Geliat Perempuan Surabaya

 Perjalanan saya keliling Indonesia diawali dengan kunjungan ke Surabaya. Ya, pada tahun 2014 ini saya memang mengalokasikan waktu antara 4 - 6 hari untuk berkunjung ke kota-kota di Indonesia untuk melakukan kopdar komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN)  dan Ibu-ibu Doyan Bisnis (IIDB) serta Sekolah Perempuan (SP).

Kunjungan ini awalnya hanya untuk mempererat shilaturahmi antara anggota komunitas yang kini memiliki total 24ribu orang. Kunjungan shilaturahmi akan dilakukan di 19 titik Indonesia dan 9 titik di dunia, jika memang Allah memberi saya kesempatan melakukannya secara penuh perjalanan ini.

Namun, setelah saya review kembali perjalanan keliling Indonesia ini saya terpikir satu hal. “Kenapa tidak sekalian saja merajut shilaturahmi kepada teman-teman sesama pengusaha di seluruh Indonesia?” terlepas dari tulisan saya di kompasiana.com yang menjadi headline http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2014/01/11/perempuan-kita-mulai-bisnis-rumahan-dari-hobi-625702.html semangat saya untuk menulis di bidang bisnis dan perempuan semakin meningkat pesat. Saya berpendapat bahwa perempuan harus mampu menginspirasi perempuan lainnya agar semakin tumbuh perempuan hebat di Indonesia.



Dan, Surabaya menjadi pertemuan pertama saya dalam rangka menulis 365 perempuan Indonesia yang berkarya dan menginspirasi. Jujur saja, saya “shock” melihat Surabaya saat itu. Shock positif maksudnya hehe. Saya melihat Surabaya tidak seperti yang saya kunjungi  beberapa tahun lalu.  Surabaya mengubah wajahnya.
Surabaya nampak lebih dingin, jauh lebih bersih, sangat teratur, dan sangat nyaman tanpa nyamuk J. Konon, pengubahan wajah Surabaya dimulai sejak zaman wali kotanya yang sangat luar biasa dan beliau seorang perempuan. Meski saya bukan warga Surabaya, namun saya memiliki rasa bangga yang berdenyut dalam dada saya, “Surabaya berubah lebih hebat!”

Adalah Tri Rismaharini yang merupakan Wali Kota Surabaya saat ini. Beliau merupakan wanita pertama yang menduduki kursi Wali Kota di Surabaya. Beliau mengemban jabatan ini untuk periode 2010-2015. Di bawah kepemimpinannya  wajah dan tubuh Surabaya menjadi lebih bersih dan asri, meski saya sendiri melihat masih ada titik kumuh, namun ini hanya sebagian kecil saja. Seperti ketika saya mendatangi salah satu kerabat di sebuah gang sempit. Titik kumuhnya amat terasa. Terlepas dari titik kumuh itu, Surabaya di tangan beliau berhasil merebut  Piala Adipura pada tahun 2011.

Beberapa narasumber yang saya ajak bicara tentang Wali Kota inipun mengacungi jempolnya. “Ibu Risma, bukan hanya memerintah tapi beliau menjadi teladan bagi kami semua untuk berubah. Beliau blusukan kemana-mana, mengerjakan banyak hal, bahkan tidak pernah mengenal waktu demi Surabaya,” katanya.
Bukan hanya Wali Kota Surabaya yang hebat, ketika saya bertemu dengan perempuan-perempuan lain di Surabaya yang terjun di dunia bisnis, pendidikan,  hingga sosialpun saya melihat geliat kehebatannya amat terasa. Pertemuan pertama saya dengan Ria Fariana, beliau merupakan seorang guru di salah satu Yayasan Pendidikan khusus untuk anak-anak Yatim. Sayapun diajak beliau berkeliling sekolah. Saya ditunjukkan bagaimana proses belajar mengajar hingga kelas-kelas yang dihuni oleh anak-anak paling nakal di sekolah, “mendidik mereka membutuhkan hati yang lebih luas, teh. Cobaannya luar biasa.” Ujar Ria. Keikhlasan beliau untuk mendedikasikan diri dalam pendidikan anak-anak yatim ini patut diacungi jempol. Beliau mendidik tanpa pamrih dan tanpa mengeluh.

Kecil-kecil Cabe Rawit

 Kali ini, ISIC mau informasikan kalau ada adik kecil kita sangat luar biasa. Vanessa merupakan pemenang dari Tunza-Eco generation & UNEP (United Nations Environment Programme), masuk dalam “10 Environmental Campaigns Recommended by Eco-generation Members” oleh Tunza-Eco Generation with UNEP (United Nations Environmental Programme), Juara Nasional Mentari Books Photography Contest 2013 dengan tema ‘Celebrating Indonesian Independece Day in My School’, Finalis ‘Best Bestie Awards 2013’ dari Majalah Girls dengan tema ‘Lingkungan Hidup’ bersama sahabat, Karuna Btari Mestika; Juara nasional Fotografi “Mentari Book’s” dengan tema ‘The Beauty of Indonesia’, Masuk dalam 96 besar seleksi tahap 1 MISS KIDZANIA 2013. Vanessa juga juara dalam lomba berbahasa mandarin serta mendapatkan medali consolation “The Wonderful World of Animals”.

Coba lihat prestasinya? luar biasa bukan?! Kita kenal lebih jauh yuk tentang Vanessa yang bernama lengkap Vanessa Monica Fei Goeyardi. Anak berusia 10 tahun ini merupakan Co-Founder dari The Green Team Indonesia, suatu komunitas yang dikelola oleh anak-anak usia 9 – 13 tahun dengan misi berbagi kebaikan untuk lingkungan dan sesama yang membutuhkan, bersama dengan sang kakak sebagai Founder-nya Patricia Cornelia Fei Goeyardi. Vanessa adalah pengelola sekaligus penulis di blog The Green Team Indonesia.
Biar kecil Vanessa sudah menorehkan prestasi di tingkat dunia. Kamu pasti ngiler kan ingin ikut jejaknya? Ayo pelajar SMA dan mahasiswa jangan kalah sama Vanessa. Kamu yang ingin jadi pelajar pilihan ISIC Indonesia bisa langsung kontak kita ya: info@isic.co.id, SMS/BBM ISIC (08998866642/23BE21CD), www.isic.co.id, dan juga @isicindonesia

Emosi Positif Membuat Hidup Lebih Berisi


Mengenal Ermalen Dewita seperti menemukan sosok perempuan yang penuh talenta. Kelihaiannya terlihat dalam berbagai sisi. Penulis buku, publict speaker, hingga sosok yang penuh semangat dalam memajukan kaum terpinggirkan dengan kemampuannya memotivasi. Biasanya saya berhubungan dengannya hanya sebatas email, bb, dan facebook. Namun, pada dalam satu pertemuan langsung, saya merasa bahwa rugi sekali tidak bertemu dengannya secara nyata. Energi positif yang ditularkannya amat dasyat.
Berbicara tentang energi positif, Dewi, panggilan dari Ermalen Dewita berkata “Disadari atau tidak, manusia mempunyai emosi, baik positif maupun negatif. Begitupun dalam interaksi sosial. Emosi memegang peranan yang cukup penting di dalamnya

“Meskipun emosi memegang peranan penting dalam kehidupan, namun bukan berarti Anda bebas mengekspresikannya dengan cara negatif, misalnya marah-marah, mengamuk, membentak, mencaci, dan lain-lain. Untuk mengatasi emosi negatif, Anda harus mampu mengendalikannya dengan baik dan bijak. Pengendalian emosi diperlukan bukan hanya untuk meredam emosi negatif, melainkan untuk mengendalikan berbagai emosi yang mempersulit diri Anda. Emosi mana yang akan menguasai diri Anda. Semua bergantung pada kebijakan Anda dalam mengelola emosi,” tambahnya.

Tidak heran, Dewi yang sempat muncul kisah nyatanya di Majalah Kartini ini membuat saya takjub dengan kisahnya. Dewi bukan berasal dari keluarga yang sempurna, namun justru dalam keluarganya emosi beliau teraduk-aduk dengan sempurnanya. Tapi, saya melihat kemampuannya untuk beradaptasi dalam berbagai emosi membuat beliau mampu menyempurnakan langkahnya terus menerus.

Menurutnya emosi negatif di antaranya  cemas, marah, stress, merasa bersalah, waspada, benci, hingga sedih harus diganti dengan emosi positif seperti semangat, cinta, takjub, senyum, gembira, dan menerima.
“Emosi positif akan membuat hidup Anda lebih indah dan berwarna. Dengan memeliharanya, bisa dipastikan Anda akan merasa lebih bahagia dalam menjalani kehidupan.” Lalu, bagaimana dengan emosi negatif? “Meskipun emosi negatif tidak pantas untuk dipelihara, namun bukan berarti kita mengabaikannya dan menganggap emosi itu tidak ada. Yang perlu kita lakukan adalah mengekspresikan emosi negatif dengan cara-cara yang dapat diterima oleh masyarakat,” ujar Dewi.

Heeem, rupa-rupanya emosi positif inilah yang berhasil menata langkah Dewi makin berisi. Pesan terakhirnya adalah bahwa kita semua memiliki kebebasan dalam mengendalikan emosi yang ada dalam diri agar kehidupan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

TK Menanam


Alhamdulillah, kegiatan menanam bersama anak-anak sudah selesai diselenggarakan...

Semua senaaaang dan punya tanaman baru di rumah ^__^

Resep Olah Stres untuk Perempuan ala Adjie Silarus


Sebetulnya saya sendiri tidak paham dengan meditasi itu apa, meskipun aktivitas meditasi sangat populer saat ini. Namun, saya kemudian menjadi lebih paham sedikit demi sedikit ketika berkenalan dengan Adjie Silarus.
Lelaki muda yang memiliki brand Meditator ini memiliki konsep “Sejenak Hening” yang memikat. Hingga suatu saat saya mengundangnya untuk datang ke tempat saya, sharing pada ibu-ibu yang berkumpul di rumah dengan konsep sejenak heningnya.

Nyatanya melakukan sejenak hening tidak semudah yang dibayangkan. Biarpun sejenak tapi mengkonsentrasikan diri pada satu keheningan bukanlah sesuatu yang gampang. Padahaaaal…padahal ternyata metode sejenak hening ini amat efektif bagi siapapun untuk menetralisir stres, terutama bagi perempuan yang rentan akan stres. 

Menenangkan pikiran, menekan stres ala Sejenak Heningnya Adjie Silarus bisa dilakukan dengan mengambil jarak antara stimulus dan respon. Sejenak Hening cukup dilakukan dengan waktu singkat yaitu 1 menit. Menurut Adjie, untuk pemula bisa menggunakan alarm untuk memastikan waktunya memang benar-benar 1 menit.

Berikut ini posisi tubuh yang digunakan. Pertama, ambil posisi duduk, boleh duduk di kursi atau alangkah baiknya jika bersila, posisi tubuh, terutama bahu tidak perlu tegang, rileks. Perlahan pejamkan mata. Usahakan ketika memejamkam mata ini, pikiran bernafas, artinya pikiran kita sadar benar kalau saat ini sedang menghirup nafas dan menghembuskan nafas. Inilah yang menjadi inti dari meditasi.
Biasanya, saat melakukan Sejenak Hening ini di detik ke lima hingga ke enam, akan mudah melakukannya. Namun di detik ke tujuh, biasanya pikiran akan mulai meloncat memikirkan yang lain-lain. Untuk menyikapi keadaan ini,  hadapi dengan senyuman dan menarik kembali pikiran kita. 

Sejenak Hening melatih kecerdasan emosi, sehingga kita, para perempuan bisa makin cerdas mengatasi stres, mengendalikan diri, dan juga nyaman setiap saat dalam berbagai kondisi. Coba SEJENAK HENING yuuuuuk…..

Personal Brand




Personal brand awalnya memang hanya membangun nama seseorang namun tanpa disadari personal brand juga akan membangun apapun yang sedang dikerjakannya. Jika Anda pebisnis maka personal brand Anda akan merebut kepercayaan dari masyarakat secara kuat. Jika Anda seorang professional, maka personal brand Anda akan semakin melejitkan karir professional Anda. Tidak peduli apa yang Anda kerjakan, personal brand Anda akan membantu melesatkannya. Tidak peduli berapa banyak follower Anda, tapi personal brand Anda telah membuat Anda kokoh tak tergantikan. Tidak peduli jikapun Anda yang menjadi follower namun telah melakukan personal brand dengan baik, bukan mustahil Anda akan mengalahkan sang pionir.




Pentingnya Personal Branding

Personal brand awalnya memang hanya membangun nama seseorang namun tanpa disadari personal brand juga akan membangun apapun yang sedang dikerjakannya. Jika Anda pebisnis maka personal brand Anda akan merebut kepercayaan dari masyarakat secara kuat. 

Jika Anda seorang professional, maka personal brand Anda akan semakin melejitkan karir professional Anda. Tidak peduli apa yang Anda kerjakan, personal brand Anda akan membantu melesatkannya. Tidak peduli berapa banyak follower Anda, tapi personal brand Anda telah membuat Anda kokoh tak tergantikan. 

Tidak peduli jikapun Anda yang menjadi follower namun telah melakukan personal brand dengan baik, bukan mustahil Anda akan mengalahkan sang pionir.

Acara Murid TK Menanam Sayur dan Buah

Bismillah, besok akan jadi hari yang menyenangkan. Ada 60 murid TK yang akan hadir untuk mengikuti pesta menanam sayur dan buah menggunakan bahan bekas. Kegiatan ini akan dihadiri Save The Children, Greeneration Indonesia, Sekolah Perempuan, Ibu-ibu Doyan Nulis - Interaktif, dan tentu saja Indscript Corp sebagai penyelenggaranya.

"Bun, Nanit moal sakola nyak enjing, hoyong ngiring pesta menanam" ujar Nanit
"Siaaaap Nit, mari kita main tanah dan cacing"

Kegiatan ini disupport oleh You Jell Yogurt yang mengirim 4 karung kompos langsung dari Lembang ^^

Wisuda Sekolah Perempuan Angkatan ke-3


Tidak terasa Sabtu ini akan mewisuda peserta Sekolah Perempuan gelombang 2 dan segera masuk gelombang 3 di minggu depan...

www.sekolahperempuan.com

Duplikasi Bunda

 Dalam berbagai situasi, langkah yang saya ambil tidak luput dari pantauan anak-anak.
Maka, terimakasih anak-anakku, bersama kalian, bunda lebih berhati-hati melangkah, berbicara, bersikap, menulis, dan melakukan apapun juga....

#duplikasiibu

Bunda Kangen Tanaman


Setiap pulang dari luar kota. Saya langsung mengecek tanaman. Tentu saja setelah mengecek anak-anak dulu...tapiii...Ammar rupanya menangkap hobi baru saya dengan beda.

BUnda: bunda meni kangen ka Ammar *saya memeluk dia dengan hangat
Ammar: Ammar juga kangen bunda....tapi, bunda kangen ke tanaman juga kan? Kangen mana ke ammar atau ke tanaman?
BUnda: :)(:;#

#bertanam dengan barang bekas

Merajut Silahturahmi




Dalam berbagai kondisi baik pun--letupan akan selalu ada. Namun, karena saya paham bahwa usia kita sulit diduga. Bisa jadi saat ini sehat, besok meninggal, Allahlah yang maha Tahu. Maka, saya terus berusaha mengosongkan rasa kecewa, kesal, benci, atau apapun dan menggantinya dengan MAKLUM bahwa kita semua memang tidak pernah lepas dari salah. 

Manusia sebagai tempatnya khilaf, maka MEMAAFKAN adalah salah satu cara untuk tetap merajut shilaturahmi dengan baik. 


Dan...alhamdulillah, rajutan shilaturahmi dengan keluarga besar terus dikuatkan. Menemui adik yang belasan tahun lalu bertemu masih balita, kini sudah memiliki anak membuat saya bahagia...
Rajut shilaturahmi dengan kunci -- MEMAAFKAN ---

Era Kebangkitan Blogger Indonesia

Saya sebetulnya baru saja mengenal sosok perempuan ini melalui email yang datang ke agensi naskah kami. Kemudian kami berbicara melalui skype dan akhirnya bertemu  di darat selang berapa lama.
Pada pertemuan pertama kami saat itu, mulailah saya menyerap energi Mubarika Darmayanti dari obrolannya di dunia IT.

Bagi perempuan muda kelahiran Makassar ini, dunia internet adalah dunia yang amat mendarah daging baginya. Kepiawaiannya dalam memainkan teknologi dunia maya membuatnya cukup dikenal di wilayah penduduk social media, terutama para blogger.

Founder dari digital agency IDBlogNetwork ini bukan hanya dikenal sebagai perempuan yang berbicara tentang sebuah etika yang baik dalam menggunakan internet. Mubarika mengajak semua blogger untuk berpenghasilan besar namun tetap dengan cara yang sehat.

“Tidak mudah membangun pola pikir seperti itu. Sebab saya harus berbenturan dengan sebagian besar orang yang menggadaikan kredibilitasnya demi uang.” Ujarnya.  Namun, ketidakmudahan itu justru membuatnya tertantang. Dan hingga kini, peran beliau tidak bisa dikatakan kecil untuk kebangkitan blogger Indonesia serta komunitas online di Indonesia. Mubarika memadukan kepiawaian dalam IT dengan pergerakan edukasi di dunia maya.

Ibu dari satu anak ini mengaku peran ini diambilnya semata-mata karena kepeduliannya untuk Indonesia. “Indonesia berpotensi besar untuk mendorong perkembangan para pemain di dunia maya, penulis, blogger, serta banyak komponen lainnya dengan cerdas. Hobi ngeblog saya menjadi titik awal ide bisnis di bidang digital agensi ini.”

Dengan menggunakan layanan PpC (Pay Per Click), PpA (Pay Per Action), dan PpP (Pay Per Post) bagi blog yang berkualitas, Mubarika mengatakan blogger bisa menjadi sebuah profesi yang menjanjikan.
Mubarika merupakan jebolan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin, Makasar pada tahun 1995. Karirnya dimulai di AdMax, Femina Group, Kompas Gramedia dan kemudian menjadi founder IdBlogNetwork di tahun 2010.

Mubarika, sosok perempuan cerdas masa kini!

Skype With Muslimah Korea


Tadi malam, saya melakukan pelatihan singkat dengan Muslimah di Korea melalui skype. Saya menyampaikan jadi penulis bukan BAKAT tapi menjalankan PROSES menulisnya dengan baik. Proses menulis hanya 3M yaitu MENULIS, MENULIS, dan MENULIS. Namun tentu saja, bukan hanya menulis, untuk obyektivitas yang ditulis maka iringi dengan proses 3B yaitu BACA, BACA, BACA...

Satu hal lagi yang penting adalah gunakan kemampuan menulis untuk kebaikan. Buatlah pembaca menyerap kebaikan dari tulisan kita. Untuk hal ini EMPATI sangat penting dalam dunia penulisan.

Nah, mari kita bersiap menyempurnakan profesi menulis kita...

Lelaki Yang Melahirkan


Bagi saya bukan hanya perempuan yang bisa melahirkan generasi selanjutnya. Lelaki pun bisa melahirkan. Perbedaannya adalah apa yang dilahirkannya. Perempuan melahirkan generasi baru, lelaki melahirkan semangat baru.

Ini yang saya rasakan ketika bertemu dengan bapak Asep Mulyana. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran ini memang mampu mendorong semangat pada setiap orang yang ada di dekatnya.
Perkenalan saya dengan beliau pada saat saya menjadi finalis Wirausaha Muda Mandiri Kanwil Bandung di tahun 2011. Beliau menjadi salah satu juri yang ikut mencecar bisnis yang saya miliki. “Benarkah bisnis ini memberikan pendapatan yang menarik? kalau rugi kenapa dipertahankan?” pertanyaan-pertanyaan yang cukup membuat saya harus berpikir cerdas bagaimana menjawabnya.

Dengan izin Allah, saya tetap berhasil menjadi pemenang di tingkat Kanwil dan kemudian menang di tingkat nasional. Peran beliau untuk mendukung karir bisnis saya sangat luar biasa. Saya benar-benar diajari bagaimana mengolah suatu bisnis menjadi sebuah bisnis yang benar-benar bisnis, “Bisnismu adalah Indscript. Persoalan kamu membuat komunita, membuat sekolah, atau berkegiatan lain itu hanya pelengkap. Jadi Indscript tetap prioritas.” ujarnya dengan bijak

Saya merasa dilahirkan kembali menjadi pengusaha baru di ranah bisnis setelah bertemu dengan beliau. Cara beliau mendampingi saya sangat terasa menenangkan. Bukan hanya saya, beliau terkenal di kalangan pengusaha muda sebagai figur pendamping sekaligus bapak yang tidak lelah memberi saran.
Perkenalan dengan beliau bukan hanya berkah bagi saya namun juga menegaskan bahwa lelaki bisa melahirkan — melahirkan generasi unggul berikutnya seperti halnya perempuan. Beliau adalah salah satu lelaki yang melahirkan pengusaha hebat di Indonesia.

“Rasulullah SAW contoh entrepreneur sejati, beliau sangat kaya tapi tetap rendah hati. Di akhir hidupnya semua perniagaan dunia ditinggalkan untuk perniagaan yang lebih baik di akhirat kelak. Warisan yang beliau tinggalkan Al Qur’an dan Al Hadits menjadi warisan yang berharga sepanjang zaman. Semoga kita dapat menerima warisan ini dan mengamalkannya, amiin Y R A.” (Status Asep Mulyana di facebook)

Kunjungan ke Sekolah Anak Yatim


Kunjungan saya ke Sekolah khusus anak Yatim ketika sedang di Surabaya, semakin membulatkan tekad untuk terjun langsung dalam kegiatan anak-anak -- bukan hanya ibu-ibunya.

Di tahun 2014 ini, kegiatan pertama adalah kegiatan menanam buah dan sayur bersama 60 anak TK pada hari Rabu dan Kamis minggu depan jam 08.00 - 10.00. Menanam dengan media barang bekas akan membuat anak-anak semakin mencintai lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan mencoba memupuk kebiasaan untuk hidup lebih bersih.

Bismillah....

Kopdar IIDN-IIDB-SP Surabaya


"Sudah saatnya saya berkunjung..." begitu jawab saya ketika ada yang menanyakan kenapa saya mulai melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain yang merupakan titik-titik komunitas itu ada.

Komunitas di dunia MAYA sungguh luar biasa, perkembangannya bahkan jauh dari ekspektasi yang pernah terbayangkan. Perkembangan itu akan semakin baik jika dibangun pula dengan interaksi di dunia NYATA.
Kunjungan pertama ke Surabaya, akan dilanjutkan ke Semarang - Jogja - Solo - Tasik di awal Februari 2014.


Sudah saatnya ada keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata, sehingga satu sama lain saling melengkapi....Bismillah...

#Kopdar IIDN - IIDB - SP Surabaya di Paloma Surabaya

Topik Penerbit


Penerbit kehilangan banyak uang pada kebanyakan buku yang mereka terbitkan. Mereka tahu bahwa sangat sedikit buku yang akan menjadi bestseller. Tapi, bahkan jika penerbit tidak bisa memperkirakan buku mana yang akan terjual sangat laris, mereka tetap mencoba untuk terhindar dari kerugian besar. Caranya? Dengan mengurangi risiko mereka, terutama dengan menolak, baik karya yang terlalu inovatif maupun topik yang belum terbukti di pasaran. Penerbit biasanya lebih memilih topik-topik yang sudah terbukti di pasaran namun ditulis dengan pendekatan unik atau khas, kecuali tentu saja topik-topik yang memang sangat sesuai dengan waktu atau benar-benar sedang “in”. (Sumber: quentinschultze.com)

*intinya cari tema yang sedang disukai tapi tulislah dengan gaya dan pendekatan yang belum dilakukan oleh penulis lain… semangat menulis 

Sudahkah Darah Anda Golongan I(NDONESIA)?

"Merasa dicintailah yang membuat saya bahagia" ( Fifie Rahardja)
 “Memberi itu seperti teh, semakin banyak yang minum teh, semakin suburlah teh. Teh tidak pernah habis karena banyak yang merasakan manfaatnya.” (Fifie Rahardja)
Pertemuan kami memang tidak sengaja saja. Saya bertemu dengan beliau saat sedang menyusun buku biografi mertua beliau. Sejak itu kami sering berdiskusi karena ketertarikan yang sama yaitu PEREMPUAN.
Fifie Rahardja merupakan womenpreneur di bidang perhiasan emas. Karyanya sudah menembus pasar dunia. “Saya dilahirkan dari keluarga yang miskin, pilihan saya kemudian bukan untuk masuk dalam lingkaran kemiskinan tapi saya naik ke tangga berikutnya satu per satu. Saya harus menjadi orang yang lebih baik dari keluarga saya.” ujarnya.
Jika sudah berbicara dengan beliau, maka  saya semakin betah. Apalagi saat kunjungan saya kemarin ke kantornya yang mewah. Ramah, cerdas, dan berwibawa itulah sosok perempuan penerima The Best Womanpreneur dari ibu Jusuf Kalla di tahun 2008 ini.
Namun saya tidak ingin mengupas banyak tentang bisnisnya, saya lebih tertarik dengan aktivitas sosialnya yang banyak berkecimpung di dunia disabilitas dan perempuan. Salah satu yang paling menyedot perhatian saya adalah berdirinya RUMAH ANTI ABORSI yang digagas sebagai satu tempat bagi perempuan yang hamil tanpa adanya perlindungan. “Saya mengharamkan aborsi, daripada mereka melakukan aborsi, lebih baik kami yang urus. Mereka hamil kebanyakan diluar nikah dengan berbagai alasan. Karena diperkosa, karena nakal, bahkan insect sehingga dibuang keluarga mereka.” ujarnya. Kini Rumah Anti Aborsi sudah memiliki 45 orang yang berlindung didalamnya. “Kami semua bertekad bahwa masa lalu mereka tidak boleh menghalangi masa depan cerah mereka. Kami sekuat tenaga memberikan -kail- yang akan membuat mereka mandiri”

Fifie Rahardja bukan sembarang perempuan. Kekuatannya dalam menggalang ide bagi Bandung dan Indonesia selalu mendapatkan apresiasi yang luar biasa. Beliau pernah dipanggil ke Hongkong untuk menandatangani pembuatan Rumah Sakit bagi Orang Miskin, bertemu dengan Gusdur (Alm), bahkan akan bekerjasama dengan Bill Gates.

“Dunia akan beralih pada 3 hal. Dari laki-laki ke perempuan, dari cityzen ke Netizen, dan ke komunitas. Saya menyiapkan diri menerima pengubahan itu dengan segera untuk Indonesia lebih baik,” katanya mantap. Ngomong-ngomong tentang Indonesia, sayapun tergelitik bertanya, “Kenapa ibu terlihat sangat idealis dengan konsep ibu. Semua tentang Bandung dan Indonesia?”tanya saya

Dengan mantap beliau berkata, “Orang Indonesia bukan mereka yang dilahirkan di Indonesia tetapi mereka yang mencintai Indonesia dan melakukan sesuatu untuk Indonesia lebih baik. Saya tidak fokus pada hal negatif di Indonesia, saya fokus pada hal positif milik Indonesia dan melakukan sesuatu untuk Indonesia dengan cara yang positif. Saya tahu ada korupsi, penyalahgunaan, kriminalitas, kemiskinan, dan banyak hal lain terjadi di Indonesia, dan karena saya mencintai Indonesia saya ingin melakukan sesuatu untuk Indonesia lebih baik — tidak dengan melemahkan Indonesia karena kekurangannya.”

Saya merinding dengan jawaban beliau. Saya jadi bertanya pada diri saya sendiri, “Sudahkah golongan darah saya I yaitu Indonesia? apa yang sudah saya lakukan untuk Indonesia?”

Selepas keluar ruangan beliau, dada saya berdenyut kencang, darah saya mengalir deras, dan jantung saya berdebar hebat. “Saya cinta Indonesia dan saya akan melakukan apapun untuk Indonesia lebih baik, Insya Allah. Dan saya bisa memulainya dari diri saya sendiri dengan berhenti berkata buruk tentang Indonesia”
Lantas, Sudahkah Darah Anda Golongan I(NDONESIA)?

Kebersamaan


Kebersamaan yang dijalankan satu persatu membuahkan sinergi positif.
"Tidak pernah sia-sia segala sesuatu di dunia ini, jika kita selalu menggunakannya sebagai daya ungkit untuk kemajuan bersama"

Jangan Rebut Hak Saya


Berbicara dengan Zeti Arina sangat menyenangkan. Zeti Arina merupakan pendiri Artha Raya Consultant, sebuah konsultan yang bervisi menjadi konsultan pajak kelas dunia. Saat ini Artha Raya Consultant ( www.artharayaconsult.com ) mempunyai 3 kantor yaitu di Surabaya, Jakarta dan Banyuwangi.

Konsultan beliau telah terdaftar  dan bersertifkasi Brevet C dengan kewenangan memberikan konsultasi sampai dengan perusahaan multinasional, bahkan boleh dibilang spesialisasinya lebih banyak di perusahaan asing.  Beliau juga pemegang izin Konsultan Kepabeanan dan pemegang izin Kuasa Hukum Pengadilan Pajak untuk Sengketa Perpajakan maupun Kepabeanan.

Gelar Magister Management diperoleh dari  Universitas Airlangga, Kuliah S-3 nya tertunda karena saai ini harus segera menyelesaikan kuliah S-1 Hukum untuk melengkapi pengetahuannya selain perpajakan, akuntansi, audit, kepabeanan dan keuangan. Sebagai praktisi yang cukup padat jadwalnya masih berusaha menyempatkan diri untuk mengajar di Universitas Airlangga, memberi kuliah tamu di berbagai Universitas, mengajar Brevet maupun mengasuh rubrik konsultasi di tabloid. Beliau juga aktif sebagai pembicara seminar di berbagai forum.

Kalau melihat profilnya itu, saya tidak yakin bisa berlama-lama di kantornya. Tapi ternyata, saya justru sangat betah disana apalagi Zeti amat ramah. Kami mengobrol kesana kemari, seperti biasa obrolan ibu-ibu memang beragam — tidak pernah ada habisnya. Kami berbicara tentang pajak, anak, kampus, makanan enak, hingga yang paling menarik adalah tentang harta dalam perkawinan.

Lantas kamipun makan di restoran Mango dengan sajian bebek pedaaas - hot banget :)
Obrolan seputar harta dalam perkawinan memang menarik. “Saya ingin mengedukasi perempuan Indonesia mengenai haknya sebagai perempuan dan istri serta ibu.” katanya.
“Dan mengedukasi perempuan bisa dengan tulisan.” jawab saya. Zeti bukan hanya konsultan pajak, beliau juga merupakan penulis yang karyanya bukan hanya berupa buku melainkan beragam artikel seputar pajak di berbagai media cetak.

Menurutnya, banyak hak perempuan yang terenggut pada saat pernikahan berakhir. Tiba-tiba saja perempuan menjadi melarat karena seluruh hartanya diambil mantan suami, tiba-tiba saja perempuan harus menghadapi berbagai rintangan dalam memperebutkan harta miliknya sendiri. “Bukan hanya dalam hal harta, dalam hal anak pun demikian. Ketidaktahuan membuat hak perempuan terebut dengan sendirinya.” ujar Zeti.

Lantas obrolan kami berlanjut ke perjanjian pra nikah. “Perjanjian pra nikah memang tabu di negara kita, tapi kita tidak akan pernah bisa tahu apa yang akan terjadi di depan. Bisa jadi suami yang meninggal, bercerai, atau hal apapun. Dengan perjanjian pra nikah akan meminimalisir akibat yang tidak mengenakkan dari sisi perempuan.” katanya.
Ada begitu banyak ilmu yang siap saya hirup dalam pertemuan kami. Bicara pajak, hak perempuan, dan hal apapun dengan beliau, sangat menarik!
Perempuan Indonesia akan semakin lantang berkata, “Jangan rebut HAK saya! Jika sudah amat memahami hal ini.”

Majulah perempuan Indonesia….

 

Menulis Artikel


 
Menulis ARTIKEL bisa dilakukan dimana saja, selain di blog, media cetak, juga di kompasiana.com yang kini menjadi salah satu cara saya belajar kembali menulis artikel sejak tanggal 2 Januari 2014. Karena menulis adalah cara Anda menyebarkan sedikit ilmu Anda dan banyaknya ilmu yang Anda serap dari orang lain.

Berikut ini artikel saya di kompasiana.com yang ternyata alhamdulillah memberikan dampak semangat yang menghebat karena pencapaiannya...

Artikel ini berhasil menjadi Headline http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2014/01/11/perempuan-kita-mulai-bisnis-rumahan-dari-hobi-625702.html

Artikel ini berhasil dibaca lebih dari 1.300 orang
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/01/15/bukan-one-day-one-juz-626573.html

dan artikel ini membuat sahabat saya masuk TV karena dianggap memiliki mimpi gila. Net TV membaca artikel ini lantas mengundang sahabat saya dalam program TV mereka
http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/12/mimpi-gila-perempuan-indonesia-625964.html

Selamat belajar menulis dan mari kita sebarkan sebanyak-banyaknya menulis untuk kebaikan, bismillah....

Muslimah Kosmopolitan LifeStyle!


Bertemu dengan perempuan energik ini karena kami sama-sama menghadiri kegiatan Kompas Gramedia di bulan Ramadhan tahun lalu. Kami berkenalan dan saling mempromosikan buku yang kami tulis. Dari awal bertemu, saya merasa perempuan luwes dan fashionable ini amat sesuai dengan buku yang ditulisnya yaitu buku hijab ^^

Setelah itu, seperti biasa bertukar pin bb. Entahlah meski sudah memiliki pin bb, komunikasi kami tidak lancar sama sekali. Kadang Indri menyapa saya, tapi saya yang lama menjawab. Kadang saya yang menyapanya, Indri lama menjawabnya. Ini sih sama saja dengan nggak usah bban sekalian J.
Terkoneksi kembali ketika saya menghadiri kopdar komunitas di Bogor dimana salah satu anggota komunitas mengenal beliau lantas mengajak saya berkunjung ke rumah Indri —- tapi lagi-lagi kami belum berjodoh :)

Meski begitu, entah kenapa saya merasa amat tertarik dengan sosok perempuan ini. Apalagi pesan di bbmnya selalu menggetarkan hati dan kemudian mata saya melotot dengan dua kata — Muslimah Kosmopolitan —

Well, apa ini? Penasaran deh saya ^__^

Menurut Indri, lifestyle atau gaya hidup sepertinya menjadi kata kunci untuk bisa disebut tidak ketinggalan zaman, pada zaman modern seperti sekarang ini. Lifestyle bisa juga disebut sebagai gaya atau pola hidup seseorang yang direflesikan di dalam aktivitas keseharian dalam minat, opini, hingga interaksi sosialnya.

Nah, menurutnya lagi, seorang Muslimah dan Kosmopolit dapat dikatakan, gaya hidup atau lifestylenya tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai keIslaman, kePerempuanan dan keModernan. Menjadi Muslimah Kosmopolit pastinya memiliki lifestyle yang khas dibandingkan dengan perempuan yang menikmati lifestyle tanpa dibarengi nilai-nilai Islam.

Boleh saja pemahaman mengenai gaya hidup atau lifestyle ini sama dengan konsep ataupun pengertian umum, namun di dalam Islam harus memiliki TUJUAN, CARA PANDANG dan CARA MEMAKNAI lifestyle yang berbeda dengan yang umum. Salah satu hal yang membedakannya adalah tujuan yang tidak hanya fisik, melainkan juga moral spiritual.
Bisa dibilang, cantik yang luar dalam dimiliki. Bukan hanya penampilan yang tercermin dengan menawan, namun juga keindahan kepribadian yang dimilikinya baik yang terasa sehat dan positif.
Akhirnya Muslimah Kosmopolitan dalam arti bebas adalah seorang muslimah yang berwawasan global, mengikuti gaya hidup masa kini, namun dengan cara dan gaya tetap syar’i.
Nah, apakah Anda salah satu dari Muslimah Cosmopolitan?

Mengenal Indriya R.Dani:
 
Muslimah kelahiran Bandung, 7 April 1975 ini, sejak kecil menyukai seni. Hingga sekarang seni dan bidang kreatif menjadi bidang yang paling diminatinya. Kegemarannya membaca terutama majalah sejak kecil, memberikan inspirasi menulis di berbagai bidang Islamic Life Style yang teramat dicintainya. Sesuai hobi dan minatnya, tulisannya pun sekitar Fashion, Traveling, Islamic Music, Etiket, Berkebun dan tema-tema gaya hidup lainnya. 

Selain menulis (karyanya sudah lebih dari 23 buku yang sudah beredar), bermusik (salah satu personil SaKina Voice), dunia fashion (pemilik label IRD) merupakan kecintaannya yang lain.
Karya pertamanya yang berjudul ”Panduan Pintar Haji dan Umroh”, masuk dalam jajaran best seller di toko buku dan sudah di copy right di Malaysia. Kali ini buku Islamic Knowledge &Lifestyle bertema Fikih Muslimah Kosmopolitan, menjadi salah satu karyanya. Menurutnya sebagai Muslimah dalam berkegiatan sekaligus berperan ganda, harus mengetahui dengan jelas bagaimana seharusnya bertindak, bertingkah laku, bertata krama dan aturan Islami lainnya sebagai seorang Muslimah.

 Kecintaannya pada gaya hidup Islami inilah, seolah terus diberikan ideNya, untuk berkarya menghasilkan buku Fikih Muslimah Kosmopolitan. Semoga dengan karya yang menjadi PASSION nya, yaitu Islamic Lifestyle, bisa menjadi sumbangan kecil untuk kemajuan Islam umumnya dan kemajuan Muslimah khususnya dimanapun.

Nanit NGIRING


 Saat sarapan Nanit tidak mau makan, saya bilang ke dia, "Pami Nanit teu emam moal diajak ayeuna ku bunda." Ujar saya.
Nanit langsung masuk kolong meja makan, menangis, dan berkata, "bunda mah tara ngajak Nanit wae...Nanit tehh hoyong ngirring kamana-mana" sambil nangis

Akhirnya Nanit ikut saya deh, bolos sekolah, meski tidak sarapan

Kopdar IIDB-IIDN-SP Jawa Timur


Dalam bisnis jadilah setengah perempuan dan setengah lelaki secara karakter. Ambil karakter positif lelaki untuk menguatkan karakter positif perempuan lainnya.
Itu pesan saya pada kopdar IIDB - IIDN - SP Jawa Timur...

#bahagia bersama para ibu penuh semangat

Seamat Ulang Tahun Ammar


Selamat bertambah usia dear Ammar
Semoga di usia 3 tahun Ammar semakin sholeh, cerdas, dan luar biasa
Semakin membanggakan dan menyenangkan


Peluk bunda dari jauh.

Bisnis Dari Nol


Memulai bisnis dari nol release di surabaya minggu ini, selasa di bandung dalam acara bersama ibu-ibu istri tentara, kamis bersama muslimah korea....

#bersama Zeti Arina, profil perempuan yang sedang mengedukasi pentingnya memahami hak perempuan dalam sebuah pernikahan

Kopdar Blogger IIDN


Materi Membangun Profesi Menulis dari NOL dan Membangun Bisnis dari NOL untuk pertama kalinya akan dipresentasikan di Surabaya, kemudian kamis depan dengan ibu-ibu di Korea melalui skype---bismillah

#foto dalam acara kopdar blogger IIDN

Limited Edition “Mojang Bandung”

Dinia Ridanti atau akrab dipanggil Anchi saya kenal ketika saya berkunjung ke basecamp Tinker Games. Saat itu kami melakukan meeting bersama dan saling memperkenalkan diri. Kesan saya ketika bertemu Anchie adalah perempuan yang muda, cantik, cerdas, dan energik.

Kesan itu saya dapatkan ketika Anchi mulai berbicara banyak hal tentang dirinya dan visi kedepannya setelah bergabung dengan Tinker Games. Tinker Games, sebuah mobile game developer asal  Bandung, telah mengantongi beberapa penghargaan yaitu Peraih Penghargaan Windows Phone App Competition 2011, Juara 3 Nokia Game Developer War 3 2012, Juara 3 Increfest 2012, serta Juara 2 Kategori Feature Phone dalam Indonesia Game Show 2012.
Anchi berkenalan dengan bahasa inggris yang fasih. Dia mengatakan bahwa bergabung dengan Tinker merupakan pengalaman yang menarik baginya. Sebab dia memiliki teman-teman setim yang sama-sama muda, solid, kreatif, dan kompak luar biasa.

Dalam sebuah perusahaan, tim merupakan masa depan perusahaan. Bukan hanya Anchi tapi hampir seluruh tim Tinker saling memotivasi agar perusahaan lebih berkembang. Satu berkembang, maka semua tim akan ikut berkembang. CEO Tinker Games, Muhammad Ajie (bisa dibaca http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2014/01/09/perempuan-mari-kita-belajar-dari-yang-muda-625215.html) merupakan salah satu CEO muda yang menurut Anchie sangat menyenangkan bagi anggota tim lainnya.



Sedangkan menurut Ajie, “Anchi sangat membanggakan. Dia masih muda dan banyak banget prestasinya. Dia amat membantu perusahaan kami untuk tumbuh.”  Tumbuh, ya tumbuh sebagian tim Tinker Games ada yang ikut bergabung karena memang memiliki impian yang sejalan dengan Tinker Games dan bukan semata-mata mencari keuntungan financial. Bahkan ada anggota tim, seorang komposer, yang keluar dan berkarir sampai ke luar negeri, tetapi akhirnya dia kembali lagi ke Tinker Games untuk membuktikan bahwa dunia komposer dan digital bisa dikolaborasikan untuk “mendobrak” pasar. Ada juga tim yang berasal dari studio lain karena tertarik dengan konsep Tinker Games yang berbeda. Jadi, perpaduan dari berbagai latar belakang orang mudah ini menjadi salah satu awal meningkatnya brand Tinker di Indonesia. Ajie sebagai pemimpin Tinkerlah yang dituntut ekstra bijak untuk memahami setiap karakter dan memberikan solusi yang tepat jika timbul permasalahan.


Bagaimana dengan prestasi Anchi yang sangat membanggakan? Rasanya Anchi memang memang sangat membanggakan, pun bagi saya yang baru 4 bulan ini mengenalnya. Anchi bukan saja cerdas dalam berorganisasi, tim yang diandalkan dalam perusahaan, tapi juga mampu membangun eksistensi dirinya dengan luar biasa.
Anchi merupakan Mojang Wakil II dan Mojang Kameumeut Pasanggiri Mojang Jajaka Kota Bandung 2013, pemenang II Belia Lool yang diselenggarakan Harian Pikiran Rakyat Tahun 2007, Duta Seni Pelajar VIII dari Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Bukan hanya itu, sederet aktivitas lainnya di dunia modelling, budaya, serta pendidikan menjadi keseharian Anchi.
Anchi merupakan salah satu dari tim kuat Tinker Games sehingga perusahaan yang dijalankan oleh orang-orang muda itu telah menorehkan prestasinya dan Tinker Games bahkan telah diikutsertakan dalam Eurogamer Expo di London, Inggris pada September 2013 bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Anchi pandai memadukan kecerdasannya secara fisik, pikiran, kreativitas, dan pendidikan. Dia adalah sosok Mojang Bandung yang “limited edition” :)

Selamat Berbisnis, Perempuan Indonesia



Hari ini saya dikunjungi oleh salah satu wartawan media cetak. Beliau masih muda dan sarat keingintahuan…
Bertanya banyak hal mulai dari komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, Ibu-ibu Doyan Bisnis, Sekolah Perempuan, dan juga bisnis yang saja jalankan sejak 2007 lalu.
Satu hal yang saya tarik benang merah dari setiap pertanyaan wartawan adalah keingintahuan bagaimana sebuah bisnis bisa berjalan bertahun-tahun tanpa henti melakukan inovasi. Biasanya untuk pengusaha muda banyak yang memilih berhenti di tengah jalan karena kekhawatiran yang teramat sangat, kerugian yang dasyat, hingga persaingan bisnis yang kerapkali menggerus pikiran.

Bukan hanya Anda, sayapun sama seperti Anda. Seorang perempuan yang kerapkali merasa lemah dalam setiap gempuran yang bertubi-tubi dalam bisnis. Namun, karena saya sudah siap dari awal dengan konsekuensi ini saya tetap maju melangkah dan mengembangkan bisnis, meski saya pernah mengalami pailit dalam bisnis, saya juga pernah mengalami gesekan persaingan yang bertubi-tubi, saya juga pernah menanggung utang yang tidak kecil, bisnis saya pernah jatuh dalam hal omzet, serta berbagai hal lain yang tidak menyenangkan.

Dalam setiap kesempatan menjadi pembicara saya menyatakan ketika Anda berbisnis berarti Anda siap jatuh miskin, siap untuk tidak tidur nyenyak pada satu kondisi, siap untuk menangis, namun Anda juga siap untuk tidak besar kepala ketika bisnis Anda melambung bak balon udara.

Sayangnya, dalam halnya karakter perempuan. Seringkali perempuan mengaitkan bisnis dengan perasaan sehingga yang terjadi adalah rasa gelisah berlebihan, rasa khawatir yang berkesinambungan, rasa tidak enak karena bergesekan, dan merasa tidak mampu sebelum bertempur.

Padahal, kemampuan berbisnis bukan dilihat dari perkembangan bisnis yang dimiliki tapi juga perkembangan kepribadian, mental, dan juga manfaat yang menyertainya. Kuncinya kemudian adalah berkomitmen dan konsisten dalam menjalankan bisnis yang sudah DIMULAI dan tidak MENUTUPnya dalam kondisi apapun.
Kuncinya adalah dalam segala persoalan bisnis, kita terus belajar…

Selamat berbisnis, perempuan Indonesia

Bukan “One Day One Juz”



Saya mendengar komunitas ODOJ yaitu one day one juz dari bbm. Salah satu teman mengirimkan info ini. Sebelumnya ketika saya mengikuti kegiatan “1.000 Keluarga Cinta Rasullullah” yang diselenggarakan di Bandung beberapa bulan lalu, saya sudah bertekad untuk membaca Al-Qur’an setiap hari meski itu satu ayat. Maka, ketika saya melihat sebuah kain bertuliskan “1 ayat 1 hari” langsung saya berfoto dengan kain itu.

Semangat membaca AlQur’an menyala dalam diri saya, meski begitu kerapkali terlewat dengan berbagai aktivitas yang ada terlebih jika saya berangkat keluar kota. Padahal, sungguh saya sedih ketika menatap beberapa muslimah yang menghabiskan waktu di kendaraan umum dengan membaca Al-Qur’an, menunggu antrian dengan membaca Al-Qur’an, dan mengkhatamkan Al-Qur’an sebulan sekali. Saya? heeem…saya mungkin lebih sering membaca buku daripada Al-Qur’an.
Semangat itu kemudian saya ubah menjadi rencana. Rencana untuk komitmen dan konsisten membaca Al-Qur’an meski bukan “One Day One Juz” tapi saya hanya membaca 1 halaman setiap hari. Komitmen ini saya masukkan dalam daftar TO DO LIST harian dan juga to do list semua tim di perusahaan.
Ya, setiap pagi, kami semua membaca 1 halaman Al-Qur’an per hari yang ditutup dengan tausiah singkat dari salah satu tim kami yang memang lebih menguasai agama dibandingkan kami semua, Roni.

Roni Nugroho, salah satu editor di perusahaan yang lulusan dari kairo. Saat ini beliau mengemban penyuntingan buku agama serta menjadi copywriter perusahaan. Setiap pagi saya bertanya banyak hal, demikian juga seluruh tim lainnya. Mungkin pertanyaan kami ‘cetek’ seperti, “apa yang membedakan ujian dan teguran?”  namun Roni senantiasa menjawab pertanyaan kami semua dengan sangat baik dan kerapkali membuat kami semua seperti mendapatkan suntikan semangat dan motivasi pagi yang menyegarkan hati.
Kebiasaan membaca Al-Quran setiap pagi ini sudah dilakukan lebih dari 4 bulan, banyak hal yang kami dapatkan dalam kegiatan membaca Al-Qur’an dan tausiah setiap pagi hari, salah satunya adalah kami semakin mensyukuri hidup bagaimanapun hidup yang dijalankan.
Memang bukan “One Day One Juz” tetapi suatu saat dengan perlahan kami bisa melakukannya.

“May, setelah khatam, kita naikkan jadi 2 halaman per hari ya?” ajak saya pada May, perempuan muda yang senantiasa menebar senyum. “Setuju bu!” ujarnya riang.
Bismillah…..

Perempuan Dan Uang

Uang memang bukan segalanya dalam hidup kita, tetapi banyak sekali masalah yang berawal dari uang. (Rina Dewi Lina)




Bertemu dengan Rina Dewi Lina tanpa sengaja ketika kami sama-sama diundang dalam program televisi di DAAITV, Jakarta pada tahun 2011. Kami bertukar salam, berkenalan singkat, lantas saling memberi kartu nama. Sejak itu kami kehilangan kontak, meski begitu beberapa kali perusahaan saya mengirimkan email penawaran jasa copywriting.

Tiba-tiba beberapa bulan lalu saya dikontak beliau. Kaget? ya, kaget karena email saya tidak pernah dibalas  :). Lantas, kami bertemu untuk membicarakan project bersama. Proses deal dengan financial planner ini cukup alot sebab beliau merupakan orang yang sangat detail namun saya seperti biasa sabar menunggu jenis klien seperti ini.
Proses project kami pun akhirnya jalan. Satu hal yang paling membekas dalam perjalanan diskusi kami adalah ketika beliau menjabarkan konsep menabung dengan sangat baiknya hingga saya tiba-tiba terbangun dari kesalahan yang panjang yaitu hidup tanpa mengalokasikan uang untuk menabung.

Menabung kerapkali kita lakukan ketika “ada sisa” bukan karena kesadaran menyisihkan dari uang yang baru kita pegang. Menabung bahkan kerapkali menjadi tersingkir dalam catatan  bulanan karena kebutuhan yang selalu ada tiba-tiba atau prioritas lain yang muncul atau bahkan mungkin kita lebih memilih beli baju baru daripada menabung.

Namun, sejak berinteraksi dengan beliau kesadaran saya akan menabung tiba-tiba meningkat.
“Terbayang nggak ketika mbak Indari mengalami kesulitan dalam bisnis, apa yang akan dilakukan jika tidak memiliki tabungan? pasti akan menggali utang.” ujarnya
“Bayangkan jika cicilan mobil dialihkan untuk menabung terlebih dahulu. Maka, cicilan mobil bisa menjadi tabungan senilai lebih dari 100 juta dalam 2 tahun.” katanya lagi.
“Menabung itu kebutuhan dan kewajiban bukan masalah ada atau tidak ada uang. Jadikan prioritas.” pesannya

Semakin lama saya berinteraksi dengan beliau semakin saya paham bagaimana mengelola uang sesungguhnya, meski begitu dalam project pembuatan bukunya bukanlah persoalan mudah, “menulis tentang keuangan tidak seserhana yang disampaikan. Ada rumus-rumus tertentu yang tidak mudah dipahami.” katanya. Beruntung, dalam project ini saya melibatkan Julie Nava, seorang penulis yang juga sangat fasih dalam urusan riset. Sehingga project kami berjalan lancar.

Tanpa beliau, mungkin saja mindset saya tentang menabung tidak akan seperti ini. Mungkin saja saya masih merasa tidak perlu menabung karena masih banyak prioritas lainnya, mungkin saja sedikit tabungan akan kalah dengan banyak kebutuhan, mungkin, mungkin, dan banyak kemungkinan yang membuat saya menjadi satu dari sekian banyak perempuan yang belum melek tentang konsep mengelola uang dengan baik.

Menurut Rina Dewi Lina persoalan keluarga dalam hal keuangan sebetulnya hampir sama yaitu besarnya pengeluaran tidak berbanding lurus dengan pendapatan. Seharusnya, bukan hanya berbanding lurus, tapi pendapatan harus jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran. Masalahnya tidak sesimple itu, ketika pengeluaran tidak bisa direm, tiba-tiba ada anggota keluarga baru yang membutuhkan biaya tambahan, atau naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Solusinya kemudian adalah kecermatan dari setiap keluarga untuk memutuskan mana yang menjadi prioritas pengeluaran atau bagaimana cara mendapatkan penghasilan tambahan.

Nah perempuan, apakah Anda terinspirasi oleh financial planner keren ini? ^__^

Profil Rina Dewi Lina
seorang Financial Planner, Business Director Allianz Life-Indonesia, pemilik usaha jasa konsultasi keuangan Rina DL Consulting, dan Komisioner pada Portal Sinergy. Pengalamannya dalam memberikan advisor keuangan,  sebagai pembicara dalam berbagai seminar dan workshop,  menjadi fasilitator  di FE Universitas Indonesia di kelas “Certified Financial Planner” , serta sebagai dosen tidak tetap di Universitas Trilogi di Jakarta  memberikan banyak pengalaman dalam bidang Perencana Keuangan.

Selepas dari pendidikan S1 bidang Administrasi Pemerintahan di Universitas Jayabaya, Rina menyelesaikan program pendidikannya pada program Master bidang Marketing di PPM Manajemen tahun 1996 . Dilanjutkan dengan meraih gelar sebagai Certified Financial Planner dari IFPI (Institute Financial Planner Indonesia) pada tahun 2008, Life Underwriter Fellow, dan sebagai Qualified Wealth Planner dari IAFP (International Associations of Financial Planners).
Rasa yang tinggi untuk berbagi, dituangkannya dalam tulisan pada beberapa majalah, tabloid dan tulisan pada beberapa situs. Acara televisi interaktif yang dipandu sejak tahun 2011 Oleh Rina, adalah “UANG ANDA” di TVRI. Acara edukasi keuangan  persembahan dari Citi Foundation dan Citi Peka yang ditayangkan di Televisi Nasional, TVRI untuk masyarakat Indonesia.

Menyerap Energi Positif Mooryati Soedibyo






“Ibu tetap cantik dan sehat” puji saya pada beliau ketika pada satu kesempatan kami bertemu.

“Karena saya terus bergerak dan bekerja” jawabnya

Bertemu dengan Mooryati Soedibyo sudah saya duga sebelumnya ketika saya mendapatkan undangan untuk hadir dalam launching kompetisi bisnis “Get In The Ring” dimana beliau menjadi salah satu jurinya. Sebetulnya agak gugup juga ketika panitia mempersilakan saya duduk persis di sebelah ibu Moryati. Seorang pengusaha di bidang kecantikan.

Mooryati Soedibyo memiliki nama lengkap Hj. BRA. Mooryati Soedibyo, S.S., M. Hum. Saat ini beliau berumur 84 tahun. Meski usianya sudah senja namun semangatnya membakar semua kawula muda. Bagaimana tidak, di usia saat ini beliau yang menjadi Presiden Direktur Mustika Ratu dan menjadi salah satu pencetus ide kontes pemilihan Putri Indonesia masih aktif di dunia bisnis, politik, dan sosial. Jabatan yang beliau emban saat ini adalah Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat. Beliau juga tercatat oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia dan masuk sebagai urutan nomor 7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia 2007 versi majalah Globe Asia.

Obrolan saya pada saat itu sangat hangat, beliau mempersilakan saya membicarakan bisnis yang saya geluti. “Bisnis saya di bidang copywriting dan personal branding, bu” jawab saya
Keningnya mengkerut, “zaman saya tidak ada yang paham personal branding. Zaman sekarang orang muda makin kreatif bagaimana mengemas bisnis mereka dengan baik. Personal branding bagus sekali, sayang.” katanya
Lalu dia mempersilakan saya terus menjabarkan bisnis personal branding dan meminta saya menjelaskan siapa saya klien yang sudah saya urus dalam hal brand. Beliau mengangguk-angguk saja sambil tersenyum.

Setelah itu, ibu Moor yang berbicara banyak hal pada saya, “bisnis saat ini bukan persoalan yang mudah, demikian juga pada zaman saya muda dulu. Saya melakukan bisnis dengan sepenuh hati dan sepenuh cinta, itu yang membuat saya merasa semua kesulitan dalam bisnis menjadi terasa mudah.” katanya. Kali ini saya yang mengangguk setuju.

Saya beruntung bisa satu kursi dengan ibu Moor bahkan kami tidak lepas saling berpegangan tangan, tangannya sangat lembut, “kapan-kapan kamu hubungi saya ya, kita akan mengobrol lebih lama” ujarnya ketika akan mulai bersiap di depan audience.
Ibu Mooryati pun berbicara di depan dengan penuh energi, sesekali dia berbicara dalam bahasa Inggris. Seharian itu saya menyerap energinya untuk saya terapkan dalam keseharian saya. Energi positif yang tidak lekang oleh waktu.

Mulai Berbisnis




Dalam setiap kesempatan menjadi pembicara saya menyatakan ketika Anda berbisnis berarti Anda siap jatuh miskin, siap untuk tidak tidur nyenyak pada satu kondisi, siap untuk menangis, namun Anda juga siap untuk tidak besar kepala ketika bisnis Anda melambung bak balon udara.

Sayangnya, dalam halnya karakter perempuan. Seringkali perempuan mengaitkan bisnis dengan perasaan sehingga yang terjadi adalah rasa gelisah berlebihan, rasa khawatir yang berkesinambungan, rasa tidak enak karena bergesekan, dan merasa tidak mampu sebelum bertempur.

Padahal, kemampuan berbisnis bukan dilihat dari perk.embangan bisnis yang dimiliki tapi juga perkembangan kepribadian, mental, dan juga manfaat yang menyertainya. Kuncinya kemudian adalah berkomitmen dan konsisten dalam menjalankan bisnis yang sudah DIMULAI dan tidak MENUTUPnya dalam kondisi apapun.

Kuncinya adalah dalam segala persoalan bisnis, kita terus belajar…

Selamat berbisnis, perempuan Indonesia

Pesta Anak ala Perempuan Cerdas


 Pertemuan dengan Debby Shinta tidak sengaja terjadi. Awalnya kami sama-sama terlibat dalam kegiatan sebuah majalah parenting, setelah itu kami hilang kontak. Tanpa sengaja bertemu kembali ketika saya menghadiri seminar di Femina dan waaaaa, saya kaget bertemu dengannya yang ternyata sebagai salah satu bagian dari Femina Group.

Kami lantas saling bertukar kontak dan mulai saling terkoneksi satu sama lain. Semakin menarik ketika kami berjanji bertemu di sebuah mall dan saling berbicara satu sama lain tentang hobi, passion, dan bisnis kami. 

Ternyata, Debby sangat luar biasa. Debby Shinta adalah Duta Dancow 2013. Beliau memang berkarir namun aktivitas lain yang dilakukannya tidak kalah menariknya. Ya, Debby yang menurut saya sangat cerdas dalam mengemas setiap aktivitasnya menjadi lebih bernilai. Salah satu aktivitasnya adalah pendidikan anak. Maka, tidak heran jika Debby berhasil menjadi pemenang 3 – Nasional pada kompetisi Dancow untuk mewujudkan anak yang life ready.

“Kompetisi ini adalah bentuk kepedulian Dancow untuk mencari para Bunda yang mampu mensosialisasikan program Dancow kepada masyarakat dalam mencetak anak life ready,” kata Debby. Kompetisi ini memang diikuti 1000 orang bunda dari 5 kota terpilih yang tersaring dari masing-masing wilayah , terpilih 30 finalis bunda. Kemenangan Debby salah satunya didukung oleh kepedulian beliau pada aktivitas bermain anak yang juga mampu mencerdaskan mereka, yaitu salah satunya dengan permainan ular tangga “life ready” yang disosialisasikannya pada dua sekolah di Jakarta. 

Debby sendiri tidak berpikir akan menang. “Saya hanya merasa memiliki kewajiban untuk terus memberikan sumbangan nyata pada permainan anak yang mencerdaskan karena saat ini permainan anak sudah masuk pada fase modern yang bukan mencerdaskan, melainkan membuat anak justru “keracunan” pikirannya,” jelas Debby  yang saat ini juga sudah memiliki seorang putri dan putra.
Debby yang terlibat dengan berbagai komunitas bunda ini, bukan hanya peduli dengan aktivitas bermain anak yang sehat dan mencerdaskan, tetapi juga ingin mengaplikasikan kegiatan tersebut dalam berbagai aktivitas anak, salah satunya adalah PESTA ANAK. Debby yang sejak tahun 2007 sudah tertarik di bidang Party Kidz ini mengemas pesta ulang tahun anak dengan kegiatan-kegiatan yang sehat dan menyenangkan. Pesta anak yang bukan saja menyajikan kegembiraan bagi anak tapi juga memberi nilai plus pada semua yang hadir dalam pesta.

Rasanya tidak salah jika Duta Dancow disematkan pada Debby Shinta. Hal tersebut dibuktikan melalui kepeduliannya pada pendidikan anak serta penyajian aktivitas positif yang terus dia gali dari waktu ke waktu sebagai Konsultan Party Kidz.
Menurut Debby, “Pesta itu tidak selalu identik dengan hura-hura, harus ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi anak, baik itu anak yang berulang tahun atau teman-temannya yang diundang,” demikian kata Debby Shinta, ibu dua anak yang menyukai  dunia anak dan parenting ini.
Perempuan cerdas ini hadir memberikan sebuah solusi untuk menciptakan  pesta anak dengan memadukan unsur edukatif. Buah pemikiran ini tercetus saat Debby Shinta merayakan pesta ulang tahun anaknya yang pertama.

Lahir dari sebuah keprihatinan bathin seorang ibu, maka Debby Shinta memberanikan diri menerobos sebuah bisnis yang bergerak dalam bidang Event Organizer (EO) khusus pesta anak dan goodiebag. Brand yang diangkatnya adalah 3D KIDS PARTY resmi diluncurkan pada tahun 2007. Akan tetapi kesibukannya sebagai tenaga Akuntansi membuat perempuan yang senang sharing  parenting ini hanya menjadikannya sebuah hobi saja. Namun pada akhirnya di tahun 2010 3D KIDS PARTY mulai aktif kembali setelah mendapatkan permintaan dari beberapa temannya untuk mengarrange pesta ulang tahun anak mereka.

“Kehadiran 3D KIDS PARTY dapat membantu orang tua dalam mempersiapkan pesta ulang tahun buah hatinya. Jangan sampai momen kelahiran sang buah hati terlewatkan atau berakhir tanpa kesan,” ujar Debby.
Selamat mengedukasi sebuah pesta anak yang menarik ya, Debby Shinta…

Ibu Cermin Anaknya, Anak Cermin Ibunya


 Saya semakin menyadari bahwa ibu adalah benar-benar teladan bagi anaknya. Ini yang menyebabkan saya amat berhati-hati dalam melakukan sesuatu, sebab persis di belakang saya ada 2 anak yang akan “meniru”.


Saya yang bersuara dengan volume keras kerapkali membuat saya sebal ketika Nanit kemudian bersuara keras, “Nanit teu kenging tarik-tarik teuing” ujar saya. “Tapi bunda oge nyariosnya tarik”jawabnya. Dan saya kemudian membuat komitmen dengan Nanit untu bersuara lebih lembut :)
Kemudian kebiasaan saya lainnya adalah grasak grusuk kalau jalan sehingga ada aja yang jatuh. Nanit juga demikian, “Nit, papahna lalaunan.” ujar saya. “Tapi bunda papahna engal-enggal pisan.” protes Nanit.

Sayapun belajar dari Nanit untuk mengubah banyak kebiasaan buruk saya. Sayapun mulai menyadari posisi saya sebagai ibu akan tercermin pada karakter anak-anak saya.

Ada banyak hal yang saya ubah sejak memiliki anak. Cara saya berkomunikasi khususnya, karena saya paham cara saya berkomunikasipun akan DITIRU oleh kedua anak saya.
Menariknya lagi adalah kedua anak saya benar-benar amat menduplikasi yang saya kerjakan meski mereka memiliki keunikannya sendiri.

Kebiasaan saya berbicara di depan umum kini sudah terlihat pada diri Nanit, bahkan ketika saya mengajaknya dalam berbagai kegiatan yang mengharuskan saya berbicara di depan banyak orang dia akan mengambil posisi untuk “juga memegang peranan sebagai pembicara”
Kebiasaan menanam yang saya lakukan dalam beberapa bulan inipun memancing ‘duplikasi’ kedua anak saya. Nanit dan Ammar kini amat menyukai tanaman, suka mengambil botol dengan gelas bekas untuk media tanam, mengambil tanah, dan bersenang-senang menanam dengan saya.
masih banyak kegiatan lainnya yang kemudian hasil dari eksplorasi saya dan suami sehingga kegiatan itu menjadi ‘kebiasaan’ anak.

Kini Nanit, anak tertua saya sudah mampu mandiri dalam usia menuju 6 tahun di bulan Mei ini. Dia sudah bisa saya suruh ke warung, dia dengan senang hati mencuci piring, dia menyetrika bajunya cukup rapi, dia juga suka bernyanyi seperti salah satu hobi saya, mulai tertarik menulis, dan kebiasaan itu kemudian menular pada adiknya. Meski begitu karakter mereka sebagai dua anak yang berbeda baik secara jenis kelamin dan sikap uniknya terus saya dan suami tumbuhkan.
Berbeda dengan Ammar, dia mulai meniru ayahnya. Kebiasaan ayahnyapun dia tiru. Maka, ayahnya mulai mendidik dia dengan satu cara — melakukannya dulu pada diri sendiri —. Ammar menjadi anak yang menyerupai ayah dengan cara berbicaranya yang santun, menyukai pencak silat, menyukai peralatan montir, dan semuanya.

Sayapun berpikir pada anak-anak sukses yang saat ini berbinar. Saya mengingat ada 9 anak seorang perempuan yang sukses menghafal Al-Qur’an, saya yakin bukan hanya diajari tapi juga dididik dengan teladan oleh ibunya. Ketika putrinya Mulan Jameela menjadi fashionable pada usia dini, saya yakin itu karena ibunya yang memang amat fashionable, ketika anak seorang artis memilih menjadi artis karena pembiasaan dari lingkungan terdekatnya yaitu ibu atau ayah, ketika ada seorang anak berprestasi di sekolah ternyata kedua orangtuanya memang mereka yang berprestasi.

Ingin menjadi apa anak kita memang tidak perlu kita stir tetapi menampilkan teladan yang baik tentu saja akan menjadi cermin awal putra-putri kita. Bismillah.

Perempuan Tanpa Tulang Punggung






“Teh, jika suatu saat ada apa-apa dengan saya, tuliskan kisah saya ya..” ujarnya suatu hari saat kami sedang berdiskusi melalui inbox facebook. Mata saya memanas dan bulir-bulir air mata menetes tak tertahan lagi, saya menangis.


Setiap bertemu dengannya saya kerapkali dilanda khawatir. Uni, panggilan untuk perempuan tegar odapus yang menjadi sahabat saya dalam beberapa bulan ini. Pertemuan saya dengannya berawal dari kegiatan di komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis. Namun pada saat itu saya belum ngeh dengan uni karena saya sedang sibuk dengan berbagai persiapan sebagai pemateri kegiatan.
Pada bulan Oktoberan 2013 saya dipertemukan kembali dengan uni dalam kegiatan kopdar blogger Ibu-ibu Doyan Nulis di Jakarta dan mulai saat itulah kami kian dekat. Uni bercerita tentang penyakitnya tanpa beban dan saya menatap wajahnya lekat mencari sedih di wajahnya — tidak ada sedih disana.

“Kalau uni ke Bandung, sempatkan ke rumah saya.” ajak saya. Seminggu kemudian uni benar-benar ke Bandung dan menginap di tempat saya.
Sepanjang malam kami mengobrol, saya lebih mendengarkan uni yang menceritakan dari waktu ke waktu perjalanan hidupnya. Tanpa terasa saya terus menerus menitikkan air mata, satu hal yang saya sampaikan saat itu adalah “kalau saya jadi uni, belum tentu saja mampu” ujar saya
Ya, uni adalah salah satu odapus yang tidak pernah berhenti mengucap syukur, tidak pernah lelah berjuang, tidak mengeluh dalam keadaan sesulit apapun,  dan optimis menatap hidupnya, seperti yang dituliskan dalam status facebooknya, “tak masalah berapa kali pun jatuhnya yang penting tahu bagaimana bangkitnya. Nikmati saja tiap sensasinya” dan juga kalimat yang selalu membuat saya merasa beruntung bisa mengenalnya, “Teh, lupus tidak akan membuat mati semangat saya.” Subhanallah…

Bicara tentang uni, saya juga kaget ketika memeluknya kok badannya keras, “saya pake penyangga tulang teh, tulang saya sudah rapuh” :’(, lalu dia membuka dua kancing baju dan menunjukkan penyangganya. Ya Allah, uni……saya justru yang rapuh melihatnya, sedangkan uni hanya tersenyum simpul, “tak apa teh, saya baik-baik saja.” ujarnya.
Persahabatan saya dan uni mulai berjalan seperti air. Setiap bertemu kami saling berbagi cerita, tidak jarang saya melibatkan uni dalam semua aktivitas. “Uni ikut dengar saja ya….” dan biasanya uni duduk manis di depan saya dan klien saya dengan asyiknya.
Meski sakit, meski dengan segala keterbatasan, semangat uni untuk belajar sangat besar. Salah satu mimpinya adalah menjadi penulis. “saya ingin menulis, teh. Menyejarahkan hidup saya, produktif, dan bermanfaat.” ujarnya.

Ya uni, uni dengan tulang punggung yang disangga tetap bisa berjalan tegap menatap masa depan. Menurutnya tidak ada saat yang tepat untuk protes apa lagi marah pada keadaan, tugas manusia adalah menghadapi, menjalani, dan nikmati apa yang ada.
Teruslah berjalan dan melangkah, karena sesungguhnya Allah tahu apa yang manusia butuhkan, bukan begitu uni?

Memulai dari Hal Sederhana






Kegiatan menanam baru saya lakukan sejak Agustus 2013, meski begitu ada banyak hal baik yang bisa saya ambil manfaatnya selain hijaunya rumah, segarnya udara. Manfaat itu bernama sederhana.
Melakukan sesuatu memang bisa dengan sesederhana mungkin, yang membuatnya tumbuh dengan baik adalah komitmen dan konsistensi kita melakukannya.

Perempuan dengan Keterbatasan yang Berjasa Tanpa Batas



Tiba-tiba siang ini saya teringat mbak Paini. Perempuan ini saya kenal di tahun 2012 dalam acara penganugerahan Perempuan Indonesia Terinspiratif Kartini. Saat itu, kami sama-sama mendapatkan kesempatan menerima penghargaan, namun saya merasa malu menerima penghargaan yang diberikan berdasarkan riset team Kartini yang dikepalai ibu Linda Gumelar. Kenapa malu? sebab kalau saya melihat perjuangan mbak Paini, saya bukanlah apa-apa, mbak Paini sangat luar biasa dalam memajukan Indonesia khususnya bagi orang-orang berkebutuhan khusus.

Kami bertemu, hanya sekian menit di depan pintu keluar, dikenalkan oleh Redaksi Kartini, mbak Opi. Lantas kami saling bertukar nomor telpon daaaaaan sejak itulah kami bersahabat baik.
Jika mbak Paini berkunjung ke Bandung, maka dia akan menyempatkan diri untuk mampir ke rumah saya. Biasanya dia membawa banyak dagangan. “Mbak In, ini karya teman-teman saya. enak-enak semua…” ujarnya memamerkan barang dagangannya. Tanpa banyak basa-basi saya mulai membeli dan memang uenaaaak.

Dalam berbagai kesempatan kami saling berdiskusi untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. “Kalau saya memang mengurus orang-orang yang memiliki keterbatasan, mbak. Makanya saya harus punya kesabaran tanpa batas.” ujarnya. “Kapan-kapan mbak saya kenalkan deh ke mereka, biar mereka memiliki keterbatasan, mereka sangat kreatif looh.” ujarnya.
Mbak Paini adalah contoh perempuan hebat di Indonesia. Beliau sendiri memiliki keterbatasan baik secara fisik dan ekonomi, namun tidak pernah berhenti untuk merengkuh sebanyak-banyaknya orang-orang dengan keterbatasan di rumah kontrakannya.

“Saya mengajarkan mereka menjahit, membuat kue, dan keterampilan lainnya. Nah, kalau sudah jadi produknya maka saya dan suami yang memasarkannya.” ujar dia.
Dalam berbagai kesempatan bertemu saya selalu mendengarkan ceritanya dengan penuh antusias, semangatnya begitu menyala, energi positifnya terus menjalar kemana-mana, dan setiap pertemuan saya selalu memeluknya erat serta berkata, “Terus sehat dan sehaaaaat”

Teladan Nanit



Meski setiap anak memiliki karakter yang berbeda, namun adik hampir selalu meniru kebiasaan kakaknya. Ammar kerapkali meniru Nanit. Banyak kebiasaan baik Nanit dia tiru seperti suka baca, menggambar, menulis, bahkan berbicara sunda santunnya. Saya kadang merasa beruntung Nanit telah jadi bagian teladan Ammar.

Bun, Kumaha Cara Nulis Buku?



Siang tadi, saya dan Nanit sama-sama di depan komputer. Dia bernyanyi ria mengikuti youtube dan saya sedang menulis di kompasiana.com.


Tiba-tiba Nanit mendekati kursi saya dan dalam sekian menit memandangi layar komputer lalu berkata, "Bun, kumaha caranya nulis buku?"

Eiiitssss...saya menatapnya lalu menjawab, "mari bunda ajarkan"

Dan kami diskusi tentang buku ::::)

Mimpi Gila Perempuan Indonesia



Mengobrol dengan Diah Andhini Soerjopoetri, atau yang saya panggil Dini seperti sedang menemukan diri saya sendiri. Bagaimana tidak, kami memiliki kesamaan yang sulit terbantahkan yaitu PEMIMPI.


Ada lebih dari seratus mimpi yang sedang saya perjuangkan untuk terwujud. Mimpi itu saya susun sejak remaja, satu persatu mimpi itu saya capai salah satunya adalah ketika saya bangun dari tidur dan sudah menjadi seorang PENULIS.
Mimpi Dini lebih dasyat lagi. Dia bermimpi bernilai 35 milyar. Wuiiiih….Mimpi yang sangat mahal, bukan? Ini yang membuat Dini yang jebolan kedokteran ini, sering disebut DOKTER GILA! Tapi, entah kenapa saya kok selalu yakin dia bisa mewujudkan mimpi gilanya itu :).

Dini, sebetulnya bukan wanita perkasa. Dia memiliki penyakit jantung “Mitral Valves Prolaps” yang kalau dia stres pasti akan membuatnya sakit. Dini juga bukan wanita gagah, dia kecil mungil dengan kulit putih namun begitu berani berkecimpung di dunia kapal yang notabene lelaki-lelaki sangar. Dini seorang pengusaha kue yang rela melepaskan pabriknya hanya untuk mengelilingi Indonesia dengan kapal yang akan membawanya lebih dekat mewujudkan mimpinya yang mahal itu.
Sudah ratusan juta dia keluarkan dari koceknya sendiri untuk mencapai mimpi itu. Jatuh cinta pada laut membuat dia kembali belajar di Sekolah Pelayaran STIP. Dini juga yang merelakan waktu bersama anaknya ikut tergerus untuk menambah ilmu di dunia pelayaran. Dini yang tidak pernah berhenti berbicara tentang LAUT!

Mimpinya ini muncul ketika suatu waktu dia menyelam, “gue menemukan sesuatu ketika menyelam 18 meter di dasar lautan. Gue jadi tau apa artinya nafas. Nafas yang ada batas waktunya dan sejak itulah gue berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih berguna,” ujarnya.
Sewaktu Dini menyelam di Tulamben Bali, dia menemukan kapal cargo US yang tenggelam jadi bangkai kapal di bawah laut, dia mengitari sekitar bangkai kapal itu. Dini membuka matanya untuk menyelamatkan laut Indonesia dimana 2/3 wilayah Indonesia adalah laut. Belum banyak masyarakat yang terbuka matanya untuk menyelamatkan laut, namun pengrusakan laut terjadi dimana-mana.
Hal yang harus dilakukan Indonesia untuk menyelamatkan laut adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang laut sedini mungkin, ujar Dini yang menjadi Juara Wanita Wirausaha Femina tahun 2009. Selain itu Dini juga penerima penghargaan Sosialentrepreneur dari KUKM RI – Femina, serta juara 1 lomba konsep dream marine di acara startup Weekend Ciputraentrepreneurship.
Dini semakin jatuh cinta pada laut dari waktu ke waktu itu yang menyebabkan dia memutuskan melepaskan usaha kuenya yang sudah berkembang pesat untuk terjun bebas ke laut.  “Karena gue kan nggak tahu tentang laut, tapi gue jatuh cinta amat laut. Makanya gue langsung terjun bebas di lautan, di dunia perkapalan Indonesia.”

Dini kemudian mengikuti kursus seputar kapal sambil bekerja, di tengah perjalanan itulah dia mendesign mimpinya meski dia kerapkali merasa amazing berkeliaran diantara kapal dan kapan bahkan sering dianggap dokter gila.
Kini, 4 tahun sudah waktu yang dia habiskan di laut. “Gue masih mengumpulkan ilmu dan link untuk mewujudkannya”. Mimpinya yang bernilai 35 milyar rupiah ini diberi nama DREAM MARINE. Sebuah kapal edukasi untuk anak-anak Indonesia. Dini akan mendesign ulang rongsokan kapal menjadi sebuah ruang bermain mengenai laut bagi anak-anak.
Menurut saya sih, nilai ini sangat fantastis, tapi menurut Hitoshi Kato, kenalan Dini dari Osaka mengatakan bahwa angkanya feasible, bagus, dan murah untuk sebuah wadah mimpi orang Indonesia. Hitoski Kato merupakan anggota parlemen wilayah Sendai yang 11 kali terpilih meski kini usianya sudah 80 tahun.

Dini yang juga sempat keliling di Jepang, ditemani oleh Prof Taniguchi  seorang guru besar bahasa Indonesia untuk bertemu dengan Seizo Furuya, ahli struktur bangunan kapal. Seizo adalah orang yang mengajarkan China saat membuat kapal di tahun 1980an. Dini juga mengunjungi museum-museum kapal selama Jepang bersama dengan Oyama Hajime, seorang Direktur Perkapalan.
Sewaktu skripsi di FK Unpad, Dini mengambil penelitian mengenai Isolasi DNA, dimana dengan tabung-tabung yang berderet, dia memasukkan jaringan DNA ke tubuh jenazah dan diolah dengan teknik yang diberi nama PCR (Polimerase Chain Reaction) hingga keluarlah barkode Gen yang terisolasi.

Konsep ini menyerupai dengan tangki-tangki di dalam kapan tanker yang bisa diisi dengan anak-anak yang sedang bermain sambil belajar tentang laut Indonesia sehingga keluar dari tanki itu Indonesia akan menemukan kembali DNA bangsa Indonesia yang telah lama terisolasi yang diberi nama DNA Pelaut.
Dengan konsep science, business, dan sosial Dini mengkolaborasikan ketiganya menjadi satu wadah mimpi bernama Dream Marine —sebuah edukasi kelautan dalam kapal tanker yang direfurbish menjadi wadah mimpi yang menyenangkan buat anak-anak dan keluarga.
Tidak banyak memang perempuan yang mengambil profesi di bidang kelautan, bahkan menurut dini dari 150 orang peserta di STIP hanya ada 3 orang perempuan. Namun, dia merasa optimis sebab Ketua Satu Asosiasi Pelayaran Indonesia (INSA) saat ini seorang perempuan.

Dini adalah satu dari sekian banyak perempuan PEMIMPI yang ada di sekitar saya, namun bersama Dini saya merasa klop sejak kami bertemu di tahun 2010 dan kemudian bersahabat baik sebab kami SIAP SALING MENDENGARKAN MIMPI “GILA” KAMI.
Maju terus Din, capai mimpimu dan aku siap menjadi yang pertama tahu kalau kamu tidak gila dengan mimpi gilamu :)