TERNYATA, bully tidak hanya
datang dari luar lingkungan anak. Bahkan orang terdekat bisa melakukannya.
Siapakah mereka? KITA, iya, kita orangtuanya...
Tidak sadar karena gemes kita
bilang:
Si pipi tembeeeeem, muaaach
Si hidung mungiiiiil
Si kepala botaaaak
Tidak sadar karena marah kita
mengatakan:
Dasar lelet, gitu aja nggak
bisa!
Dasar cengeng, gitu aja nangis!
Dasar bodoh, masa ranking satu
dari belakang sih, memalukan!
Tidak sadar kita melakukan
hal-hal yang MENGECILKAN anak, si bintang kehidupan kita.
TADI MALAM, saya melihat
tayangan seorang ibu yang memiliki anak disable. Tiga tahun pertama di karuniai
anak disabilitas bukan sesuatu yang mudah, si ibu memilih depresi, diam di
rumah terus, tidak mau mengenalkan anak pada semua orang.
BERUNTUNG, si anak memiliki
pengasuh yang penuh cinta, selama 3 tahun dia dikenalkan ke banyak orang oleh
pengasuhnya, belajar banyak hal, bermain, jalan-jalan dengan sang pengasuh.
Lambat laun sang ibu menerima
kekurangan anak dan mulai mendampinginya.
DAN, seperti yang sudah saya
share SEMUA ANAK ADALAH BINTANG itu adalah BENAR: anak disabilitas itu telah
menjelma menjadi PIANIS CILIK BERSUARA EMAS.
Ibu dan Bapak, semua anak punya
potensi untuk berkembang lebih hebat JANGAN padamkan karena satu kekurangannya.
Dampingi...
Peluk...
Kuatkan....
Motivasi tanpa henti…
Peluk...
Kuatkan....
Motivasi tanpa henti…
HAL TERBERAT bagi anak adalah
adalah DIBULLY DENGAN MEMBANDINGKAN...
Si anu mah masih kecil juga juara, kamu mah....
Si anu mah masih kecil juga juara, kamu mah....
Please kayak si ini, rajin nggak
kayak kamu pemalas...
Bla - bla - bla....
Ibu dan Bapak, berhenti membully
anak baik secara sadar atau tidak, satu KATA NEGATIF akan merusak jutaan syaraf
anak
Berikut ini saya share tips
POSITIF menghadapi anak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya:
Pertama, KETIKA ANAK DIRASA NAKAL, maka diamlah sejenak. Tanyakan pada diri kita:
Siapa yang telah membuatnya seperti ini?
Apa ada yang salah dengan yang
kita lakukan sehingga anak meniru?
INTROSPEKSI DIRI dulu sebagai
orangtua
Kedua, KETIKA ANAK DIRASA BODOH, maka stop mencapnya
bodoh secara langsung. Oke kita merasa dan simpan rapat, lalu tanyakan dalam
hati
Sudahkah mendampinginya belajar?
Sudahkah mendampinginya belajar?
Apakah kita tahu kesulitan anak
belajar di bagian mana?
Ketiga, KETIKA MERASA ANAK TIDAK
ISTIMEWA. Buka mindset bahwa anak dilahirkan dalam paket lengkap: kurang dan
lebihnya. Tugas kita adalah menggali kelebihannya dan meminimalisir
kekurangannya BUKAN membullynya. Anak adalah BINTANG!
Keempat, JADILAH SAHABAT ANAK
bukan menjadi orangtua yang merasa anak harus mengikuti titah kita. Anak juga
manusia seperti kita, punya keinginan, punya kesempatan, dan punya harapan.
Semoga kita semua dikarunia
kebijakan dalam menemani tumbuh kembang anak, Bismillah.
No comments:
Post a Comment