Banyak
kasus yang beredar tentang bagaimana orangtua "GAGAL" memahami
keinginan anak-anaknya. Akhirnya mereka harus melakukan berbagai hal sampai
kita, sebagai orangtuanya paham sianak ternyata menginginkan sesuatu.
Separah
itukah peran kita sekarang sebagai orangtua yang dititipkan Allah amanah yang
luar biasa pertanggungjawabannya?
ANAK
JUGA MEMILIKI HAK YANG SAMA DENGAN ORANG DEWASA.
Yaitu
: Hak untuk didengarkan pendapatnya...
didengarkan
suara hatinya... keinginannya...
apa
yang dia mau...
Sudah
berapa lama kita sebagai orang tua mengacuhkan suara anak?
Adakah
tidak terpikir oleh kita betapa ter-kebiri haknya oleh kita orang tuanya?
HAK
AZASI yang kita gaungkan nyatanya, kita abaikan. Bahkan pada anak sendiri!
Menurut
psikolog, berpendapat dan didengarkan bagi anak sangat penting. Karena
seringkali orangtua tidak mampu menerjemahkan bahasa anak dan malah bahkan
bersikeras menggunakan bahasa sendiri dalam mendidik anak. Padahal bahasa anak
jauh berbeda dengan bahasa orangtua.
BAHASA
ANAK, IALAH DUNIA ANAK. Disinilah dituntut “kecerdasan dan kepekaan” orangtua
untuk berkomunikasi dan pandai-pandai "mengambil" hatinya. Misalnya,
ia perlu diminta pendapatnya acara akhir minggu keluarga mau pergi kemana
walaupun usianya baru 7 tahun.
Yang
terpenting, tidak terus-menerus mengikuti maunya si anak. TETAP HARUS ADA
FILTER, mana yang berdampak positif dan negatif bagi diri si anak.
Memahami
bahasa anak, berarti MENJALIN KOMUNIKASI DUA ARAH. Dimana anak berpendapat dan
orangtua mendengarkan begitu pun sebaliknya.
Ketika
kita mendengarkan pendapat anak, secara tidak langsung MENINGKATKAN CITRA
DIRINYA MENJADI POSITIF.
Bahwa
ia diakui keberadaanya walaupun masih kecil...
Dan
ia tahu, ia seorang anak yang berharga...
Di
sisi lainnya, terbiasa mengeluarkan berpendapat akan meningkatkan rasa percaya
dirinya dalam menghadapi dan berinteraksi dengan dunia yang lebih luas.
Didikan
orang tua adalah penentu keberhasilan anak di masa depan.
No comments:
Post a Comment