Saya bisa memastikan bahwa seseorang itu adalah sahabat saya jika saya bersedia dengan tulus hati untuk membantunya dalam segala situasi, demikian juga sebaliknya. Sebagai sahabat, saya juga mempercayakan sebagian dari kemelut untuk dipertukarpikirankan. Jika bukan saya yang bermasalah, sahabatlah yang bermasalah. Sebagai sepasang sahabat kondisi suka dan duka menjadi peristiwa penuh sejarah bagi masing-masing pihak.
Sayang sekali, dunia semakin tumbuh dalam segala sesuatu yang bersifat individualistis, hubungan persahabatan tak bisa berjalan tanpa kepentingan-kepentingan bersifat pribadi, hati semakin kerontang digerogoti keserakahan, tingkat persaingan ‘sehat’ semakin menipis berganti kompetisi kotor dengan menghalalkan segala cara dan segala yang saya anggap menyenangkan dalam sebuah persahabatan bisa berubah menjadi sangat menyeramkan yang sewaktu-waktu menjadi jurang menjulang yang siap menjatuhkan saya.
Tapi mari kita berpikir positif, bahwa sahabat-sahabat yang kita miliki adalah sahabat yang selalu siap membantu kita, dan sebagai sahabat yang baik, kita juga harus selalu membantunya dalam segala kondisi.
Tidak menutup kemungkinan bahwa sampai saat ini kita masih juga bertanya-tanya siapakah sahabat sejati kita. Tapi, sudahlah waktu yang akan menjawab siapa sahabat sebenarnya di samping kita. Parlindungan Marpaung dalam bukunya “Setengan Isi Setengah Kosong” mencatatkan bahwa Richard Exley (2002) mengemukakan, “ Sahabat sejati adalah orang yang mau mendengar dan mengerti ketika Anda mengungkapkan perasaan Anda yang paling dalam. Ia mendukung ketika Anda berjuang. Ia menegur dengan lembut penuh kasih sayang ketika Anda melakukan kesalahan, dan ia memaafkan ketika Anda gagal. Seorang sahabat sejati melecut Anda untuk pertumbuhan pribadi, mendorong Anda memaksimalkan potensi Anda sepenuhnya. Adapun yang paling menakjubkan, ia merayakan keberhasilan Anda seolah-olah keberhasilannya sendiri.” Jadi, siapakah sahabat Anda yang telah melakukan itu? Ataukah kepada siapa Anda melakukan itu? Well, kita lihat saja nanti!
Arti Persahabatan!
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment