Sup berwarna kelam..

Biasanya memang mertuaku yang memasakkan untuk kami
Maklum, rumah beliau berjarak sangaaaat dekat dengan rumah kami
Selain masakan mama yang memang enak, sebab aku bekerja pun menjadi alasan kenapa aku jaraaaaang banget masak J
Kesibukan mama bertambah ketika aku dan suami membuka warung sate ikan laut
Mamalah yang mengelola
Aku nggak mau bikin mama kecapekan mengurus menuku dan suami
Apalagi aku stay at home sekarang
So, kuputuskan mengambil alih tugas itu
Mulailah aku memasak beberapa hari ini
Apa saja? Heem, telur ceplok, tumis daging, nasi goreng, dll
Tapi sssttt, katanya masakanku enak
Bahkan mama bilang aku bakalan jadi jago masak kelak
Syukurlah..hehehe
Tapi, dua hari lalu aku memasak dan gagal total
Gara-garanya adalah aku nggak bisa bedain merica dan ketumbar hahahaha
Hari itu aku pengen banget makan sop dan sangat yakin supku akan seenak mama
Kuulek bumbu-bumbunya : Bawang merah, bawang putih, royko, dan merica
Setelah dagingnya masak, sayurnya mulai empuk, kugoreng bumbu..huuuum, wangiiiiii!
Lalu byur, aku mencampurkan bumbunya ke dalam air yang mendidih di antara si daging dan sayur
Looooh kok, sopku berubah warna jadi gelap...
Kucoba..puuuuiiiih, rasanya luar biasa nggak enak L
Langsung ilang feeling deh untuk menyantapnya
Ketika suamiku pulang kuminta dia mencoba
”Neng, pake apa?”
Aku langsung mengeluarkan bumbu dari dalam kulkas
”Memangnya sop pake ketumbar?” Tanyanya
”Enggak, tapi pake merica..”
”Ini bukan merica ..ini ketumbar..”
Lalu dia memberitahukanku perbedaan merica dan ketumbar
Hiks....
Akhirnya sop gagal itu kukirimkan ke mama dengan keyakinan mama pasti bisa mendaurulangnya..hehehe
Yah sudah, sesampai di sana aku cuman mesem-mesem aja..
Suamiku bilang, ”Nggak apa-apa, ntar juga tambah pinter masak..”
I Luv u, ayah..
Sssttt, dede kok nggak ngasih tau bundanya ya padahal kita kan masak barengan ;)

Bandung, 29 Desember 2007

Mencari inspirasi…

Kemarin suamiku ulang tahun yang ke-27 (selamat ya ayah? :)
Dan kemarin juga aku mengalami kebuntuan menulis..yang ini jelas bikin BT
Padahal begitu banyak naskah yang harus aku kejar
Well, akhirnya aku menyarankan kepada suamiku untuk “nongkrong!” hehehe
“Yah…gimana kalau kita nongkrong di Starbuck..” ajakku
Yup, kebiasaan ini kerapkali kulakukan ketika masih lajang
Suamiku mendehem
“Kenapa?’
“Jujur saja, aku bosan dan kehilangan inspirasi untuk menyelesaikan naskah”
Thanks God…suamiku setuju!
Jadinya tidak ke nongkrong di Starbuck tapi selepas membeli dua buku di palasari
Aku dan ayahnya dede (hehe..) duduk manis di Warung Steak dekat lokasi
Selang beberapa menit keluarlah tumpukan pekerjaan yang siap diselesaikan. Suamiku…?..dengan menggunakan kacamata yang membuatnya tampak tampan..ciee..
Langsung sigap membantu…
Kami memesan minum dulu..dan langsung focus dengan pekerjaan diselingi candaan
Seruuuuu! Dan yang paling ajaib pekerjaan itu selesai dalam waktu yang singkat
Yes, gairahku untuk menulis kembali membludak..
Well, bagaimanapun juga kebiasaan bekerja kantoran sudah kugeluti bertahun-tahun
Kini, totally aku menulis…
Ada kebosanan menerpa dan aku harus berusaha mencari solusi jika kebosanan datang
Seperti biasa, nongkrong memang kerapkali mencerahkan otak di kepala
Dan kini, suamiku adalah teman nongkrong yang asyik buatku
Tentu saja bukan hanya dia, bukankah dede kecil pun selalu ikut serta? :)
Untuk merayakan ulangtahunnya suamiku pun mentraktir aku dan dede makan steak..uuukh sayang dari rumah sudah makan banyak jadi steak yang ku pesan nggak berukuran jumbo… well,well,well…

Bandung, 26 Desember 2007

We Are Team!!

Ada tim yang juga penting dalam sebuah penerbitan, yaitu….
Tim kompak antara penulis dan Editor
Itu yang sedang kucoba ciptakan antara aku, sebagai penulis lepas dan editor di penerbitan tempatku menulis
Kenapa sih harus seperti itu?
Banyak juga penulis yang ‘keukeuh’ dengan apa yang diyakininya benar
Dan editor yang semau gue sama penulis
Tapi menciptakan satu tim yang kompak jauh lebih berarti
Seperti misalnya hari ini, aku dengan mas Burhan, editor penerbit Arafah Solo
Editor smart itu memahami ketika aku ‘tumpul’ sebelum menyelesaikan 100 halaman buku
Dan membantuku untuk tetap melihat ketumpulan ini sebagai hal yang biasa
Ya, gimana enggak, jika aku memaksakan diri menulis maka buku itu akan jadi berantakan
Sedangkan jika kuendapkan dulu butuh waktu lagi
Makanya, 70 halaman itu kuemailkan dan kupersilahkan beliau membacanya
Dari sanalah, ide baru akan muncul untuk menyempurnakan
Menerima kritik saran serta masukan dari editor penting hukumnya
Kelak aku akan tahu bahwa ada sisi yang harus ditambah dan sisi yang harus dibuang
Hasilnya? Semoga akan tercipta buku yang memuaskan bukan saja bagi pembaca kelak
Tapi juga bagi aku sebagai penulis dan editor sebagai koki di dapur penerbitan
Semoga…
Yes, mas Burhan, We Are Team!! huyeeee....

Sweet Home, 18 Desember 2007

Stay at Home and Writing With My Baby..:)

Beberapa keluhan masa kehamilan cukup mengganggu aktivitas kerja
Selain itu beberapa pesanan pesnerbit yang belum kurampung sesaat sebelum deadline akhirnya membuatku memutuskan untuk berhenti bekerja
Tiga hari berlalu
Dan tiga hari ini aku mulai stay di rumah
Just writing!
Fokus ternyata memang mengasyikan
Jadwal menulis yang fleksibel dengan kewajibanku sebagai calon ibu dan istri membuatku sangat menyukai keadaan ini
Bangun tidur, selepas sholat, membersihkan rumah, mandi, kemudianmenyiapkan sarapan untuk suami suatu pekerjaan yang asyik
Setelah suami pergi bekerja maka aktifitas menulis kulanjutkan hingga menjelang siang
Lantas menyiapkan makan siang untuk suamiku, sebab si beliau memang biasa pulang ke rumah untuk makan siang
Makan siang bersama suami, mencuci piring, sekadar bebenah lalu shalat bersama
Suami kembali ke kantor, aku pun kembali menulis
Sore menjelang magrib suami pulang, menemani beliau makan
Lalu kembali menulis beberapa jam
Menjelang tidur, aku bercanda dulu dengan suamiku, tentu saja dengan si dede kecil juga :)
Fokus membuatku seolah berlari dalam menumpahkan ide di kepala
Hasilnya?
Dua hari menghasilkan satu buku…wow!
Aku bahkan terkesiap dengan Quantum itu
Tapi yang jelas, ini sangat menyemangatiku
FOCUS IS GOOD FOR YOU TOO!!

Sweet Home, 14 Desember 2007

Mari mulai berINVESTASI IDE

Menjelang tahun 2008, para pelaku industri penerbitan buku mulai mengintip berbagai peluang dan potensi bisnis yang bisa dikembangkan. Sudah berlangsung lama sebelumnya penerbit beranak pinak dalam mengembangkan lini produk. Tempo lalu, konsep beranak pinak ini dipelopori oleh penerbit Gramedia yang kini memiliki sejumlah penerbit baru masing-masing cirri khas buku seperti Elex Komputindo dengan buku-buku komputernya, Grasindo dengan buku-buku sekolah,serta beberapa anak perusahaan lainnya. Mizan yang awalnya memiliki satu penerbit yang awalnya mengkhususkan diri dengan buku-buku Islam akademis dan pemikiran, sekarang sudah beranak pinak dengan penerbit dengan nama baru, seperti Qanita, Hikmah, DAR!, dan Teraju. Jika penerbit sudah melakukan hal tersebut, lantas kenapa penulis tidak melakukannya juga?
Apa yang dilakukan penulis untuk dapat tumbuh berkembang sejalan dengan pertumbuhan penerbitan. Salah satu cara paling sederhana adalah dengan mulai menginvestasi ide yang ada di kepala. Taruhlah Anda saat ini adalah penulis yang mengkhususkan diri menulis novel-novel remaja, tapi Anda memiliki ide untuk mulai menulis buku-buku remaja lainnya, misalnya teens guide, psiko pop, self help, atau tema lain yang notabene Anda memiliki ketertarikan ke arah sana dan punya segudang ide yang siap tumpah. Kenapa tidak Anda lakukan dari sekarang?

Inventarisir Ide
Otak memiliki kapasitas yang terbatas untuk merekam ingatan manusia, itu sebabnya adalah satu pilihan bijak jika Anda mulai menuliskan ide-ide dalam sebuah catatan yang dapat Anda lihat setiap saat kalau perlu Anda tambah setiap hari
Tuliskan ide Anda berdasarkan tema buku, misalnya seperti contoh di bawah ini :

Pengetahuan Umum, Sains, & Teknologi
1 Remaja melek teknologi
2 Nge-net yuk!
3 Menengok kerajaan semut

Terapan
1 Biar Hobby Jadi Duit
2 Kaya dengan menulis
3 Sukses jualan di sekolah

Moral & Budi Pekerti
1 Say “YES”
2 Say “No”
3 Terindah Untuk Ibuku

Pergaulan
1 Cinta abadi sampai mati
2 The hand book of love
3 Ketika dia mengajak merit?

Girl only
1 Kenapa Harus Diet?
2 Cantik Kan Nggak Harus Putih!
3 Cantik Kan Nggak Harus Langsing!

Manajemen & Psiko Pop
1 Making friend
2 Manajemen belajar siswa
3 Badai pasti berlalu – jangan bersedih

Lakukan benchmark buku
Tak ada salahnya Anda mulai memposisikan diri Anda sebagai pembaca sekaligus orang yang tergabung dalam industri penerbitan untuk mencari benang merah atas buku-buku yang populer saat ini dan secara tidak langsung akan menambah wawasan Anda dalam membuat karya buku yang berkualitas. Misalnya setelah hadir Habiburahman El Shirazy dengan buku best Seller ayat-ayat cintanya, muncul novel-novel sejenis yang tak kalah populernya dengan tema yang sama. Lalu, kenapa Anda tidak mencoba menambah inventarisir ide Anda melalui cara seperti ini?

Lakukan penawaran Ide
Penulis harus pula tampil untuk mempromosikan sejumlah ide yang sudah diinventarisir dengan baik dan rapih. Lakukan penawaran baik melalui lisan mau pun tulisan kepada penerbit-penerbit. Bukan tidak mungkin bahwa dengan pola seperti ini pun Anda akan mendapatkan ide baru berdasarkan masukan dari penerbit yang Anda tawarkan. Semakin kayalah Anda dengan ide Anda, dan bukan tidak mungkin Anda pun semakin produktif dengan order dari penerbit atas ide-ide Anda.

Ide Anda adalah Investasi tak ternilai
Satu-satunya harta yang tak akan pernah bisa dicuri adalah ide di kepala Anda. Anda adalah pemilik pikiran dan otak Anda, Anda bebas menggunakannya ke arah yang mana. Ketika Anda sudah menginventarisir ide maka sudah dipastikan ide Anda adalah investasi yang tak ternilai harganya. Semakin banyak ide yang muncul semakin besar investasi Anda.

Konsistensi antara ide dan wujud nyata dari ide
Ide Anda bukan sekedar ide, ada baiknya ide Anda muncul karena Anda yakin dapat menerjemahkan ide Anda dengan baik serta mengcreate buku yang sama okenya dengan ide yang Anda buat. Jika memang ide itu ide menarik namun Anda tidak yakin dapat membuatnya setidaknya Anda memiliki alternatif jika penerbit memilih ide tersebut.

Nah, selamat berinvestasi ide di tahun 2008!

BEING BOOKTREPRENEUR!

Tentu telinga Anda tidak asing lagi dengan istilah ENTREPRENEUR yang saat ini sedang banyak dibahas dan jadi topik di mana-mana. Kata “Entrepreneur” sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang diambil sebagai kata serapan kedalam bahasa Inggris. Kata ini pada bahasa Indonesia adalah wirausaha. Wirausaha sendiri menurut kamus bahasa Indonesia merupakan wiraswasta yang artinya adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Dalam arti lain menurut hemat saya wiraswasta atau wirausaha adalah seseorang yang mengatur dan mengendalikan sebuah bisnis yang dibangun dirinya sendiri. Lantas, menurut Anda apa arti dari Booktrepreneur? Well, kata itu baru saja saya dapatkan dari email sahabat dua hari yang lalu, Jujur saja, saya baru tahu kata unik itu, entah saya kurang bergaul atau istilah itu sengaja dibuat untuk menggabungkan antara sense of writing dan sense of business. Saya sendiri mengira-ngira arti sebenarnya dari Booktrepreneur ini, barangkali jika tidak keberatan saya mengartikannya sebagai berikut Booktrepreneur merupakan orang yang secara mandiri membuat bisnis yang produknya adalah buku karyanya sendiri, dalam arti lain seorang penulis buku yang sekaligus mempromosikan dan memasarkan karyanya.
Kenyataannya sekarang adalah tidak banyak penulis yang mampu menangkap peluang-peluang emas di sekitarnya, tentu modal menjadi Booktrepreneur sangat berpengaruh, jika penulis hanya memiliki sense of writing tapi tidak memiliki sense of business maka yang terjadi adalah penulis akan tertinggal dan tergilas oleh hiruk pikuk di dunia perbukuan yang semakin menggeliat hebat. Pertumbuhan penerbitan bahkan tidak ditunjang oleh pertumbuhan penulis yang ‘qualified’ padahal pertumbuhan penulis pun sesungguhnya cukup menggembirakan pada saat ini, terbukti dengan semakin menjamurnya komunitas baca tulis, ramainya milis penulisan, serta semakin banyaknya produk buku dengan beragam style penulis. Hanya saja, kerapkali ketika penulis sudah menelurkan satu buku, kebanggaan itu tidak ditopang dengan kemampuan untuk mengikuti pergerakan pasar buku, akhirnya mereka hanya menulis satu buku dan hilang tanpa nama.
Hingga saat ini bagi saya, menulis adalah satu kegiatan dari keseharian saya, menulis menjadi denyut nadi saya.walaupun dari sejumlah karya saya belum ada yang bombastis dan best seller tapi saya cukup terpuaskan dengan beragam ilmu yang saya dapatkan sepanjang kegiatan menulis yang dilakukan.
Ya, menjadi penulis yang baik tidak dapat terjadi dengan instant, kita butuh proses yang cukup panjang dan berliku. Keluar masuk penerbitan karena naskah ditolak, mengejar penulis yang diidolakan demi menimba ilmu, mengikuti beragam kegiatan penulisan yang kadang cukup melelahkan, belum lagi kalau karya kita dilecehkan karena dianggap kurang bagus. Jika penulis tidak memiliki jiwa ‘entrepreneur’ dapat dipastikan akan membuat down dan berhenti berkarya.
Jujur, saya mendukung sekali dengan adanya bahasa Booktrepreneur sebab memang menulis bukan hanya melahirkan kepuasan psikologis namun sudah tak perlu ditanyakan lagi kalau menulis sesungguhnya bisa dijadikan profesi masa depan. Ribuan kesempatan menjanjikan bagi para penulis yang mampu memadukan antara hobi menulis dan bisnis. Being Booktrepreneur!
Booktrepreneur akhirnya bukan hanya mengandalkan keahliannya dalam menulis, menurut saya, Booktrepreneur harus memadukannya dengan beberapa prinsip marketing dan promosi. Saya hanya sekedar menyumbang sedikit saran bagi mereka yang ingin menjadikan bakat menulisnya menjadi sebuah usaha yang menjanjikan

Membangun Networking
Kita banyak mendengar kisah sukses para pengusaha bukan dengan modal financial yang melimpah, banyak diantaranya justru memulai usaha dengan modal yang minim atau pas‑pasan bahkan tanpa modal sekalipun, istilah kerennya modal dengkul, tetapi semangat mereka untuk membangun bisnis dilakukan dengan ulet, kreatif, tekun, dan berupaya untuk terus meningkatkan Networking secara luas sehingga akhirnya mereka berhasil membangun usaha dengan sukses dan sangat menggembirakan.

Miliki Multitasking Skill
Dunia perbukuan begitu kompleks dan dinamis, trend buku terus berubah. Seorang Booktrepreneur harus memiliki kemampuan yang Multitasking artinya penulis yang bisa melakukan semuanya, tidak sekedar meng-konsep ide menjadi tulisan namun juga mengedit, mempromosikan dan memasarkan tulisannya.
Ada istilah yang bagus dalam hal ini “You cannot buy the skill to be great”. Anda mungkin bisa meminjam uang, mengkredit perlengkapan kantor, membangun kantor, namun keahlian Anda dalam menjalankan bisnis ini tidak bisa meminjam atau membeli dari orang lain. Itu sebabnya seorang wirausaha produk apapun, dan seorang Booktrepreneur harus memiliki keahlian dalam bidang ini. Barangkali Anda tidak perlu menjadi benar-benar ahli untuk memulai menjadi Booktrepreneur tapi Anda terus meng up grade skill Anda untuk lebih baik dan terus lebih baik

Lakukan Continues learning
Di era kebangkitan perbukuan seperti sekarang ini. Benchmark lapangan yang berkaitan dengan perkembangan jenis atau tema buku adalah hal yang mutlak selain daripada itu penulis selayaknya mengikuti aktifitas/kegiatan yang dapat terus mengembangkan keahlian dan wawasan menulisnya. Ya, Pembelajaran penulis tidak boleh berakhir. Hal ini agar seorang Booktrepreneur dapat melahirkan produk yang inovatif dan kaya akan ide segar. Bukan sekedar menulis tapi memberikan sesuatu yang berbeda pada setiap karya yang ditelurkan.

Melakukan Public Relation
Penulis selayaknya aktif mempromosikan dirinya, keseluruhan potensi yang dimiliki. Kenapa? Sebab semakin aktif promosi dilakukan akan semakin besar peluang yang akan didapatkan. Penulis yang melakukan PR atas karya yang dihasilkannya akan membantu bahkan disukai penerbit sebab dalam hal ini penerbit pun membutuhkan pola promosi yang sinergis dengan penulis untuk memasarkan buku yang diterbitkan dan sudah barang tentu penerbit akan memberikan ‘order’ penulisan yang menggembirakan bagi penulis. Melakukan PR bagi penulis sesungguhnya bukan perkara sulit banyak media yang kini dapat mendukung kegiatan tersebut misalnya dengan aktif berpromosi di milis perbukuan, membuat situs pribadi yang bisa diakses banyak pihak, serta secara aktif berkomunikasi dengan para pelaksana industri perbukuan untuk mempromosikan ide segar Anda yang Anda yakini layak untuk diterbitkan.

Riset pada dunia perbukuan
Apapun bentuk bisnis yang dilakukan, riset adalah sesuatu yang penting untuk bisa mengintip berbagai peluang dan potensi bisnis yang dilakukan. Booktrepreneur adalah bagian dari industri perbukuan. Itulah sebabnya harus pula setali tiga uang dengan penerbitan, untuk bisa melihat indikasi ke depan mengenai trend yang akan berkembang. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengetahui seluk beluk industri perbukuan adalah adanya Perkawinan antara Editor dan Penulis. Sinergi antara Editor dan Penulis bisa melahirkan buku-buku yang menarik. Keduanya saling terkait satu sama lain, jika tak ingin disebut ‘perkawinan’ maka hubungan yang harus dikembangkan antara penulis dan editor adalah hubungan “semi pribadi”.

Mempertahankan hubungan baik
Setelah Anda mampu melakukan secara keseluruhan poin di atas maka hal terakhir yang harus dilakukan adalah mempertahankan hubungan baik. Jika Anda memliki kemampuan berbisnis yang handal, punya kemampuan membuat karya yang sempurna, punya kemampuan memasarkan produk yang jitu namun Anda tidak memiliki kemampuan membina jaringan yang kokoh maka Anda akan sulit untuk mengembangkan diri Anda.

Akhir kata bahwa menjadi menjadi seorang Booktrepreneur ternyata tak bisa dilepaskan begitu saja dari sense marketing J. Selamat mendalami kegiatan menulis dan memasarkannya.

MENJADI WRITERREP EFEKTIF

Dalam tren Marketing, pemasaran yang kelak akan popular menurut Bapak Pemasaran Dunia, Philip Kotler, bukan lagi make-and-sell namun akan berubah menjadi sense-and-respond.Konsep pemasaran bagi penulis sebaiknya mulai mengerucut ke arah sana. Bagaimana tidak? Proses tradisional yang dilakukan penulis biasanya membuat naskah dan mengirimkannya kepada penerbit, menunggu kabar diterima atau tidak. Pola mencermati pasar serta komunikasi aktif dengan dapur perusahaan penerbitan akan membuat penulis semakin jeli dalam menghasilkan karya yang bagus dan mudah diserap pasar.
Semua perusahaan penerbitan kini berkompetisi dengan gesit, mereka berlomba mengeluarkan produk terbaik bagi pasar. Dalam hal ini beberapa startegi penerbit adalah dengan mngembil copy write buku-buku best seller luar negeri, menggunakan penulis yang sudah punya nama, mengupas tuntas orang-orang ternama, atau menggunakan selebritis yang naik daun untuk membuat buku. Lantas dimana kita sekarang? Bagaimana nasib baik akan menghampiri penulis seperti kita jika penerbit menggunakan strategi tersebut, bagaimana penulis bisa berkompetisi untuk mendapatkan perhatian lebih di dunia penerbitan?
Kekuatan penulis yang pertama tentu saja adalah memberikan seperangkat keterampilan menulis dan kelebihan pada karya yang dihasilkan. Kedua, mendobrak batasan penawaran naskah secara tradisional sekaligus menciptakan hasil yang mengagumkan dalam mempromosikan diri dan karya Anda.
Ketika anda melakukan breakthrough dalam kegiatan menulis Anda maka Anda akan berjalan ke sebuah prestasi dan keberhasilan dalam mengemas profesi Anda.

Anda adalah penjual bagi karya Anda
Selama lebih enam tahun saya berkecimpung di bidang penjualan dengan beberapa produk yang dijual. Namun produk apapun yang dijual salah satu syarat seorang penjual adalah mereka mampu mengatasi kendala apa pun yang merintangi untuk menghasilkan bisnis. Kini produk yang Anda jual adalah karya yang notabene adalah tulisan Anda , tentu seperti halnya produk yang lain, Anda mengalami berbagai kesulitan memasarkannya. Tekanan untuk memperoleh bisnis tidak bisa mengalahkan tekanan untuk menjaga konsistensi Anda berkarya.

Karya Anda kini menjadi bisnis Anda
Pertanyaan serupa sering menghampiri, “apakah menulis bisa dijadikan profesi?” mengapa tidak? Banyak peluang emas di dunia perbukuan, dan satu-satunya cara untuk mempertahankan eksistensi profesi Anda di dunia perbukuan adalah Anda dapat memadukan antara konsep idealis Anda dengan kebutuhan pasar. Temukan jawaban sinergi antara kebutuhan Anda, kebutuhan industri penerbitan dan kebutuhan masyarakat. Dengan memahami ketiganya dengan baik maka Anda mulai menerapkan sense-and-respond dalam karya Anda sehingga produk yang Anda hasilkan sudah tidak diragukan lagi kemampuannya untuk diserap pasar.

Profesi menulis memerlukan peninjauan ulang secara terus menerus dan menyeluruh
Jika Anda berminat menjadi seorang penulis sekaligus pemasar karya Anda, maka lepaskanlah model tradisional manajemen naskah yang sudah terlalu membatasi dan tidak memadai lagi bagi dunia penerbitan dewasa ini. Suatu ketika saya menelpon sebuah penerbit untuk mencari tahu mengenai kebutuhan mereka akan naskah serta mengajukan diri sebagai penulis yang akan mengcreate produk yang dibutuhkan. Saya dijegal (anggap saja demikian) oleh seorang sekretaris yang sepertinya begitu yakin dengan pola tradisional dalam perusahaannya yaitu kirim naskah ke penerbit baru diputuskan diterima atau tidak. Beberapa kali saya menyampaikan bahwa saya penulis yang berbeda dengan konsep itu, dia tetap tidak bergeming. Saya sempat hampir pamit untuk menutup nelpon hingga sekretaris tersebut berusaha menyakinkan saya dengan menghubungkan saya dengan manager penerbitan. Ternyata? Sang manager malah sedang mencari penulis dengan konsep seperti itu. Saya terkekeh dibuatnya.
Komunikasi dalam memasarkan profesi Anda sama pentingnya seperti Anda meninjau ulang profesi Anda secara terus menerus dan menyeluruh. Sudah semakin baikkah gaya penulisan Anda dan pola promosi Anda? Sebab Anda tidak hanya dihadapkan pada satu tema menulis tapi beragam tema sesuai dengan kebutuhan klien Anda.

Buku Anda best Seller atau Anda Produktif menulis?
Dalam sebuah bincang riang dengan sahabat-sahabat sesama penulis di sebuah pameran buku, pertanyaan yang dilontarkan oleh audience adalah sebagai berikut “Bagaimana supaya kita bisa menghasilkan buku yang Best Seller?” sahabat saya, Donny, penulis novel 5cm bahkan tidak pernah menyangka bahwa novelnya kini sudah memasuki cetakan ke sepuluh, editornya pun demikian. Tugas penulis dan editor adalah berusaha menciptakan buku yang baik, layak, dan menarik. Persoalan buku itu akan menjadi best seller atau tidak disamping kemampuan promosi penerbit juga hal itu sangat unpredictable. Perbandingan buku biasa dengan best seller mungkin 10 : 1 dari sepuluh yang best seller dianggap 1 saja di sebuah penerbitan itu sudah cukup baik. Namun persoalan tidak selesai di sana, untuk menjadikan menulis bermetamorphose menjadi profesi pilihannya dari dalam diri Anda sendiri, apakah anda akan menunggu satu karya Anda menjadi best seller atau Anda tetap produktif menulis. Bagi saya pribadi, persoalan buku saya menjadi best seller atau tidak bukanlah prioritas, namun konsistensi saya untuk produktif menulis itulah yang saya jaga dari dulu hingga saat ini. Sejalan dengan konsistensi Anda menulis Anda akan menemukan kenikmatan dalam menjalankan profesi menulis, ini bukan sekedar kepuasan psikologis namun juga pendapatan serta skill Anda yang terus meningkat tajam.

Akhirnya kesimpulan saya mengerucut pada tiga syarat bagi satu proses memasarkan profesi menulis yang berhasil adalah :
Penulis harus menemukan keperluan dari industri penerbitan dan mencoba memenuhi kebutuhan tersebut
Penerbit mempercayai kemampuan penulis bahwa keberhasilan satu buku bukan karena siapa yang menulis namun apa yang terkandung dalam buku tesebut
Penulis dan penerbit melibatkan masyarakat dalam memberikan masukan dan kebutuhannya akan tema buku sehingga menghasilkan presentase prioritas penggarapan buku dan bagaimana mengcreate buku yang akan diterbitkan

Nah, selamat menjadi Writerrep yang efektif!

METAMORPOS SEORANG PENULIS

Metamorpos atau dalam kamus bahasa Indonesia, Metamorphose artinya perubahan bentuk. Jadi arti dari Metamorpos seorang penulis adalah perubahan bentuk yang dialami oleh penulis.
Kenapa saya mengambil tema ini, sebab banyak pertanyaan pertanyaan mendasar yang diajukan oleh penulis pemula, calon penulis, atau orang yang ingin mengetahui dunia penulisan secara berulang. Pertanyaan itu mencakup :
“Bagaimana memulai menulis?”
“Bagaimana jika kita mengalami kebuntuan dan hilangnya mood dalam menulis?”
“Bagaimana memasukkan naskah ke penerbit?”
“Kenapa naskah saya selalu ditolak”
Pertanyaan pertanyaan tersebut selalu ada dalam berbagai sesi kepenulisan baik dalam bentuk talkshow, pelatihan, atau sekedar bincang-bincang riang.
Kenapa pertanyaan itu muncul berulang, mungkin pada orang yang sama namun pada nara sumber (penulis) yang berbeda. Sebab, kemungkinan besar mereka melihat keberhasilan para penulis tanpa melihat proses ‘metamorpos’ mereka.
Seperti juga penulis pemula dan calon penulis, penulis sekelas Pramoedya Ananta Toer mengawali perjuangan untuk menunjukkan eksistensinya di dunia penerbitan, Habiburahman El Shirazy dengan buku best sellernya “Ayat-ayat Cinta” bahkan kini sudah difilmkan, Helvy Tiana Rosa yang disebut sebagai salah satu pelopor Genre penulisan kontemporer di Indonesia oleh Republika dan The Straits Times ketika memulai menulis cerpen hampir semuanya dikembalikan. Para penulis besar tidak menjadi besar secara instant mereka melalui berbagai penolakan namun yang membedakan mereka dengan kita adalah nilai dan keyakinan mereka dalam melalui segala hambatan.
Ketika Memulai Menulis
Memulai menulis pada awalnya bukan persoalan gampang memang, kita seringkali bertanya dalam hati , “Bagaimana menumpahkan isi kepala dengan sempurna, bagaimana?”kita mendapati awal tulisan kita sungguh norak, ngaco, dan kurang oke. Tapi begitulah kira di awal menulis. Hanya memang untuk memulai menulis salah satu syaratnya adalah jangan berpikir ideal akan tulisan yang kita buat atau langsung berharap langsung bisa merunut seperti tulisan Asma Nadia. Awalilah dengan pikiran Anda yang positif bahwa Anda mampu menulis dengan baik dan ide yang ada di kepala Anda adalah ide yang menarik untuk dibaca.
Ketika Anda mengalami kebuntuan dan hilang mood dalam menulis
Semua penulis mengalami masa ini, buntu, macet dan kehilangan mood untuk menulis atau meneruskan tulisan. Lantas apa yang dilakukan?Banyak jalan untuk menyiasati urusan ini dan tentu saja setiap penulis berbeda. Anjar, penulis novel “beraja biarkan ku mencinta” mengatakan bahwa dia akan mengendapkan saja dulu tulisan yang mentok dan berganti dengan menulis tema yang lain. Saya sendiri mengatasi kebuntuan dengan mengalihkan pada kegiatan membaca, menonton, dan mengobrol sehingga sangat memungkinkan ide bermunculan dengan melakukan tiga kegiatan tersebut. Lantas bagaimana jika hilang mood sama sekali? Ketika Anda mencintai apa yang Anda tulis, ia akan mengalir seperti air yang tak putus lantas dia akan mengalir hingga selesainya tulisan Anda.
Ketika Anda kebingungan memasukkan naskah ke penerbit
Jangan salah, ini bukan saja masalah Anda. Semua penulis mengawali karir menulisnya pada persoalan ini. Untungnya, pada saat ini kita diuntungkan dengan menjamurnya penerbitan. Dunia perbukuan bangkit secara signifikan dan siapa yang diuntungkan? Tentu saja Anda, calon penulis dan para penulis. Kenapa harus bingung? Ada beberapa tips memasukkan naskah ke penerbit yaitu
Sebanyak mungkin Anda melakukan benchmark pada buku-buku yang diterbitkan oleh perusahaan penerbitan, kenali visi dan misi mereka serta style penulisan atau selingkung penerbit
Jangan lupa mendata atau me-list penerbit (alamat, kontak, jenis produk, contoh judul produk yang dihasilkan)
Lihat naskah Anda, kira-kira penerbit mana yang paling sesuai dengan cirri khas naskah yang Anda miliki
Jangan ragu untuk mengirimkannya
Jangan menunggu, lakukan komunikasi aktif dengan penerbit yang kita bidik, jika perlu berdiskusilah dengan editor penerbitan mengenai naskah Anda hingga Anda semakin memahami mengenai kurang lebihnya naskah Anda serta mendapatkan jawaban pasti kelanjutan naskah Anda, apakah ditolak, diterima atau diterima namun harus direvisi.

Ketika naskah Anda selalu ditolak
Kecewa karena mengalami penolakan yang berulang pasti tak dapat dihindari tapi salah satu syarat penulis adalah PANTANG MENYERAH. Setelah Anda mengikuti tips di atas dan mengulangi terus hal sama maka Anda bukan saja menjadi semakin memahami dunia penerbitan atau dalam hal ini industri penerbitan namun Anda akan semakin baik dalam menulis. Bukankah Anda sudah mengetahui letak kelebihan dan kekurangan tulisan Anda langsung dari seorang editor? Inilah salah satu panduan supaya Anda semakin baik dalam menulis. Ditolak bukan masalah bagi Anda karena kelak di akhir perjuangan Anda, tulisan Anda sudah bermetamorphose lebih menakjubkan.

Pentingnya Kolaborasi antara Idealisme dan industri
Penting bagi penulis untuk memadukan antara kebutuhan akan idealisme dengan pangsa pasar atau kebutuhan industri dimana salah satu tujuan industri adalah mendapatkan keuntungan. Banyak editor mengeluhkan kesulitan berkomunikasi dengan penulis yang sangat idealis dengan karyanya, seolah tulisannya sudah tak bisa diutak-atik, padahal mereka bukan hanya berbicara mengenai naskah yang bagus namun juga produk yang mampu diserap pasar. Idealisme itu penting namun jika secara market sulit untuk menembus pasar ini akan jadi pertimbangan berat bagi penerbit untuk diterbitkan, walau juga kepentingan komersial tanpa idealisme akan menghasilkan karya ecek-ecek yang minim manfaat. Lantas bagaimana memadukan keduanya? Ini akan sejalan dengan kemampuan Anda berpikir dan mengenali dunia penerbitan.Secepat apa Anda belajar tentang karya-karya Anda dan tulisan yang Anda hasilkan.

Pada akhirnya, Anda kini mengetahui bahwa semua penulis yang memang memiliki nilai dan keyakinan akan bisang ini bermetamorphose from zero to hero, creating from Nothing to Something, dari mengejar penerbit kini dikejar penerbit, Anda mau menjadi salah satunya? Silahkan memulainya dari sekarang!

LOYALITAS SEORANG PENULIS

Dalam berbagai ulasan tema kepenulisan atau pelatihan penulisan, Penulis dipandu untuk konsisten membentuk skill menulis melalui latihan-latihan yang tidak kenal lelah. Jangan behenti! Jangan Putus Asa! Terus Menulis! Dan ajakan motivasi lain yang diyakini dapat membangkitkan semangat penulis untuk berjuang menuju profesionalisme menulis.
Namun, kerapkali semangat tidak berbanding seimbang dengan hambatan yang dialami seorang penulis, seperti misalnya beberapa penolakan akhirnya menjadi jalan terakhir menghapus cita-cita ke arah profesi menulis. Padahal apa pun profesi yang ingin ditekuni konsistensi dan loyalitas pada profesi adalah syarat mutlak untuk maju.
Beberapa syarat lain yang mendukung Anda dalam profesi ini adalah
Anda suka membaca
Anda tentu saja suka menulis (walau belum bisa menulis)
Anda orang dinamis dan fleksible
Anda mampu memanajemeni mood Anda
Anda pantang menyerah
Dalam hal ini saya menempatkan loyalitas sebagai senjata paling ampuh yang akan membantu Anda menjadikan syarat yang Anda miliki untuk mengembangkan profesi Anda.
Ketidakmampuan penulis untuk menghadapi berbagai hambatan di dunia penulisan akan membuat penulis tidak ‘tahan’ dengan profesi ini, akhirnya menjadi menulis hanya sebagai sampingan belaka atau memilih profesi lain yang terlihat sudah jelas menghasilkan uang.
Kemampuan penulis untuk beradaptasi dan memiliki kesabaran dalam berproses inilaha yang dinamaan loyalitas penulis.
Penulis yang memiliki problem akan loyalitas pada profesi ada baiknya mulai mengembalikan pertanyaan kepada dirinya sendiri, apakah memang ini jalan hidup yang Anda pilih? Seorang sahabat mengirim sms kata-kata bijak, “Hanya kita sendiri yang tahu batas kemampuan kita, Jangan Menyerah! Tapi, kita tahu kapan harus berhenti pun juga sangat penting” Bagaimana menurut Anda?
Banyak mempertanyakan mengenai profesi menulis yang tidak mampu menjadi penopang hidup, namun banyak kenyataan berkata lain, penulis-penulis produktif dan jeli mampu menjadi jutawan dengan profesinya. Tengok saja Hilman Lupus, Pipiet Senja, Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Habiburahman El Shirazy, dan masih banyak penulis lain yang konsisten dalam bidang menulis dan loyal pada profesi menulis.
Yang paling sulit dalam profesi menulis adalah memadukan idealisme penulis dengan kebutuhan industri yang notabene market oriented. Namun, ini adalah salah satu tantangan bagi penulis. Penulis harus mengasah pemikiran outside to inside yaitu penulis diwajibkan untuk banyak melihat kebutuhan pasar, banyak melakukan benchmark dan observasi, serta mendengarkan sharing baik dari penerbit mau pun pembaca. Dari ketiga hal ini lah kemudian penulis merespon dengan strategi dan sekaligus meningkatkan skill menulis sehingga menghasilkan karya yang menarik dan mudah diserap pasar.
Barangkali kita sudah mampu melihat kebutuhan pasar tapi mungkin saja kemampuan kita untuk menghubungkan antara kebutuhan dengan respon tidak sinkron, maka tidak heran jika proses yang dilalui secara instant dalam bidang ini tidak mampu melahirkan ide-ide yang inovatif dan bisa diwujudkan.
Loyalitas berperan dalam proses penggodokan seorang penulis kategori pemula dengan skill terbatas menjadi penulis yang profesional. Semakin banyak ditempa berbagai hambatan penulis dengan mental loyal justru akan semakin berkembang dengan baik. Mereka justru akan mampu mentransfer pemikiran dan idenya dalam sebuah karya yang menarik.
Loyalitas membutuhkan komitmen, sebab membangun loyalitas bukanlah persoalan mudah. Penulis diharapkan memperkuat komitmen untuk pondasi loyalitas yang permanen, hal ini akhirnya akan membuat penulis berhasil menciptakan keunggulan dirinya sendiri dan karya yang dihasilkan, bersaing dengan para penulis berkualitas lainnya dan membuat terobosan karya dalam profesinya. Penulis diharapkan tidak pasif, sekedar bertahan menulis, dan sesekali menghayal menjadi penulis yang kaya.
Bagaimana membangun Loyalitas
Apa yang harus dilakukan oleh para penulis agar konsisten dengan profesi menulis? Salah satu caranya adalah penulis membuat blue print pada karier kepenulisannya. Dengan membuat misi, visi, serta tujuan pada profesinya sebagai penulis akan terpacu untuk tetap bertahan. Berikan reward pada setiap prestasi yang diraih, ketika satu persatu buku Anda muncul jangan menganggap hal itu biasa, tetaplah perasaan senang Anda tak kalah hebat dengan ketika buku pertama Anda muncul, Anda boleh merayakannya dengan teman-teman anda untuk meledakkan kembali motivasi Anda menulis. Berikan kebebasan bagi Anda dalam menulis, jangan terbebani dengan batasan-batanasa dalam menulis, Anda harus melepaskan dan mengalirkan ide di kepala tanpa sekat. Berikan pengalaman baru dalam proses menulis Anda, misalnya ketika Anda bosan menulis tema A maka Anda bisa mencoba dengan tema B. Terakhir, tentu saja Anda harus terus mengembangkan kemampuan Anda dalam menulis dengan melakukan pembelajaran yang tidak berakhir. Anda bisa mengikuti training secara formal, atau sekedar mengikuti diskusi ringan dengan sesama penulis. Anda harus terus belajar untuk menjadi lebih berkembang secara skill.
Nah, selamat menjadi penulis yang loyal akan profesi Anda!

STRATEGI PENULIS DI TAHUN 2008

Berbagai pelatihan kepenulisan di gelar dimana-mana. Semua melatih penulis dan calon menulis untuk meningkatkan kualitas tulisannya. Maka, semakin berkembanglah skill para penulis dan calon penulis tersebut dan semakin percaya diri untuk menulis. Tapi, setelah pandai menulis kemana tulisan akan dipasarkan? Perkembangan media cetak elektonik memang luar biasa, menjamu industri penerbitan tak kalah mencengangkan, namun ini tidak cukup menopang seorang penulis yang skillnya oke untuk tetap eksis. Banyak hal yang komplek dalam dunia penulisan salah satunya adalah kemampuan penulis untuk berpromosi akan diri dan karyanya adalah salah satu factor menentukan eksistensi penulis tersebut.
Saya percaya bahwa menulis bisa dijadikan profesi masa depan yang menjanjikan. Hanya saja strategi penulis berinovasi secara radikal. Tingkat persaingan antar penulis tak kalah heboh dengan perkembangan media dan industri penerbitan hanya satu cara agar penulis bisa tetap eksis adalah tidak terjebak pada peperangan dunia perbukuan namun penulis selalu mencoba menawarkan atribut baru, konsep ide, dan benefit dari diluncurkannya karya mereka kepada penerbit dan pembaca yang notabene sama.
Penulis terus berupaya menciptakan differensiasi pada tema-tema yang ditulis sesuai dengan kebutuhan padar. Kembali pada konsep Philip Kotler yaitu sense and respond artinya penulis sepakat dan konsisten untuk mempelajari pasar lalu meresponnya dengan baik, menulis tema sesuai dengan kebutuhan namun tentu saja tidak keluar dari kontek ‘manfaat’ pada setiap karyanya.

Penulis yang berpromosi
Kini bukan saatnya lagi Anda menulis kemudian menyerahkan semua tanggung jawab penjualan kepada penerbitan, Anda hanya duduk ongakng-ongkang kaki menunggu royalty masuk ke rekening. Mending kalau buku Anda berhasil terjual dengan baik, jika tidak, Anda gigit jari. Kebutuhan penerbit akan penulis sama besarnya dengan kebutuhan penulis atas penerbit. Itu sebabnya penulis dan penerbit harus setali tiga uang untuk menyukseskan karya yang diterbitkan. Penulis yang aktif berpromosi akan lebih disukai oleh penerbit, penulis yang kooperatif dengan jadwal yang disusun penerbit dalam mempromosikan buku menjadi nilai plus penulis di mata penerbit.

Penulis yang kaya ide
Ide adalah rancangan yang tersususn di dalam pikiran atau gagasan. Selayaknya bahwa ide itu bukan cuman nyangkut di kepala, penulis berani berdiskusi dengan penerbit mengenai ide-ide yang bermunculan. Pola diskusi ini selain akan mematangkan ide namun juga dengan sense seorang editor penerbitan dapat diwujudkan dalam bentuk buku yang menarik. Pada saat ini kegiatan saya bukan sekedar menulis namun menawarkan konsep ide kepada penerbit dan melakukan diskusi aktif dengan mereka, diskusi inilah yang melahirkan karya-karya baru dari tangan saya yang memuaskan bagi saya, diterima oleh penerbit, dan semoga dapat diserap pembaca.

Aktif menjaring relasi
Arti relasi menurut kamus Bahasa Indonesia adalah hubungan dengan orang lain. Salah satu strategi penulis di tahun 2008 adalah dengan aktif meningkatkan jaringan relasi. Relasi sama pentingnya dengan sekumpulan ide yang ada di kepala penulis. Jika ide Anda sudah penuh dan secara keseluruhan menarik, bagaimana mungkin Anda dapat menjual ide Anda jika Anda terbatas dalam hal relasi. Banyaknya penulis yang baik selayaknya seperti fenomena gunung es, banyak yang tidak terlihat atau muncul, sudah dipastikan karena kemampuan mereka menjaring relasi -khususnya di dunia penulisan- yang menghambat mereka untuk berkembang. Menjaring relasi bukan perkara sulit sesungguhnya jika Anda memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik di segala situasi, kondisi, serta level. Masalahnya adalah jika Anda cenderung pemalu dan tertutup, kenapa Anda melakukan gerilya secara tertutup. Misalnya dengan menggunakan nama samaran ketika ingin aktif di milis penulisan, kenapa tidak? Atau mencurahkan isi kepala Anda dalam situs blog yang dapat diakses semua orang, boleh saja Anda buat guestbook sehingga orang bisa memberi masukan serta kritik atas tulisan-tulisan Anda. Manfaat dari relasi selain meningkatkan pengetahuan dan skill Anda dalam menulis juga membuka banyak peluang emas untuk terus berkarya.
Akhir kata adalah ditutupnya tahun 2007 semoga kita semua dapat melepaskan dari strategi tradisional dalam menulis (kirim naskah lalu tunggu jawaban), tahun 2008 Anda menggunakan strategi baru yang lebih dinamis dan fleksibel sehingga menulis bukan saja hanya memuaskan diri Anda sendiri tapi juga memuaskan bagi penerbit dan dapat diterima pasar. Semoga…

Ketika Menulis Adalah PROFESI...

Ketika akhirnya menulis menjadi PROFESI, maka inilah saat yang tepat
Ketika ide bertebaran di kepala
Dukungan bertaburan dimana-mana
Kesempatan datang bertubi
Ya, inilah saatnya...
Ketika hobby kini sudah bisa memberikan sesuatu lebih dari sekedar kepuasan psikologi, ini adalah waktu yang tepat
Ketika menulis menjadi darah dan denyut jantung, inilah saatnya
Semoga aku semakin produktif menciptakan ide
Semoga jemariku tak lelah menari
Semoga Allah senantiasa memberi berkah atas semua tulisanku
Amin....

Kecupan dari Mang Ohan...


Lihat kami.....:)

Mimpi..........

Ini tentang Mimpi..
Beberapa malam aku bermimpi tentang orang-orang yang dekat denganku
salah satunya adalah mantan bosku dan juga sahabatku
kukirim sms padanya, "apa ibu baik-baik saja, 2 malam aku memimpikan hal sedih tentang ibu."
than..apa jawabnya?
"Itu karena kamu miss sama ibu.." begitu katanya dengan ringan
hehehe...barangkali iya...aku merindukan bosku
Aku banyak memiliki cerita indah dengan beliau
Banyak menghabiskan waktu dengan beliau dari pagi hingga larut malam
Maklum, saat itu kami punya hoby yang sama -nongkrong di Cafe-
Tapi sungguhnya ada kaitan antara mimpi dan rindu?


Bandung, 29 November 2007

Ayah, bolehkah aku terbang kembali?...

Pertanyaanku pada suamiku hari ini
"Ayah, boleh nggak kapan2 Bunda terbang ke luar kota lagi?"
Well, ayah tidak menyahut sama sekali
Beberapa kali aku sering diingatkan suamiku
"Sekarang ada mahluk di perut bunda, jadi jaga baik-baik"
Well, ya kadang-kadang aku suka terlupakan hal itu
kadang aku berlarian di rumah,
Lupa minum obat,
makan sembarangan,
dan semua yang kadang bikin orang gemas melihatnya
Uuuuppps, tanpa maksud melupakan mahluk ajaib di dalam perutku tentu saja
Tapi, aku memang si "Hiperaktif" begitu kata orang
.......
Senyap....
Tak ada jawaban
.......
Lantas ayah menjawab, "Nggak boleh...bunda"

Aku sudah menduganya
Barangkali memang ini perbedaan menikah dan belum menikah
ketika single aku bisa terbang ke mana pun
Ke Makasar, Medan, Pekanbaru, Bali, Yogya, Batam, well, hampir semua kota kukunjungi
Sekarang...
aku punya suami tempatku meminta izin
dan punya dede, mahluk mungil yang harus aku jaga

........

Aku diam, merenung....

........

Baiklah, aku kali ini mengurungkan niat untuk kembali Terbang...


Bandung, 29 November 2007

Berdua dengan Dede ....... :)

Kemarin...

Dapat undangan acara shilaturahmi penulis dan peresensi kompas Gramedia di Sabuga. Asyiknya, ini bukan sekadar shilaturahmi, aku bertemu banyak kawan yang memberiku banyak informasi penting...seputar dunia penulis, buku, editorial, dan proyek buku...jauh lebih berharga dibanding semuanya adalah aku melepas kangen dengan banyak orang..God, it's a great day!
Setelah berbaur dengan kawan-kawan, berbagi cerita dan makan siang serta sejenak mengikuti presentasi asyik tentang dunia buku..aku turun ke bawah untuk mengikuti ngobrol bareng para penulis Grasindo di Klinik Penerbitan ...
Turut serta di dalamnya, Mbak Anjar, Dewi, Donny, (Waduh cewek langsing ini aku lupa namanya? :( ), aku dan Dede kecil :)
Yup, aku selalu berdua dengan Dede Kecil dalam perutku. Ini kali pertama dede hadir di depan publik ikut bunda yang sibuk jadi pembicara..tapi pengakuan itu bukan saja datang dari bundanya, om dan tante yang di forum juga menyertakan dede dalam bagian forum. Thanks, dede semakin dikenal..hehehe

Kemarin....

Malamnya setelah capek beraktivitas dan berbelanja, rombongan grasindo pun meluncur ke Cafe halaman. Aku dan dede mau makan steak...dan nyam,nyam,nyam baru dimakan setengah udah jengah...nggak enak! ini bukan persoalan steak kelihatannya tapi dede dah protes karena telat makan hiks....lantas, huooooks, perut nggak menerima makan dan kembali memuntahkannya..lemaslah kami...

Kemarin malam...

akhirnya aku dan dede tidur pulas sampe lupa sama ayah..... :)

Bandung, 29 November 2007

Menghasilkan Uang dari HOBBY...

Hobby Anda apa?
Kalau Hobby saya menulis!
Apakah hobby Anda membuat Anda selalu kehabisan uang atau malah menghasilkan uang?
Kalau saya, hobby saya dulu menghabiskan banyak uang
Bagaimana tidak, setiap belanja buku hampir sekian persen dari penghasilan ludes
Herannya saya nggak pernah merasa menyesal padahal harus ngirit hingga akhir bulan
Sebab saya tahu belanja buku menunjang hobby saya
Yup, belanja buku, membaca, lantas menulis adalah kegiatan favorit
Ya, HOBBY!
Bahkan di rak buku saya, masih banyak buku yang terbungkus plastik. Belum sempat saya baca!
Saya hobby mengumpulkan buku tapi tidak semua yang saya beli langsung saya lahap
Kerapkali buku itu akan berguna ketika saya membutuhkan referensi untuk menulis
Ya, menyimpan, memajang dan kemudian menggunakannya
Bukan hanya buku, majalah bekaspun saya kumpulkan
Boleh lah saingan sama tukang loak kalo sudah begini
Tapi, itulah saya merasa tak pernah merugi mengais dan menyanyangi mereka
Kini, saya malah diuntungkan dengan kebiasaan itu
Uang yang saya hamburkan untuk membeli berbagai jenis buku
Terbayar dengan kegiatan menulis yang semakin menemukan lubang manfaat
Ya, hobby saya semakin menyenangkan
Semakin menarik untuk digeluti
Saya kini mulai menulis bukan hanya melepaskan dahaga hobby tapi juga menghasilkan uang
Caranya?
Saya mempromosikan hobby saya
Saya menjual hobby saya
dan Saya memperoleh manfaat karenanya
Menulis karena hobby, bagus!
Hobby menghasilkan uang, itu lebih bagus!
Mau mencoba?

Bandung, 13 November 2007

Kenangan Bersama Teteh


Ketika aku masih bekerja di salah satu unit bisnis MQ, aku beberapa kali menemani teteh dalam aktifitas promo bukunya dan ini adalah kenangan kami...
Bandung, 09 November 2007

Maaf, ini rahasiaku...

Pindahan rumah pindahan property dong....
Property yang paling berharga buatku ya buku-buku, termasuk buku harian
Hebatnya membawa buku harian membuat jantungku kebat-kebit dibuatnya
Kenapa?
Aku khawatir ada yang membacanya
Serahasia itukah?
Ya, walopun aku tergolong ekstrovert ada bagian dari diriku yang aku hide
masa lalu yang tidak menggembirakan misalnya
di bloggerku juga banyak cerita-cerita pribadi?
Ya, tapi itu adalah cerita yang diperkenankan disharing
lainnya, tidak!
cukup aku yang tau....
Maafkan aku suamiku karena sempat beberapa kali merebut buku yang kucurigai ada curhatku
bukan apa-apa, itu karena aku mencintaimu dan masa lalu tidak berarti lagi bagiku
Hari ini....
Aku bawa semua buku harianku dari rumahku, rumah kami
mengenyahkan masa lalu
dan membakarnya
Aku...kini...
Menerima masa sekarang dan masa depan
Aku mencintaimu, suamiku dan calon anakku

Bandung, 09 November 2007

Jangan tanya tentang Pekerjaan Rumah ...:)

Ketika masih melajang...
"Bisa memasak?" aku menggeleng
"Suka beresin rumah?" aku menggeleng
Well, ya, pekerjaan rumah ketika aku masih melajang alias gadis adalah sesuatu yang uuups..malas kukerjakan
Kesibukanku berkutat lebih pada pekerjaan di luar pekerjaan rumahan
Maklum saja selain kegiatan travelling kerja jadi kebiasaan, juga jika aku sedang baca atau nulis bakal melupakan semua kegiatan yang lain
Sekarang bedaaaaaa banget...
Memasak memang aku belum bisa-bisa amat
Beresin rumah juga belum maksimal bersihnya
Tapi pekerjaan rumah kini menjadi rutinitas harian saat ini
Mengepel lantai, mencuci piring, memasak, melap perabotan...kukerjakan juga
Bahkan mata ini gatal sekali jika ada yang tidak enak dilihat di rumah
Maklum kami, aku dan suamiku cuman berdua saja di rumah
Jadi praktis kami berdua yang saling bahu membahu mengerjakan semuanya
Heeem...suka dukanya?
Sukanya, ternyata melakukan pekerjaan rumah itu asiek juga
Dukanya, kayaknya udah nggak cocok lagi deh manjangin kuku hahaha...

Bandung, 24 Oktober 2007

Aku dan belahan jiwaku2


Usianya baru 64 hari

hari tapi perkembangannya luar biasa, janinku telah menaikan berat badanku hingga 5 kilo :)...that's cool!

Well, tapi demi dia aku tidak peduli yang penting dia lahir dengan sehat.Amin

Bandung, 24 Oktober 2007

Aku dan belahan jiwaku

Pada tanggal pertengahan September kemarin, aku dinyatakan HAMIL dengan usia janin 5 minggu...Wow! tak terkira bahagianya. Ini di luar dugaanku bahwa aku akan mengandung secepat itu..berarti hanya 2 minggu saja aku 'kosong'
Tentu banyak yang terjadi setelahnya..salah satunya adalah peran sugesti di benakku
Begitu banyak cerita tentang hal-hal unik yang dialami perempuan hamil. Mulai dari ngidam, mual, nggak enak badan, malas, and so on
Aku mulai terjangkit beberapa diantaranya.
Salah satu yang cukup mengganggu adalah hilangnya mood menulisku
Well, sewaktu aku belum tahu aku hamil, siang malam aku semangat sekali menyelesaikan order naskah-naskah buku, bermalam-malam aku tidur larut
Setelah ketahuan hamil, tiba-tiba saja aku akan terserang MUAL jika lama-lama di depan komputer
"Janinku berontak diajak kerja terlalu keras" pikirku hahaha
Apa daya..aku memang tidak mau mengikuti sugesti tapi rasa malas dan mood yang lenyap membuatku tak bisa melawan
Tapi, di balik semua hal unik yang kualami aku sangat bahagia
Aku sudah mengenalkannya pada semua sahabatku
Bahkan setiap hari "dede" selalu di sapa oleh tante-tante dan om-omnya
"Dede" mendapat sentuhan kasih dari mereka
Aku menganggap dia telah ada di sini, di perutku, bersamaku
Selamat datang belahan jiwaku, Bunda mencintaimu...

Di usianya ke 64 hari
Bandung, 24 Oktober 2007

Berkejaran dengan deadline...

Pernah berkejaran dengan deadline tulisan?
Beberapa kali aku menghadapi itu
Tapi, kali ini stress yang kuhadapi berat sekali
Yup, bagaimana memilah antara kejaran deadline dengan masalah yang harus kuhadapi?
Well, ya, ini bukan persoalan mudah...tapi...tetap kujalani
Aku harus menulis lebih dari 40 naskah dalam tempo tiga minggu ... wakwaw!!!
Kupikir bantuan bank naskahku cukup membantu tapi pikiranku tetap tergerus juga
Ini gila!! Ini proyek sangkuriang..hahaha
Stress...lumayan dan cukup mengganggu aktifitas lainnya
Tapi, ya, tetap kujalankan...
Kini tinggal 2 naskah lagi yang harus ku setorkan..ini juga hutang yang harus segera kubereskan..
Kubayangkan jika proyek ini selesai...bisa jadi nafasku akan sepanjang terowongan kereta api..legaaaaaaaaaaaaaaaaaa....
Dan satu pembelajaranku di sini...
Jangan rakus sama tulisan hehehe
Bukankah menulis hanya sekedar hobby untuk saat ini, lantas kenapa stress karenanya?
Hihi..inilah manusia, selalu ingin mengambil sebanyak mungkin peluang tanpa mengukur diri...oooow...
Tapi, menulis teruslah bersemangat neng!!!

Thanks aa, untuk waktu kita yang kukorupsi karena mengejar deadline :)

Bandung, 9 September 2007

Suamiku, sahabatku...

Well, ya, kalau kami masih dibilang pengantin baru
Genap satu bulan usia pernikahan kami hari kemarin – 8 agustus -
Jadi, semua akan bilang bahwa jika aku dalam keadaan happy banget itu adalah wajar
Jika kami mesra sekali itu adalah kebiasaan pengantin baru
Tapi, yea, jujur saja, kalau mendengar cerita para pengentin baru yang lain
Nyaris...
Kehidupan kami tidak se waah mereka
Kami menjalaninya dengan tidak berlebihan
Kami melalui hari seperti sebuah puzzle
Dengan usia taaruf kami yang singkat
Banyak bagian dari puzzle harus kami lacak ada dimana
Banyak keunikan yang kami temukan dari diri masing-masing
Dan well, kami tidak merubah kebiasaan kami sebelum menikah
Kami memposisikan diri kami sebagai patner kerja, sahabat, bukan sekedar suami istri
Itu yang membuat aku merasa nyaman dengannya
Tidak ada kebiasaan yang harus kami rubah dalam waktu singkat
Kami berproses lebih baik dengan cukup apik
Keanehan atas diri masing-masing mungkin ada...tapi sebagai sahabat kami berusaha tidak membesar-besarkan itu
Semoga saja, hubungan persahabatan lahir bathin kami tidak hanya karena kami ”pengantin baru” :)

Bandung, 9 September 2007

Aku tidak menuntut balasan…

Ketika aku terluka
Aku kadang membiarkan diriku tidak membalasnya
Aku tetap tampil anggun walau hatiku nanar
Ketika aku tersakiti
Aku mencoba menguatkan diri untuk tidak membalas
Aku membalikkan kejadian itu pada diriku sendiri, ”oh, barangkali aku pernah salah..”
Ketika aku kehilangan
Aku mencoba untuk mengembalikan yang hilang
Tapi selalu mencoba untuk bersikap ikhlas
Dan ketika aku memberi sesuatu pada orang lain –apapun itu-
Aku tidak pernah menuntut orang itu memberi padaku sebagai balasan
Aku..ya, aku, aku hanya mencoba melakukan yang terbaik yang aku bisa
Tapi, sebagai manusia biasa kerapkali khilap itu ada
Jadi, jika memang ada yang salah atas diriku..
Maafkanlah teman...

Bandung, 9 September 2007

Semua boleh jadi model...hehehe


Dengan lipstik warna meraaaaaaah...rasanya sah-sah aja aku mengatakan bahwa semua layak jadi model "untuk dirinya sendiri" hahahaha
Thanks untuk fotografernya...Ricky semut..:)
Difoto di detik@ 9 September 2007

Tim yang nggak pernah terpisah...


Baru seminggu aku meninggalkan tim tersayang -detik@- ada yang berubah...di tengah ruanganku tepatnya di depan (mantan) meja kerjaku disulap menjadi studio foto :)
Ini semua demi proyek yang sedang digarap..uuups, tim yang kreatif...dan kalau semua berhak menjadi modelnya dooooong............
Ya, inilah kami...
Biarpun aku sudah tidak berada mereka secara fisik di kantor yang sama, tapi luar biasa, jiwaku rasanya masih bersama mereka...
Foto ini minus daniel, kusye, dea, hadi, hasan, aleen, Anton dan yang jelas pemimpin kami, pak Bambang...tidak lengkap bersama-sama tapi kedelapan yang minus pun seolah ada bersama kami..adakah anda melihatnya bersama kami??? :)

Bandung, 9 September 2007

Labilnya Mang Ohan

Tanpa sengaja aku membeli limpahan akurium dari anak kost di rumah yang lengkap dengan penghuninya seekor ikan Louhan yang cantik…panjangnya sekitar 25cm dengan sirip merah muda sedikit sentuhan warna hitam.
Aku dan suamiku menamakan ikan itu –mang Ohan- J
Menyenangkan memiliki mang Ohan, kerapkali dia membuat kami kangen jika berlama-lama meninggalkannya.
Namun, ada satu hal yang aku perhatikan dari ikan Lohan ini. Dia begitu labil …
Selama kami pelihara beberapa kali dia stress, salah satu bukti stressnya adalah warna siripnya yang indah berubah gelap, cenderung tidak bereaksi pada lingkungan sekitar, tidak mengindahkan ikan-ikan kecil yang seharusnya menjadi santapan lezatnya, serta perubahan yang selalu membuat kami gusar. Kenapa mang Ohan selalu stress oleh hal-hal kecil ?
Stressnya mang Ohan bisa karena macam-macam..
Awalnya karena perpindahan pemilik barangkali
Kedua, perpindahan tempat
Ketiga, ketika dikuras akuariumnya
Keempat, air yang digunakan
Kelima, hal-hal yang kadang tidak kami pahami
Yang jelas, mang Ohan sering membuat kami was-was jika dia tidak sehat. Dan kerapkali kami bertanya-tanya, apa yang harus kami lakukan agar emosi mang Ohan stabil?
Beberapa kebiasaan baru yang akhirnya positif kami bangun adalah :
Jika dia stress kami menutup akuarium hingga tak ada celah cahaya masuk dan eit, satu minggu kemudian ketika kami buka kembali, mang Ohan tampak begitu segar
Rajin menyapanya
Memainkan tangan seolah menyentuhnya
Menguras akuarium minimal seminggu sekali
But, well, biarpun mang Ohan masih labil kami tetap menyanyanginya.
Ada yang punya ikan Lohan dan berbagi tips merawatnya?

Bandung, 2 September 2007

Keputusan

Dua hari yang lalu aku terpaksa mengambil satu keputusan yang barangkali melukai beberapa pihak
Ya, memutuskan kontrak kerja seorang karyawan bukanlah persoalan yang mudah. Banyak pertimbangan yang harus aku ambil…dan sebagai seorang pemimpin ini bukan pekerjaan gampang.
Memutuskan kontrak kerja berarti aku akan memutus nafkahnya, mematikan motivasinya, bahkan mungkin membuatnya sakit hati.
Tapi, ini harus dilakukan…
Jujur, dia adalah karyawan dengan skill yang cerdas di bidangnya. Tapi, entah kenapa karakternya yang ‘keras’ dan ‘sinis’ seringkali membuat ketidaknyamanan di kantor kami.
Setiap kali dia membuat ketidaknyamanan antar personal –pun dengan aku- hanya karena hal-hal kecil yang bisa didiskusikan dengan baik, nyatanya dia memilih berseteru –tentu dengan argumennya-
Bosan, capek, lelah, jika harus menggunakan perasaan dalam setiap kali membuat kebijakan dan keputusan. Tentunya, yang sangat aku jaga sepertinya haruslah dia…ya, sebab keputusan dan kebijakan yang kuambil dan tim ambil sepertinya harus memuaskan dia sehingga tidak menimbulkan keributan-keributan serta argumentasi yang kerapkali menyudutkan kami.
Jika ditilik lebih dalam, rasa-rasanya aku begitu banyak mengalah ketika dia marah dan mengecam…aku berusaha untuk memberikan zona nyaman untuknya, memberikan masukan positif untuk perkembangan kariernya…but well, dia tetap melihatku dengan sedemikian negatifnya.
Dua hari yang lalu, akhirnya aku harus memilih…
Dua pilihan yang sulit sesungguhnya
Memilih tim yang secara keseluruhan merasa terganggu
Atau memilih dia yang lebih lama di perusahaan (senior) dibandingkan aku
Ini pilihan yang berat..sungguh berat..
Akhirnya aku memilih menyelematkan tim dibandingkan personal…
Keputusan dibuat….dan gendang permusuhan mulai berkumandang
Aku mulai menerima sms-sms tidak enak darinya
Beruntung, aku mencoba untuk tidak terpancing…semua SMSnya ku-reply dengan ucapan terima kasih, amin, doa…
Ya Allah, aku menerima itu sebagai satu bagian introspeksi
Sebagai manusia biasa aku adalah pemilik kesalahan…jadi, mohon dimaafkan dan dikuatkan langkah untuk melakukan perbaikan
Dan sebagai pemimpin, ini adalah konsekuensi yang harus aku tanggung
Sekali lagi, kebijakan yang diambil tidak akan memuaskan semua pihak…
Aku doakan, dia menemukan perusahaan yang membuatnya terpuaskan sehingga tidak perlu mengkritisi segala persoalan atau kebijakan dengan ekstrim
Selamat jalan teman…
Selamat berkarier …
Dan Selamat berjuang melepaskan dendam serta kemarahanmu kepadaku….
Aku, disini, tetaplah temanmu…

Bandung, 1 September 2007

Menjadi Pemimpin….

Beberapa point yang aku dapatkan ketika aku memimpin tim adalah :
Ä Bahwa setiap kebijakan yang aku ambil bisa jadi tidak akan memuaskan semua tim sebab itu aku harus bersiap untuk menerima cibiran, kritik, dan tekanan dari bawahan dengan style yang berbeda satu sama lain
Ä Bahwa setiap kebijakan tidak selalu berjalan mulus –walau selalu dipersiapkan mencapai hasil yang maksimal- agar bisa dipertanggungjawabkan dan memiliki argumentasi yang jelas dan ini jelas akan menimbulkan reaksi keras sebab itulah mental seorang pemimpin harus sekuat baja
Ä Bahwa setiap pemimpin akan dinilai oleh anak buahnya, dan setiap pendapat pasti berbeda dan reaksi yang diperlihatkan berbeda pula, namun pemimpin harus lebih bijak menyikapi semuanya
Ä Bahwa setiap pemimpin tidak boleh ikut larut dalam kemarahan atau ketidakpuasan anak buah tapi berusaha untuk menyelaraskan dua kepentingan yaitu kepentingan perusahaan dan kepentingan anak buah

Menjadi pemimpin itu bukan tanggungjawab yang ringan, tapi jika Anda berani menghadapi tantangan maka AMBIL TAWARAN itu!!

Bandung, 1 September 2007

Me and My Mom...






"Mama bahagia sekali..."


begitu kata mama berkali-kali menjelang pernikahanku


Siapa coba yang tidak bahagia pada moment istimewa ini? terlebih mamaku


Bagi beliau melihatku menikah sempat menjadi impian yang panjang


Bagaimana tidak, aku, putri semata wayangnya lebih banyak memikirkan pekerjaan dibandingkan menikah


Mama sempat putus asa untuk mendorongku menikah dengan pria yang dulu sempat dekat denganku, sialnya, selalu ada alasan untukku untuk memilih menunda pernikahan


Hanya doa yang selalu mama panjatkan pada yang di atas


Ya, semoga aku segera menikah...mendapatkan pria yang dapat menaklukanku


dan menculikku ke pelaminan :)


Dan akhirnya pria itu datang


Pria yang aku cintai lebih dan kurangnya


Ma, kubawakan menantu terbaik untukmu..



Bandung, 19 Agustus 2007

Aku dan suamiku....


Aku dan suamiku menatap masa depan kami :)
Bandung, 17 Agustus 2007

Kado perkawinan kami...

Belum genap seminggu kami menikah..
Duaaaar....
Keluargaku mendapat musibah yang cukup berat
Biasanya, setiap persoalan keluarga, aku yang menyelesaikan
Kini, aku bisa bersama suamiku untuk menyelesaikannya
Betapa nyaman hidup yang kini kujalani
Aku tak lagi sendiri
Aku berbagi banyak hal dengannya
Dia sungguh amat dapat diandalkan
Walau, tentu saja aku tidak akan membebaninya dengan banyak masalah
Aku cukup kuat dan proses hidup yang kujalani cukup berliku
Ya, aku memang mampu menyelesaikan segalanya sebab Allah disampingku
Tapi, kini Allah juga menghadiahiku seorang lelaki hebat
yang kupikir Allah tahu untuk apa dia disampingku
Aku merasa masalah ini sebagai salah satu kado perkawinan kami
Kado indah...dimana dari sana kami bisa belajar bersama
belajar untuk memecahkan setiap masalah bersama-sama
Terima kasih Allahku, atas kehadirannya dalam hidupku


Bandung, 17 Agustus 2007

Selamat tinggal masa lalu....

Tentu kita semua punya masa lalu
Saya, Anda, dan siapapun di dunia ini
Masa lalu yang tidak saja indah tapi juga rangkaian kepedihan
Tidak saja tentang cinta tapi juga kebencian
Melupakan masa lalu bukan hal yang gampang
Lagipula barangkali bukan melupakan yang penting tapi menyimpannya rapi dan menjadikan sebagai kajian diri yang paling berharga
Sempat tersungkur beberapa kali di masa lalu
Tidak membuatku berat untuk melangkah
Bahkan aku cenderung bertambah kuat untuk melanjutkan perjalanan
Termasuk salah satunya menyakini bahwa Cinta yang sempat berantakan kelak akan tergantikan dengan Cinta yang paling sempurna
Keyakinan terpatri dalam diri
Keyakinan akan kehidupan yang lebih baik
Keyakinan akan sikap lebih baik
Keyakinan akan pemahaman yang membaik
Keyakinan akan segala yang terbaik
Keyakinan akan janji Allah yang paling baik
Dan semua masa lalu suram berlalu, memudar, dan menyembunyikan diri dengan malu-malu
Terus mengelupas, merubah kulit, dan berganti lebih indah dari hari ke hari
Saya yakin, ketika kita yakin bahwa masa depan kita akan lebih baik dan mendapat yang terbaik
Maka, kita semua akan mendapatkannya
Jangan pernah menyerah pada hidup!
Selamat tinggal masa lalu
Selamat datang masa depan
Selamat datang Cinta
Selamat datang keyakinan


Bandung, 13 Agustus 2007

Taaruf...

Proses pendekatanku dengan suamiku cukup singkat -2 minggu-
Hebatnya kurang dari 2 minggu kemudian kami menikah
Dan hebatnya lagi aku tidak ragu sedikitpun ketika mengatakan "ya' untuk menikah
Padahal...aku adalah orang yang cukup banyak perhitungan dalam melangkah
Dan beberapa kali aku gagal menjalin hubungan hingga ke pernikahan
Semuanya pasti karena alasan -karier-
Dengannya...aku tidak ragu, bahkan untuk melepaskan karier sekali pun
Beruntung, dia sangat mendukung pekerjaan yang aku miliki
mendorongku untuk terus beraktualisasi dan berprestasi
Dengannya..aku merasa menjadi perempuan sempurna
Perempuan yang memiliki cinta yang hebat!
sebab dia adalah suami yang hebat!
Taaruf kami sangat singkat...
Bahkan aku kadang terkesiap dengan beberapa hal-hal unik yang suamiku miliki
Tapi, sungguh, ini hal yang luar biasa!
Dan dia adalah pria luar biasa yang diberikan Allah padaku dengan proses yang sungguh luar biasa!
Aku mencintainya...
Dan Allah, Aku sungguh semakin mencintaiMu...!

Bandung, 13 Agustus 2007

Ibu Muda....

Pagi-pagi baru saja aku OnLine YM, seorang sahabat menyapaku...
"Hallo Ibu Muda :)"
Heeemmm....ada rasa yang menyeruak di dadaku
Aku bangga menyandang nama itu
Aku bangga diberi nama lain di belakang nama gadisku
Ya, kini, sejak tanggal 8 agustus lalu
Aku adalah seorang istri dari seorang laki-laki penyanyang dan menyenangkan
Aku adalah calon ibu dari anak-anaknya
Aku adalah perempuan yang sungguh merasa istimewa
Aku, mencintainya....

Bandung, 13 Agustus 2007

Pernikahan Deky Tasdikin & Indari Mastuti

Mohon doa restu untuk pernikahan kami
Semoga kelak kami dapat membina keluarga yang sakinah
Menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak yang dititipkan-Nya
Menjadi suami dan istri yang saling memberi ilmu
Menjadi manusia yang selalu belajar dari kelebihan dan kekurangan pasangan
Doakan kami....
Pernikahan kami diselenggarakan pada
Rabu, 8 Agustus 2007 jam 20.00 - 22.00
Di?
Jl.Raya Ujung Berung No.240
Bandung


Bandung, 3 Agustus 2007

Ayo berpikir positif....

Puuuih...saya kerapkali mengajak semua sahabat untuk berpikir positif
Walau, jujur bagaimana selalu mengarahkan pemikiran diri ke positif sulitnya bukan main
sering terjadi perseteruan antara si baik dan si buruk
Kadang hati serta akal sebagai wasit bingung dibuatnya
Begitu berat untuk selalu berpikir positif
Well, biarpun berat aku terus mencoba berpikir positif
Beberapa kali terjungkal dengan prasangka dan akhirnya merugi pula
Lantas, kembali berdiri dan menguatkan diri untuk memperbaiki
Semoga...hati dan akal selalu menjagaku
Dan tentu saja, Allahku, terima kasih atas pendampingan-Mu hingga saat ini


Bandung, 31 Juli 2007

Akhir yang baik...

Hampir semua perjalanan memiliki akhir
Tapi, Allah, ku minta semoga akhir semua perjalananku adalah baik
Memulai dengan baik
Mengakhiri dengan baik
Tidak terkecuali apapun


Bandung, 31 Juli 2007

Menulis sebagai profesi, kenapa Tidak?

Pada saat mengawali terjun di dunia penulisan, apa yang dikatakan oleh teman-teman sesama penulis nyaris sama "Menulis nggak bikin kaya!" Tapi, berhubung menulis adalah suatu hobby yang menyenangkan untuk saya, maka jawaban saya adalah, "ya, ndak apa-apa!" yang penting adalah menulis titik
saya jalani kegiatan menulis dengan telaten, dari mulai menulis opini, artikel, kuis, cerpen, dan akhirnya membuat buku. Memang benar adanya, secara materi tidak menggiurkan sama sekali tapi jujur secara psikologi 'sangat terpuaskan'
lantas, lama-lama jaringan penulis semakin terbentuk, ternyata, banyak juga penulis yang kaya secara materi...kesimpulan akhirnya mengerucut, jika anda ingin kaya dari menulis, harus memiliki syarat berikut :
1. Buku anda BEST SELLER
atau
2. Anda sangat produktif menulis
Tinggal pilihan ada di tangan anda akhirnya...
Sekarang, mata saya terbuka lebar, menulis bukan hanya bisa menghasilkan banyak uang tapi juga bisa dijadikan profesi yang paling asyik!
Menulis bukan sekedar menulis buku tapi juga menulis apapun yang ingin anda karyakan dan tentu saja bernilai jual
Kini, saya bekerja di sebuah jasa penerbitan, dimana usaha ini membantu semua segment yang membutuhkan keahlian seorang penulis. Menulis dalam berbagai tema tulisan. luar biasa menarik! Salah satu contoh, salah satu jaringan penulis kami, dapat menghasilkan tulisan 5 - 10 naskah per bulan dengan rata-rata harga 1,5 - 4 juta. So, bayangkan saja berapa yang dia dapatkan? Modalnya cuman komputer, buku dan internet, uups, tentu saja wawasan...
saya pun mulai latah menulis berbagai tema dan luar biasa juga hasilnya. saya tertarik untuk benar-benar menjadikan menulis sebagai profesi, dan sepertinya semua berpotensi untuk itu...
Jadi tidak ada lagi yang bisa meragukan bahwa menulis bisa dijadikan profesi, buktinya? banyak kok yang hidup makmur dari menulis...
Sssst, asiknya lagi untuk kita yang perempuan, yang punya aktivitas rumah tangga yang cukup padat sepertinya profesi ini paling cocok loh....
so, menulis sebagai profesi, kenapa tidak?

bandung, 30 juli 2007

Gaya di kantor....


Kalo ngomongin foto, dimana-mana pasti ngegaya dueh..hehehe...
Bandung, 27 Juli 2007

Dengannya....

z

Hanya tinggal hitungan hari aku akan menikah
Doakan kami...
Dengannya aku akan berbagi
Doakan kami...
Inilah yang namanya jodoh yang tak pernah kita duga
Tapi, aku percaya
Allah sudah memberikan yang terbaik pada masing-masing dari kami
Dengannya aku berbahagia kelak di dunia dan di akherat
Doakan kami...

Bandung, 27 Juli 2007

Pernahkah?

Beberapa hari ini aku begitu sering berucap maaf
Ya maaf...
Maaf jika aku telah melukaimu
Maaf jika aku telah melukainya
Maaf jika aku telah melukai mereka
Tapi..
Bukankah hidup adalah sebuah pilihan
Jika bukan dia, mungkin kamu
Jika bukan aku, mungkin yang lainnya
Ya, pilihan..
Walau begitu berat mengakui bahwa pilihan kita akan menyakitkan
Maafkan aku....


Bandung, 19 Juli 2007

Saatnya tiba...

Saatnya sebentar lagi tiba
ketika aku akan berbagi segala hal dengan dia
Ketika aku akan menjadi bagian dalam hidupnya dan begitupun sebaliknya
Aku...
Ya, aku..
Ini penantian yang tidak sebentar
Ini petualangan hati yang cukup panjang
Aku dan dia
Dipertemukan olehNya tanpa kami sadari
Apakah ini adalah jawaban dari doa itu?


Bandung, 19 Juli 2007

Aku jatuh cinta...

Apakah aku jatuh cinta?
Berapa kali aku jatuh cinta?
Aku tidak tahu pasti
Tapi..
Aku merasa sangat menyukai perasaan ini


Bandung, 19 Juli 2007

Melukai...

Apakah kejujuran itu menimbulkan luka???


Bandung, 19 Juli 2007

Aku hanya ingin bilang............

Hari ini aku hanya ingin bilang

Tidak ada yang membuatku lebih nyaman selain lepas dari perasaan takut



Bandung, 10 Juli 2007

Terlalu banyak yang diberi...

Sudah terlalu banyak yang Allah berikan untukku
Bahkan aku begitu malu untuk meminta lagi
...
Terima kasih Allah untuk segala keajaiban dalam hidupku


Bandung, 9 Juli 2007

this day is my birthday...

This day is my birthday...
27 tahun bhok.........


Bandung, 9 Juli 2007

Liburan...with Yuntit

Aku berlibur dan menghabiskan 2 hari - kurang - bersama Yuntit...
That's fun...


Bandung, 9 Juli 2007

Sayembara Menulis!

Talkshowku hari ini di Paramuda adalah SAYEMBARA MENULIS FIKSI ANAK dan REMAJA
Ide itu kudapat seketika saja ketika nara sumber yang kuundang tiba-tiba tidak jadi datang. Wuah..apa yang akan kubicarakan di radio, padahal aku sudah menyiapkan bahan menarik kalau sang nara sumber yang juga seorang Dokter dengan tema, "Benarkah menulis membuat awet muda?"
Suit..suit, benar nggak sih?
Sedang lahapnya makan bubur bersama supir kantor, yang kebetulan mengantarku, sms itu masuk
praaang...aaah, memutar ide untuk topik lebih menarik nih..
Akhirnya, tidak jauh-jauh dari dunia menulis dan beberapa proyek yang sekarang kukerjakan
Aku membuat sayembara menulis fiksi anak dan remaja
semoga sayembara ini menarik minat pendengar untuk mulai menulis
selain itu, aku memang butuh penulis hehehe

So, silahkan menulis...
masukkan tulisan anda semua ke indari_m@yahoo.com
ada itunya nggak?
ada lah, untuk sekedar beli pabrik kerupuk hihihihi....

Setelah dua hari tidak tidur, mataku tetap terbuka lebar
Bandung, 1 Juli 2007

Energi yang tertularkan dan ditularkan...

Energiku ditularkan oleh orang-orang di sekelilingku
Energi positif tentu saja..
Dan semoga energiku bisa ditularkan kepada orang-orang di sekelilingku
Tentu saja energi positif juga...
:)


Saat orang begitu ingin tertidur lelap,
Bandung, 1 Juli 2007

Selamat pagi!!

Selamat pagi dunia...
Wuaaaah..hari ini aku semangat sekali
walaupun selama 24 jam tidak sekejap mataku menutup
orang bilang aku gila kerja
tapi satu yang kutahu adalah...aku menyukai pekerjaanku

Okeh...
Selamat pagi dunia
dan
terus
SEMANGAT!!! apapun pekerjaan anda!

pagi, gelap gulita
Bandung, 1 Juli 2007

Berlibur? Yes!!

Beberapa kali keinginanku untuk berlibur cancel
tidak ada alasan lain selain urusan KERJA
tapi..lama-lama sebel juga
dan setelah lama berunding dengan diri sendiri
dan dukungan adikku tersayang
Berlibur adalah sebuah kewajiban
So, kemana aku akan berlibur?
Heeemmm...
satu kota yang tidak pernah kulupakan dan menyimpan banyak kenangan "YOGYA"
Yogya, tunggu aku datang!
Aku ingin bercengkrama kembali dengan suasana hangat dan panas yang menyengat :)

Pagi dimana aku masih sangat bersemangat
Bandung, 29 Juni 2007

Batere Alkaline...

Sepanjang malam kerja
dari pagi ke pagi kembali
semangat? Lumayan ngantuk tapi menghibur diri lah...hahaha
Tertawa adalah obatnya
Aku terus bikin kehebohan sepanjang malam
cerewet terus..
cek sana dan cek sini
kluntang sana sini
suara juga tetap stereo
dan entah kenapa energiku tidak ada habis-habisnya
hingga tadi pagi kami breefing pagi
semua sepakat mengatakan
"Batere Alkaline" dipasang di aku
hahahaha....
semua sudah pada layu dan kehilangan energi
tapi aku masih ketawa sana sini dan sempet-sempetnya beres-beres ruangan..
Makasih loh Allah...atas semangat yang tidak pernah habis Engkau berikan..

Bandung, pagi hari sambil mendengar musik senam di gedung Inti
29 Juni 2007

Hemmm.........

udah kerja dari pagi ke pagi
jadi heeem...mau nulis apa ya?
nggak ada! selain mau bilang
Makasih ya tim..sudah sangat bekerja keras dan cerdas membangun bisnis kita
beruntung memiliki kalian semua


Luv all of u
jumat subuh, 04.54
Bandung, 29 Juni 2007

Antara TIGA :

Antara tiga...

1. Pilih keduanya

2. Menerimanya

3. Menolaknya

ini berlaku untuk apapun..........


Bandung, 23 Juni 2007

Umur kita, Siapa yang tahu?

Karena sesuatu hal yang aaah, tak mungkin saya ceritakan di sini...Saya semakin berpikir dalam tentang umur.
Apa artinya umur untuk saya?
Apa artinya umur untuk kita semua?
Arti yang sesungguhnya bagi saya kini, adalah manfaat dari sisa kita di kehidupan ini
Ya, umur kita, siapa yang tahu?
Air mata hanya menitik pelan dan diiringi doa
"Ya Allah, Semoga usia saya berharga untuk kehidupan kekal kelak."

Bandung, 20 Juni 2007

Kesalahan yang BERULANG..

Kelak kita akan merasa bosan dengan permintaan maaf dari kesalahan yang berulang
Heeem..lagi-lagi ini tentang kisahku
Aku mengalami trauma pada sebuah kesalahan yang berulang
Hingga akhirnya aku memilih untuk tidak memaafkan
Ya Allah, betapa kerasnya aku memilih demikian
Tapi, karena Allah juga akhirnya aku memilih untuk memaafkan
Bagaimana pun juga aku bukanlah malaikat tanpa salah
Apalagi dia adalah orang yang sangat menyanyangiku..hanya saja Aaaah, karakter memang berbeda!
Ya Allah, Maafkan aku..
Jangan keraskan hatiku
Aku memaafkannya
Dan semoga tidak ada kesalahan terulang lagi

Bandung, 6 Juni 2007

Aku Bahkan Tidak Menyadari ada yang KECEWA…

Beberapa hari ini aku kehilangan seseorang
Bukan siapa-siapa hanya seorang kakak yang Allah berikan beberapa tahun ini
Dia teramat baik untuk aku sakiti
Tapi, kali ini aku tidak menyadari aku telah menyakiti dia
Hingga hari ini aku masih bingung
Apa yang salah dengan aku?
Tapi, terlepas dari kebingungan
Aku menyadari kerapkali aku melakukan kesalahan tanpa aku sadari
Maafkan aku….

Bandung, 6 Juni 2007

Menulis? Bebaskan Diri!

Sejak kecil aku bermimpi menjadi seorang penulis
Ya, aku suka menulis dan ingin menjadi penulis
Apa yang kutulis waktu itu? Nggak lebih dari sekedar curhat di diary
Bahkan penulis buku yang kubaca menjadi seseorang yang sangat luar biasa bagiku
Aku begitu bangga dengan tulisannya dan tak pernah berpikir kini mereka menjadi sahabat-sahabatku
Bermimpi menjadi penulis dan mewujudkannya tidak mudah sama sekali, walau tidak juga bisa dibilang teramat sulit
Aku, berkejaran dengan mimpi, membangunnya menjadi kenyataan
Ku awali mimpi itu dengan menulis di diary
Kupelajari menulis paragraf demi paragraf tulisan yang lain
Beralih menulis tips ringan
Merangkai kata menjadi sebuah cerpen
Hingga akhirnya menyusun episode demi episode menjadi sebuah novel
Puuuih...
Pelajaran yang berharga kudapatkan
"Menulis adalah kebiasaan"
artinya...
Semakin sering menulis semakin terlatih kita memadupadankan kata
artinya...
Buat Anda yang ingin menjadi penulis, jadikanlah kegiatan menulis itu kebiasaan sehari-hari!
dan..
Efek positifnya..?
Anda akan terbebas dari berbagai rasa yang mengendap di hati
Menulis? bebaskan diri!!
Yuk, kita menulis!

Bandung, 24 Mei 2007

Pertolongan Allah, jangan diragukan!

Ribuan kali aku terjatuh
Ribuan kali pertolongan Allah datang tanpa diduga
Setelah..
Beberapa hari ini bingung dan berdoa
"Ya Allah, bantu aku!"
Hari ini..
Ya, hari ini, pertolonganNya datang tak diduga
Ya Allah...aku memang tak pernah meragukanMu
Walau, seringkali mengaduh sakit
Merengek manja meminta keringanan cobaan
Tapi..semoga jauh di lubuk yang paling dalam
dan, semoga di setiap langkahku
PertolonganMu tak pernah kuragukan
Alhamdulillah...Terima kasih...
Semoga ini menjadi petunjuk betapa aku memang harus Kembali!

Bandung, 24 Mei 2007

Kembali...

Aku gelisah...menangis
Aku merenung... Ya Allah, ada apa dengan aku?
Lantas
Aku teringat kembali pada asalku
Ya Allah, Izinkan Aku Kembali pada Fitrahku..
Tuntun aku...
Terangi jalanku..
Ya Allah, bantu aku menyelesaikan semuanya
dan ajaklah akukembali!


Bandung, 24 Mei 2007

Aku ingin pulang...

Aku ingin pulang ...
Ke tempat yang nyaman untuk berteduh
Ke sungai yang mengalir dengan bening
Ke laut yang tenang tanpa gelombang
Ke jalan yang bebas hambatan
Tapi, memang itu tidak menarik untuk ditinggali
Sebab hidup tanpa cobaan tidak membuatku belajar
Hanya saja sekarang aku berada di...
tempat yang tidak menampakkan figur
Sungai yang mengikis sepanjang penjalanan
Laut penuh gelombang
Jalanan macet yang menyesakkan
Dan memang aku belajar untuk menjadi suatu makhluk Allah yang Tegar
Walau harus terseok
Walau harus merintih
Walau harus mengaduh
Aku hanya ingin pulang...
Dan menemukan seseorang tempatku mengadu segalanya
Mendapatkan peran seorang kakak yang menyamankan jiwa
Peran ibu yang melembutkan hati
Tapi, kemana aku akan pulang?

Bandung, 24 Mei 2007

Foto..suka-suka


gambar suka-suka bareng salah satu tim heboh...................
Bandung, 23 Mei 2007

Aku...Aah...

Aku...hari ini gelisah...
Memang banyak yang harus aku pikirkan
Tapi, aku terbiasa untuk mematahkan kegelisahanku dengan tertawa lepas
Kali ini aku tak punya teman yang akan kuajak tertawa lepas
Semuanya terasa menjengkelkan...
Aku...hari ini gelisah...
Ya, mungkin karena aku adalah manusia biasa
Kadang tertawa..
Kadang bersedih...
dan kadang harus menangis

Bandung, 21 Mei 2007

Apapun itu...Aku bersyukur!

”Dengan tulus dan ikhlas neng menerima mas sebagai kakak. Makasih kak untuk semuanya...”

Peristiwa jatuh cinta yang layu sebelum berkembang awalnya menyesakkan dada. Apakah aku salah pilih orang ketika harus berkata jujur?! Ah, kacau deh! Tapi beruntung aku selalu diberikan kekuatan lebih ketika harus menghadapi kenyataan terburuk sekalipun. IKHLAS adalah kata kuncinya! Dengan segenap kekuatan dan setelah SMS itu kukirim padanya, beberapa butir air mata menitik perlahan...hangat menyentuh pipi.
Ya, aku harus menerima ketika dia hanya menganggapku adik, lagipula ini bukan hal baru kalau aku memiliki begitu banyak kakak laki-laki. Tapi, perbedaannya aku jatuh cinta pada kakakku yang ’ini’!
Kejadian ini, jika kurunut adalah kejadian yang juga kini kualami. Di satu sisi aku mencintai ”kakakku” dan dia hanya menganggapku adik, di sisi lain aku menyanyangi seorang kakak yang lain -benar-benar menjadi kakak- tapi dia mencintaiku bahkan sangat mencintaiku. Cinta memang aneh!
Dua cerita yang harus kurekam dalam memori sebagai pengalaman seru yang layak kubagi pada generasiku kelak sebagai pembelajaran mereka tentang cinta.
Tapi, apapun itu Aku bersyukur!

Bandung, 18 Mei 2007

Aku yang TIDAK SEMPURNA

Aku tidak sempurna…
Itu sebabnya setegar apapun aku, aku seringkali merasa sakit
Aku tidak sempurna...
Itus ebabnya secerdas apapun aku menggali ilmu, aku beberapa kali terlihat bodoh
Aku tidak sempurna...
Itu sebabnya seikhlas apapun aku menerima kenyataan, kadang air mata tak terelakkan menetes di pipi
Aku tidak sempurna...
Sebab kesempurnaan memang hanya milik ALLAH
Aku yang tidak sempurna...
...................


Bandung, 18 Mei 2007

Kenapa aku bisa dekat dengan bawahanku?

Kadang-kadang banyak juga yang protes dengan sikapku yang "nggak jaim banget" sama bawahanku. Lho, memangnya siapa bawahanku? Rasa-rasanya di dunia kerja tidak ada atasan atau bawahan, yang ada adalah teman kerja, rekan kerja, dan TIM kerja.

Pernah beberapa menegur, "Masa sih kamu seperti itu dengan mereka?"
Lho, apanya yang salah? mereka adalah temanku untuk mewujudkan target-target perusahaan.

Tapi, apapun yang aku lakukan dengan mereka. Terlepas dari salah benar atau kurang lebih masing-masing dari kami. Alhamdulillah, ini menjadikanku dekat dengan mereka.

Awalnya sih, ke'nggak jaim'anku bikin masalah. Ada yang tersinggung, marah, malah ada yang tiba-tiba memasang wajah cemberut

Tapi, lama-lama mereka tahu...ya, beginilah aku. Justru, aku jadi semakin tahu mereka dan mereka semakin tahu aku.

Akibatnya sih, aku bisa jadi berteman baik dengan tim kerjaku, yah, ada juga yang 'bisik-bisik tetangga' tapi itu bukan masalah buatku, yang kuingin pastikan adalah terciptanya lingkungan kerja yang aman dan nyaman. that's it!

Beberapa tips bersahabat baik dengan patner kerja!

1. Mereka bukan bawahan tapi tim kerja yang akan menolong atau merusak target perusahaan maka perlakukanlah dengan bijaksana sesuai dengan kemampuan
2. Jangan otoriter! Mereka kan manusia yang punya hati
3. Terima kritik mereka, sebab kita pun suka mengkritik!
4. Atasan tidak selalu benar namun bawahan juga bukan ladang kesalahan...So, fair aja lagi!
5. Berikan pujian atas prestasi mereka dan tuntunlah mereka jika melakukan kesalahan
6. Katakan semuanya dengan terus terang!
7. Biarkan mereka memiliki peran penting pada setiap pekerjaan
8. TRUST YOUR PATNER!!

Demikian, tips tak sempurnaku...

Salam kompak,
Bandung, 17 Juni 2007

Kenapa aku bisa begitu dekat dengan atasanku?

Banyak pertanyaan tentang seringnya aku bersohib ria dengan atasan-atasanku dari perusahaan lama tempatku bekerja hingga perusahaan sekarang.

Aku akan membagi tips untuk sahabat semua...

Satu, Aku nggak pernah menganggap atasanku adalah dewa, sehingga dengan begitu aku tidak akan takut untuk menerima kritik dan juga mengkritiknya, tentu saja dengan bahasa yang sopan dan santun

Dua, Aku tidak pernah menganggap atasanku sempurna, sehingga dengan begitu aku selalu mencoba sesuatu tanpa perlu takut aku salah, bukankah kesalahan adalah bagian dari kesempurnaan? Aku malah mencoba terus menggali letak ketidaksempurnaanku kepada atasan dan memberikan masukan yang bermanfaat baginya

Tiga, Aku berusaha untuk mengendalikan diri dari negative thinking atas kritik-kritiknya dan mencoba menjadi tim kerja bukan bawahan yang ABS "Asal Bos Senang" sehingga dengan begitu kami bisa menjadi tim yang kompak

Empat, Aku akan menaati perintahnya sejauh itu baik untuk perkembangan kami semua

Lima, I TRUST MY BOSS!!

Itu deh...demikian tips tidak sempurna dariku...

Salam kompak,
Bandung, 17 Mei 2007

I LOVE U, ALLAH!

Abangku menelpon...
Bukan abang beneran, tapi seorang sahabat yang Allah hadiahkan untukku sebagai seorang abang.
Abangku ini punya kesibukan yang luar biasa. Sebagai seorang yang bukan orang biasa, kesibukannya yang luar biasa menjadi tidak luar biasa.:)
Malam dia menelpon dan kita sharing banyak hal...Ya..ya..ya..dengannya aku memiliki banyak ilmu yang bisa kuadopsi termasuk tentang curhat masalah cinta.
"De, abang masih menunggu undangan kamu."
"Bang, aku nunggu pangeran itu." jawabku
"Jodoh itu sebenarnya nggak susah..."
"Siapa bilang?"
"Ade barangkali yang nggak mikir ke arah sana."
"Siapa bilang?" Lalu kuceritakan tentang jatuh cintaku yang keGRan...hahahaha..meledak juga tawanya...
"Barangkali memang bukan jodoh. Hanya memang harus diniatkan."
"Memangnya siapa yang nggak niat?"
Aaaaah...
"Aku ingin jatuh cinta, bang." kataku polos
"Jatuh cintalah pada Allah.."
Uuuuups..kata-kata abang menyentakku
Ya Allah, pernah kukatakan betapa aku mencintaiMu???
I LOVE U, ALLAH!!!
Semoga Aku selalu jatuh cinta padaMu..
Maafkan aku sebab cerita 'basi' ini selalu berulang...kenapa aku tidak sibuk menunjukkan betapa aku mencintaiMu??

Bandung, 17 Mei 2007

Gubrak!!!!!!!!

Tentang jatuh cinta lagi! Mohon maaf ini sekedar sharing saja..:)
Beberapa tahun yang lalu aku dijodohkan oleh salah satu patner kerja di Semarang dengan keponakan tersayangnya. Kata beliau, kenapa aku dijodohkan dengannya sebab aku dan si keponakan memiliki kesamaan, salah satunya, hobby nulis..:)
Pertemuan yang diatur dengan sangat apik oleh si Om..ternyata tidak membuahkan hasil, aku maupun si keponakan sama-sama tidak merasakan getaran mematikan dari sebuah cinta..kita dingin-dingin aja...perjodohan gagal total!
Dua bulan yang lalu aku pergi ke tempat sang keponakan –calon jodohku yang gagal- ..dan iseng nelpon dia untuk menjemputku di stasiun...AJAIB...pertemuan itu membuahkan sesuatu...
Tiba-tiba saja kami merasa begitu dekat...dan aku jadi sedikit sal-ting deket dia..ada apa ya?
Selama di kotanya..kami begitu dekat, banyak bertemu (Setiap hari!!), banyak ngobrol, banyak jalan, banyak diskusi, hingga banyak kuliner alias makan-makan.
Aku, merasakan sesuatu...GRnya, aku berpikir dia juga begitu!
Akhirnya, aku yang seorang perempuan Ekstrovert mengatakan aku menyanyangi dia...tahukah hasilnya? Keponakan tersayang si om menjawab dia sangat menyanyangiku SEBAGAI SEORANG ADIK! Gubrak!!!!!!!!!!!!

Aku yang sempet ’jatuh cinta’ (dan menghilang!) lalu sibuk kembali dengan pekerjaan

Bandung, 16 Mei 2007

Ya Allah, Aku Jatuh Cinta!

Ini judul buku yang ditulis sahabat baruku, Mas Burhan di Solo. Gara-gara bahasan tentang buku ini, kami terus mengobrol tentang perihal jatuh cinta.
Akibatnya, hari kemarin aku bernar-benar terkena virus –ingin- jatuh cinta!
Rencana hasil perbincangan dengan sang penulis..kami malah jadi kompak ingin menelurkan buku-buku lainnya yang merupakan serial dari buku berjudul ’bagus’ itu..hihihi..isinya malah aku belum lihat...:)

Allah, Aku ingin jatuh cinta! Hehehe...

Bandung, 16 Mei 2007

ini aku..dengan senyumku....


Gigiku mau di behel nggak ya? hahaha
Bandung, 13 Mei 2007

Aku dan yang mencintaiku


Inilah aku dan Yuntit...wanita tua yang sangat mencintaiku dan aku pun sangat mencintainya
Diambil di Yogya, Maret 2007
Bandung, 13 Mei 2007

Aaaah sayangnya...


Lihat...Betapa tatapan itu menyiratkan besarnya kasih sayang yang dia miliki untuk adik kecilnya...
Bandung, 13 Mei 2007

Malaikat Kecilku...


Malaikat kecilku...
Dia malaikat kecilku...
Dia yang sering mengingatkanku pada banyak hal...(maklum kadang Bundanya pelupa ..hehe)
"Bunda, sebelum pergi jangan lupa baca bismillah"
"Bunda, bangun dong...sholat dulu"
"Bunda, susu Radu habis. Nanti pulang kerja beli ya? biar Radu jadi anak pinter."
"Bunda, mana buku Radu yang Bunda pinjem?" :)
"Bunda, makan dulu dong biar cepet sehat..."
"Bunda, kenapa nangis? Maafin Radu ya kalo Radu nakal."
dan banyak hal yang sering dia ingatkan padaku. Walaupun kadang-kadang malaikat kecil yang super aktif itu seringkali membuatku harus mengurut dada karena kesal..hehe..
Malaikat kecilku itu bernama Faisal Radu SaDzikri
dan selalu marah jika dipanggil 'ade' sebab dia merasa sudah besar..:)
Malaikat kecil yang tidak kulahirkan lewat rahimku tapi dititipkan Tuhan melalui rahim kakakku..:)
Bandung, 13 Mei 2007

Malaikat kecilku bertambah satu..


Namanya Rizan Jibril Seikh Muhammad...
lahir di Bandung, 22 Februari 2007
Aku jatuh cinta padanya..Dia malaikat kecilku yang juga dititipkan Tuhan melalui rahim kakakku....:)
Bandung, 13 Mei 2007

Belajar bikin Fiksi ANAK : Cerita 7 : TASI BELAJAR BERPUISI

Hal 1
“Selamat pagi anak-anak” sapa ibu Juwita begitu masuk ruangan kelas
“Pagiiii” semua menjawab dengan serempak
“Ibu bawa kabar bagus nih, ada perlombaan membaca puisi di sekolah ini.”ujarnya dengan mata berbinar

Hal 2

“Puisi?wah, emang siapa yang bisa berpuisi bu?” tanya Tasi dengan heran
“Aku bisa!” kata Adi dengan yakin
“semua bisa berpuisi. Puisi itu indah dan menyenangkan.” Kata bu Juwita
“Aku sih pilih perlombaan berenang.” Kata Cacha yang memang jago renang
“huuuuu” semua serempak
“Nah anak-anak. Perlombaan puisi ini akan mempertandingkan semua kandidat di kelas 1 hingga kelas 6. dan hadiahnya lumayan loh…”
“Apa bu?” tanya Adi
“Hadiahnya sepeda, meja belajar, uang tabungan dan banyak lagi…”
“Wah, seru juga ya..” ujar Mamik
“Seandainya saja aku bisa berpuisi…” ujar Agung sambil membayangkan hadiah-hadiah perlombaan


Hal 3

“Tapi, satu kelas satu kandidat kan bu? Berarti saya yang jadi kandidatnya kan bu?” tanya Adi dengan penuh optimis
“Sebenarnya ibu justru ingin memilih yang mau belajar berpuisi bukan sudah jagoannya.”
“Maksud ibu?” Tanya Adi heran
“Kalau Adi kan sudah juara dimana-mana. Masa Adi tidak mau kasih kesempatan kepada teman yang lain?”
“Jadi?”
“Ibu mau tanya sama semua murid di sini, siapa yang mau mencoba perlombaan ini?” tanya bu Juwita. Tapi, tidak ada satupun yang mengacungkan tangan selain, tentu saja, Adi


Hal 4

“Jadi, tidak ada yang tertarik dengan hadiahnya nih?”goda bu Juwita
Semua saling memandang
“Mereka memang tidak bisa berpuisi bu. Jadi, biar Adi saja yang ikut.” Kata Adi sombong
“Atau…”tiba-tiba mata bu Juwita memandang tajam kearah Tasi
“A..a…”Tasi gugup
“Bagaimana kalau kamu yang ikut, Tasi?”
Wajah Tasi semakin pucat pasi, “A..a..aku bu? A..aku tidak bisa bu..” katanya terbata-bata
“Kamu pasti bisa dong sayang..” bu Juwita mendekat ke arahnya
“Ta..tapi..”
“Udah deh bu, kelas kita bisa kalah kalau Tasi yang ikut. Biar saya saja yang ikut.” Ujar Adi dengan nada meninggi
“Nah, Tasi tunjukan pada Adi kalau kamu bisa berpuisi.” Tasi menunduk
“Saya tidak bisa bu..”
“Pasti bisa…!” bu Juwita menyemangati
“Dia pasti kalah bu!”
“Bagaimana kalau kamu ikut dan…Adi juga ikut.”
“Yeeeeee!!!” Adi berteriak kegirangan, sedangkan Tasi semakin menunduk
Bu Juwita kembali ke depan kelas
“Nah, sudah terpilih kandidat dari kelas kalian. Adi dan Tasi..”
Semua bertepuk tangan


Hal 5

Sepanjang pelajaran berlangsung, Tasi gelisah. Dia membayangkan dimana dia sedang berada dalam pertandingan berpuisi. Keringatnya turun deras dan kakinya gemetar apalagi begitu banyak orang yang memandang ke arah dirinya di atas panggung.

Hal 6
Adi malah sedang melamun membayangkan hadiah yang akan dibawanya pulang. Dia yakin akan mendapatkan juara pertama. Siapa yang tidak kenal dengan Adi, di jago berpuisi, piawai membuat puisi, dan mahir menirukan gerakan dasyat saat membawakan puisi. Adi begitu yakin dengan kemampuannya.

Hal 7
Pulang ke rumah, Tasi langsung masuk kamar. Dia membaringkan badannya di kasur tanpa membuka seragam terlebih dulu dan itu bukan kebiasaannya. Bunda datang ke kamar dan membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang…
“Loh, anak bunda kok melamun.”
”Tasi takut bunda...” Tasi memeluk bundanya
”Takut apa?” kata bunda lembut
”Tasi disuruh bu guru jadi kandidat kelas untuk lomba membaca puisi.”
Mata bunda membulat, ”Oh, bagus itu”

Hal 8
Bunda membawa sebuah cermin besar ke kamar Tasi
”Cermin ini akan menemanimu berpuisi.”
”Haaah...”

Hal 9
Bunda sangat mendukung keikutsertaan Tasi dalam kejuaraan berpuisi itu
”Puisi itu indah, apalagi kalau dibawakan dengan sepenuh hati.” kata bunda
”Dulu, waktu bunda seusia kamu, bunda sering ikut dalam kejuaraan berpuisi.”
”Apakah bunda menang dalam kejuaraan-kejuaraan itu?” tanya Tasi
Bunda tersenyum, ”Perlombaan itu bukan hanya mencari pemenang tapi adalah pengalaman berharga. Kadang bunda menang, kadang juga kalah. Tspi itu bukan masalah, yang penting bunda belajar dari perlombaan itu.”
Tasi menghela nafas, ” Tasi takut banyak yang melihat, grogi bunda..”katanya polos
”Anggap saja kamu berpuisi di depan cermin...” bunda menarik Tasi di depan cermin
”Lihatlah dari cermin ini, kamu berpuisi untukmu sendiri.”

Hal 10
Tasi benar-benar tak percaya bahwa sebentar lagi dia akan bertarung di perlombaan dengan Adi si juara berpuisi. Tasi memang pintar matematika dan juara kelas. Tapi, membayangkan berpuisi sungguh menyeramkan. Dia pasti akan sangat malu jika kalah dari Adi yang memang sudah sangat jago. Dia ingin menang, dia tak mau dikalahkan siapapun. Tapi, bukan dengan berpuisi.
”Kamu pasti kalah.” ledek Adi
”Kamu pasti bisa.” Bundalah yang selalu menyemangatinya
”Aku takut kalah” kata Tasi pada Bunda
”Berusahalah dan jangan pikirkan menang atau kalah coba saja dulu. Jadikan pelajaran pada setiap pengalaman.” nasehat bunda

Hal 11
Tasi berdiri di depan cermin...
Inilah dia, seorang anak perempuan yang mungil berusia sembilan tahun. Berdiri malu-malu di depan cermin.
”Apa yang akan aku lakukan di depan cermin ini?” tanyanya ke arah cermin
Diam-diam bunda mengintipnya di daun pintu sambil tersenyum

Hal 12
Percayalah – ini tidak mungkin
Bunda salah kalau menyakini dia bisa berpuisi.
Hari ini, dia sudah ditanya teman-temannya puisi apa yang akan dibawakannya.
Uuuuuggghhhh, aku tidak mungkin menang, keluh Tasi.
Eiiit, kertas apa yang menempel di cermin. Mata Tasi memandangnya sejenak kemudian dia beranjak dari kasur menuju cermin
Dibacalah kertas itu...

Untuk putri cantikku, Tasi..
Puisi ini Bunda hadiahkan untukmu
Semoga kamu mau membacanya di perlombaan nanti

Aku adalah...

Aku seorang anak kecil
Yang memiliki begitu banyak impian
Walau kadang sedikit ragu dengan kemampuanku
Aku diajarkan untuk mengatakan AKU BISA

Aku adalah putri kecil bundaku
Yang dilahirkan dengan pertaruhan nyawa
Ya, aku tidak sempurna
Tapi Tuhan biarkan aku melakukan apa yang harus kulakukan semampuku

Aku adalah anak yang terlalu mungil dengan keinginan yang besar
Tapi aku bangga dengan diriku
Siapapun aku
Ya, aku pintar matematika
Tapi aku tidak pintar yang lainnya

Biarkan saja, karena memang aku tidak akan sempurna
Aku hanya ingin melakukan yang terbaik
Seperti ketika aku berpuisi saat ini

Terima kasih Tuhan karena aku adalah anak kecil dengan segudang mimpi

Tasi menghapus airmatanya yang menitik
Ah, Bunda indah sekali puisi ini
Hal 13
Tasipun berjanji akan membawakan puisi itu sepenuh hati
”Semua karena bunda dan aku harus belajar melakukan apapun, walaupun kadang aku tidak yakin aku bisa, termasuk berpuisi.” tekadnya bulat

Hal 14
Sepulang sekolah...
Setiap hari...
Tasi membacakan puisi indah bunda di depan cermin
Kadang-kadang dia malu dengan gayanya sendiri
Kadang dia kesal karena gerakannya itu-itu saja
Tapi dia terus berusaha belajar terus
Dan cermin bunda saksinya
hahahaha

Hal 15
Ayah beberapa kali memergoki Tasi ketika dia sedang berlatih
Sebenarnya Tasi malu. Tapi bunda bilang anggap saja tak ada siapa-siapa, anggap saja dia berpuisi dengan dirinya sendiri dan tentu saja dengan cermin :)
Untung ayah suka pura-pura tidak melihat jadi malunya Tasi belum sampai ke ubun-ubun. Paling ayah langsung keluar kamar lagi. Bahkan jika mereka sedang bersama, ayah tak pernah membahasnya.

Hal 16
Bunda sedang sibuk memasak
”Bunda puisinya indah sekali.” puji Tasi
”Lantas?” bunda bertanya tanpa menghentikan kegiatannya memotong wortel
”Aku akan membawakannya di perlombaan.” kata Tasi
Bunda berhenti memotong, ”sudah siap bertanding?”
Tasi mengangguk
”Nanti kapan-kapan bunda melihat Tasi berpuisi ya...” usul Tasi
”Tentu saja cantik.” bunda mengacak-ngacak rambut Tasi
Lalu mereka tertawa bersama

Hal 17
Tasi sedang bersiap belajar berpuisi di depan cermin

Aku adalah...suara Tasi begitu lantang
Aku seorang anak kecil...kelingking Tasi dikedepankan
Yang memiliki begitu banyak impian..tangan Tasi meregang lebar
Walau kadang sedikit ragu dengan kemampuanku..dia bersuara dengan lirih
Aku diajarkan untuk mengatakan AKU BISA..kemudian tangan Tasi mengepal pasti

Uuffff, lumayan...Tasi tersenyum sendiri di depan cermin


Hal 18
Bahkan Tasi tidak sabar untuk segera berlomba
:)

Hal 19
”Selamat pagi anak-anak” sapa bu Juwita
”Pagi buuuuuu” sambut murid-murid di kelas Tasi dengan semangat
”Bagaimana kabarnya?”
”Baiiiiiiiiiiiiik” sahut mereka
”Oh ya, bagaimana kabar kandidat perlombaan puisi kita?” Bu Juwita memandang Adi dan Tasi bergantian
”Adi?”
”Siap!” jawab Adi lantang
”Tasi?”
”Siap juga bu!” jawab Tasi tak kalah lantang
Adi jadi heran....sejak kapan Tasi jadi begitu percaya diri?

Hal 20
Percayalah ini mungkin
Segala sesuatu di dunia ini mungkin terjadi
Segala sesuatu bisa dilakukan
Segala sesuatu bisa dipelajari dengan baik
Bunda yang mengatakan itu semua
Betapa Tasi menyanyangi Bunda
Dan tentu saja juga mencintai ayah

Hal 21
Ayah dan bunda duduk manis di kursi tengah
”Jadi, malam ini putri ayah akan berpuisi nih..” kata ayah sambil tersenyum simpul
”Iya lah ayah, awas jangan becanda terus...” ancam Tasi manja
Lalu Tasi mulai berpuisi depan ayah dan bunda

Hal 22
”Bagaimana ayah? Bagaimana penampilan Tasi bunda?” tanya Tasi bergantian pada ayah dan bundanya
Mereka berdua tersenyum lebar
”Wah, luar biasa.” puji ayah
”Berarti bunda harus memberikan hadiah untuk putri bunda yang cerdas karena berhasil membawakan puisi bunda dengan sangat indah.” lanjut bunda
”Hadiah?”
Bunda mengangguk
”Iya, makan malam di restoran sea food.” kata bunda
Aha..itu adalah restoran tempat disajikannya kepiting kesukaan Tasi
”Asiiiiiik” teriak Tasi girang

Hal 23
Bahkan teman-temannya heran
”Waktu pertama dipilih sebagai kandidat, kamu gugup sekali. Sekarang kamu kelihatan sangat tenang padahal perlombaan sebentar lagi dan saingat terberat kamu adalah Adi.” kata Jasmin saat mereka sedang makan bakso di kantin
”Aku sudah belajar tentang cara berpuisi.”
”Memang bisa belajar berpuisi?” tanya Jasmin
Tasi mengangguk, ”Memangnya apa di dunia ini yang tidak bisa dipelajari? Bundaku mengatakan itu.”
Jasmin mengangguk-angguk setuju

Hal 24
Semakin sering ayah dan bunda memberikan pujian untuk Tasi semakin bersemangatlah Tasi untuk berpuisi. Pujian dia anggap sebagai tantangan untuk membuktikan dia mampu berpuisi.
Semoga.....

Hal 25
Tinggal beberapa hari lagi perlombaan diadakan
”Rasanya semua sudah kelihatan siap.” kata bunda
Tasi tersenyum, ”Ya iyalah...” kata Tasi pasti
Bunda memeluknya erat


Hal 26
Begitu banyak yang datang. Berdesak-desakkan. Keringat Tasi mengucur deras. Walaupun dia sudah mempersiapkan semuanya, dia tetap sedikit merasa takut. Diliriknya bunda yang begitu santai duduk di kursi jajaran kedua dari depan. Sesekali bunda melempar senyum padanya seolah-olah mengatakan, ”Jangan khawatir, semua baik-baik saja.”
Ah, aku begitu gugup, desis Tasi

Hal 27
Adi memang pantas jadi juara...
”Dia begitu mahir membawakan puisi.” puji Tasi sambil bertepuk tangan
Ya, Adi memang hebat, banyak yang bertepuk tangan ketika dia selesai membacakan puisinya dengan gerakan yang luar biasa.
”Kamu juga hebat.” kata Ismi, anak kelas empat yang juga menjadi kandidat dari kelasnya sambil tersenyum tulus
”Aku hanya akan melakukan yang terbaik. Seperti pesan bundaku.” sahut Tasi
”sst, kuberitahu kamu ya...aku pun baru belajar berpuisi dan bundaku juga yang mengajari.”
Lalu mereka saling melempar senyum

Hal 28
Adi turun dari panggung dengan dada membusung
”Sebentar lagi giliranmu, Tas.” dia mengatakan itu dengan nada meledek. Adi merasa ini saatnya dia mengalahkan Tasi. Sejak di kelas satu SD, Adi dan Tasi memang bersaing untuk mendapatkan juara pertama. Tapi, Tasi sukar dikalahkan Adi tak bisa merebut juara kelas, dia harus cukup puas di peringkat kedua.
Tasi tersenyum, ”Doakan aku ya...”

Hal 29
Tiba giliran Tasi....
Dengan penuh percaya diri Tasi naik ke atas panggung
Tasi menatap bundanya sejenak

”Puisi ini dibuat oleh bunda dan dibacakan oleh putrinya, Tasi...” Tasi membuka puisi dengan begitu tenang
Lalu, dia membuka map yang dipegangnya dan mulai membaca satu demi satu. Tasi begitu menghayati puisi yang dibaca hingga tanpa terasa airmatanya menitik satu persatu.

Di akhir pembacaan puisi, Tasi berkata, ”Seperti bunda bilang, aku harus terus belajar, termasuk berpuisi. Terima kasih bunda. Terima kasih Tuhan.”


Hal 30
Tasi turun dari panggung dan berhambur ke arah bunda. Mereka berpelukan erat. Semua bertepuk tangan.

Hal 31
Hasil keputusan juri diumumkan dan ternyata…………Tasi memenangkan perlombaan berpuisi itu
“Kemenangan ini untuk Bunda.” Katanya sambil mengacungkan piala
Bunda mengedipkan sebelah matanya
Semua bertepuk tangan
Dan Tasi tersenyum bahagia

Hal 32
Sejak itulah Tasi menyukai puisi
Sejak itu juga Tasi tidak pernah mempersoalkan menang atau kalah. Bagi Tasi, yang penting adalah belajar dari pengalaman.
Terima kasih Bunda