7 Makanan Penting Untuk Penulis



Banyak penulis mengaku sudah memiliki ide tapi tidak tahu mengembangkannya saat sudah di hadapan computer.  Ide seorang penulis yang tiba-tiba mentok dikenal dengan penyakit writer’s block.  Bagaimana mengatasinya?  Berikut ini 7 makanan penting untuk penulis agar tidak terserang penyakit writer’s block.
Makanan pertama adalah Outline.  Mempersiapkan dahulu kerangka karangan, atau sinopsis sebagai panduan alur Anda menulis. Jika kerangka tersebut sudah matang akan memudahkan Anda menuangkan dalam tulisan, karena selanjutnya Anda cukup mematuhi kerangka tersebut. Walaupun sesekali hasil tulisan Anda tidak seluruhnya mirip dengan kerangka, setidaknya sudah memudahkan proses menulis.
Makanan kedua adalah Motivasi.  Coba Anda ingat kembali apa motivasi awal menjadi penulis. Apakah ingin memberikan warisan pemikiran kepada anak cucu? Atau ingin mendokumentasikan perjalanan pribadi? Atau juga ingin berbagi cerita inspirasi bagi masyarakat luas? Coba ingat kembali karena niat awal menulis tersebut akan membuat Anda bersemangat menulis.
Makanan ketiga adalah Buku. Anda harus suka membaca buku.  Tujuannya untuk mendapatkan inspirasi tambahan. Bisa juga, Anda istirahat sejenak untuk tidak menulis selama satu atau dua hari dahulu dan gunakan untuk membaca.
Makanan keempat adalah Prestasi teman. Coba baca timeline media sosial Anda, pasti ada teman yang sedang promosi buku, atau baru saja menerbitkan buku baru, maupun mengundang Anda untuk hadir di event launchingnya. Gunakan informasi tersebut sebagai pecut Anda untuk kembali produktif. Bukan sebaliknya yang hanya bisa uring-uringan melihat prestasi teman.
Makanan kelima adalah Waktu. Banyak orang mengaku ingin menuangkan pikiran lewat tulisan, tetapi merasa tidak sempat menulis. Asal Anda tahu, sebenarnya setiap orang memiliki waktu yang berbeda-beda saat produktif menulis. Solusinya adalah Anda sendiri yang harus mengenali kapan waktu yang tepat untuk menulis. Untuk mengenalinya, bisa mencoba tips berikut ini.
Jika Anda belum menyadari soal waktu tepat untuk menulis, maka coba menulis saat pagi, siang, sore, malam, bahkan kalau perlu mencoba tengah malam atau pagi buta. Tidak perlu menulis selama 24 jam nonstop untuk mengenalinya. Bisa dengan hari pertama menulis di pagi dan sore hari, sedangkah hari berikutnya siang dan malam hari.
Lalu kenali kapan Anda merasa lancar mengetik. Berarti Anda harus memilih waktu tersebut untuk rutin menulis. Sebagai contoh, Anda merasa lancar menulis di pagi buta karena suasana yang sepi. Maka, maksimalkan waktu tersebut hanya untuk menulis, tanpa melirik timeline facebook, tidak sambil chatting, dan aktivitas lain yang bisa mengganggu produktifitas.
Selain mencoba menulis di waktu tertentu, Anda juga dapat memilih waktu menulis saat santai. Contohnya, bagi ibu rumah tangga lebih bebas menulis saat anak sekolah, atau para karyawan yang menulis hanya Sabtu dan Minggu karena libur. Jadi, Anda tidak perlu menjajal menulis dari pagi buta hingga tengah malam lagi.
Makanan keenam adalah konsistensi.  Kapanpun waktu Anda menulis, harus memaksimalkan kesempatan tersebut dan bersikap konsisten. Baik itu di pagi hari sebelum beraktivitas, atau siang hari ketika jam istirahat kantor, bahkan memilih malam hari karena bisa konsentrasi.
Makanan ketujuh adalah target.  Anda harus membuat target jumlah halaman per harinya. Agar maksimal bisa menggunakan Metrik Pencapaian yang sudah menjadi sahabat berbagai penulis agar mampu bersikap konsisten. Yang paling penting adalah tetap menjaga kesehatan. Khususnya bagi Anda yang menulis di malam hari dan terbiasa begadang. Ada baiknya sempatkan istirahat yang berkualitas di siang hari jika Anda punya rencana begadang. Sedangkan bagi Anda yang menulis di pagi hari juga tetap menjaga kesehatan, jangan sampai terlalu asyik menulis sampai lupa makan. Bagaimanapun juga, kesehatan adalah salah satu modal utama Anda untuk menulis.
Nah, siapkan 7 makanan penting tersebut dalam menu keseharian Anda dan jadilah penulis yang produktif!

No comments:

Post a Comment