MIMPI yang kian nyata..!Insya Allah…


Kelak semua orang yang berusaha menggapai mimpinya akan terperanjat dengan kenyataan yang didapatnya!
Wow…seringkali akuketika pada kenyataan aku telah meraih mimpi justru aku merasa itu mimpi. Ya Allah, betapa cepat mimpi dan doa itu terkabulkan, betapa cepat usaha dan proses pencapaiaan itu menghasilkan. Subhanallah, Alhamdulillah, sungguh aku terperanjat di buatnya!
Satu per satu barisan keinginan yang kusebut mimpi itu menunjukkan wujudnya dan aku sudah menggenggamnya aku bahkan seperti bermimpi. Luar biasa, Allah bertindak sungguh cepat!
Satu lagi mimpi itu akan menjadi nyata dan segala sesuatu yang menyata itu adalah hasil dari KEYAKINAN dan tindakan yang kulakukan terus menerus.Tapi semua terasa fantastis!!Ya Allah, terima kasih.
Aku percaya semua mimpi setiap orang akan bisa diraih dengan satu syarat YAKIN!

Untuk sahabatku, Ekky yang membantuku mewujudkan mimpi. Thanks untuk segala informasi pentingnya.We will be a good team. Insya Allah.

Jakarta, 7 Oktober 2006

Waktu yang MENYEMBUHKAN!


Seiring dengan waktu –jika kita mengijinkan diri kita- apa yang dinamakan masalalu menyakitkan itu bukanlagi sesuatu yang menyedihkan.
Waktu menyembuhkan luka dengan bantuan dan dorongan dari diri kita.
KAdang justru kita menyesali kenapa mesti menangis meraung jika kelak peristiwa pahit itu bisa dilupakan? Kenapa harus menyesali keadaan ketika dari sana kita bisa belajar?
Waktu akan menyembuhkan semua kesedihan, waktu membawa kita pada puncak kebahagiaan dan waktu mewujudkan doa kita yang paling dalam. Tapi semuanya jika DIRI KITA MENGIJINKANNYA dan kitalah yang memberi ijinnya.

Jakarta, 7 Oktober 2006

Ketika BERJUANG bukan hanya di medan perang!


Pahlawan kita rela mengorbankan nyawanya untuk membela bangsa dan merebut kemerdekaan. Mereka berjuang hingga titik darah penghabisan melawan pasukan licik yang mencoba mengambil harta bangsa kita yaitu kebebasan dan tanah air. Bukan main, akhirnya kita menang dan proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus'45. Kita menang!!! Alhamdulillah.
Sekarang tidak ada penjajahan secara fisik lagi tapi perang hati semakin memuncak. Tidak perlu jauh-jauh mencari apa itu perang hati sebab begitu banyak kekejaman secara mental yang kini hadir di sekitar kita. Lihatlah pada diri kita sendiri! Ya Allah, betapa kita harus berperang dan berjuang dengan diri, hati, keinginan, persepsi hidup, bahkan hal kecil lainnya.
Hal kecil? Ya, bahkan kita harus berjuang untuk tetap mempertahankan memandang hal kecil yang sekonyong-konyongnya datang dengan cara pandang yang positif apalagi jika hal besar datang memborbardir ketahanan diri.
Berjuang untuk mempertahankan apa yang kita anggap benar dan melawan apa yang kita anggap salah, di hati kita.
Kita tidak sedang mebicarakan orang lain, tapi kita membicarakan diri kita sendiri. Ternyata kita dulu, kini dan sampai kapan pun adalah pejuang. Ya, pejuang untuk melawan cara pandang negative dan mempertahankan cara pandang yang positif!

Jakarta, 7 Oktober 2006

Pilihan BATIN!


Sekarang aku mencoba hidup dengan pilihan BATIN yang nyaman.
Ketika ada sesuatu yang kurang, batinku mengatakan 'Kurang sedikit tidak apa-apa, toh ada hal lain yang lebih'
Ketika ada sesuatu yang gagal, batinku mengatakan 'Gagal bukan masalah, masih ada kesempatan lain untuk jadi pemenang!'
Ketika ada yang membuatku sedih, batinku mengatakan 'Kenapa harus sedih bukankah banyak hal yang membuatmu bahagia, misalnya sahabat yang mencintaimu apa adanya?'
Ketika aku melakukan kesalahan, batinku mengatakan, ' Salah itu karena kita manusia biasa, yang penting adalah bagaimana memperbaikinya.'
Ya, Pilihan batinku adalah tidak mengutuk keadaan dan menerima segala sesuatu dari kacamata yang positif. Sanggupkah aku? Aku belajar untuk melakukannya. Semoga.

Jakarta, 6 Oktober 2006

TINGGALKAN dan kamu akan BAIK-BAIK saja!


Sore kemarin seorang sahabat menelpon, seperti yang biasa yang dilakukan perempuan selayaknya sebagai sahabat, dia 'curhat' tentang kekalutan hatinya mengenai CINTA.
Sekali lagi, Cinta kerapkali membuat hati berkecamuk tak menentu. Tidak hanya dia, aku, bahkan kita semua. Semua merasa sakit ketika orang yang kita cinta memperlakukan kita dengan tidak adil. Tapi tidak adil seperti apa? Apakah tidak adil itu menurut kacamata kita sendiri? Harapan yang kita lambungkan sendiri? Tuntutan berlebihan pada pasangan kita sendiri?
Uuuugh, beberapa kali mengalami sakit dan gagal. Aku mulai belajar akan satu hal.KITA TAK BISA BERHARAP ORANG LAIN MENJADI SEPERTI YANG KITA HARAPKAN! Sebab dia adalah individu yang memiliki kebebasan seperti halnya kita.
Jadi, aku mengatakan kepada sahabatku dan juga –sekali lagi- kepada diriku sendiri, jika dia memang tidak seperti yang kamu harapkan tidak perlu merasa sakit hati. Jika kita mau menerima perbedaan maka tetaplah berjalan bersama, namun jika tidak,jangan memaksakan dia menjadi apa yang kita inginkan, PERGILAH dan TINGGALKAN! Biarkan setiap orang bebas menjadi apa yang dimauinya. Biarkan kita semua bahagia dengan pilihan yang kita inginkan!
Sahabatku, TINGGALKAN saja dia jika kamu merasa terluka, waktu akan membuatmu BAIK-BAIK saja!

Untuk Vie, sahabatku yang cantik!

Jakarta, 6 Oktober 2006

Potret Jiwa

Huuum, tentu kita akan sangat bangga dengan foto-foto diri kita yang indah. Berfoto dengan baju berwarna cerah dan senyum yang menawan atau tertawa lepas membuat foto kita menjadi sangat indah. Kita berharap semua foto yang diambil menjadi kebanggaan. Tapi, ternyata tidak semua sisi yang diambil menunjukkan keindahan. Misalnya saja ketika foto kita diambil tanpa sengaja oleh seorang fotografer saat sedang menghadiri sebuah pertemuan. Uuugh, sontak kita akan langsung membeli foto-foto jelek itu agar tidak ada seorangpun melihatnya. Kita berharap sengaja atau tidak sengaja foto yang diambil selalu indah. Padahal…
Padahal begitulah juga jiwa, bukan hanya foto fisik yang harus selalu indah tapi jiwa pun harus memiliki foto-foto yang indah. Kelak Foto-foto itulah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Jika kita bisa menyembunyikan foto-foto diri kita yang tidak bagus tapi foto-foto jiwa kita tidak dapat disembunyikan dari Tuhan.
Ya Allah, semoga dalam keadaan sengaja dan tidak sengaja foto jiwa itu selalu tampak indah. Amin

Jakarta, 6 Oktober 2006

Berbahagia Untuknya…PASTI!

Bagaimana jika seandainya orang yang masih sangat kamu cintai akan menikah dengan orang lain? Barangkali hati kita akan berkeping-keping adanya. Tapi, mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatku bahwa DIA, seseorang yang sangat aku cintai hingga kini akan menikah. Aku merasa berbahagia!
Berbahagia untuknya sebab aku menyadari aku tidak mungkin dapat membahagiakannya seperti perempuan yang akan dinikahinya dan dia berhak mendapatkan kebahagiaan sebab aku telah telah banyak melakukan kesalahan padanya.
Tentu, jika waktu dapat diulang kembali aku akan memanfaatkan kebersamaan dengan sebaik yang aku bisa. Tapi semua telah terlambat, kini, buatku kebahagiaannya jauh lebih berharga.
Bagaimana dengan rasa cintaku? CIntaku akan tetap terukir indah dalam hati sebagai bagian kenangan manis yang tidak mungkin bisa dilupakan.
Cinta itu masih ada di sini, di hatiku. Tapi, sekali lagi. Aku berbahagia untuknya!!

Jakarta, 6 September 2006

Sehat vs Sakit

Sobat, tahu nggak sih kalau kamu mengukur rezekimu itu dari nominal doang maka kamu salah besar sebab rezeki itu bisa macem-macem bentuknya. Misalnya aja, ketika kamu lagi jalan kaki tiba-tiba ujan deres terus ada seorang yang nggak kamu kenal nawarin kamu berpayung bersama. Itu juga rezeki! Apalagi kalo yang ngajak orangnya manis hehehe…

Tapi sakit juga bisa jadi rezeki buatmu jika kamu melihatnya dalam kacamata yang positif, negatifnya sih kamu nggak bisa ngapa-ngapain..hehe..Kenapa positif? Konon Allah bisa meringankan dosa kita dengan sakit. Tapi, bukan berarti kamu pengen ngehapusin dosamu yang ngejubel dengan membuat dirimu sakit ya? Sakit itu jangan di sengaja dong. Sakit pan nggak enak! Tapi ketika kita sudah berikhtiar menjauhi hal-hal yang bisa membuat kita sakit dan tetep dapet sakit, maka beruntunglah karena Allah sudah menyanyangi kita dengan caraNya sendiri.

Sehat dan sakit merupakan rezeki. Maka pergunakan keduanya dengan baik. Ketika kamu sehat lakukanlah banyak hal bermanfaat dan biarkan sehatmu menjadi salah satu jalan menuju impian bersamaNya. Namun ketika kamu sakit, jangan menghabiskan waktu hanya untuk berkeluh saja, nikmati sakitmu dengan penuh keyakinan bahwa apapun yang kamu alami semata-mata adalah bentuk cinta Allah padamu dan biarkan sakitmu menjadi ladang amal untuk mendekat padaNya.

Saat sakit, kamu bisa memperbanyak ibadah dengan sholat dan berzikir sebagai ganti di kala sehat. Ayo jujur, kalo kamu lage sehat suka bersibuk-sibuk ria and sering lelet ma ibadah? Hehehe. Makanya akan lebih bagus lagi kalo ketika sehat pun kamu selalu beribadah dengan baik. Amin.

Jakarta, 4 September 2006

Baik vs Buruk

Seberapa banyak kamu sudah berbuat baik? Dan seberapa banyakkah perbuatan burukmu? Iiikh, nyadar nggak sih kalau kebaikan dan keburukan yang kita lakukan itu akan balik ke diri kita sendiri.
Orang lain bakalan memperlakukan kita persis seperti kita memperlakukan orang lain. Ketika kita berbuat baik maka itu akan menjadi kebaikan untuk diri kita sendiri. Demikian juga kelak keburukan yang kita lakukan akan di’hadiah’kan kembali kepada kita.
Memang sih nggak semua kebaikan dan keburukan itu akan dikembalikan secara ‘instant’ tapi adanya balasan menjadi janji Allah untuk hambaNya kelak.
Terlebih lagi ada dua malaikat yang selalu mencatat tindakan yang kita lakukan. Di akhir hayat kelak, pencatatan itu jadi tabungan kita. Mana yang lebih banyak tabungannya? Kebaikan atau keburukan!
Tapi, jangan takut dengan keburukan yang pernah kamu lakukan. Percaya nggak sih, Allah kita itu Maha Pemaaf dan sungguh Maha Baik. Beda dong ama kita yang seringkali mendendam hehehe. Makanya selagi pintu Maaf Allah itu terbuka untuk kita, segeralah meminta maafNya dengan tulus, dengan catatan jangan diulangi lagi duuung!
Jangan anget-anget tahi ayam atau pedes-pedes makan sambel alias sebentar minta maaf sebentar bikin salah lagi. Pokoknya sekali udah tahu itu salah or bikin catatan keburukan kamu tambah berat, langsung buang ke tong sampah aja tuh tabiat! J
Pokoknya kamu percaya aja kalo sekecil apapun kebaikan dan keburukan kita pasti DICATAT malaikat. So, Don’t worry be a GOOD people! Yiippppiiiii!!!

Jakarta, 4 September 2006

Cantik vs Jelek

Apa? Kamu mengatakan diri kamu jelek! Oooh, kayaknya nggak deh, bukankah setiap manusia itu INDAH dan UNIK seperti janji Allah. Bukankah kecantikan itu bukan hanya ditampilkan melalui fisik tapi lebih kepada hati. Sekarang coba kamu ambil cermin besar dan hadapkan ke arahmu.
Lihat, ada siapa di sana? Ooow, di sana ada remaja memiliki senyum yang merekah dan membuat siapapun terpesona, senyum itu berasal dari hati yang paling tulus. Kamu nggak perlu memoles bibirmu dengan gincu berwarna pink sebab bibirmu sering lembab terbasuh wudhu dan menjadi indah. Subhanallah, betapa beruntungnya dirimu!
Bayangkan saja, di luar saja ada si pemilik kecantikan yang kerepotan mempertahankan kecantikan dengan membeli produk-produk mahal yang nguras uang saku. Si Cantik yang udah terlahir dengan kesempurnaan fisik justru lupa untuk memoles kecantikan hatinya. Makanya jangan heran kalau ada si cantik yang bikin ngiler pas di ajak ngomong tulalit tulalit..sebab di benaknya hanya berpikir bagaimana mempertahankan cantiknya dan lupa memoles kecantikan jiwanya, yang –padahal- jika jiwanya ikutan dipoles justru itu yang bikin cantiknya makin berkilau.
Kecantikan itu nggak bakalan bertahan lama. Ketika kita menua maka kecantikan lahiriah itu akan terkisis perlahan, tapi bayangkan ketika kecantikan di dalam alias inner beauty kita yang main di kenyataan maka semakin tua semakin cantiklah diri kita. Otak kita yang dipercantik akan membuat kepintaran kita semakin kentara, rohani yang dipercantik akan membuat diri semakin bijaksana. Luar biasa memang Allah menciptakan setiap manusia selalu dengan titik uniknya dan keunikan itu bisa diberdayakan dalam banyak hal serta penuh manfaat.

Jakarta, 4 September 2006