Mimpi Saya KELILING DUNIA!

Rencana hidup harus diprogram dalam mewujudkan pencapaiannya ~ Indari Mastuti

Mimpi Saat Kecil

Sejak kecil saya memang pemimpi, banyak mimpi yang ingin saya capai. Kelas 4 SD saya sudah bermimpi menjadi PENULIS TERKENAL! Bahkan saat itu saya tidak tahu apa itu penulis. Tapi, hobi baca yang saya lakoni sejak kecil seolah mengatakan bahwa penulis adalah orang-orang keren yang tulisannya bisa saya baca saat itu, maka tidak heran sayapun bermimpi menjadi salah satu dari mereka.

Mimpi yang Mulai Merekah


Perlahan tapi pasti, mimpi masa kecil itu mulai bisa saya raih. Ketika menuju SMA saya mulai berani mengirimkan tulisan ke berbagai media cetak. Ahaaaa, tepat kelas 1 SMA , tulisan pertama saya dimuat di sebuah media nasional remaja yang sangat popular di kalangan kami. Tentu saja, bangga campur tak percaya, tapi, semakin yakin bahwa ini semua karena proses pemuatan itu karena telah mengalami proses penolakan puluhan kali namun saya tidak menyerah!

Motivasi untuk mencapai impian sebagai penulis semakin meningkat drastic sejak dimuatnya karya pertama di tahun 1996 itu dan saya semakin gencar memborbardir media dengan tulisan-tulisan saya. Ditolak? Nggak masalah! Yang pasti sejak SMA eksistensi saya di dunia penulisan mulai merekah dengan semakin banyaknya tulisan dimuat di berbagai media lokal dan nasional.

Menulis adalah Aliran Darah


Usia boleh bertambah, tapi semangat menjadi penulis tidak pernah berubah! Berbagai profesi pernah saya lakoni, mulai dari Sales Promotion Girl, Jurnalis, Pedagang sepatu hingga pedagang alat telekomunikasi, namun kebiasaan saya menulis tentang apa saja tidak pernah terhenti. Justru semakin meningkat dan terus meningkat. Menulis adalah mimpi yang berubah menjadi aliran darah. Tanpa saya sadari tanpa menulis, nafas saya terasa sesak .

Kegiatan menulis tidak pernah saya lepaskan apapun profesi yang saya geluti. Seiring dengan waktu berjalan, pekerjaan yang mengharuskan saya keliling Indonesia justru membuat tulisan saya kian berwarna. Ketika di Makassar saya akan mewarnai tulisan saya dengan indahnya pantai Losari, ketika di Wonosobo saya menuliskan dinginnya Wonosobo dan sedapnya Soto Semarang, ketika di Bali tak lupa saya ceritakan betapa Pulau Dewata menyimpan sejuta pesona yang mengagumkan, kemanapun saya pergi saya akan menuliskan perjalanan saya, dan tanpa saya duga dari sanalah produktifitas saya berawal.

Menulis pun Menjadi Bisnis

Maka, tepat rasanya ketika pada tahun 2007, tepat sesaat setelah saya menikah saya memutuskan bahwa menulis adalah passion saya. Apapun karir yang saya rintis di berbagai perusahaan multinasional, saya tidak pernah lupa untuk tetap menulis. Dimanapun saya menulis hingga puluhan buku menjadi diterbitkan di berbagai penerbitan di Indonesia dan ratusan artikel memenuhi media lokal dan nasional.

Menulis adalah profesi! Menulis adalah bisnis!

Saya pun keluar dari pekerjaan dan merintis bisnis di bidang jasa penulisan di rumah. Saya membangun bisnis sambil mengurus keluarga. Bisnis saya tidak lepas dari online dan transaksi bank. Semuanya aktifitas transaksi saya percayakan pada dua bank besar di Indonesia, salah satunya BCA. BCA atau Bank Central Asia memang termasuk ukuran bank yang sudah “berumur” dan terpercaya, lahir pada 21 Februari 1957 ini terus menggeliat secara bisnis hingga pengembangan pelayanannya pada masyarakat.


Krisis moneter pada tahun 1997 memang sempat mengancam keberlanjutan bank-bank di Indonesia, salah satunya BCA, namun dengan bantuan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang mengambil alih BCA pada tahun 1998, BCA semakin tumbuh berkembang pulih dan semakin istimewa di mata masyarakat. Konsep BCA yang memasyarakat dengan menghadirkan banyak pola promosi yang dekat dengan rakyat salah satunya yang sempat booming adalah acara Gebyar BCA, bukan hanya membuat BCA melekat di hati masyarakat juga seakan-akan mengatakan, “Menabunglah di bank dan sejahteralah bersama-sama” Semakin boomingnya BCA, memang membuat dampak tersendiri salahsatunya adalah CAPEK ANTRI di bank.

Maka, untuk tepat rasanya jika kini hadir pelayanan online, SMS Banking, hingga token yang disediakan BCA untuk kemudahan konsumen. So, tidak ada alasan lagi tidak jatuh cinta pada BCA, kan? Dan, saya sebagai nasabah dari BCA cukup termanjakan dengan fasilitas ini. Aktifitas bisnis online yang saya jalankan memang kental dengan fasilitas online dan token BCA. Usaha jasa penulisan yang ‘belum biasa’ di Indonesia ini nyatanya memang sesuai dengan mimpi saya, bisnis yang saya beri nama Indscript Creative ini terus berkembang berkembang, tentu saja ini artinya saya terus menjadi nasabah aktif BCA sebagai lalu lintas produktifitas keuangan dalam bisnis. Mulai dari transfer klien hingga pembayaran ke berbagai vendor saya. Walau mungkin perputaran uang dalam bisnis ini belum mencapai ratusan juta atau milyaran namun BCA tetap memperlakukan nasabah kelas bawang ini dengan adil, salah satunya ketika ada masalah dengan transaksi, saya tetap dilayani dengan ramah. Tidak salah jika saya merasa kenyamanan dalam aktifitas bisnis ini sangat terjaga dengan baik. BCA dengan berbagai fasilitas mulai dari Solusi perbankan yang ramah, Rencana masa depan yang lengkap, Kemudahan transaksi online, Produk perbankan yang memanjakan, Layanan perbankan yang mendorong eksistensi pada akhirnya mewujudkan Kebebasan finansial bagi semua nasabahnya.

Berbagi Mimpi dengan Para Ibu di Seluruh Dunia


Tahun 2010, saya berbagi mimpi dengan para ibu yang ingin menjadi penulis dengan membentuk komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis. Tidak menyangka banyak ibu rumah tangga yang memang bermimpi menjadi penulis, sehingga komunitas yang baru berulangtahun kedua di bulan Mei 2012 ini kita sudah memiliki anggota lebih dari 4.300 anggota dan setiap hari bertambah 3-5 anggota. Penyebaran mimpi dan virus menulis menjalar bukan hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Komunitas ini kini memiliki 15 kordinator wilayah di Indonesia dan 10 kordinator di luar negeri. Dengan pembinaan dan pendampingan dalam hal meningkatkan keterampilan menulis semakin banyak ibu rumah tangga yang akhirnya bisa produktif walau hanya diam di rumah. Mereka produktif berkarya dan menghasilkan uang melalui tulisan.

Mimpi Saya KELILING DUNIA!

Jika kini bisnis saya sudah bisa merangkul 15 titik di Indonesia dan 10 titik di luar negeri apakah itu berarti saya sudah keliling ke 10 negara itu? Jawabannya BELUM! Inilah yang menjadi mimpi saya saat ini. Bisnis yang saya geluti ini tidak boleh hanya besar Indonesia tapi harus juga terlihat di dunia, minimal di 10 negara dimana kordinator wilayah komunitas kami ada disana. Mimpi ini butuh kerja keras dan cerdas untuk diwujudkan, butuh kolaborasi cantik antara saya bersama seluruh tim yang terlibat, dan tentu saja kami butuh BCA untuk kelancaran berbagai transaksi perusahaan yang sudah lintas Negara. Jadi, mimpi ini memang butuh kerja ekstra untuk mewujudkannya, tapi ini bukanlah hanya mimpi, saya ingin mewujudkannya dengan segera! Kalau bisa TAHUN INI JUGA! Anda yang ingin mewujudkan mimpi bersama BCA yuk klik www.bca.co.id

7 comments:

  1. Mimpi sedapat mungkin diwujudkan jeng. Dengan kerja keras dan berdoa.
    Semoga terlaksana.
    Alhadmdulillah saya sudah tamat mendatangi 5 dunia (atas biaya dinas he he he he)

    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  2. keren! saya juga bermimpi menjadi penulis tapi sampe saat ini masih ga maju2. mungkin karena kurang tekun dan disiplin kali yah :)

    ReplyDelete
  3. Pakde Cholid: Doakan yaaaaa....aku pengen keliling dunia niiiih

    ReplyDelete
  4. Fanz: Hayu makin tekun dan disiplin ^__^

    ReplyDelete
  5. aamiin.. semoga lekas tercapai impian anda ya mbak

    ReplyDelete
  6. Anonymous3:52 PM

    kerem euy mimpinya..wah saingan kelas berat nih..qi..qi..qi

    ReplyDelete
  7. matarembulan: saingan apaan, yuk barengan keliling dunia ^^

    ReplyDelete