Apa? Kamu mengatakan diri kamu jelek! Oooh, kayaknya nggak deh, bukankah setiap manusia itu INDAH dan UNIK seperti janji Allah. Bukankah kecantikan itu bukan hanya ditampilkan melalui fisik tapi lebih kepada hati. Sekarang coba kamu ambil cermin besar dan hadapkan ke arahmu.
Lihat, ada siapa di sana? Ooow, di sana ada remaja memiliki senyum yang merekah dan membuat siapapun terpesona, senyum itu berasal dari hati yang paling tulus. Kamu nggak perlu memoles bibirmu dengan gincu berwarna pink sebab bibirmu sering lembab terbasuh wudhu dan menjadi indah. Subhanallah, betapa beruntungnya dirimu!
Bayangkan saja, di luar saja ada si pemilik kecantikan yang kerepotan mempertahankan kecantikan dengan membeli produk-produk mahal yang nguras uang saku. Si Cantik yang udah terlahir dengan kesempurnaan fisik justru lupa untuk memoles kecantikan hatinya. Makanya jangan heran kalau ada si cantik yang bikin ngiler pas di ajak ngomong tulalit tulalit..sebab di benaknya hanya berpikir bagaimana mempertahankan cantiknya dan lupa memoles kecantikan jiwanya, yang –padahal- jika jiwanya ikutan dipoles justru itu yang bikin cantiknya makin berkilau.
Kecantikan itu nggak bakalan bertahan lama. Ketika kita menua maka kecantikan lahiriah itu akan terkisis perlahan, tapi bayangkan ketika kecantikan di dalam alias inner beauty kita yang main di kenyataan maka semakin tua semakin cantiklah diri kita. Otak kita yang dipercantik akan membuat kepintaran kita semakin kentara, rohani yang dipercantik akan membuat diri semakin bijaksana. Luar biasa memang Allah menciptakan setiap manusia selalu dengan titik uniknya dan keunikan itu bisa diberdayakan dalam banyak hal serta penuh manfaat.
Jakarta, 4 September 2006
Cantik vs Jelek
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment