LOYALITAS SEORANG PENULIS

Dalam berbagai ulasan tema kepenulisan atau pelatihan penulisan, Penulis dipandu untuk konsisten membentuk skill menulis melalui latihan-latihan yang tidak kenal lelah. Jangan behenti! Jangan Putus Asa! Terus Menulis! Dan ajakan motivasi lain yang diyakini dapat membangkitkan semangat penulis untuk berjuang menuju profesionalisme menulis.
Namun, kerapkali semangat tidak berbanding seimbang dengan hambatan yang dialami seorang penulis, seperti misalnya beberapa penolakan akhirnya menjadi jalan terakhir menghapus cita-cita ke arah profesi menulis. Padahal apa pun profesi yang ingin ditekuni konsistensi dan loyalitas pada profesi adalah syarat mutlak untuk maju.
Beberapa syarat lain yang mendukung Anda dalam profesi ini adalah
Anda suka membaca
Anda tentu saja suka menulis (walau belum bisa menulis)
Anda orang dinamis dan fleksible
Anda mampu memanajemeni mood Anda
Anda pantang menyerah
Dalam hal ini saya menempatkan loyalitas sebagai senjata paling ampuh yang akan membantu Anda menjadikan syarat yang Anda miliki untuk mengembangkan profesi Anda.
Ketidakmampuan penulis untuk menghadapi berbagai hambatan di dunia penulisan akan membuat penulis tidak ‘tahan’ dengan profesi ini, akhirnya menjadi menulis hanya sebagai sampingan belaka atau memilih profesi lain yang terlihat sudah jelas menghasilkan uang.
Kemampuan penulis untuk beradaptasi dan memiliki kesabaran dalam berproses inilaha yang dinamaan loyalitas penulis.
Penulis yang memiliki problem akan loyalitas pada profesi ada baiknya mulai mengembalikan pertanyaan kepada dirinya sendiri, apakah memang ini jalan hidup yang Anda pilih? Seorang sahabat mengirim sms kata-kata bijak, “Hanya kita sendiri yang tahu batas kemampuan kita, Jangan Menyerah! Tapi, kita tahu kapan harus berhenti pun juga sangat penting” Bagaimana menurut Anda?
Banyak mempertanyakan mengenai profesi menulis yang tidak mampu menjadi penopang hidup, namun banyak kenyataan berkata lain, penulis-penulis produktif dan jeli mampu menjadi jutawan dengan profesinya. Tengok saja Hilman Lupus, Pipiet Senja, Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Habiburahman El Shirazy, dan masih banyak penulis lain yang konsisten dalam bidang menulis dan loyal pada profesi menulis.
Yang paling sulit dalam profesi menulis adalah memadukan idealisme penulis dengan kebutuhan industri yang notabene market oriented. Namun, ini adalah salah satu tantangan bagi penulis. Penulis harus mengasah pemikiran outside to inside yaitu penulis diwajibkan untuk banyak melihat kebutuhan pasar, banyak melakukan benchmark dan observasi, serta mendengarkan sharing baik dari penerbit mau pun pembaca. Dari ketiga hal ini lah kemudian penulis merespon dengan strategi dan sekaligus meningkatkan skill menulis sehingga menghasilkan karya yang menarik dan mudah diserap pasar.
Barangkali kita sudah mampu melihat kebutuhan pasar tapi mungkin saja kemampuan kita untuk menghubungkan antara kebutuhan dengan respon tidak sinkron, maka tidak heran jika proses yang dilalui secara instant dalam bidang ini tidak mampu melahirkan ide-ide yang inovatif dan bisa diwujudkan.
Loyalitas berperan dalam proses penggodokan seorang penulis kategori pemula dengan skill terbatas menjadi penulis yang profesional. Semakin banyak ditempa berbagai hambatan penulis dengan mental loyal justru akan semakin berkembang dengan baik. Mereka justru akan mampu mentransfer pemikiran dan idenya dalam sebuah karya yang menarik.
Loyalitas membutuhkan komitmen, sebab membangun loyalitas bukanlah persoalan mudah. Penulis diharapkan memperkuat komitmen untuk pondasi loyalitas yang permanen, hal ini akhirnya akan membuat penulis berhasil menciptakan keunggulan dirinya sendiri dan karya yang dihasilkan, bersaing dengan para penulis berkualitas lainnya dan membuat terobosan karya dalam profesinya. Penulis diharapkan tidak pasif, sekedar bertahan menulis, dan sesekali menghayal menjadi penulis yang kaya.
Bagaimana membangun Loyalitas
Apa yang harus dilakukan oleh para penulis agar konsisten dengan profesi menulis? Salah satu caranya adalah penulis membuat blue print pada karier kepenulisannya. Dengan membuat misi, visi, serta tujuan pada profesinya sebagai penulis akan terpacu untuk tetap bertahan. Berikan reward pada setiap prestasi yang diraih, ketika satu persatu buku Anda muncul jangan menganggap hal itu biasa, tetaplah perasaan senang Anda tak kalah hebat dengan ketika buku pertama Anda muncul, Anda boleh merayakannya dengan teman-teman anda untuk meledakkan kembali motivasi Anda menulis. Berikan kebebasan bagi Anda dalam menulis, jangan terbebani dengan batasan-batanasa dalam menulis, Anda harus melepaskan dan mengalirkan ide di kepala tanpa sekat. Berikan pengalaman baru dalam proses menulis Anda, misalnya ketika Anda bosan menulis tema A maka Anda bisa mencoba dengan tema B. Terakhir, tentu saja Anda harus terus mengembangkan kemampuan Anda dalam menulis dengan melakukan pembelajaran yang tidak berakhir. Anda bisa mengikuti training secara formal, atau sekedar mengikuti diskusi ringan dengan sesama penulis. Anda harus terus belajar untuk menjadi lebih berkembang secara skill.
Nah, selamat menjadi penulis yang loyal akan profesi Anda!

No comments:

Post a Comment