Perlukah Pinjam ke Bank?



Teh, saya menunda memulai bisnis karena belum punya modal.
Teh, perlukah pinjam ke bank?
Itulah pertanyaan yang sering diajukan oleh para perempuan yang ingin memulai bisnis.
Hmmm…keputusan ada di tangan Anda.
Namun sebelum mengambil keputusan, ada baiknya Anda menyimak pengalaman seorang pebisnis berikut sebagai bahan pertimbangan Anda.
Ekorini Kusumaningtyas, ibu dari 3 anak laki-laki yang sudah mulai beranjak dewasa.  Beliau memulai usaha Dea Collection yakni bisnis pembuatan hantaran tahun 1998 dan LKP Dea (lembaga kursus dan pelatihan) di tahun 2011
Berawal dengan pengetahuan yang minim tentang cara membuat hantaran, dari mencoba-coba berbagai bentuk, hasil kreasi perempuan asal Bojonegoro ini mendapat apresiasi yang sangat positif dari konsumen.  Dari informasi yang berasal dari mulut ke mulut pesanan mulai berdatangan.
Permintaan konsumen bermacam-macam, diminta membuat souvenir, mahar, aksesoris serta banyak lagi dan semua itu dikerjakan dengan senang hati.
Promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut istilah jawanya gethok tular ternyata saat itu masih efektif sekali di kota kecil yang memiliki penduduk tidak terlalu banyak seperti di Bojonegoro.  Terlebih kebanyakan mereka saling kenal antara satu dengan yang lain. Secara tidak langsung sistem promosi semacam ini telah membangun kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan.
Sayangnya, mengecap manisnya berbisnis tak berlangsung lama.  Kejatuhan tak urung dialami oleh Ekorini.  Yang terparah terjadi di kisaran tahun 2012 sampai awal 2014.
Pada pertengahan tahun 2014 perempuan ini mencoba bangkit kembali dengan bermodal sisa-sisa barang dagangan yang masih bisa dimanfaatkan.  Setelah 6 dari 7 toko Dea Collection yang dikelola terpaksa harus tutup.  Begitupun 3 toko komputer milik suami juga mengalami kebangkrutan.
Apa penyebab keterpurukan Dea Collection?
Musibah ini berawal dari keinginan Ekorini untuk membesarkan usaha dengan cepat.  Saat mengikuti sebuah pelatihan untuk menjadi pengusaha sukses, beliau mendapat informasi bahwa percepatan bisa terjadi kalau kita melibatkan bank sebagai penunjang pendanaan usaha.
Singkat cerita Ekorini mulai berhubungan dengan bank di awal tahun 2009, tepatnya 7 januari 2009. Dea Collection semakin tumbuh dan berkembang dengan membuka beberapa cabang di Bojonegoro.  Seiring dengan pertumbuhan bisnis, semakin hari pinjaman yang ditawarkan oleh bank juga semakin meningkat.
Ekorini belum menyadari bahwa inilah adalah awal bencana untuk Dea Collection.  Buaian kesuksesan telah melelapkan beliau tentang bahaya riba.  Beliau tidak sadar bahwa dana yang dimakan selama ini adalah dari dana bank yang didalamnya sudah barang tentu mengandung riba, Celakanya bukan usaha beliau saja yang dikembangkan dengan pinjaman bank tapi usaha suamipun dibesarkan dengan dana bank.
Bisnis Ekorini bangkrut dengan nilai yang cukup besar, bahkan tanah dan beberapa rumah yang dibeli dengan jerih payahpun akhirnya ikut terjual. Termasuk tanah dan rumah yang dibeli sebelum beliau mengenal bank pada akhirnya ikut terjual juga.
Hasil penjualan bukan hanya sekedar digunakan untuk membayar hutang tapi juga untuk membayar bunga bank yang semakin membengkak.
Menyadari kesalahannya, di tahun 2013 Ekorini dan suami sepakat untuk benar-benar keluar dari riba.   Dengan pertolongan Allah dan kemudahan-kemudahan yang Allah berikan untuk melunasi hutang bank, akhirnya semua terselesaikan pada tanggal 24 juli tahun 2014.
Satu babak telah terlewati, selanjutnya PR beliau adalah bagaimana cara bangkit dengan lebih cepat. Beliau memutuskan untuk memulai lagi menata usaha dan belajar kembali dari nol.  Salah satunya adalah dengan mengikuti berbagai training di Indscript Training Center termasuk Reparasi Bisnis dan Facelift Reparasi bisnis.
Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki kesalahan dimasa lalu untuk menggapai sukses dimasa datang.  Alhamdulillah, dengan kemauan dan semangat yang besar, akhirnya beliau berhasil menumbuhkan kembali bisnisnya. 
Jadi perlukah pinjam ke Bank?
Saya bukanlah berasal dari keluarga yang bisa memberikan modal bisnis.  Modal saya peroleh dari gaji saya semasa jadi karyawan, itupun modal yang minim.  Saat itu yang saya lakukan adalah membuat business plan yang jelas dan disiplin dengan apa yang dirancang di atas kertas. 
Bisnis itu modal utamanya bukan uang, bisnis itu modal utamanya adalah keberanian untuk memulai bisnis.  Banyak yang mempunyai uang tapi nggak berani berbisnis.
Selain keberanian, bisnis itu modal utamanya kekuatan hati.  Jadi pebisnis itu harus tangguh.  Kuat dalam segala hal.  Tidak ada orang yang lemah jika mereka memiliki hati yang kuat
Jadi ada tidaknya pinjaman dari bank itu bukan alasan untuk tidak mulai berbisnis bukan?  Mulailah berbisnis dengan modal yang Anda miliki sekarang
Namun, sekali lagi, keputusan ada di tangan Anda.

No comments:

Post a Comment