Haruskah Perempuan (kembali) Sekolah?


Alumni Sekolah Perempuan
Hari ini, meeting manajemen Sekolah Perempuan. Kami semua saling berbagi ide untuk SP lebih fantastis di tahun depan.
Fantastis bagi kami bukan berapa jumlah murid yang akan masuk ke SP tetapi apa NILAI lebih yang akan kami berikan pada setiap peserta.
Kami membahas banyak hal yang terjadi sepanjang perjalanan Sekolah Perempuan yang sudah berusia satu tahun ini, dan menjadikannya landasan untuk penyempurnaan NILAI lebih di kemudian hari.

Apa yang dilakukan jika naskah peserta tidak diACC penerbit?
Bagaimana jika naskah peserta tidak selesai?
Bagaimana agar perempuan yang notabene perempuan nyaman untuk kembali bersekolah?



Ada banyak pertanyaan yang harus kami jawab dan kemudian menjadi penyempurna program.
Namun, apapun yang sudah dijalankan di Sekolah Perempuan yang kini sudah menelurkan para penulis dari kalangan Ibu Rumah Tangga, ada satu hal yang sering saya renungkan, "apa alasan yang kuat perempuan untuk kembali bersekolah? Apa hal yang harus menjadi landasan seorang ibu rumah tangga menambah kesibukannya di rumah dengan kegiatan menulis?"


Jika berkaca pada pengalaman saya yang ingin produktif menulis karena sebagai penghasilan atau profesi, barangkali IRT yang lain tidak menjadikan ini sebagai profesi, mungkin sebagai hobi atau mengisi waktu luang saja.
Tapi, yang pasti apapun alasan perempuan kembali ke sekolah tujuan kami rasanya sama: Jika kami pintar, maka insya Allah mendidik anak pun semakin mudah dikerjakan, karena ADA ILMU yang menyertai. dan, ilmu yang didapatkan seorang penulis salah satunya dari kebiasaan MEMBACA.


1 comment: