Perempuan Dan Uang

Uang memang bukan segalanya dalam hidup kita, tetapi banyak sekali masalah yang berawal dari uang. (Rina Dewi Lina)




Bertemu dengan Rina Dewi Lina tanpa sengaja ketika kami sama-sama diundang dalam program televisi di DAAITV, Jakarta pada tahun 2011. Kami bertukar salam, berkenalan singkat, lantas saling memberi kartu nama. Sejak itu kami kehilangan kontak, meski begitu beberapa kali perusahaan saya mengirimkan email penawaran jasa copywriting.

Tiba-tiba beberapa bulan lalu saya dikontak beliau. Kaget? ya, kaget karena email saya tidak pernah dibalas  :). Lantas, kami bertemu untuk membicarakan project bersama. Proses deal dengan financial planner ini cukup alot sebab beliau merupakan orang yang sangat detail namun saya seperti biasa sabar menunggu jenis klien seperti ini.
Proses project kami pun akhirnya jalan. Satu hal yang paling membekas dalam perjalanan diskusi kami adalah ketika beliau menjabarkan konsep menabung dengan sangat baiknya hingga saya tiba-tiba terbangun dari kesalahan yang panjang yaitu hidup tanpa mengalokasikan uang untuk menabung.

Menabung kerapkali kita lakukan ketika “ada sisa” bukan karena kesadaran menyisihkan dari uang yang baru kita pegang. Menabung bahkan kerapkali menjadi tersingkir dalam catatan  bulanan karena kebutuhan yang selalu ada tiba-tiba atau prioritas lain yang muncul atau bahkan mungkin kita lebih memilih beli baju baru daripada menabung.

Namun, sejak berinteraksi dengan beliau kesadaran saya akan menabung tiba-tiba meningkat.
“Terbayang nggak ketika mbak Indari mengalami kesulitan dalam bisnis, apa yang akan dilakukan jika tidak memiliki tabungan? pasti akan menggali utang.” ujarnya
“Bayangkan jika cicilan mobil dialihkan untuk menabung terlebih dahulu. Maka, cicilan mobil bisa menjadi tabungan senilai lebih dari 100 juta dalam 2 tahun.” katanya lagi.
“Menabung itu kebutuhan dan kewajiban bukan masalah ada atau tidak ada uang. Jadikan prioritas.” pesannya

Semakin lama saya berinteraksi dengan beliau semakin saya paham bagaimana mengelola uang sesungguhnya, meski begitu dalam project pembuatan bukunya bukanlah persoalan mudah, “menulis tentang keuangan tidak seserhana yang disampaikan. Ada rumus-rumus tertentu yang tidak mudah dipahami.” katanya. Beruntung, dalam project ini saya melibatkan Julie Nava, seorang penulis yang juga sangat fasih dalam urusan riset. Sehingga project kami berjalan lancar.

Tanpa beliau, mungkin saja mindset saya tentang menabung tidak akan seperti ini. Mungkin saja saya masih merasa tidak perlu menabung karena masih banyak prioritas lainnya, mungkin saja sedikit tabungan akan kalah dengan banyak kebutuhan, mungkin, mungkin, dan banyak kemungkinan yang membuat saya menjadi satu dari sekian banyak perempuan yang belum melek tentang konsep mengelola uang dengan baik.

Menurut Rina Dewi Lina persoalan keluarga dalam hal keuangan sebetulnya hampir sama yaitu besarnya pengeluaran tidak berbanding lurus dengan pendapatan. Seharusnya, bukan hanya berbanding lurus, tapi pendapatan harus jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran. Masalahnya tidak sesimple itu, ketika pengeluaran tidak bisa direm, tiba-tiba ada anggota keluarga baru yang membutuhkan biaya tambahan, atau naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Solusinya kemudian adalah kecermatan dari setiap keluarga untuk memutuskan mana yang menjadi prioritas pengeluaran atau bagaimana cara mendapatkan penghasilan tambahan.

Nah perempuan, apakah Anda terinspirasi oleh financial planner keren ini? ^__^

Profil Rina Dewi Lina
seorang Financial Planner, Business Director Allianz Life-Indonesia, pemilik usaha jasa konsultasi keuangan Rina DL Consulting, dan Komisioner pada Portal Sinergy. Pengalamannya dalam memberikan advisor keuangan,  sebagai pembicara dalam berbagai seminar dan workshop,  menjadi fasilitator  di FE Universitas Indonesia di kelas “Certified Financial Planner” , serta sebagai dosen tidak tetap di Universitas Trilogi di Jakarta  memberikan banyak pengalaman dalam bidang Perencana Keuangan.

Selepas dari pendidikan S1 bidang Administrasi Pemerintahan di Universitas Jayabaya, Rina menyelesaikan program pendidikannya pada program Master bidang Marketing di PPM Manajemen tahun 1996 . Dilanjutkan dengan meraih gelar sebagai Certified Financial Planner dari IFPI (Institute Financial Planner Indonesia) pada tahun 2008, Life Underwriter Fellow, dan sebagai Qualified Wealth Planner dari IAFP (International Associations of Financial Planners).
Rasa yang tinggi untuk berbagi, dituangkannya dalam tulisan pada beberapa majalah, tabloid dan tulisan pada beberapa situs. Acara televisi interaktif yang dipandu sejak tahun 2011 Oleh Rina, adalah “UANG ANDA” di TVRI. Acara edukasi keuangan  persembahan dari Citi Foundation dan Citi Peka yang ditayangkan di Televisi Nasional, TVRI untuk masyarakat Indonesia.

No comments:

Post a Comment