Usul Ayah memasukkan kelas
"merawat barang sendiri" ditolak oleh Nanit.
Dia mengatakan, "Aku saja
belum bener merawat barang sendiri, harus belajar lagi, aku nggak mau mengajar
yang aku nggak bener mengerjakannya"
Hmmm…Aku Tidak Mengajar yang Aku
Tidak Mengerjakannya....Bu guru Nanit makin bijak saja
sepertinya.
Di
lain kesempatan, saat sahur, saya dan anak-anak diskusi mengenai kegiatan
berbagi di Indscript dan Sekolah Gratis.
"Rasa syukur terbesar adalah
kita bisa bermanfaat bagi orang sekitar kita, Nit" ujar saya.
"Kegiatan berbagi ini harus
diteruskan oleh Nanit dan Ammar, ya?" lanjut saya.
Nanit
kemudian menjawab, "TIDAK!"
Saya
terkejut dengan jawabannya, terdiam dan menghela nafas.
"Kenapa
tidak?" saya mendekati Nanit sambil bertanya dengan lembut.
"Tentu
Nanit TIDAK MENOLAK, Bun. Apa yang sudah dilakukan oleh Bunda dan Ayah akan
kami lanjutkan, kami, saya dan Ammar akan jadi generasi penerus langkah
orangtua kami." sahut Nanit.
Saya menghela nafas lega. "Apakah TERBEBANI memiliki SEKOLAH GRATIS?"
tanya saya pada Nanit dan dia menjawab, "sama sekali tidak!"
Alhamdulillah...
"Bunda berterimakasih sama Nanit karena ide Nanit mendirikan Sekolah Gratis sangat bermanfaat untuk anak-anak" ujar saya, Nanit mengangguk pelan.
"Apa yang Bunda lakukan
dengan mengajak lebih banyak Ibu mendirikan Sekolah Gratis semata-mata agar
lebih banyak anak merasakan manfaatnya" lalu saya mengatakan bahwa kemarin
sudah ada 6 Sekolah Gratis di beberapa titik Indonesia.
"Bahkan
ada yang di Gorontalo" sambung saya.
Mata
Nanit berbinar...
"Semoga
tabungan pahala Nanit berlimpah ruah, biar bisa masuk surga, Sekolah Gratis
jadi tabungan pahala dan kebaikan yang harus dijaga sampai kapanpun, sampai
Nanit bisa menjaganya sendiri tanpa bantuan Bunda. " rasanya mata saya
menghangat mengucapkan ini.
"Apakah
Bunda akan mendapatkan pahala juga karena membantu Nanit? Apakah kita akan
masuk surga bareng?" tanya Nanit dengan mata membulat.
"Aku
tak mau dapat pahala sendiri dan masuk surga sendiri, aku ingin bersama Bunda,
Ayah, adik-adik dan semuanya" lanjutnya lagi.
Mata
saya kembali menghangat.
No comments:
Post a Comment