Berbagilah Dengan Apa Yang Kita Miliki, Berbagi Tak Selalu Berbentuk Uang dan Barang



Kunjungan saya ke lokasi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan (bahkan garis bahagia) membuat saya semakin bertekad untuk bisa berjuang bersama.
Kedatangan saya yang terlambat karena kemacetan telah ditunggu oleh puluhan anak dan beberapa ibu di lokasi tersebut telah membuat saya haru luar biasa.
Saya mulai menyapa, mengajak ngobrol, dan mulai mengajak mereka berpendapat satu sama lain.

"Apa yang membuatmu bahagia, Nak?"
“Apa yang membuatmu sedih, Nak?"
Dua pertanyaan itu saya lempar kepada anak-anak yang hadir.

"Masalah apa yang saat ini sedang dihadapi oleh masyarakat terdekatmu, Bu?" pertanyaan ini saya berikan pada ibu-ibu.
Jawaban apa yang diberikan ibu-ibu?
1. Masyarakat tercekik RIBA
2. Anak-anak ngeLEM
3. Anak-anak kasar dalam berkomunikasi
4. Kemiskinan
5. Banyaknya anak ditinggal orangtua baik untuk bekerja atau meninggal sehingga mereka terlantar.

Dengan penuh semangat saya mengatakan pada semua ibu yang hadir untuk mulai membereskan masalah satu persatu, "Tapi kita tak bisa sendirian, kita harus bersama-sama, saya menunjuk Bi Wina untuk menjadi Ibu Asuh di wilayah ini dan kordinasi dengan saya ada di Bi Wina" ujar saya.

Saya berikan hal teknis paling sederhana untuk memulai menyayangi anak: PERHATIKAN FISIKNYA dulu:
Lihat rambutnya...
Lihat kukunya...
Lihat kebersihan badannya...
Lihat bajunya...

Minimal anak nyaman dan bersih dengan pembawaannya dulu. Hal ini saya lakukan dari basic karena melihat kondisi anak-anak yang sangat tidak terawat. Sembari saya membawa 1 koper besar baju anak.

Saya meminta ibu-ibu untuk mulai bahu membahu membantu anak mengedukasi apa itu BERSIH *sebab bersih sebagian dari iman.

Lalu, saya berpesan, "Jika ingin mengubah orang lain, maka ubahlah diri sendiri dulu. Tapi, kita bisa saling mengubah berbarengan, kita berubah lebih baik sambil mengajak orang lain untuk lebih baik."
"MULAILAH LEBIH SERING MEMELUK ANAK YA?" Saya meminta para ibu disana memperlakukan anak-anak seperti anak yang dilahirkan dari rahimnya, "anakku, anakmu, anak kita semua"

Bagaimana saya berkomunikasi dengan anak-anak pun saya contohkan dan alhamdulillah mereka terlihat semangat untuk bahu membahu.

"Jangan lupa, jangan labeli anak dengan kata-kata negatif ya? anak yang ibu bilang nakal kita mulai tegur penuh kasih sayang, rangkul mereka, dan arahkan. Kita bergerak dengan TEGURAN KASIH SAYANG. Beranilah menegur pada setiap kesalahan anak, bukan menyudutkannya." tambah saya

Pertemuan kemarin sungguh luar biasa! Pendataan masyarakat miskin, jompo, dan sudah kami lakukan, InsyaAllah INDSCRIPT akan mulai melakukan donasi ke wilayah tersebut.

Pesan terakhir saya pada para ibu, "Berbagilah dengan apa yang kita miliki, berbagi tak selalu berbentuk uang dan barang, berbagi bisa berupa TENAGA. Kita satukan kekuatan para ibu di lokasi ini."  Bismillah.

No comments:

Post a Comment