Berdiskusi
bersama Nanit dan Ammar adalah aktivitas rutin kami setiap hari. Ada saja diskusi menarik yang terjadi setiap
harinya.
Seperti suatu hari Nanit saya wawancara di kelas online dalam pembahasan IBU dan ANAK MENULIS.
"Nanit,
apa yang harus dilakukan seorang Ibu agar anaknya bisa menulis?" tanya
saya
Dia dengan kalem menjawab, "Ibu harus mendukung apa yang dilakukan anak sehingga mereka bisa berkembang"
Dia dengan kalem menjawab, "Ibu harus mendukung apa yang dilakukan anak sehingga mereka bisa berkembang"
Aduuh
aduh, jawaban ketuaan.
Lain lagi cerita tentang Ammar.
Setiap anak meminta apapun, saya
dan suami selalu mengatakan, "Berdoa sama Allah semoga Allah ngasih"
Mungkin itu sangat mengena di
hati si bungsu, Ammar.
Menjelang tidur dia mengatakan
banyak keinginan yang ingin dicapai
"Tapi, Ammar terus minta sama Allah, karena semua yang Bunda dan Ayah miliki juga punya Allah. Allah yang kasih buat kita, jadi Ammar minta saja sama Allah apa yang Ammar mau."
"Tapi, Ammar terus minta sama Allah, karena semua yang Bunda dan Ayah miliki juga punya Allah. Allah yang kasih buat kita, jadi Ammar minta saja sama Allah apa yang Ammar mau."
Dada
saya berdesir kencang...
Seolah
kembali mengingatkan diri dan hati ini mengenai APAPUN YANG INGIN DICAPAI ADA
ALLAH YANG AKAN MEWUJUDKANNYA.
Hanya
Allah...
Cukup
Allah...
Minta
sama Allah...
Bahkan jika tidak tercapai pun, Allah pasti punya alasan.
Nanit dan Ammar memang kami
ajari untuk selalu berserah pada Allah.
Mencintai Allah dan Rasulullah dengan sepenuh hati.
Tadi malam bersama teman-teman
Nanit, saya menonton kisah detik-detik akhir Rasulullah.
Saya menangis tersedu-sedu melihat filmnya, air mata mengalir deras mengikuti kisah tersebut. Tangisan yang awalnya diam-diam berubah menjadi isakan, akhirnya anak-anak menatap saya sambil saling colek.
Saya menangis tersedu-sedu melihat filmnya, air mata mengalir deras mengikuti kisah tersebut. Tangisan yang awalnya diam-diam berubah menjadi isakan, akhirnya anak-anak menatap saya sambil saling colek.
Setelah anak-anak pulang, saya
kembali melanjutkan film dengan Nanit, Ammar, dan Ayahnya. Airmata tetap tumpah
tak terbendung, saya rindu Rasulullah.
Selesai
menonton kami bergegas tidur...
"Apa
yang membuat Bunda menangis?" tanya Nanit.
"Tentang
kecintaan Rasul pada umatnya dan pesan-pesan beliau mengenai menjaga sholat dan
menyayangi orang yang lemah. Tidak ada seorangpun memiliki jiwa penuh cinta
seperti beliau. Bunda umat yang tidak sempurna menjalankan pesan itu."
saya masih menangis
"Bun, maaf ya aku tidak menangis, sungguh aku belum paham tentang hal ini" ujar Nanit sambil memeluk saya.
"Bun, maaf ya aku tidak menangis, sungguh aku belum paham tentang hal ini" ujar Nanit sambil memeluk saya.
Ah
iya, anakku, tekad Bunda dan Ayah, engkau dan seluruh saudaramu akan menjadi
orang-orang pecinta Rasul dan meneruskan sunah-sunahnya...
No comments:
Post a Comment