Biografi Gouw Tjioeng Yun

 Baru selesai shilaturahmi dengan tokoh yang saya tulis, sang istri menghampiri, "terima kasih sudah menuliskan kisah kungkung. Buku yang kamu tulis telah membuat banyak orang menangis, sebuah kisah yang menjadi sejarah."

Alhamdulillah, menjadi penulis biografi artinya memahat sejarah hidup seseorang.

Mandi

Dede nyiram sambil mandi....

Asyiiik

Minggu Untuk Bertanam

 Panen tomat sudah pernah walau beberapa biji saja, kali ini ingin nyobain rasanya panen cengek dan cabe seperti obrolan saya dan mertua pagi tadi


"harga cengek terus melambung tinggi, sekarang sudah 80 ribuan sekilo. Mamah kepikiran kalau kita nanam cabe yang banyaaak.

Kalau tomat sekali petik langsung layu tanamannya, kalau cabe dipetik tetep subur tanamannya dan bisa dipanen berulang-ulang. Gimana?" Tanya mertua pada saya. 



 Oooh baiklah mah, mari kita menanam cabe yang banyak. Kita semai benihnya dulu yaaaa....

Guru dan Murid


Kemarin, belajar bersama dengan para ibu yang antusias mengenai social media membuat saya seperti sedang ngecharge semangat menjadi MURID kembali.
Betapa menyenangkan menjadi murid, bisa bertanya apa saja pada GURUnya. Menambah wawasan kembali dan memuaskan dahaga keingintahuan...

Maka, tetaplah menjadi NOL, merasa TIDAK TAHU, dan selalu KURANG dengan itulah kita akan semakin belajar...

Selamat atas dibukanya Rumah Kreatif Amalia Art --- Semoga menjadi ladang ILMU bagi perempuan dan menjadi ladang AMAL bagi pendirinya, mbak Enno Ariestha, amiin

Kecerdasan Emosi

Nakita, 7 Januari 2013  
Dalam pendidikan anak saya mendahulukan KECERDASAN EMOSI, sebab hal itu menjadi senjatanya BERJUANG dalam pasang surutnya kehidupan.

Mengelola Kekhawatiran Pada Perempuan

Bersama Dewi Hastuti dari Solok
 Pernahkah Anda merasa masa depan Anda akan sedemikian buruknya?
Pernahkah Anda begitu khawatir dengan penilaian orang lain pada diri Anda?
Pernahkah Anda merasa keluarga Anda adalah keluarga paling bermasalah di dunia ini?
Pernahkah, pernahkah, atau bahkan hari ini Anda merasakan hal itu dan membuat tidur Anda tidak nyaman, jantung Anda berdetak super kencang, hingga tubuh Anda  tidak bergairah melakukan apapun?
Semua itu berawal dari rasa khawatir!
 
Kekhawatiran terjadi dimana-mana. Khawatir adalah salah satu pemikiran akan sesuatu secara negatif yang belum benar atau akan terjadi, namun seolah-olah kita menyakini hal itu akan terjadi sehingga merampas ketenangan kita.
Kekhawatiran kerap terjadi dimana-mana, terutama pada perempuan. Apalagi pada perempuan yang relatif lebih sensitif, lebih mudah tersentuh hatinya, lebih pemikir, serta lembut hatinya. Namun, jangan sampai kekhawatiran ini menjadi sumber petaka bagi perempuan. Kekhawatiran yang berlebihan cenderung lebih memberikan dampak negatif daripada positif.
 
Negatif yang sering terjadi pada kekhawatiran adalah pemikiran yang berlebihan atas lingkungan di sekitar kita, atau mungkin seseorang yang tidak tahu menahu atas masalah kita. Khawatir membuat langkah menjadi lebih pendek karena ketakutan yang tidak beralasan, khawatir membuat kita kerapkali terjebak pada pemikiran negatif pada situasi yang masalah yang ringan sekalipun, khawatir membuat kita lebih sering lemas daripada bersemangat.
 
Maka, ketika kekhawatiran mulai datang, satu hal yang bisa kita lakukan adalah BERDAMAI dengan khawatir dan MENJODOHKANnya dengan KELEBIHAN kita.
Ketika khawatir atas penilaian orang lain, segera KOREKSI diri dan memperbaiki
Ketika khawatir tentang masa depan, segera list kemampuan dan melangkah dengan yakin
Ketika khawatir dengan suami, segera percantik hati dan diri agar menggairahkan cinta kembali
Ketika khawatir dengan uang, segera yakini bahwa rezeki siap dipetik esok hari
Ketika khawatir dengan utang, segera rapatkan diri padaNya dan mintalah jalan melunasinya
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Allah sudah mengatur hidup kita dengan baik pun dalam kondisi paling buruk menurut nalar kita.
 
Perempuan, jangan khawatirkan apapun, melangkah saja sebaik yang Anda bisa…

Jenis Biografi


Menuliskan biografi berdasarkan sisi penulis, ada beberapa macam, yaitu :

a. Autobiografi, yaitu sang tokoh menulis sendiri perjalanan hidupnya.
b. Biografi, ditulis orang lain, berdasarkan izin kepenulisan. Biografi ini, terbagi menjadi :
- Authorized biography, biografi yang ditulis seizin atau sepengetahua sang tokoh
- Unauthorized biography, biografi yang ditulis tanpa sepengetahuan atau izin sang tokoh, biasanya karena yang bersangkutan telah meninggal dunia

Kami selalu siap untuk mengabadikan kisah-kisah Anda, Orang tua, keluarga Anda, atau kisah sukses perusahaan/bisnis Anda ke dalam sebuah buku biografi.

hubungi kami untuk info lebih lanjut :
Phone Number dan WhatsApp : +6281321811219
Email info@nulisbiografi.com
visit : www.nulisbiografi.com

Dibuka KELAS TUNGGAL SEKOLAH PEREMPUAN "MENULIS ARTIKEL"


Sekolah Perempuan akan menyelenggarakan Kelas Menulis Artikel, terbuka untuk umum. Apa saja yang akan Anda peroleh? :
^ Ilmu tentang menulis artikel yang menarik
^ Teman-teman yang seru
^ Pendampingan selama sebulan oleh pemateri
^ Kesempatan untuk jadi penulis artikel di Indscript Corp. karena kebutuhan penulis artikel sangat banyak.

Waktu: Rabu, 9 April 2014, pukul 19.00-22.00 WIB
Biaya: 100.000 rupiah
Cara pendaftaran:
Hubungi Humas Sekolah Perempuan, Kartikowati (Mbak Atie) di FB: Bukudirectselling... Kartikawati, HP: 085 216 216 034, Pin BB: 25F542E6.

Transfer biaya pendaftaran ke: BCA 8100119871 atas nama Indari Mastuti Rizki KSA atau Mandiri 131-00-0460457-7 atas nama Indari Mastuti Rezki RSA.
Tuliskan berita: Kelas Menulis Artikel. Lakukan konfirmasi ke Mbak Atie agar Anda segera dimasukkan ke dalam kelas.
Pendaftaran diterima paling lambat 24 jam sebelum kelas dimulai.

METODE BELAJAR:

Materi tersedia di dokumen kelas, bisa langsung diunduh begitu peserta masuk kelas. Materi disampaikan pada waktu yang telah ditentukan. Peserta berkesempatan melakukan diskusi dan konsultasi dengan pemateri. Semua kegiatan diskusi dilakukan di kelas, bukan melalui inbox pemateri. Semua tugas yang diberikan diunggah ke dokumen kelas, agar semua peserta bisa saling belajar. PEMATERI: Kursus ini akan dipandu langsung oleh Indari Mastuti, CEO Indscript Corp.
Indari Mastuti, entrepreneur di bidang jasa copywriting dengan brand Indscript Creative, usaha konsultasi dan pembentukan Personal Brand bernama Indscript Personal Branding. Ia menulis lebih dari 50 judul buku, tersebar di berbagai penerbitan di Indonesia, serta menetaskan ratusan artikel sejak tahun 1996.

Indari pada saat ini sukses mengawal dua komunitas perempuan yaitu Ibu-ibu Doyan Nulis yang anggotanya berjumlah lebih dari 12.600 orang dan Ibu-Ibu Doyan Bisnis dengan anggota lebih dari 13.000 orang. Selain mengembangkan bisnis serta dua komunitasnya ini, Indari tercatat sebagai pengurus di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan pengurus di Indonesia Marketing Association (IMA).

Pada tahun 2013, Indari meluncurkan Sekolah Perempuan, sekolah yang dikelola secara profesional untuk kaum perempuan. Bisnis dan komunitas yang dikawalnya telah membuat Indari mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi di Indonesia, seperti Perempuan Inspiratif Nova (2010),Finalis Kusala Swadaya (2011), Juara 2 Wirausaha Muda Mandiri (2012), Perempuan Terinspiratif Indonesia Majalah Kartini (2012), Finalis Wanita Wirausaha Femina(2012), Juara 3 Kartini Awards (2012), Finalis Kartini Next Generation (2012),100 Perempuan Pilihan Indonesia Mengubah Dengan Cinta SunLight (2013), Juara I Sekar Womenpreneur (2012), hingga Superwoman Indonesia (2014).

Olahraga

 "Tujuan olahraga sebenarnya adalah sehat dan happy. Langsing adalah side effectnya." Ujar mbak Ninda Harahap. Perempuan hobi lari ini bikin saya semangat terus berolahraga, apalagi saya merasa "senang dan bahagia" itu makin tumbuh seiring intensitas berolahraga ---- alhamdulillah...

Bisnis itu TIDAK BERHENTI Bergerak


Dari tahun 2007, sejak saya mendirikan bisnis sendiri. Saya terus bergerak menciptakan inovasi satu ke inovasi lainnya. Berhasilkah? Tidak semua berhasil! Bahkan sebuah inovasi yang saya lakukan gagal total dan membuat pertumbuhan perusahaan melambat bahkan menurun. Pada saat gagal apakah saya berhenti? Saya tidak membayangkan jika saya berhenti bergerak ketika perusahaan dalam kondisi minus, mungkin saat ini saya tidak akan berjumpa dengan ibu-ibu di IIDB .
Dalam kondisi baik dan buruk, pebisnis tetaplah harus BERGERAK dan menelurkan inovasi lagi, lagi, dan lagi. Seperti kata mentor saya, " tidak ada batasan kapan inovasi ditelurkan dan tidak perlu menunggu keadaan memburuk untuk bergerak setiap saat"

Inovasi apa yang akan Anda lakukan untuk bisnis Anda?

Berbagilah



Dalam perjalanan pulang Jakarta - Bandung, saya merenungkan satu hal ---

kita memang tidak pernah tahu rezeki itu berupa apa dan dari siapa, tetapi kita harus menyakini satu hal bahwa konsep memberi apa dan pada siapa tanpa batas menjadi salah satu jalan masuknya rezeki tak terduga dalam hidup kita.

Jika tidak memiliki uang, berbagilah tenaga
Jika tidak memiliki tenaga, berbagilah ilmu
Jika tidak memiliki ilmu, berbagilah bahagia meski itu hanya sekadar memberi seulas senyuman

Sejuta Penulis

Mengajar dan Belajar

Selamat pagi, apakah Anda sudah siap merajut benang mimpi Anda sebagai PENULIS?
Minggu lalu saya ditanya oleh salah satu wartawan media cetak, "Teh, kenapa begitu besar keinginannya menjadikan ibu rumah tangga sebagai penulis?"

Saya menjawab, "Apapun yang saya lakukan dan jalankan tidak jauh dari apa yang pernah saya alami. Setiap saat saya mencari solusi dalam hidup saya. Ketika menikah saya memilih keluar kerja dan pilihan aktivitas saya jatuh pada kegiatan menulis untuk mengganti rutinitas awal saya bekerja kantoran. Ternyata, pilihan ini tepat bagi saya, saya tetap bisa membangun mimpi, ilmu, dan karya hingga penghasilan melalui hal ini. Dan tentu saja, saya ingin membagi aktivitas positif ini bagi ibu rumah tangga lainnya. Saya ingin mereka bisa membangun mimpi, ilmu, karya, hingga penghasilan tanpa perlu meninggalkan anak dan suami di rumah." Jawab saya.

"Apakah mudah mencetak 1 juta perempuan penulis?" Tanyanya
"Tentu tidak mudah. Ada banyak hal yang dialami untuk mewujudkannya. Namun, karena saya adalah perempuan, maka segala kesulitan menjadi lebih mudah karena saya pun berhubungan dengan sesama perempuan. Ini yang menarik. Kami bisa membangun profesi sekaligus pendekatan personal yang hebat untuk mengalahkan kesulitan." Jawab saya
"Lantas, hambatan terbesarnya apa?" 


"Perempuan bersuami dan memiliki anak memiliki satu hal yang sama, terlepas dari kesibukannya apa --- karena jelas kebanyakan kesibukan kita sama, di wilayah domestik. Hambatan terbesar kami adalah MANAJEMEN waktu."

Lalu, apa hambatan Anda saat ini? Benarkah manajemen waktu yang membuat Anda kesulitan memasukkan aktivitas menulis dalam kegiatan harian Anda?

Takaran berbagi



Saya bertanya pada suami saya, "Ayah, apa ada takarannya berapa banyak kita harus berbagi?" 

Dan dia menjawab, "Tidak ada! Bahkan jikapun uang di saku kita hanya tinggal 10 ribu dan kita harus memberikannya pada orang lain yang lebih membutuhkan, maka berikanlah. Allah paling tahu takaran rezeki kita, bukan kita yang mengatur takaran rezeki orang lain yang bisa kita berikan."

Alhamdulillah, suami yang amat sholeh.....hehehe

Inspirasi dan Motivasi


"Kenapa status teteh tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang? Saya selalu termotivasi dengan status teteh, pertanyaan saya tidakkah teteh sendiri membutuhkan motivasi dari setiap masalah yang datang? Apa tidak pernah punya masalah?" Tanya seseorang pada pertemuan kami tempo lalu.

Jawab saya, "Tidak ada manusia yang tidak punya masalah, termasuk saya sendiri memiliki masalah. Status saya di FB bukan menggambarkan saya yang tidak punya masalah, tapi masalah saya sudah saya komunikasikan dengan orang yang tepat, salah satunya dengan suami saya ataupun sahabat, bukan di facebook. Untuk jejaring sosial saya gunakan untuk saling berbagi inspirasi dan motivasi, itu saja." 


Dan kami bersepakat bahwa status kami hanya benar-benar untuk berbagi inspirasi dan motivasi, jika ada masalah tertentu, pilihan kami adalah berdiskusi pada orang yang tepat.

Sahabat


Tanpa sahabat hidup ini terasa hampa

                                       
              

Berfikir Baik


Meski bukan hal yang mudah ---- Berpikir BAIK tetaplah harus dilakukan walaupun sedang berada dalam kondisi BURUK. Sebab itu akan membuat langkah lebih RINGAN...

Woman Marketer


Ini dia, perempuan yang ketika saya tulis di kompasiana.com langsung masuk headline. Beliau adalah sosok woman marketer yang selalu memikat dan tidak pernah berhenti menelurkan inovasi bisnis, mbak Veronica Ratna Ningrum

Me and Mom

Saya dan Mama
 "Nikmati liburannya bersama anak-anak." Pesan suami saat kemarin sore saya berangkat menuju rumah mama.
Dan, saya amat menikmati, demikian anak-anak yang hepi, apalagi ketika mama saya berkata, "yuk jalan kaki keliling shilaturahmi ke saudara-saudara"

Waaaaaaah, alhamdulillah siap-siap shilaturahmi sambil olahraga

Kumpul Keluarga 2


Alhamdulillah, ngumpul keluarga dan mudah-mudahan segera menetas penulis baru dari lingkungan keluarga, amiiin

Kumpul Keluarga




Bersama saudara, kakak ipar, dan anak kost di tempat mama. Kegiatan kami jika bertemu tidak jauh-jauh dengan kegiatan botram (makan bersama) hingga saling curcol tentang anak.....hangaaaat!

Teh Ida



 "Saya selalu merasa paling bodoh, itu sebabnya saya selalu siap belajar." Ujar salah satu penulis best seller dalam sesi sharing di Sekolah Perempuan, teh Ida...

Bank Sampah




Meeting tentang Bank Sampah dan Penghijauan bersama Karang Taruna dan PKK PLN Dalam, Moh Toha

Lahan Kosong

 Bersama Karang Taruna mengubah lahan kosong menjadi lahan sayur dan tanaman obat. 



Bismillah, kolaborasi bersama anak-anak muda yang energik!

Jalan - jalan ke Lembang



Foto sebelum jalan-jalan ke pasar Lembang pagi ini...

"Nanit, Ammar, kalian bahagia hari ini?" Tanya saya
"Yeaaaaaa......" Mereka berdua berteriak girang
"Yeaaaa!" Saya ikut bahagia

Panen Tomat

                Alhamdulillah, merasakan panen pertama tomat -- meski baru empat biji xixixi

Kantor Ide


 Sebisa mungkin saya memang selalu mengundang orang atau klien untuk datang ke tempat saya, alasannya adalah berdiskusi di rumah sekaligus kantor dengan sejumlah karya penulis yang terpajang di dinding kerapkali memunculkan IDE merancang kerjasama dengan klien saya. Alasan lainnya adalah selagi saya ada di Bandung, saya meminimalisir keluar rumah agar bisa bersama anak-anak. Seperti nasihat suami saya siang ini, "Kalau sedang di rumah, lakukan apapun bersama anak-anak. Jangan kehilangan proses pertumbuhan mereka hanya karena kesibukan kerja." saya setuju dan memandang takjub pada sosok lelaki yang sudah hampir 7 tahun menemani saya dalam suka dan duka.

Jangan Khawatir



 Jangan KHAWATIRkan hal apapun, sebab kekhawatiran itu bukan sesuatu yang benar-benar ada...

Perbedaan Itu Menyempurnakan


"Pernahkah membayangkan jika semua perempuan menyatu?" Tanya saya pada seorang sahabat
"Entah prestasi apa yang bisa dicapai perempuan itu, entah berapa banyak pencapaian yang bisa diraih semua perempuan." Lanjut saya


Sahabat saya berkata, "Namun, nampaknya itu tidak mungkin terjadi. Sebagian perempuan akan menyatu dengan sendirinya karena mereka miliki sama-sama positif. Di sisi lain ada sebagian yang memancarkan negatif untuk menyempurnakan langkah. Percayalah bahwa perbedaan itu akan selalu ada, sebaik apapun yang kita lakukan. Just do the best."

Saya merasa beruntung ada disamping sahabat yang satu ini. Perbedaan memang kerapkali menyempurnakan....

Olahraga

"Bunda udah dibelikan baju olahraga." Ujar suami saya melalui skype tempo lalu

"Bun, liat perutku." Pamer suami saat saya baru sampai rumah senin lalu. " ini hasil olahraga." ujarnya

Beberapa waktu ini, suami memang gandrung olahraga di rumah, saya malah malas-malasan melakukannya.

Lantas karena kini sudah disiapkan suami alat dan bajunya, waktunya saya memulai hidup sehat hehehe

Nggak boleh malas!

Mengajar Sambil Liburan

@ Lembang - Teach Save The Children


Mengajar sambil liburan ama anak-anak, hepiii banget mereka...

Mari nak belajar sambil bermain.

..

Save The Children


Siap-siap mengajar anggota Save The Children selama 2 hari full bersama Anna Farida di Hotel Panorama, Lembang

Persahabatan

#persahabatan tanpa batas melalui jejaring sosial - IIDN
 Bukan hanya anak, apa yang akan kita dapatkan dari lingkungan kita dan orang lain merupakan hasil dari apa yang kita lakukan untuk lingkungan dan orang lain.

Tidak Akan Berantem Lagi


Masih seputar skype kemarin dengan Nanit. Semakin kritis anak kita, memang kerapkali kita harus memiliki banyak cadangan sabar. Hampir setiap hari ada saja yang saya perdebatkan dengan Nanit. Mulai dari kegiatan makan, sekolah, bermain, atau apapun...
Saya bilang pada suami, kalau saya nangis karena selain kangen juga inget kalau sedang marah sama Nanit. harusnya saya lebih sabar..

"Nanit, hapunten bunda ya...sok marah ka Nanit. Nanit sareng bunda sok pasea wae.." Ujar saya terisak-isak
Saya kemudian mendengar desah tawanya dan Nanit berkata, "sok bunda uih geura, nanit moal ngalawan deui ka bunda. Pokokna mun bunda uih moal pasea deui ah...nanit sayang ka bunda. Ekh bunda teh ka bumina upin ipin kan?"

Dan sayapun terrtawa kembali

Pelatihan Bisnis dan Menulis untuk Ibu-ibu Ekspatriat Indonesia di Kuala Lumpur


Matahari pagi  15 Maret 2014 di langit Kuala Lumpur benderang memancarkan hangatnya ke bumi.  Aku,  Novi Wilkinson, Harty dan  Indari Mastuti memasuki kawasan Mont Kiara yang asri dan elegan.   Kawasan elit yang terletak di Barat Laut pusat kota Kuala Lumpur itu sebagian besar  terdiri dari kondominium megah dan perkantoran.  Pemandangan pohon-pohon cantik berdahan  artistik yang tertata rapi di sepanjang jalan membuat suasana terasa nyaman.  Kami melewati sekolah-sekolah Internasional, dan beberapa  apartemen sampai akhirnya tiba di tempat tujuan. Memasuki kompleks apartemen mewah Seni Mont Kiara, kami disambut penjagaan ketat petugas keamanan.  Setelah memarkir kendaraan di basement, kami menuju  function room tower B.

Ruangan yang  didesain  dari  bahan kaca tembus pandang itu masih terlihat sepi. Di sinilah akan diadakan pelatihan berbisnis  dan menulis untuk para wanita ekspatriat. Pemrakarsa acara ini adalah  Novi Wilkinson, pendiri komunitas Ibu Mengajar. Bersama Hellen Kadek,  Novi Wilkinson mengundang  Indari Mastuti, pendiri komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN), Ibu-Ibu Doyan Bisnis (IIDB), dan Sekolah Perempuan.

Satu persatu peserta yang terdiri dari Ibu-ibu rumah tangga berdatangan. Mereka tampak bersemangat, tak sabar menanti acara dimulai.  Tepat pukul 10 waktu setempat, acara dibuka dengan sambutan dari  Novi Wilkinson. Lalu satu persatu peserta memperkenalkan diri.
Indari memulai materi “Memulai Bisnis dari Nol” dengan gaya santai dan penuh canda. Dia  menceritakan pengalaman pribadinya “jatuh bangun” dalam menjalankan Indscript Corp, perusahaannya yang bergerak dibidang jasa penulisan, copywriting, personal branding, dan media relation. Ditegaskannya bahwa seorang pebisnis harus memiliki mental yang kuat dan kegigihan untuk menjalankan usahanya.

 Indari mengatakan bahwa bisnis itu adalah proses, dan bisnis itu adalah pembelajaran. Semua  dapat dimulai dengan rumus 3B, yaitu “ Berbisnis, Berbisnis, Berbisnis” artinya lakukan saja, dan lakukan sekarang. Bisnis dapat dilakukan  sejalan dengan minat dan hobi, dengan mempertimbangkan pasar dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Berbisnis tidak harus dengan modal yang besar karena modal terbesar sesungguhnya  ada dalam diri sendiri,  yaitu motivasi dan komitmen yang kuat untuk terus berusaha dalam keadaan apapun.
Acara makin “hidup” dan  menarik dengan sharing beberapa Ibu yang sudah menjalankan bisnisnya.  Ina Sigit membagikan pengalamannya berbisnis butik busana muslim dengan memanfaatkan kesempatan yang terbuka dihadapannya. Hellen Kadek menuturkan pengalamannya berbisnis katering dengan strategi “ menggandeng” pesaingnya sebagai partner disaat memperoleh order yang besar. Saling berbagi order justru membuat usahanya makin mudah dijalani. Emma mengisahkan bagaimana usaha penyewaan kostum super hero buat anak-anak pernah membawanya dalam keadaan tertekan. Sulitnya mewujudkan keinginan klien dan persaingan yang ketat dengan bisnis sejenis membuat  Emma mengubah strategi bisnisnya menjadi bisnis pembuatan kostum yang mensuplai kebutuhan para pemilik bisnis penyewaan kostum.
Setelah istirahat shalat dan makan siang, acara dilanjutkan dengan sesi ke dua. Indari menyampaikan materi  “ Memulai Profesi Menulis dari Nol”.

Menjadi penulis adalah salah satu pilihan yang dapat dijalani ibu rumah tangga. Hal ini didasari pengalaman  Indari yang juga seorang ibu rumah tangga.
Indari mengungkapkan bahwa untuk memulai profesi sebagai penulis, yang dibutuhkan adalah 3 M yaitu “Menulis, Menulis, Menulis”. Mulai dengan menemukan ide dan dan mencatatnya lalu mengembangkan ide tersebut dengan mind mapping. Selanjutnya adalah membuat kerangka tulisan dan mulai menulis.

Setiap orang memiliki waktu yang sama,  yaitu 24 jam sehari semalam. Namun dengan waktu yang sama itu ada orang yang mampu produktif dan ada yang tidak.  Kunci agar para Ibu produktif menulis dan berkarya di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga  adalah manajemen waktu.  Indari mengungkapkan kiatnya dengan mencontohkan bagaimana dirinya dapat melakukan 90 point to do list diluar kegiatan rutinnya sebagai ibu rumah tangga.  Indari harus setiap hari melakukan 90 hal menyangkut tanggung jawabnya sebagai CEO Indscript Corp, pendiri komunitas IIDN, IIDB dan Sekolah Perempuan. Dan dia mampu melakukan 90 hal tersebut dalam 3 jam sehingga dia masih tetap punya waktu  mengurus keluarga dan menulis.

Sebagai “booster” bagi para Ibu untuk memulai profesi sebagai penulis, acara dilengkapi dengan sharing  Inci atau Andi  Sri Suriati Amal. Dia adalah  salah seorang anggota komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis yang berdomisili di Kuala Lumpur. Inci mengisahkan bagaimana pengalamannya menjalani hobi menulis di blog pribadinya. Dalam perjalanannya dia bergabung dengan komunitas IIDN. Dia  mengumpulkan tulisan-tulisan di blognya dan menyusunnya dalam sebuah naskah buku. Setelah  menjalani proses panjang editting yang menguji kesabaran dan kegigihannya  akhirnya lahirlah buku solonya yang berjudul “Role Juggling, Perempuan sebagai Muslimah, Ibu dan Istri”
Di akhir acara,  Novi Wilkinson dan  Indari Mastuti  melakukan sosialisasi Sekolah Perempuan. Hal ini untuk menyambut antusiasme para Ibu yang menginginkan pendampingan dalam menjalani proses menulis.

 Secara keseluruhan acara pelatihan ini sangat menarik. Aku sendiri melihat bahwa para peserta memiliki potensi yang besar  dengan latar belakang pendidikan, minat dan hobi mereka yang beragam. Semoga saja dua sesi pelatihan hari ini bermanfaat untuk mendorong para Ibu menjadi “mompreneur” dan penulis yang produktif.

Iri Hati


Apa yang harus dibuang dari hati kita hanya satu yaitu IRI HATI. Dengan membuangnya, kita akan memiliki cara pandang baru yaitu mengakui kelebihan orang lain dan tidak pernah fokus pada kekurangannya.

#mengajarkan anak berpikir baik tentang orang lain dengan mengajari terlebih dahulu diri kita sebagai ibunya....

IIDN Kualalumpur


Semangat bersinergi yang tidak akan luntur, mari kita bergerak untuk IIDN Kuala Lumpur...

Thanks fotonya mbak Chacha Myrsha Nadyarani

I Miss You, Nanit


Merindukan putri sulung Nanit, tiba-tiba menitiklah air mata ini...

I miss you, Nanit

Nanit dari waktu ke waktu...

Rindu...

Tadi pagi saya kangen dengan Nanit, rasanya mau meledak ingin memeluk dia. Saya pandangi foto-fotonya dan berurailah air mata. Akhirnya saya memutuskan skype dengannya
"Nanit, bunda nuju nangis. Meni kangen pisan ka Nanit. Emut nuju ngambek ka Nanit, jadi sedih." Ujar saya


"Nanit oge kangen ka bunda. Sok atuh nanit bade ka kantor pos, ngirim surat ka bunda ngarah bunda teu nangis deui." Ujarnya polos

Saya yang menangis langsung tertawa...

Bergerak Lebih Baik










Tidak ada alasan untuk menunda BERGERAK LEBIH BAIK meski uang di saku kita dalam batas NOL...

Lomba Menulis Bertema Bisnis, "I Wanna Be a Womenpreneur"

IIDN dan STILETTO mengadakan Lomba Menulis Bertema Bisnis, "I Wanna Be a Womenpreneur"

Buatlah tulisan bertema wirausaha, baik yang sudah berjalan maupun yang ingin Anda realisasikan. Buat yang usahanya sudah berjalan, bisa ceritakan kisah-kisah Anda selama menjalani bisnis tersebut, suka dukanya, dan juga kiat andalan Anda menjalani bisnis. Buat yang belum mulai bisnis, Anda bisa menuliskan kira-kira bisnis apa yang ingin Anda pilih dan kenapa Anda menginginkan bisnis tersebut berikut usaha yang sedang Anda lakukan agar rencana bisnis Anda segera terealisasi.

Yuk, segera tulis dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Kisah di-post di dokumen grup IIDN, buat dokumen dengan judul Writing Contest #WomenpreneurChecklist "I Wanna Be a Womenpreneur"
2. Panjang tulisan maksimal 1000 kata,
3. Tulisan bisa menceritakan kisah pribadi maupun orang lain,
4. Tulisan harus ada kaitannya dengan "Womenpreneur Checklist" karya Dian Akbas (Silakan posting gambar covernya, lebih disukai jika ada foto bersama buku tersebut). Untuk sinopsis buku bisa dilihat di: http://www.stilettobook.com/index.php?page=buku&id=42
5. Lomba ini ditutup pada tanggal 30 Maret 2014 pukul 23.59 WIB
6. Tiga tulisan terbaik akan mendapatkan goodie bag berisi: buku-buku dan merchandise Stiletto Book, 1 toples kue kering merek Safira Nastar and Cookies dan oleh-oleh dari Turki persembahan penulisnya
7. Juri terdiri dari: Rinny Ermiyanti, Dian Akbas (penulis Womenpreneur Checklist) dan Tim Stiletto Book.
8. Lebih disukai tulisan terbaik yang juga mendapatkan jempol terbanyak dan komen terbanyak.

Yuk, sebarkan virus womenpreneur ke perempuan di sekeliling Anda dengan mengikuti kontes ini.

Obrolan Sosmed

 
Berkenalan dengan Neuro Linguistic Programming (NLP) bersama Okina Fitriani di Kuala Lumpur  

Selama berkumpul dengan emak-emak di Singapore dan Kuala Lumpur, obrolan paling hot adalah mengenai social media. Bagaimana peran social media dalam membangun skill, branding, hingga jejaring bisa sangat optimal jika digunakan dengan sebaik-baiknya untuk sebuah inspirasi antar perempuan.

Menggabungkan Gairah Menulis dengan Bisnis

Menemukan tulisan ini, mengunyah pelan-pelan dan mencoba mengambil intisarinya

"Persoalan selalu menyisakan kebaikan"

Indari Mastuti Gabungkan Gairah Menulis dengan Bisnis

Bikin Agensi Naskah, Bisa Berkantor di Rumah
Bagi sebagian orang, menulis dan berbisnis bukanlah perkara gampang. Namun, Indari Mastuti justru menggabungkan keduanya menjadi usaha yang menguntungkan. Berawal dari passion menulis, Indari sekarang termasuk ibu rumah tangga yang sukses berbisnis.
SEKARING RATRI A., Bandung
Keinginan seorang Indari Mastuti tidak muluk-muluk. Dia hanya ingin menjadi seorang ibu rumah tangga yang bisa punya bisnis di rumah. Indari menyebutnya mompreneur. Namun, perempuan berjilbab tersebut awalnya bingung untuk menentukan bisnis apa yang akan dijalaninya. Sampai akhirnya dia tersadar bahwa ada satu modal berharga yang dimilikinya.
“Passion saya adalah menulis. Sejak kecil, saya memang suka banget menulis. Tapi, mulai serius menulis waktu SMA. Waktu itu saya mulai berani mengirimkan naskah ke sejumlah media massa. Saya masih ingat sekali ketika kali pertama tulisan saya dimuat di majalah Gadis,” kenang Indari saat ditemui di kediamannya di kawasan Mohammad Toha, Bandung, Kamis lalu (27/12).
Dari situ, Indari pun berpikir untuk memiliki bisnis yang berkaitan dengan dunia tulis-menulis. Jadi penulis sudah pasti. Bahkan, pada 2004 novel karya Indari yang berjudul Izinkan Aku Mencinta telah diterbitkan. Namun, dia ingin lebih dari itu. Dia juga ingin merangkul banyak orang yang satu minat dengannya. Dia lantas memutuskan untuk membangun bisnis yang justru belum populer di Indonesia. Yakni, bisnis agensi naskah.
Meskipun tidak begitu populer, bisnis agensi naskah tetap menjanjikan. Apalagi, cara menerbitkan buku kian mudah dan mulai banyak penulis baru yang bermunculan. Dia menangkap peluang tersebut dengan baik.

Pada 2007, setelah menikah, Indari memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Padahal, kala itu dia sudah menapaki jenjang karir yang lumayan, menjadi manajer di perusahaan telekomunikasi. Meski banyak yang menyayangkan, perempuan 32 tahun itu sama sekali tidak menyesali keputusannya menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. “Dari awal saya memang ingin jadi ibu rumah tangga yang berbisnis dari rumah,” ujarnya.

Tiga bulan setelah menikah, Indari mulai menjajaki bisnis barunya. Karena kerap menulis, dia punya beberapa kenalan baik di bidang penerbitan. Perempuan asli Bandung itu pun mengirimkan sejumlah naskah sekaligus mengabarkan kepada para penerbit kenalannya bahwa dirinya mendirikan agensi naskah. Benar saja, seperti perkiraannya, banyak sambutan positif untuk bisnis itu. Apalagi, jumlah agensi naskah di Indonesia saat itu masih bisa dihitung dengan jari. “Mungkin baru dua atau tiga sama punya saya,” papar dia.
Menurut Indari, agensi naskah memang masih jarang di Indonesia. Agensi naskah sendiri mirip dengan agensi artis atau model. Agensi naskah menjadi perantara antara penerbit dan penulis. Secara mudahnya, agensi naskah harus mampu mempertemukan keinginan penerbit dan penulis sehingga selaras. Karena itu, agensi naskah mencari tahu apa saja tema buku yang diinginkan penerbit, kemudian disampaikan kepada penulis. Begitu pula sebaliknya, agensi naskah menawarkan ide-ide penulis kepada penerbit. Karena menerima naskah penulis, pihak agensi naskah menyediakan editor, proofreader, layouter, bahkan animator. Hal itu dilakukan agar naskah penulis layak dibawa ke suatu penerbit.

“Seperti agensi model atau artis. Kami jembatani bagaimana penulis dapat job atau job datang ke mereka. Jadi, misalnya mereka pengin dapat job menulis, ya kami carikan. Kami tawarkan naskahnya ke penerbit. Begitu juga kalau penerbit membutuhkan tema penulisan tertentu, ya kami informasikan kepada para penulis kami,” jelas alumnus Universitas Pasundan itu.
Karena tidak ingin menjadi sekadar agensi biasa, dia lantas membuat terobosan. Pakemnya, sebelum menawarkan naskah kepada penerbit, penulis harus menyelesaikan terlebih dahulu keseluruhan naskah. Setelah itu, printout naskah tersebut diberikan kepada penerbit untuk dibaca dan dipertimbangkan kelayakannya. Menurut Indari, cara tersebut terlalu konvensional dan memakan waktu lama.

Ibu dua anak itu pun memotong jalur pengiriman naskah konvensional tersebut. Dia memilih mengirimkan ratusan judul kepada penerbit dengan disertai sinopsis singkat dan outline untuk tiap-tiap judul. Karena tidak menyertakan berlembar-lembar naskah, Indari bisa segera menanyakan kepastian kepada penerbit soal judul naskah mana saja yang disetujui. “Cara itu lebih efektif dan nggak buang-buang waktu. Awalnya, para penerbit masih ragu. Alasannya, mereka belum baca seluruh naskah, bahkan terjadi pro-kontra, tapi akhirnya bisa diterima dan malah bikin penasaran,” urainya sembari tersenyum.

Lalu, siapa yang membayar jasa agensi naskah? Indari menyatakan, agensi mendapat fee dari harga yang telah disepakati dengan penulis. Misalnya penerbit menurunkan royalti 10 persen, penulis mendapat bagian 7 persen. Sisanya adalah fee bagi agensi. Ternyata terobosan Indari itu benar-benar membuat banyak penerbit penasaran. Hanya dalam waktu setahun bisnis agensi naskah yang awalnya diberi nama Indari itu sudah bisa mencapai masa keemasan. Banyak penerbit dan penulis yang berbondong-bondong datang kepadanya. Hanya dalam waktu setahun pula dia meraih kesuksesan luar biasa.

Pada 2008 nama agensi naskah tersebut berganti menjadi Indscript. Pesanan naskah kian membeludak. Dalam sebulan mereka bisa menerima pesanan hingga 60 naskah. Indari yang awalnya bekerja sendiri itu mulai kewalahan. Dia meng-hire sejumlah karyawan. Karena pesanan naskah mengalir deras, sang suami yang awalnya tidak terlibat akhirnya memutuskan keluar dari pekerjaannya dan bergabung dengan sang istri.
Namun, masa keemasan tersebut tidak berlangsung lama. Karena lebih mementingkan kuantitas ketimbang kualitas, pada 2009 Indscript mulai sekarat. Banyak klien yang kecewa dengan buku-buku hasil perusahaan itu. “Kualitasnya biasa-biasa saja, jadi ya mengecewakan. Deadline penulis juga sering molor,” ujarnya. Akhirnya, pada 2010 Indscript berada di ambang kepailitan. Omzet menyusut serta utang menumpuk. Indari dan sang suami memutuskan untuk merampingkan jumlah karyawan. “Sampai mobil saya keluar masuk pegadaian. Tapi, masih kurang juga, akhirnya mobil terpaksa saya jual. Pokoknya benar-benar habis-habisan. Kehilangan klien dan harta benda,” urainya.
Yang menarik, Indari menceritakan hal tersebut tanpa merasa sedih. Bahkan sebaliknya, dia justru mampu menertawakan kebodohannya di awal berdirinya Indscript. Indari menuturkan bahwa dirinya tidak datang dari kalangan berada. Sejak SMA, dia terbiasa bekerja keras. Begitu pula waktu memasuki bangku kuliah, dia membiayai kuliahnya sendiri sampai lulus. “Bapak saya itu pekerja keras, mungkin itu yang menular pada saya. Jadi, sekalipun sudah bangkrut, saya nggak patah semangat.”
Dia lantas memutar otak, mencari cara untuk menyelamatkan bisnisnya. Perempuan yang memiliki nama lengkap Indari Mastuti Rezki Resmiyati Soleh Addy itu mencoba melakukan dua hal, yakni quantum branding dan inovasi. Caranya, Indari rajin mengikuti berbagai kompetisi kewirausahaan. Tujuannya, selain memperkenalkan bisnisnya, dia mencari tambahan dana untuk menutup utang perusahaan.

Perempuan yang memiliki nama pena Bunda Nanit itu pun berhasil menjuarai sejumlah kompetisi bisnis. Antara lain, pada 2011 menjadi finalis Kusala Swadaya, sebuah penghargaan bagi para socialpreneur. Pada awal Januari 2012 Indari berhasil menjadi pemenang II Wirausaha Muda Mandiri 2011. Pada tahun yang sama dia terpilih menjadi Perempuan Indonesia Terinspiratif Majalah Kartini. Lalu, dia meraih Kartini Award dari Surabaya Plaza Hotel dan menjadi finalis Wanita Wirausaha Femina. Yang terbaru, dia menjadi pemenang utama Sekar Womenpreneur yang diadakan majalah Sekar.

Di tengah upaya mengikuti sejumlah kompetisi, Indari masih sempat membikin komunitas penulis. Pada Mei 2010 dia membentuk komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Memanfaatkan popularitas situs jejaring sosial Facebook (FB), dia mengajak para ibu rumah tangga seperti dirinya di seluruh Indonesia untuk memaksimalkan potensi diri lewat menulis. Lewat akun grup IIDN di FB, Indari rajin membagikan tip dan trik menulis. Dia juga menggelar diskusi online serta pelatihan yang berkaitan dengan dunia tulis-menulis dan kerumahtanggaan.

Tidak dinyana, respons untuk upaya itu sangat luar biasa. Banyak ibu dari sejumlah wilayah di Indonesia, bahkan luar negeri, yang bergabung dalam IIDN. Baru sebulan dibuat, anggotanya sudah mencapai 1.000 orang. Sampai saat ini, tercatat hampir 5.500 ibu rumah tangga yang tergabung dalam IIDN. Karena anggota IIDN tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara di mancanegara, tiap wilayah memiliki seorang koordinator wilayah.
Indari sama sekali tidak menyangka bahwa IIDN bisa menjadi besar seperti sekarang. Karena itu, dia pun makin bersemangat. Bahkan, IIDN punya kurikulum pelatihan mulai Senin hingga Sabtu lengkap dengan waktu dan lama pelatihan. Lantas, bagaimana caranya memberikan pelatihan secara online melalui FB? Indari mengungkapkan bahwa para anggota IIDN yang ingin mengikuti pelatihan tinggal membuka akun grup IIDN sesuai dengan jadwal yang diinginkan. Nanti salah satu ibu yang menjadi penanggung jawab memberikan pelatihan dalam folder document. “Mereka bisa saling sharing dan bertanya di rubrik comment,” jelasnya.

Dari situ, Indari berhasil membangun kepercayaan diri para anggota IIDN. Alhasil, tidak sedikit anggota IIDN yang telah berhasil menerbitkan buku dan memublikasikan artikel di media cetak seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. Hampir setiap hari ada karya mereka yang dimuat di media. Yang mereka tulis cukup beragam. Mulai cerpen, resep masakan, cara mengoperasikan Windows terbaru, hingga opini tentang permasalahan sosial. Melalui IIDN, Indari bisa mendapatkan penulis-penulis baru yang berbakat dan bisa dirangkul dalam Indscript. Sejumlah buku karya ibu-ibu IIDN itu diterbitkan beberapa penerbit ternama. Bahkan, sebagian berhasil menjadi best seller.
Selain IIDN, Indari yang memang selalu penuh ide itu membentuk komunitas Ibu-Ibu Doyan Bisnis (IIDB). Secara garis besar, komunitas itu hampir serupa dengan IIDN. Indari menggunakan FB untuk menjaring anggota. Namun, komunitas tersebut belum sebesar IIDN. Saat ini IIBD beranggota lebih dari 500 ibu yang doyan berbisnis. “Di sini saya juga berbagi inspirasi bisnis, bagaimana cara membuat bisnis dari rumah,” ujarnya.

Berkat inovasi dan quantum branding oleh Indari, bisnis itu berhasil diselamatkannya. Kini bisa dibilang Indari sudah berhasil melalui masa sulit. Indscript masih sanggup berdiri tegak. Bahkan, para penerbit yang dulu meninggalkan Indscript mulai kembali lagi. Saat ini sudah ada 30 penerbit yang menjadi klien Indscript dengan ribuan judul buku yang telah diterbitkan. (*/oki)
*)Jawa Pos, 30 Desember 2012

http://radiobuku.com/2012/12/indari-mastuti-gabungkan-gairah-menulis-dengan-bisnis/

TKI Indonesia di KBRI Malaysia

Alhamdulillah, tuntas sudah mengajar memulai bisnis untuk TKI Indonesia di KBRI Malaysia.

Pesan saya untuk mereka, pulang ke Indonesia siapkan diri untuk berbisnis dengan baik, jangan takut masalah modal sebab sebaik-baiknya modal bukan uang, melainkan kekuatan, keterampilan, dan bakat yang kita miliki.

Pesan yang kedua adalah jangan takut rugi dalam bisnis. Bangkrut adalah episode terbaik dan pembelajaran terbaik bagi para pengusaha. Darisana langkah sempurna bisa dilakukan...

Tak lupa memberikan oleh-oleh bagi Atase Ketenagakerjaan Malaysia, sebuah buku terbaru dari Rina Dewi Lina...