Ilmu Marketing hingga Spiritual Value


Sebenarnya, Irnawati, S.Sos sudah berbisnis sejak di bangku kuliah. Pasalnya, ia merantau dari Kuningan ke Bandung dan ingin mendapatkan uang jajan tambahan, maka menjual sepatu dari pasar Gedebage, menjual gorengan bikinan sendiri, hingga mengikuti teman berbisnis MLM, dan masih banyak lagi. Namun, ia baru serius berbisnis di Tigaraksa sejak tahun 2018 dengan menjadi reseller, atau satu tahun setelah lahiran anak kedua. Alasannya, ia merasa bisnisnya memiliki peluang bagus. Apalagi ada produk mainan edukasi yang masih satu 1 visi dengannya, dan ia memang suka jenis mainan jenis tersebut. Namun, karena harganya mahal maka mencari cara agar bisa mendapatkannya secara gratis, yaitu berbisnis agar bisa naik level.

Emak kelahira Kuningan ini, mengaku kalau berbisnis tidak semudah yang ia bayangkan sebelumnya. “Saya mengira mudah karena anak kecil pasti suka, tapi karena mahal, nemu kendala susah jualan. Sebulan hanya terjual 1 dengan sistem arisan yang komisinya cair setelah arisannya selesai atau beberapa bulan kemudian. Omzet sebulan 200ribu. Jadinya nggak berani rekrut reseller karena masih minim pengalaman dan ilmu,” tulisnya saat wawancara online sehingga ia sempat berhenti berbisnis.

Baru di tahun 2019, Emak yang ulang tahun setiap tanggal 12 April ini, mendapati suaminya harus sekolah lagi dan berhenti bekerja, sehingga mereka hidup dari uang tabungan dan harus superhemat. Saat itu, mereka berpikir cari penghasilan lebih. Ia pun menambahkan, “Saya ingin memberdayakan kemampuan diri di rumah, maka aktifkan lagi bisnis EPC karena sempat off. Tapi masih jualan dari mulut ke mulut dan nggak ada promo di medsos. Alhamdulillah laris karena Allah tahu saya sangat membutuhkan penghasilan ini. Saya bisa menjual 3 atau 4 pcs per bulan, omzet bisa 800-1juta hingga 3juta.”

Setelah Emak yang hobi traveling ini meraih omzet 3juta tersebut, jadi semangat berjualan. Saat itu, masih mulai aktif melihat medsos teman, untuk mengetahui cara mereka promo, nyetatus, pola bikin BC, intinya pola marketing diperhatiin. Kemudian bertemu senior yang juga alumni BOW. Maka, ia mantap mengikuti training bisnis BOW (Bimbingan Optimasi WA). Setelahnya, banyak perubahan drastis, seperti pola berbisnis berubah, dari promo, BC, marketing langit, offline, kasih energi positif meski lewat virtual aja, saling save nomor dengan kata terbatas. Intinya, meski lewat chat saja tapi bisa menyentuh hati karena semasa BOW juga saling mendoakan.

Hasilnya? Mulai konsisten posting status 8x sehari, komen status teman, posting cerita bersambung dan tidak monoton, hingga marketing langit. Dari yang awalnya hanya punya 1 customer dan dititipkan ke grup arisan EPC lainnya, akhirnya bisa punya 2 kelompok arisan sendiri atau sekitar 20 customer. “Itu yang arisan aja, belum grup lainnya, dan orderan cash hingga omzet mencapai 60 juta lebih/bulan,” imbuhnya.

Emak dari 2 orang Putri ini, selain dapat ilmu marketing tapi juga dapat manfaat lainnya di BOW. “Paling berkesan adalah rasa persaudaraan antara teman-teman BOW. Satu teman lagi lesu, maka lainnya kasih semangat. Jadi dapat spiritual value yang masih konsisten saya lakukan. Soalnya, semua anggota grup itu baik semua, saling menguatkan, saling mendoakan, saya nggak pernah merasa sedekat ini. Tidak lupa mendoakan customer, reseller, dan orang lain. Pokoknya terlalu cintaaa sama BOW,” pungkasnya.

Penasaran mainan edukasinya??
https://tigaraksa-ep.id/Ummisyalia
IG : @Ummisyalia_
Wa : 081294148589
FB: Ummy Syalia



No comments:

Post a Comment