Belajar Lebih Banyak

Kejadian hari ini sungguh bertubi-tubi, semua karena satu alasan kedua anak yang rasa ingin tahunya sangat tinggi.
Dimulai pagi hari, si bungsu membuat mobil bagian depan cacat karena mengasah batu di atas tutup mesinnya. Marah? Saya hanya diam dan membawanya ke depan sang ayah.

Ayahnya hanya berkata, "Tidak perlu marah, begitulah anak-anak, besok saya bawa ke bengkel." Saya kemudian memeluk si bungsu, "Dede nggak akan lagi melakukannya bun, aku tahu sekarang, menaruh batu besar dan menggeseknya membuat mobil rusak."

Menuju siang, Nanit mengatakan, "Bun, dede mengecet dinding dekat kamar mandi." Dan saya melihat coretan disana berwarna-warni, baiklah, saya menarik nafas panjang.
Ketika sedang bermain dengan baby Muti, tetiba Ammar meloncat ke pinggang saya dan rasanya sakiiit sekali, saya tersedu-sedu akhirnya, tidak marah tapi malah memeluk Ammar yang tampak merasa bersalah.

Beberapa kejadian di siang hari membuat saya bernafas panjang. Sampai akhirnya suami meminta saya tidur siang dan saya pun tidur sambil mengajar Ammar ;)

Sore, tetiba, bruuuk...Nanit sedang bermain dengan temannya dan membuat kaca di kantor retak, "Naniiiit..." Mulai deh agak teriak
Terakhir, Nanit yang sedang eksperimen melukis naik ke meja daaaan braaak menjatuhkan sepedanya sehingga semua berantakan. Fiuuuh...saya hanya menegurnya, namun Nanit menangis. Dalam isak tangis dia berkata, "kalau anak salah, tegur baik-baik, bun" katanya
"Loh, bunda tadi kan menegur baik-baik?" Ujar saya
"Tapi kesan marah bunda masih ada.." Ujarnya sambil menangis

Dan saya memeluknya...
Ternyata tidak mudah menjadi ibu...:')

No comments:

Post a Comment