Mengatur Keuangan Bisnis dan Rumah Tangga Dengan Sederhana

Teh, tanya dong. Gimana sih mengelola keuangan bisnis dan rumah tangga?” tanya seorang pebisnis dalam program mentoring dengan saya.

Galau keuangan bisnis dan keuangan rumah tangga ternyata memang milik hampir semua pebisnis dari kalangan Ibu Rumah Tangga. Bagaimana nggak galau, kalau uang dapur habis tapi ada uang bisnis, solusinya ya ambil uang bisnislah.

Begitu juga kalau uang bisnis habis dan butuh modal, ya sikat dulu uang dapur.
Mmm… seandainya itu dilakukan terus menerus, bagaimana bisnis Anda bisa maju? Modal bisnis bakalan maju mundur dan hilang tak tentu arah.

Nggak perlu galau lagi ya.

Berikut saya kasih tips mengatur keuangan bisnis dan rumah tangga dengan sederhana.
Pertama, catat keluar masuk uang secara detil.  Jangan sepelekan nominal rupiah yang kecil.  Uang receh yang tampak tak berharga bila dikumpulkan bisa jadi nominal yang sangat berharga.  Seperti kata pepatah, satu juta tidak akan menjadi satu juta apabila kurang seratus rupiah.  Catat keuangan setiap hari.  Pencatatan keuangan yang tidak dilakukan secara rutin dapat menyebabkan kesulitan dalam mengontrol kondisi keuangan, kondisi likuiditas maupun kondisi utang bisnis kita (jika ada).

Kedua, simpan semua bukti transaksi. Kita sering kali menyepelekan bukti transaksi.  Padahal bon-bon dan kuitansi-kuitansi adalah bukti otentik tiap transaksi yang sudah kita jalankan.  Ketidaksesuaian dalam pembukuan kita dapat dengan mudah kita cari penyebabnya melalui bukti-bukti transaksi ini.

Ketiga, Pisahkan uang pribadi dan uang untuk bisnis.  Ini yang paling sulit namun paling berbahaya jika tidak dilakukan.  Dengan memisahkan keuangan binis dengan keuangan pribadi kita akan lebih mudah membedakan antara arus dana dari usaha dan penggunaan uang untuk kepentingan pribadi.  Kesehatan bisnis kita secara finansial dapat lebih terlihat.

Terus kalau satu sama lain butuh bagaimana?

Jadikan UTANG aja dan mesti DIBAYAR segera.
Kalau bisnis butuh modal dan terpakai uang dapur maka kelak si bisnis musti mengembalikan uang dapur dalam bentuk rupiah lagi.
Lalu, kalau dapur terpaksa mengambil uang bisnis, ya jadikan UTANG juga sehingga si dapur mesti mengembalikan ke bisnis.

Nah, kalau sudah disiplin begini, nggak perlu galau lagi kan?

1 comment: