METAMORPOS SEORANG PENULIS

Metamorpos atau dalam kamus bahasa Indonesia, Metamorphose artinya perubahan bentuk. Jadi arti dari Metamorpos seorang penulis adalah perubahan bentuk yang dialami oleh penulis.
Kenapa saya mengambil tema ini, sebab banyak pertanyaan pertanyaan mendasar yang diajukan oleh penulis pemula, calon penulis, atau orang yang ingin mengetahui dunia penulisan secara berulang. Pertanyaan itu mencakup :
“Bagaimana memulai menulis?”
“Bagaimana jika kita mengalami kebuntuan dan hilangnya mood dalam menulis?”
“Bagaimana memasukkan naskah ke penerbit?”
“Kenapa naskah saya selalu ditolak”
Pertanyaan pertanyaan tersebut selalu ada dalam berbagai sesi kepenulisan baik dalam bentuk talkshow, pelatihan, atau sekedar bincang-bincang riang.
Kenapa pertanyaan itu muncul berulang, mungkin pada orang yang sama namun pada nara sumber (penulis) yang berbeda. Sebab, kemungkinan besar mereka melihat keberhasilan para penulis tanpa melihat proses ‘metamorpos’ mereka.
Seperti juga penulis pemula dan calon penulis, penulis sekelas Pramoedya Ananta Toer mengawali perjuangan untuk menunjukkan eksistensinya di dunia penerbitan, Habiburahman El Shirazy dengan buku best sellernya “Ayat-ayat Cinta” bahkan kini sudah difilmkan, Helvy Tiana Rosa yang disebut sebagai salah satu pelopor Genre penulisan kontemporer di Indonesia oleh Republika dan The Straits Times ketika memulai menulis cerpen hampir semuanya dikembalikan. Para penulis besar tidak menjadi besar secara instant mereka melalui berbagai penolakan namun yang membedakan mereka dengan kita adalah nilai dan keyakinan mereka dalam melalui segala hambatan.
Ketika Memulai Menulis
Memulai menulis pada awalnya bukan persoalan gampang memang, kita seringkali bertanya dalam hati , “Bagaimana menumpahkan isi kepala dengan sempurna, bagaimana?”kita mendapati awal tulisan kita sungguh norak, ngaco, dan kurang oke. Tapi begitulah kira di awal menulis. Hanya memang untuk memulai menulis salah satu syaratnya adalah jangan berpikir ideal akan tulisan yang kita buat atau langsung berharap langsung bisa merunut seperti tulisan Asma Nadia. Awalilah dengan pikiran Anda yang positif bahwa Anda mampu menulis dengan baik dan ide yang ada di kepala Anda adalah ide yang menarik untuk dibaca.
Ketika Anda mengalami kebuntuan dan hilang mood dalam menulis
Semua penulis mengalami masa ini, buntu, macet dan kehilangan mood untuk menulis atau meneruskan tulisan. Lantas apa yang dilakukan?Banyak jalan untuk menyiasati urusan ini dan tentu saja setiap penulis berbeda. Anjar, penulis novel “beraja biarkan ku mencinta” mengatakan bahwa dia akan mengendapkan saja dulu tulisan yang mentok dan berganti dengan menulis tema yang lain. Saya sendiri mengatasi kebuntuan dengan mengalihkan pada kegiatan membaca, menonton, dan mengobrol sehingga sangat memungkinkan ide bermunculan dengan melakukan tiga kegiatan tersebut. Lantas bagaimana jika hilang mood sama sekali? Ketika Anda mencintai apa yang Anda tulis, ia akan mengalir seperti air yang tak putus lantas dia akan mengalir hingga selesainya tulisan Anda.
Ketika Anda kebingungan memasukkan naskah ke penerbit
Jangan salah, ini bukan saja masalah Anda. Semua penulis mengawali karir menulisnya pada persoalan ini. Untungnya, pada saat ini kita diuntungkan dengan menjamurnya penerbitan. Dunia perbukuan bangkit secara signifikan dan siapa yang diuntungkan? Tentu saja Anda, calon penulis dan para penulis. Kenapa harus bingung? Ada beberapa tips memasukkan naskah ke penerbit yaitu
Sebanyak mungkin Anda melakukan benchmark pada buku-buku yang diterbitkan oleh perusahaan penerbitan, kenali visi dan misi mereka serta style penulisan atau selingkung penerbit
Jangan lupa mendata atau me-list penerbit (alamat, kontak, jenis produk, contoh judul produk yang dihasilkan)
Lihat naskah Anda, kira-kira penerbit mana yang paling sesuai dengan cirri khas naskah yang Anda miliki
Jangan ragu untuk mengirimkannya
Jangan menunggu, lakukan komunikasi aktif dengan penerbit yang kita bidik, jika perlu berdiskusilah dengan editor penerbitan mengenai naskah Anda hingga Anda semakin memahami mengenai kurang lebihnya naskah Anda serta mendapatkan jawaban pasti kelanjutan naskah Anda, apakah ditolak, diterima atau diterima namun harus direvisi.

Ketika naskah Anda selalu ditolak
Kecewa karena mengalami penolakan yang berulang pasti tak dapat dihindari tapi salah satu syarat penulis adalah PANTANG MENYERAH. Setelah Anda mengikuti tips di atas dan mengulangi terus hal sama maka Anda bukan saja menjadi semakin memahami dunia penerbitan atau dalam hal ini industri penerbitan namun Anda akan semakin baik dalam menulis. Bukankah Anda sudah mengetahui letak kelebihan dan kekurangan tulisan Anda langsung dari seorang editor? Inilah salah satu panduan supaya Anda semakin baik dalam menulis. Ditolak bukan masalah bagi Anda karena kelak di akhir perjuangan Anda, tulisan Anda sudah bermetamorphose lebih menakjubkan.

Pentingnya Kolaborasi antara Idealisme dan industri
Penting bagi penulis untuk memadukan antara kebutuhan akan idealisme dengan pangsa pasar atau kebutuhan industri dimana salah satu tujuan industri adalah mendapatkan keuntungan. Banyak editor mengeluhkan kesulitan berkomunikasi dengan penulis yang sangat idealis dengan karyanya, seolah tulisannya sudah tak bisa diutak-atik, padahal mereka bukan hanya berbicara mengenai naskah yang bagus namun juga produk yang mampu diserap pasar. Idealisme itu penting namun jika secara market sulit untuk menembus pasar ini akan jadi pertimbangan berat bagi penerbit untuk diterbitkan, walau juga kepentingan komersial tanpa idealisme akan menghasilkan karya ecek-ecek yang minim manfaat. Lantas bagaimana memadukan keduanya? Ini akan sejalan dengan kemampuan Anda berpikir dan mengenali dunia penerbitan.Secepat apa Anda belajar tentang karya-karya Anda dan tulisan yang Anda hasilkan.

Pada akhirnya, Anda kini mengetahui bahwa semua penulis yang memang memiliki nilai dan keyakinan akan bisang ini bermetamorphose from zero to hero, creating from Nothing to Something, dari mengejar penerbit kini dikejar penerbit, Anda mau menjadi salah satunya? Silahkan memulainya dari sekarang!

No comments:

Post a Comment