan, instansi pemerintah, atau langsung ke bonggolnya. Saya bersemangat, tenaga penjual saya bersemangat, dan konsumen kami sama bersemangatnya. Ayo ramai-ramai tularkan SEMANGAT!
Tips Marketing05 : Semangat menjual...
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment