MALU SAMA ALLAH, NAK (Bagaimana membangkitkan rasa malu pada anak jika tidak melakukan kewajiban)



Ada satu kata yang sering saya gunakan pada anak-anak untuk menggali kesadaran mereka beribadah dan melakukan tindakan baik.

Mengganti kata TAKUT menjadi MALU
"De Ammar, bagaimana tadi sholatnya? tartil nggak?" tanya saya
"Aku agak nggak tartil, Bun" sahutnya
"Kenapa? nggak mau ketinggalan mainkah?" tanya saya
Ammar mengangguk, "Jangan sayang, malu sama Allah kalau nggak tartil, Allah sudah kasih banyak sama kita. Masa kita nggak kasih konsentrasi, padahal cuman 5-10 meniiit saja" sahut saya
Ammar mengangguk, "InsyaAllah bakal lebih tartil, malu sama Allah."

LALU....
Bangunin Nanit sholat subuh
"Nit, bangun, sholat dulu, malu sama Allah, udah nungguin dari tadi"
Nanit langsung loncat dari tempat tidur

LALU....
“Ammar tidak baik membuat teman menangis, malu sama Allah yang menciptakannya." Ammar pun mengangguk

Kata MALU menjadi lebih ampuh bagi saya untuk saya sampaikan pada anak-anak di rumah
Mungkin saja, saya dan Anda berbeda cara, tapi tak ada salahnya kita sebagai ibu SALING BERBAGI CARA

BERBAGI CARA mendidik buah hati dengan sesama ibu Insya Allah akan memunculkan sikap-sikap positif dan saling membangun.  Membuat kita semakin terpacu untuk lebih kreatif dalam mendidik anak dan terus berusaha memperbaiki diri dari hari ke hari.  Bismillah.

SEANDAINYA SOCIAL MEDIA DITIADAKAN (Apakah social media tidak ada, kiamat buat kita? Sebaiknya tidak!)



Seandainya social media ditiadakan....
Mungkin kita akan sedikit mundur ke belakang
Sebab adanya social media adalah kemajuan bagi kita

Dari yang biasa ketemu fisik, bisa shilaturahmi secara online
Dari yang jualan di warung, bisa lebih luas jualan di online
Dari yang ketemu setahun sekali, bisa mengobrol tiap hari
Dari yang lebaran mengirimkan kartu ke pos satu persatu ke setiap rumah, jadi bisa mengirimkan satu kartu online ke ratusan alamat online
Dari yang cari teman musti datang ke acara arisan, gathering, pertemuan yang ramai, sekarang tinggal join di socmed dan add teman baru, puluhan teman baru setiap hari *aaah indahnya
Dari pola belajar duduk di kelas, sekarang berubah di depan layar gadget dan komputer: google, youtube, facebook memberikan banyak ilmu
Dari ibu-ibu yang bingung mau dapat penghasilan darimana tanpa ke luar rumah, berubah menjadi euforia online shop yang luar biasa memberikan efek positif perekonomian keluarga

MESKI perkembangan positif dibarengi perkembangan negatif juga
Dari online, kemarahan mempengaruhi ketentraman
Dari online, semua orang bebas menghina orang yang dia mau
Dari online, HOAX membuat kericuhan
Dengan online, anak-anak terpapar pornografi

Dengan adanya online, akun-akun tak bertanggungjawab menjerat remaja dalam kemaksiatan
Dengan adanya online, orang "cerdas" menipu disana-disini
Dengan online, agama dihina *Naudzubillah
Adanya online, perselingkuhan dipermudah *mengerikan
Online memintarkan, memanjakan, memabukkan, menjerumuskan, membakar, dan banyak hal lain, TINGGAL KITA YANG CERDAS MAU MENGGUNAKAN KE ARAH MANA.
Ketika ada kabar telegram akan diblokir, menyusul FB dan youtube, MUNGKIN kita akan mundur ke belakang
Ada yang menjadi TIDAK MUDAH
TAPI, bisa jadi ada yang menjadi LEBIH SEHAT
Ada negatif dan positif yang akan terjadi
Sebagian anak-anak yang sudah 'terpapar virus negatif' akan tertutup akses menonton pornografi TAPI ibu-ibu kehilangan akses mencari pelanggan lebih banyak
Sebagian remaja akan tertutup akses eksistensi yang salah TAPI kaum intelektual kehilangan pola cepat menyampaikan ilmunya

Ada banyak positif
Ada banyak negatif
Keduanya jelas merasa rugi:
Yang menggunakan social media untuk hal POSITIF akan kehilangan sisi positifnya
Yang menggunakan social media untuk hal negatif akan sakaw karena candunya

TAPI, alih-alih mengutuk pemerintahan yang saya tidak paham pertimbangan apa saja sehingga menutup social media. Mari, kita mulai mencari plan B, C, D, E, dan Z sehingga kita bisa tetap:
- Mencari ilmu
- Jualan
- Bershilaturahmi
dan hal POSITIF lainnya

BISA JADI, ditutupnya social media membuat kita makin kreatif berpikir bagaimana menyebarkan ilmu:
1. Makin aktif menulis buku dibandingkan scrolling beranda orang
2. Makin aktif baca Qur'an dibandingkan memegang HP
. Makin harmonis dengan pasangan karena tak terpapar berita sang mantan
4. Makin perhatian sama anak karena tidak disibukkan online shop yang ramai

BISA JADI!
TAPI BISA JADI, kita mundur ke belakang, seperti dunia selebar daun kelor doang atau seperti katak dalam tempurung.
Ada BERBAGAI KEMUNGKINAN TERJADI tetapi kemungkinan baik dan buruk setiap oranglah penentunya.
Semoga Allah memberi jalan terbaik untuk kita semua
MARI TERUS BERJUANG!
Salam Pejuang Online

JADI PRODUSEN ITU TERNYATA... (Ketika produsen pemula terus mencari cara)



Memutuskan untuk memasukkan bisnis FASHION dalam satu bisnis yang akan saya jalankan selanjutnya, bukanlah tanpa alasan. 

Kenapa tidak memilih tas?
Kenapa tidak memilih baju?
Kenapa tidak memilih sepatu?
Atau produk lain yang sekarang lagi booming

MALAH saya memilih menjadi produsen HANDSOCK? awalnya karena kebutuhan diri sendiri akan handsock, lalu merasa bikin handsock lebih mudah dibandingkan semua produk yang saya sebutkan diatas.

TERNYATA....
Hahahaa, tidak juga!
Sebelum memulai masuk ke bisnis ini, yang saya tambah dulu ilmunya.
Dengan serius saya belajar dua kali dalam seminggu, investasi yang tidak sedikit untuk ilmu di dunia fashion, dan komitmen mengalokasikan konsentrasi di saat orang lain liburan di wiken, saya malah belajar 

Apa yang saya sangka jadi produsen handsock itu mudah, aaaah ternyata itu karena saya mengecilkan kain mungil di tangan itu. SETELAH dapat ilmunya, saya merasa kosong melompong isi kepala 

SAYA TAK TAHU APA-APA DI DUNIA FASHION! ihiks
Saya serius belajar dan makin tak tahu apa-apa.TAPI, saya makin semangat untuk PRAKTIK dari setiap ilmu yang diajarkan.

Di hari pertama masuk kelas, saya ujicoba membuat handsock dengan mengorbankan 5 pasang kaos kaki wkwkwk

Hasilnya? Yes sure so bad!
Bukan Indari kalau nggak pede, hari kedua belajar saya memutuskan nama brand In-Black, membuat fanpage, dan terus melakukan uji jahit.

"Saya serius Ay, membuat bisnis ini" ujar saya
Suami melihat kesungguhan saya, dan memberi saya uang 2 juta rupiah untuk uji jahit pertama.
Dia berikan uang dua juta itu sebagai MODAL AWAL padahal buat dibakar di ujicoba
Setiap ilmu saya pakai ujicoba, ide muncul dimana-mana, saya tangkap dan saya jadikan ide membuat handsock.
Entah sudah berapa banyak handsock saya hasilkan, entah sudah berapa banyak packing saya beli, entah sudah berapa banyak yang gagal, dan SAYA TAK MENYERAH!

Semakin kesini semakin terlihat kepremium-an In Black, bahkan guru fashion saya mengatakan, "Belum ada di Indonesia yang benar-benar serius hanya fokus di handsock apalagi premium, kelak kamu ikut kegiatan di Indonesia Fashion Week juga, bakal jadi the first"

MIMPI saya sudah menjalar kemana-mana dan terus melakukan ujicoba, makin lama makin haus untuk mempelajari dan expert di bidang ini.

Sepulang belajar kelas fashion, suami saya mengatakan, "Kemungkinan kita akan rekrut orang ahli yang mengurus produksinya, sekaligus QC untuk mengurus In-Black, saya sudah ketemu orangnya dan akan bertemu kembali sekarang. Apakah kamu setuju?" oalaaaaa, produsen pemula akan dibantu yang ahli dalam produksi tentu sangat menyenangkan 

"Beliau sudah terlink dengan konveksi beberapa merk besar di Indonesia, tinggal jalan saja." sambung suami

Aaaaah, produsen pemula merasa terbang ke udara. SAAT TERUS MENCARI CARA semua pintu TERBUKA...

Jadi produsen pemula, mungkin akan mengalami banyak gagal di awal, tapi akan menghasilkan produk yang sempurna saat diluncurkan di pasar. APALAGI, sudah ada 53 calon marketer bergabung dengan In-Black hari ini.

Bismillah, In-Black akan menyusul IndScript untuk memasuki pasar Indonesia, bismillah

Terimakasih suamiku Ayah Deky Tasdikin untuk supportnya pada istrimu yang selalu meloncat-loncat idenya hehehe