Talk not wasted affection, affection never wasted. If it enrich not the hearth of another, its waters returning. (Wardswoth Longefellow)
Adakah kasih sayang terbuang percuma?Kasih sayang tidak pernah terbuang percuma. Jika kasih sayang tidak memperkaya diri orang lain, ia akan kembali.
Kita semua butuh kasih sayang untuk mempertahankan sifat-sifat kemanusiaan kita. Jadi, saya selalu saja keheranan ketika ada orang yang memperlakukan orang lain dengan tidak ada sentuhan kasih sayang. Kasih sayang secara sederhana saya katakan sebagai hati. Ya, hati, semua segi kehidupan butuh hati. Bergaul butuh hati, belajar butuh hati, bercinta butuh hati, bahkan bekerja pun butuh hati.
Kenapa bekerja butuh hati? Karena dalam bekerja kita bergabung dengan manusia-manusia lain yang tidak bisa kita samakan dengan robot non perasaan. Mereka hidup dan sama seperti kita butuh sentuhan hati.
Minggu yang lalu, saya makan siang dengan beberapa sahabat yang memiliki pekerjaan berbeda-beda. Dua orang diantaranya memiliki posisi lumayan di perusahaan dan banyak berhubungan dengan bawahan. Kiat sukses mereka memperlakukan bawahan adalah dengan menggunakan hati. Karena bekerja bukan hanya mendapatkan uang melainkan juga ibadah. Ketika sentuhan hati digunakan ada dua manfaat yang akhirnya mereka dapatkan. Pertama, rasa kebersamaan di antara seluruh karyawan untuk membangun perusahaan. Kedua, kenyamanan yang tercipta pada lingkungan kerja.
Namun jikalau, setelah kita menggunakan hati dan tidak membuat efek positif bagi orang lain maka efek positif akan kembali pada diri kita. Kita akan semakin kaya akan hati. Dan bersyukurlah ketika seluruh rongga diri dipenuhi dengan hati karena itu bisa dijadikan modal untuk berjalan wajar dalam kondisi apa pun.
(Yogyakarta, 9 Oktober 2005)
Kasih Sayang
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment