Memulai dari NOL!


Bertemu di acara NGAFE BISNIS, kenalan, dan akhirnya jadi teman baik sekaligus partner diskusi setiap Selasa.
Dia adalah mbak Hikmawati Ismail. Memulai bisnis HIJAB dari NOL dijabaninya meski core businessnya udah go nasional.
"Saya ingin belajar dan memulai dari NOL dengan benar, bukan hanya sekadar memulai berbisnis."
Saya kagum! Dan merasa bahwa semua pebisnis akan terus menghebat ketika semangat belajarnya menghebat.
Jangan berhenti belajar sebab ILMU landasan awal mengerjakan apapun....

Private Bussiness Coaching


Banyak sekali masalah dalam bisnis, namun bukan berarti artinya meninggalkan bisnis, bukan?
Ada masalah, ada solusi!
Kunci yang harus Anda pegang adalah terus belajar menyempurnakan bisnis dengan baik. Salah satu cara menyempurnakan bisa melalui coaching bisnis.

Siap belajar bisnis?

Semangat Berbisnis!


Pertemuan saya dengan ibu Ima Syahgumilang beberapa bulan lalu sebelum beliau berangkat ke Amerika sangat berkesan.
Keinginannya belajar dan menyempurnakan bisnis makin membuat saya terpesona, "saya ingin batik makin mendunia," ujarnya.

Lalu, kami saling terkoneksi menggunakan skype untuk menyempurnakan bisnis yang akan beliau remote dari Amerika dengan pusat showroom di Indonesia.
Menjual batik secara online di www.alimabatik.com kini semakin berkembang pesat. Itu semua karena beliau mau belajar!


Hastag ‪#‎guegilabelajar‬ dari INDSCRIPT Training Center makin mewabah rupanya ke kalangan para Ibu Rumah Tangga yang berbisnis.
Selamaaaaaat karena belajar juga, kini batik masuk ke California, yihaaaaaa....


Belajar Nulis - Bisnis - Branding, ya di INDSCRIPT Training Center...

Inovasi (bahkan tidak ada) yang Sempurna!

Kenapa saya memutuskan untuk berlangganan Koran Sindo? Tidak lain karena setiap pagi saya mendapatkan suntikan motivasi dan inspirasi dari ‪#‎quoteoftheday‬.


Pagi ini kembali tersentak dengan quote dari Steve Jobs mengenai inovasi. Saya adalah salah satu orang yang paling sering berinovasi baik program maupun jasa layanan. Tidak semua inovasi saya berjalan baik, bahkan beberapa diantaranya menuai kontroversi bahkan di dalam perusahaan sendiri. Tapi, saya juga menyiapkan telinga dan hati menerima kritik, saran, dan masukan bagi perbaikannya.

Apakah artinya inovasi akan saya hentikan di selanjutnya? Tidak! Yang akan saya lakukan kemudian adalah berhati-hati dalam berinovasi. 


Saya paham TRIAL n ERROR dan kini saya akan memegang paham INOVASI dan SUKSES! Apakah artinya inovasi saya tidak akan membuat kesalahan, belum tentu, namun benar sekali cara yang benar dalam berinovasi adalah mengakui jika terjadi kesalahan dan meningkatkan INOVASI lainnya.
INOVASI sebuah kata penting dalam bisnis dan karena inovasi demi inovasilah bisnis yang saya jalankan akan menuju usia 8 tahun. Inovasi inilah yang juga saya tekankan dalam Private Business Coaching...


Thanks Steve Jobs dan Koran Sindo...

Menguatkan Branding dengan Berbagi ILMU


Mengenal ibu Zeti Arina membuka wawasan saya tentang pajak. Banyak hal saya tanyakan kepada beliau dan edukasi yang diberikan terkait dengan pajak telah menguatkan branding beliau sebagai konsultan pajak.
Banyak cara untuk menguatkan branding Anda, misalnya menulis artikel yang terkait dengan profesi Anda. Artikel profesi Anda adalah artikel branding Anda.
Thanks bu Zeti telah berbagai wawasan pada kami semua...

Ditakar dengan Benar


Pagi-pagi Nanit sudah membuatkan saya, ayah, dan adiknya camilan enak.
Pada saat proses pembuatan choco coco crunch ini, dia mencari timbangan

Bunda: kenapa harus ditimbang sih?
Nanit: agar takarannya sama
Bunda: yaaaah, kan buat keluarga ini bukan buat dijual, nggak perlu sama semua, bikin aja paling banyak buat ayah terus bunda yang juga yang nggak kalah banyak
Nanit: takaran harus dibiasakan semua sama, Bun. Biar Nanit juga terlatih membuat camilan ini dengan benar gramnya
Bunda: senyamsenyum *weiiiish gaya banget Nanit


Rupanya saya sebagai Bundanya harus juga belajar menakar segalanya dengan benar, takaran yang benar membuat segalanya lebih aman

Semua dimulai dari Sekolah Perempuan!

Hari ini saya kedatangan tamu, Bunda Ida Susanti. Beliau adalah salah satu pendongeng yang sangat saya kagumi atas dedikasinya di dunia anak dan remaja.

Dongeng menjadi salah satu sarana memupuk nilai-nilai kebaikan pada anak tanpa mereka sadari, "kini konsentrasi saya mulai pada dongeng anak-anak Islami, teh" ujarnya dan saya sepakat dengan beliau, ada banyak nilai dalam Islam yang harus terus ditanamkan pada anak.

Bunda Ida merupakan salah satu alumni Sekolah Perempuan yang juga sedang menunggu buku perdananya diterbitkan oleh salah satu penerbit besar di Indonesia. Antara sabar dan tidak sabar menunggu buku terbit, "tapi meski belum terbit, saya terus promosi buku," katanya optimis suatu waktu saat kami bertemu.
Berkat dongeng beliau kini bisa berkeliling dan bertemu dengan anak-anak Indonesia yang haus akan cerita bernilai, yang menarik dalam satu pelatihan mendongeng beliau bertemu dengan teh Irma Mukmillah Ridwan. Ketika ditanya kok bisa kenal? Bunda Ida menjawab, "berkat Sekolah Perempuan shilaturahmi terjalin dan peluang terus berkembang."


Terima kasih Bunda Ida, tebarkan selalu nilai-nilai kebaikan dalam dongengmu dan teruslah menulis!

Melahirkan Sejuta Penulis? Bisa!


Ketika saya mendirikan Sekolah Perempuan di tahun 2013, visi yang dicanangkan adalah melahirkan sejuta perempuan yang produktif menulis. Sejuta? Banyak sekali? Dibandingkan jumlah perempuan di Indonesia tentu jumlahnya sangat kecil.

Menuju sejuta perempuan perjalanannya masih panjang, namun di tangan co Founder Sekolah Perempuan yang juga pemimpinnya saat ini, CikGu Anna Farida didukung oleh mentor hebat yang bergabung tentu menjadi lebih lancar pencapaiannya.

Kini, satu persatu buku menjebol penerbitan, meski tidak mudah menjebolnya namun semangat berprestasi menjadi salah satu ciri alumni kami.


Terus berkembanglah Sekolah Perempuan...

Belajar dan Praktek


Tagline ‪#‎guegilabelajar‬ yang digaungkan oleh Indscript Training Center rupanya menular pada Si sulung Nanit.

Aktivitas membaca buku, mengikuti training, dan kemudian diaplikasikan dalam keseharian menjadi awal perkembangan Nanit, terutama dalam hal masak dan craft hingga bisnis.

Pagi ini, dia membuat 3 resep menu, 2 diantaranya diambil dari buku Chefpreuneur tante Debby Lukito dan ahaaaa langsung dijual ke staff Indscript Corp, Nida Syauqiyah Amjad Dzihni dan Fauziah Kurniasari. Lakuuuu deh :)

Terima kasih juga untuk bude Ari Kurnia untuk buku bisnis anak sekolah yang bikin Nanit makin semangat

#‎GueGilaBelajar‬


Saya termasuk ‪#‎gilabelajar‬, kerapkali saya melahap buku dan berbagai training untuk memuaskan dahaga keingintahuan saya akan sesuatu. Salah satu staff Indscript Copywriting, Chika Ananda mengatakan "Teh, saya ketularan gila belajar." dan saya sukaaaaaa bagian ini :)

Hendaknya kegemaran belajar harus ditularkan satu sama lain, termasuk ketika saya melaunching tagline Indscript Training Center yang dipimpin oleh Fauziah Kurniasari tagline yang kami gunakan adalah #guegilabelajar.

Sungguh gila belajar membuat saya makin merasa KECIL dan tak tahu apa-apa. Meski saya pun terlibat sebagai pengajar di berbagai kegiatan, namun saya tetap merasa bukan mengajar melainkan sedang BELAJAR.

Salah satu sesi belajar yang paling selalu saya rindukan adalah ketika belajar bersama Julie Nava dan Anna Farida, bersama kedua perempuan itu saya belajar dan terus memperbaiki langkah serta seperti berada pada titik NOL kembali.
Belajar adalah aktivitas MEMULAI sesuatu lebih sempurna!

Menjawab Wawancara Kompas Anak

Malam ini, dengan gayanya yang khas Nanit menjawab interview tertulis dari Kompas Anak.
Saya senyum-senyum sendiri dengan jawabannya yang polos, terutama ketika dia menulis kalau gaya selfie terbaik adalah dengan gaya centil dan gaya cemberut.
Oooh Nanit :)

Bunda, Hayu Belajar...


Kata ini terdengar nggak biasa untuk Ammar. Sebab dengan menggunakan berbagai metode membaca dia cepat sekali bosan. Baginya berlarian, bermain drum, dan badan menggantung lebih menyenangkan.

Saya harus memutar otak untuk mengajari dia membaca.
Suatu ketika saya membaca artikel mengenai menuliskan huruf pada benda-benda sebagai salah satu cara membaca. Saya melakukannya seminggu ini!
Awalnya Ammar tetap malas :))


Sudah hampir seminggu dia hanya menoleh sekilas dan kembali bermain tidak mengindahkan saya yang semangat mengajar.
Tapi, mungkin saja, kebiasaan mata memandang tulisan dengan post-it berwarna itu mulai memikat hati. Hari ini, sudah tiga kali dia mengajak saya mengajarinya membaca huruf-huruf itu :))


"Bun, Hayu kita belajar" ujar Ammar dan sambil berloncatan kami mulai belajar. Ya, kami bisa belajar setiap saat dengan cara yang berbeda. Kadang sambil berlarian, berloncatan, hingga menari-nari.

Belajar Jadi KIDSPreneur!


Keinginan Nanit untuk menjadi pengusaha nampaknya semakin terlihat besar, tugas saya sebagai orangtua adalah memfasilitasi keinginannya tersebut.
Beruntung, aktivitas saya adalah berkecimpung dengan BUKU sehingga bagi saya mendapatkan lebih banyak ilmu yang siap saya transferkan ke Nanit jauh lebih mudah. Ya, melalui buku! Selain juga, Nanit meniru keseharian di rumah yang notabene terkait dengan aktivitas bisnis.

Kiriman buku dari tantenya Nanit, Debby Lukito sekaligus sahabat saya yang berada di Bali membuat Nanit kian semangat belajar. "Semua makanan dan craft bisa jadi duit!" Begitu katanya bersemangat. Kami pun membuat janji untuk bersama-sama mencari bahan-bahan membuat craft dan menu makanan yang ada disana.

Lalu, tidak lupa mulai pagi ini, Nanit membaca buku karya bude Ari Kurnia yang penuh gizi.

Terima kasih untuk kedua perempuan keren yang sudah memfasilitasi anak-anak untuk siap menjadi KidsPreneur...
Salam sayang dari Nanit...

Berbagi Cerita Tanpa Jarak


Saya telah baca sambil banyak merenung kembali dan sedikit menitikkan air mata (...).
Tetapi apakah buat orang lain, kira-kira bisa memberikan sesuatu juga ya? Menurut Teteh gimana?
Petikan email ini dikirimkan pada tanggal 22 April 2009 dari Negeri Sakura, Jepang.

Tahun 2009 adalah waktu yang cukup panjang hingga kami terkoneksi kembali di tahun 2015.
Di tahun 2009 kami sempat diskusi seolah tidak ada jarak antara kami. Baik jarak fisik antara Bandung – Jepang, hingga jarak hati karena kami sama sekali belum bertemu di darat. Kami hanya bertemu melalui email. Kami diskusi mengenai penulisan kisah hidup beliau yang akan dibuat menjadi sebuah buku biografi.
Lalu, kami terpisah oleh waktu....

Tahun berganti tahun, hingga sebulan ini saya kembali dikontak melalui email oleh beliau dan meminta berdiskusi secara langsung, “Saya sudah kembali ke Indonesia. Dan saya ingin diskusi dengan teteh.” dan kami pun diskusi dengan sangat asyik.
Siapakah dia?

Bertemu, Menulis, dan Bersahabat

Dalam satu kesempatan, saya berkunjung ke rumah beliau bersama KepSek Sekolah Perempuan Cikgu Anna Farida dan Humas SP ibu Buku Directselling Kartikowatidh.
Pertemuan yang sangat menginspirasi bagi saya hingga kemudian saya menuliskan beliau di kompasiana sebagai salah satu ibu dari 7 putri, istri dari suami yang sibuk, serta aktivitasnya yang padat dan semua dikelola tanpa asisten rumah tangga.

Siapa yang menyangka kisah beliau dishare hingga ribuan orang. Menuliskan kisahnya adalah sesuatu yang semakin membuat saya ingin belajar lebih banyak dari beliau, daaaaan keinginan itu terjalin dengan apik hingga kini.
Saya sungguh-sungguh belajar dari beliau. Beliau adalah ibu Wakil Walikota Bandung, ibu Siti Oded.

Terima kasih ibu, pertemuan pertama yang berkesan dan semoga persahabatan kita membuat saya semakin paham tugas saya sebagai istri, ibu, dan juga berbisnis.

‪[ ‪#‎PuzzleMimpi2 ‬] Aku Tak Sabar Membaca Semua


Kedua anak saya melotot ketika saya bilang, "rumah bunda dulu banyak yang bocor"
Ammar: apakah sampai membuat kasur untuk tidur basah?
Saya: Yaaaa, bahkan sampai banjir
Nanit: Nanit tak sabar membaca semua isi Puzzle Mimpi. Aku akan belajar dari kisah itu.

Bunda: Mari kita belajar sama-sama

Terluka Itu Belajar

 Pagi-pagi setelah beres-beres, saya berolahraga, Nanit pamit mau turun ke bawah.

Bunda: disini aja sama bunda
Nanit: aku mau masak dulu, bun
Bunda: baiklah

.....
Saat mandi, Nanit mengatakan kalau tangannya kecipratan minyak dan ditunjuklah tangannya yang merah
Bunda: resiko memasak ya kecipratan minyak
Nanit: iya, aku tahu, seperti halnya aku jatuh saat main sepeda
BUnda: kamu sudah paham ya? karena jatuh dan terlukalah kamu bisa naik sepeda dan masak
Nanit: aku paham, itu sebabnya aku tidak perlu menangis
:)))

[PuzzleMimpi1‬] Aku dan Bunda Berbeda Masa Kecilnya


Hari ini adalah hari pertama menjelang tidur Nanit saya bacakan cerita dari buku Puzzle Mimpi.
Nanit: aku ingin baca semua
Bunda: Bunda akan bacakan sedikit demi sedikit, setiap malam. Boleh?
Malam ini baru tiga cerita saya bacakan. Kisah mengharu biru ketika saya kecil. Tak terasa air mata mengalir sepanjang saya membaca.
Nanit dan Ammar yang ada di samping saya terus mengelap air mata saya.
Di akhir tiga cerita, Nanit berkata, "Sepertinya dulu Bunda tidak seberuntung aku sekarang."
Saya mengangguk pelan.
Terima kasih cikgu Anna Farida, buku ini akan menjadi sejarah tanpa batas waktu...

Mengembalikan MIMPI!

Bagi anak-anak yang berasal keluarga yang mampu, bagi mereka mimpi itu mudah. Kehidupan sudah menyajikan banyak hal di hadapannya. Apa yang mereka inginkan, ADA!

Tapi, bagaimana dengan anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Setelah saya melakukan perjalanan pertama BERBAGI MIMPI yang based on story buku memOar PUZZLE MIMPI, anak-anak begitu takut bermimpi. Mereka merasa masa depan mereka tetap akan sama dengan kondisi saat ini__sama sulitnya!

Mari kita bantu kembalikan masa depan mereka dengan MIMPI yang TINGGI dalam program BERBAGI MIMPI.
Kala saya BISA, Mereka pasti BISA!
Anda peduli?

Bakat Menulis


Hari ini saya dan ayah Nanit mengambil raport UTS Nanit. Banyak ngobrol dengan gurunya.
Saya: kalau lihat hingga saat ini, apa yang menonjol dari Nanit?

Guru: Nanit sangat menonjol di bakat prakarya dan menulis. Terutama menulis. Teman-temannya kalau ada tugas menulis dalam satu lembar hanya menulis beberapa kalimat saja. Kalau Nanit satu lembar bolak balik kayaknya kurang.

Saya dan Ayah: senyum...

Baiklah, Otot Besar!


Dua hal yang sangat diminati Ammar beberapa waktu ini adalah main drum dan olahraga.

"aku ingin punya otot besar kayak anak itu." Ujarnya menunjuk tayangan youtube tentang anak yang memiliki otot besar sedang berolahraga.
Bersyukur ayahnya senang juga dengan kegiatan yang sama, jadi mereka kini jadi sepasang ayah dan anak dengan hobi yang sama :)
Kini, kamar Ammar pun mulai akan disulap menjadi ruang musik dan olahraga:)

Baiklah, otot besar:)

Biarkan Anak Tumbuh dengan Ekspresinya

Barangkali saya bisa dibilang aneh, sebab saya adalah satu ibu yang lebih sering bilang "IYA" pada kedua anak saya.
Mau hujan-hujanan saya bilang Ya
Mau main tanah saya bilang Ya
Mau main sabun di kamar mandi Silakan
Mau main gunting Monggo
Mau ikut masak Hayu
Mau main cacing Boleeeh
Beberapa tetangga menggeleng-gelengkan kepala saat beberapa kali melihat saya main hujan-hujanan dengan anak-anak di tengah komplek :))

Tapi, saya yakin inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh berkembangnya si sulung Nanit dan diikuti adiknya, Ammar.
Untuk usia Nanit yang baru 7 tahun, dia sudah memiliki beberapa keterampilan dan kemandirian yang menonjol dibandingkan anak seusianya.

Suatu waktu saya diskusi dengan suami tentang pola didik serba boleh ini (tentu terkecuali hal yang negatif) saya mengatakan, "apa yang saya lakukan hanya untuk membuat ekpresi anak keluar, mereka tahu banyak hal, mereka belajar, dan kita hanya mendampingi selagi kita mampu. Kita dampingi, kita arahkan jika itu salah. Kelak, mereka akan tumbuh dengan puas__sebab mereka tidak berada dalam jeruji besi orangtuanya. Mereka berekspresi dengan bebas."

Aku Membaca


Saat memakaikan baju ngaji, Nanit bertanya
Nanit: Bunda tadi aku membaca di facebook Bunda tulisan begini "Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah memberiku anak seperti Nanit."
BUnda: *jleb ...
Nanit: Apa iya Bunda bangga ama aku?
BUnda: sangat, Nit *senyum maniiis sambil meluk dia
Nanit: sebutkan 10 alasan kenapa Bunda bangga sama aku?

Saya jadi tersentak dan tak bisa menjawab...
Heniiiiing....
"BUkankah tak perlu alasan untuk menyanyangi anak kita?"
:')

Fresh Setiap Saat!

Kalau bicara tentang pekerjaan di kantor, fiuuuuh, bejibun! Pasti Anda juga merasakannya kan? Pekerjaan seolah datang silih berganti, datang bertubi-tubi, bahkan datang ibarat banjir bah datang bersamaan.

Meski saya menyukai bidang pekerjaan saat ini, bukan berarti saya tidak pernah merasa PENAT! Kebosanan datang menghampiri setiap saat terutama menghadapi DEADLINE.
Meski saya PENAT tentu hal itu tidak boleh memengaruhi kualitas kerja apalagi yang terkait dengan klien-klien eksklusif. Mereka membutuhkan saya untuk selalu SEGAR setiap saat agar bisa meluncurkan ide-ide yang tak kalah segarnya.

Deadline yang ketat harus terasa lebih RINGAN, dan tentu, harus kita juga yang memanajemeni tumpukan pekerjaan tersebut.
Sialnya, seringkali diantara tumpukan pekerjaan itulah saya lupa mengurus wajah saya sendiri. Loh? Maklum deadline yang tak mengenal waktu membuat saya terlihat KUSUT. Biasanya kalau sudah KUSUT saya segera CUCI MUKA untuk membuatnya KESAT dan LEMBAP kembali.
Fiuuuuh....cuci muka memang sangat membantu membuat tumpukan deadline berubah menjadi TUMPUKAN UANG J

Bukan hanya melepas kepenatan bekerja. Dalam setiap  aktivitas yang mengharuskan saya bertemu ‘debu’, saya selalu menyempatkan diri mencuci muka, BERSIH gilaaak! Apalagi setelah bermain dengan anak. Anak saya kalau main bukan sembarang main, kerapkali mereka bermain tanah, bermain hujan, bermain tanaman, hingga bergulingan di karpet rumah. Memanjakan anak tentu juga harus sama kualitasnya dengan memanjakan diri sendiri. Garnier Duo Clean adalah salah satu yang dapat memanjakan saya dengan harumnya, selain keharuman tubuh suami saya tentu saja J
Kepenatan di kantor yang hilang berganti tumpukan uang hingga aktivitas penuh debu yang saya lalui dengan kedua anak saya SELALU jadi saat yang dirindukan, setelah Garnier Duo Clean setia menemani saya J

Garnier Duo Clean adalah salah satu yang dapat memanjakan saya dengan harumnya, selain keharuman tubuh suami saya tentu saja J

Bagaimana dengan Anda?

Bunda, Boleh Begadang?


Mungkin gara-gara serius bikin berbagai prakarya, kemarin malam Nanit minta begadang
Dia menulis di whiteboard " Bunda ayeuna urang bobo rada-rada begadang yuk?" Artinya Bunda sekarang kita tidur agak begadang yuk
Saya jawab, " nggak nit, kita tidur seperti biasa sesudah Isya"
Nanit bilang: kalau Nanit nulis, berarti Bunda jawabnya nulis
Dan sayapun menulis..."Tidak boleh, istirahat aja yuuuk"
Alhamdulillah Nanit nurut dan sebelum tidur dia bertanya, "apakah bunda bahagia?" Maka karena pertanyaannya bukan tulisan, saya menjawab, " Bunda mana yang tidak bahagia punya anak yang nurut kayak Nanit?"

Ya Allah, terima kasih sudah memberikan anak seperti Nanit, alhamdulillah...

Nanit, Turunkan Kebiasaanmu


Seperti biasa menjelang tidur, saya membacakan buku dan diskusi sejenak dengan si sulung, Nanit.
Diskusi kali ini adalah tentang ILMU yang diturunkan kepada setiap generasi *topik agak berat ;)

Bunda: Nanit sejak kecil mulai belajar banyak hal. Siapa yang pertama kali mengajari Nanit?
Nanit: Bunda dan Ayah


Bunda: Ayah dan Bunda menurunkan ilmu yang kami bisa pada Nanit. Meski kini Nanit sudah bisa belajar darimana saja. Nanit suka belajar di youtube, di google, les ke guru ahli, hingga baca buku. Ilmu ada dimana-mana
Nanit: Lalu, kalau Nanit sudah memiliki ilmu, kepada siapa akan diberikan?
Bunda: kepada adikmu dulu, Ammar. Ajarkan dia banyak hal yang Nanit tahu, turunkan padanya kebiasaan Nanit
Nanit: oooh oke, setelah Ammar bisa? Ammar akan turunkan lagi ke adiknya?
Bunda: Iya, kalau dia punya adik lagi :)))


*duuuh modus pengen punya adik baru

Saling Berbagi ENERGI

#‎kegiatanNgafe‬ Bisnis_Jakarta
Hampir setiap kumpul dengan para ibu, saya merasa mendapatkan extra energi. Barangkali inilah yang akhirnya membuat saya terus termotivasi untuk menyelenggarakan satu demi satu kegiatan bersama mereka.
Dengan mereka, bukan hanya belajar mengenai tema yang diusung saat itu, namun kerapkali saya belajar lebih banyak dari setiap obrolan.
Benar rupanya, shilaturahmi selalu mendatangkan rezeki dan rezeki itu berupa SEMANGAT yang tak pernah habis.

Koki Cilik, Chef Nanit


Malam ini kami disuguhi makan malam yang nikmat dari Nanit hasil les masaknya selama 2 minggu ini

Nanit: Namanya Ebi Maki dan Chicken Rol, ditambah Kentang Teriyaki (duuh salah nulis nggak ya? Xixixi)
Bunda: woooow *mata berbinar
Setelah kami semua makan...
Nanit: Alhamdulillah, Nanit bisa makan dari masakan sendiri dan rasanya enak
Bunda: alhamdulillah
Ayah: Nanit butuh apa untuk ningkatin keahlian masaknya?
Nanit: heeeem, kayaknya aku butuh oven
Bunda: emang mau masak apa?
Nanit: tentu mau bikin kue yang enak
Bunda (membatin dalam hati): alhamdulillah, lebaran ada yang bikinin kue xoxoxooxo
Terima kasih Nanit, semangat belajarmu luar biasa!

Berbagi MIMPI bersama Remaja


Gegara salah satu guru membeli buku Puzzle Mimpi, saya diundang untuk BERBAGI MIMPI di salah satu sekolah yang 80% muridnya tidak mampu.
Insya Allah, saya akan membantu memetakan MIMPI kepada 160an murid SMP tersebut bersama The Must List.

Semoga banyak anak memiliki mimpi yang tinggi, bagaimanapun kondisi yang mereka alami.
Mari berbagi mimpi...
Terima kasih kepada mbak Anna Farida yang sudah menuliskan kisah saya ini...

Berbisnis Lukisan dan Asisten Guru Masak


Beberapa hari ini, Nanit sedang senang melukis
Nanit: aku akan menjual lukisanku
Ammar: aku akan jadi pembeli pertamanya
Bunda: untuk apa sih bisnis terus? Jualan terus?
Nanit: aku akan jajan dari hasil jualan, kalau ada sisa kukasihin ke ayah dan bunda
Ammar: aku juga
Bunda: Nanti Pas Selasa Nanit ke tempat tante Ni Kadek Kristy Hellen bakal liat lukisan tante Hellen banyak
Nanit: Jadi tante Hellen itu guru masak atau guru lukis?
Bunda: semua bisa
Nanit: Oke, lalu selasa aku mau belajar masak atau belajar melukis?
Bunda: kamu bakal jadi asisten tante Hellen, belajar masak dan bantu tante Hellen
Nanit: asisten?
Bunda: mau nggak? Nanit nggak bakal ngerepotin kan jadi asisten tante Hellen dan jadi yang paling muda peserta kelas masak?
Nanit: okeee....Nanit mau jadi asisten Tante Hellen

Belajar Lebih Banyak

Kejadian hari ini sungguh bertubi-tubi, semua karena satu alasan kedua anak yang rasa ingin tahunya sangat tinggi.
Dimulai pagi hari, si bungsu membuat mobil bagian depan cacat karena mengasah batu di atas tutup mesinnya. Marah? Saya hanya diam dan membawanya ke depan sang ayah.

Ayahnya hanya berkata, "Tidak perlu marah, begitulah anak-anak, besok saya bawa ke bengkel." Saya kemudian memeluk si bungsu, "Dede nggak akan lagi melakukannya bun, aku tahu sekarang, menaruh batu besar dan menggeseknya membuat mobil rusak."

Menuju siang, Nanit mengatakan, "Bun, dede mengecet dinding dekat kamar mandi." Dan saya melihat coretan disana berwarna-warni, baiklah, saya menarik nafas panjang.
Ketika sedang bermain dengan baby Muti, tetiba Ammar meloncat ke pinggang saya dan rasanya sakiiit sekali, saya tersedu-sedu akhirnya, tidak marah tapi malah memeluk Ammar yang tampak merasa bersalah.

Beberapa kejadian di siang hari membuat saya bernafas panjang. Sampai akhirnya suami meminta saya tidur siang dan saya pun tidur sambil mengajar Ammar ;)

Sore, tetiba, bruuuk...Nanit sedang bermain dengan temannya dan membuat kaca di kantor retak, "Naniiiit..." Mulai deh agak teriak
Terakhir, Nanit yang sedang eksperimen melukis naik ke meja daaaan braaak menjatuhkan sepedanya sehingga semua berantakan. Fiuuuh...saya hanya menegurnya, namun Nanit menangis. Dalam isak tangis dia berkata, "kalau anak salah, tegur baik-baik, bun" katanya
"Loh, bunda tadi kan menegur baik-baik?" Ujar saya
"Tapi kesan marah bunda masih ada.." Ujarnya sambil menangis

Dan saya memeluknya...
Ternyata tidak mudah menjadi ibu...:')

Control Your Emotions



Pelajaran berharga kadang-kadang saya dapatkan dari sebuah komunikasi...

Saya berusaha menghindari kemarahan termasuk mencoba untuk tidak marah. Meski begitu, tidak mudah memang mengendalikan emosi.


Namun, jika bisa mengendalikannya, hati akan terasa sangat damaaaai, alhamdulillah...

Lelah atau Lillah ?


Meski lelah mendera, semangat akan mendorongnya kembali bangkit apalagi jika tujuannya "Lillah"
Lelah tidak akan menutup berbagai persoalan yang datang selama kita hidup, maka teruslah bergerak karena Allah...

Ibu Mandiri Sejahtera


Bergulirnya program pemberdayaan masyarakat melalui limbah kain konveksi ternyata menyedot antusias para ibu.
Tetiba saya dan suami didatangi begitu banyak perempuan yang akan terlibat dalam program ini, subhanallah...
Dan malam ini, setelah menyelesaikan program Private Writing Coaching saya dititipi pesan, "beri peran perempuan di Lapas untuk ikut terlibat dalam program ini." Insya Allah...
Mohon doanya...Minggu ini kami melaunching program pemberdayaan masyarakat melalui limbah kain konveksi....

Menulis Membuatku Menangis


Seorang klien mendatangi saya, "Buku yang saya tulis tak jua selesai, sebab tiap menulis saya menangis. Saya teringat satu demi satu peristiwa yang membuat hati saya bersedih."
Saya berkata, "menangislah saat menulis, tuliskan satu persatu perasaan yang tergambar dalam hati, pada saat itu emosi akan menyatu dalam tulisan."

Dan dua hari ini saya akan membimbing beliau menyelesaikan naskah bukunya___mungkin saja saya akan melihat tangisannya disana
‪#‎privatewritingcoaching‬





Mendidik Anak


Saya merasakan hal ini, perubahan yang saya minta pada anak akan dimulai ketika saya mengubah kebiasaan seperti tuntutan saya pada anak.
Ya, mendidik anak dimulai dari mendidik diri sendiri.

Membuat Bunda Bangga itu SEDERHANA


Malam tadi, saya dan Nanit kembali berbincang sebelum tidur

Nanit: Bunda, benarkah tidak semua anak memiliki kamar yang mereka inginkan?
Bunda: betul, sebab setiap orang punya keterbatasan sendiri-sendiri
Nanit: untuk itu Nanit bersyukur kamar Nanit sudah sesuai dengan Nanit inginkan
Bunda: Alhamdulillah
Nanit: Bun, apakah aku sudah membuatmu bangga?
Bunda: tentu saja, apalagi Nanit sekarang nuruuut banget
Nanit: aaah ternyata nurut sama bunda saja sudah bikin bunda bangga. Berarti kalau semua anak nurut, maka semua bunda bangga pada anaknya
Bunda: :))