"Saya tersinggung,
Bun"
Demikian ucapan Nanit suatu malam.
Dia bercerita bahwa dia tersinggung pada saya karena mengangkat guru baru dan
mengabaikannya.
"Nit,
Bunda tidak mengabaikan Nanit justru membantu Nanit menemukan guru yang akan
membuat Sekolah Gratis semakin ramai dengan ilmu. Guru baru kita udah kelas 2
SMP, sudah hafal 1 juz, dan sangat energik. Anak-anak akan belajar banyak
darinya." ujar saya menjelaskan pada Nanit.
Nanit
terdiam...
Lalu
dia mendekati saya, "Oooh aku paham, aku salah sangka, aku kita Bunda mau
menggantikan peranku sebagai guru dengan guru baru itu." sahutnya sambil
memeluk saya
"Maafkan
Nanit ya, Bun, sudah salah sangka sama Bunda."
Kejadian tadi malam membuat saya
terharu luar biasa, Nanit sudah semakin mampu menjabarkan perasaannya tanpa
sungkan.
KOMUNIKASI DUA ARAH memang
sengaja saya terapkan di rumah. Senang, marah, tersinggung, atau perasaan
apapun wajib untuk dishare langsung pada orangnya.
Bagaimana komunikasi dua arah
ini saya latih pada anak-anak?
Pertama, Saya mulai dari diri
sendiri dulu dengan selalu mengatakan perasaan saya pada anak
"Bunda sedih karena hari ini Nanit tidak menuruti Bunda..."
"Bunda sedih karena hari ini Nanit tidak menuruti Bunda..."
"Bunda lagi kecewa sama
Ammar karena Ammar tidak tepat waktu sholatnya"
Perasaan seperti ini saya share
pada anak-anak dan mereka akan berusaha menyelami perasaan saya
Kedua, Mengakhiri curhat saya dengan pelukan
"Boleh nggak Bunda dapat
pelukan untuk mengurangi kesedihan?"
Bagian pelukan ini paling saya
dan mereka sukai, perasaan menjadi lebih plong
Ketiga, Memberikan masukan pada
setiap langkah anak
"Menurut Bunda, boleh saja
sih Nanit melakukannya asal Nanit tahu alasannya dan kebaikan lebih besar daripada
negatifnya. Kalau menurut Nanit bagaimana, langkah yang akan diambil sudah pas
nggak?"
Memberikan masukan dan
memberikan pertanyaan langkah yang diambil anak artinya mengajak anak berpikir.
Keempat, Menerima saran dan
kritik anak pada saya
Seperti kemarin, dalam
perjalanan ke sebuah lokasi saya mengajak anak-anak bernyanyi sekolah gratis,
Nanit berkata, "Bunda please, jangan nyanyi terus." Hahahahaha
Dan saya sepakat ini adalah
kritik Nanit pada Bundanya yang ekspresif
Kelima, Mengatakan pada anak
bahwa ibu dan ayahnya siap mendengarkan apapun curhatnya sebagai sahabat baik
"Kalau Nanit dan Ammar mau
ngomong apapun boleeeeh banget, kasih Bunda dan Ayah kritik dan saran juga
yaaaa.."
Keenam, Setiap ada kesempatan,
saya selalu bertanya pada anak-anak
"Apakah hari ini bahagia?"
"Apakah hari ini bahagia?"
"Apakah hari ini
sedih?"
"Apa yang membuatmu
bahagia?"
"Apa yang membuatmu
sedih?"
JIKA TADI MALAM si sulung Nanit
berani mengatakan bahwa dia tersinggung, artinya dia sudah semakin terbuka dan
percaya pada Bundanya...
Selamat membangun komunikasi dua
arah ya, Bun....
No comments:
Post a Comment