Ada lebih dari seratus mimpi yang sedang saya
perjuangkan untuk terwujud. Mimpi itu saya susun sejak remaja, satu
persatu mimpi itu saya capai salah satunya adalah ketika saya bangun
dari tidur dan sudah menjadi seorang PENULIS.
Mimpi Dini lebih dasyat lagi. Dia bermimpi
bernilai 35 milyar. Wuiiiih….Mimpi yang sangat mahal, bukan? Ini yang
membuat Dini yang jebolan kedokteran ini, sering disebut DOKTER GILA!
Tapi, entah kenapa saya kok selalu yakin dia bisa mewujudkan mimpi
gilanya itu :).
Dini, sebetulnya bukan wanita perkasa. Dia
memiliki penyakit jantung “Mitral Valves Prolaps” yang kalau dia stres
pasti akan membuatnya sakit. Dini juga bukan wanita gagah, dia kecil
mungil dengan kulit putih namun begitu berani berkecimpung di dunia
kapal yang notabene lelaki-lelaki sangar. Dini seorang pengusaha kue
yang rela melepaskan pabriknya hanya untuk mengelilingi Indonesia dengan
kapal yang akan membawanya lebih dekat mewujudkan mimpinya yang mahal
itu.
Sudah ratusan juta dia keluarkan dari koceknya
sendiri untuk mencapai mimpi itu. Jatuh cinta pada laut membuat dia
kembali belajar di Sekolah Pelayaran STIP. Dini juga yang merelakan
waktu bersama anaknya ikut tergerus untuk menambah ilmu di dunia
pelayaran. Dini yang tidak pernah berhenti berbicara tentang LAUT!
Mimpinya ini muncul ketika suatu waktu dia
menyelam, “gue menemukan sesuatu ketika menyelam 18 meter di dasar
lautan. Gue jadi tau apa artinya nafas. Nafas yang ada batas waktunya
dan sejak itulah gue berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih
berguna,” ujarnya.
Sewaktu Dini menyelam di Tulamben Bali, dia
menemukan kapal cargo US yang tenggelam jadi bangkai kapal di bawah
laut, dia mengitari sekitar bangkai kapal itu. Dini membuka matanya
untuk menyelamatkan laut Indonesia dimana 2/3 wilayah Indonesia adalah
laut. Belum banyak masyarakat yang terbuka matanya untuk menyelamatkan
laut, namun pengrusakan laut terjadi dimana-mana.
Hal yang harus dilakukan Indonesia untuk
menyelamatkan laut adalah dengan mengedukasi masyarakat tentang laut
sedini mungkin, ujar Dini yang menjadi Juara Wanita Wirausaha Femina
tahun 2009. Selain itu Dini juga penerima penghargaan Sosialentrepreneur
dari KUKM RI – Femina, serta juara 1 lomba konsep dream marine di acara
startup Weekend Ciputraentrepreneurship.
Dini semakin jatuh cinta pada laut dari waktu
ke waktu itu yang menyebabkan dia memutuskan melepaskan usaha kuenya
yang sudah berkembang pesat untuk terjun bebas ke laut. “Karena gue kan
nggak tahu tentang laut, tapi gue jatuh cinta amat laut. Makanya gue
langsung terjun bebas di lautan, di dunia perkapalan Indonesia.”
Dini kemudian mengikuti kursus seputar kapal sambil
bekerja, di tengah perjalanan itulah dia mendesign mimpinya meski dia
kerapkali merasa amazing berkeliaran diantara kapal dan kapan bahkan
sering dianggap dokter gila.
Kini, 4 tahun sudah waktu yang dia habiskan di
laut. “Gue masih mengumpulkan ilmu dan link untuk mewujudkannya”.
Mimpinya yang bernilai 35 milyar rupiah ini diberi nama DREAM MARINE.
Sebuah kapal edukasi untuk anak-anak Indonesia. Dini akan mendesign
ulang rongsokan kapal menjadi sebuah ruang bermain mengenai laut bagi
anak-anak.
Menurut saya sih, nilai ini sangat fantastis, tapi
menurut Hitoshi Kato, kenalan Dini dari Osaka mengatakan bahwa angkanya
feasible, bagus, dan murah untuk sebuah wadah mimpi orang Indonesia.
Hitoski Kato merupakan anggota parlemen wilayah Sendai yang 11 kali
terpilih meski kini usianya sudah 80 tahun.
Dini yang juga sempat keliling di Jepang,
ditemani oleh Prof Taniguchi seorang guru besar bahasa Indonesia untuk
bertemu dengan Seizo Furuya, ahli struktur bangunan kapal. Seizo adalah
orang yang mengajarkan China saat membuat kapal di tahun 1980an. Dini
juga mengunjungi museum-museum kapal selama Jepang bersama dengan Oyama
Hajime, seorang Direktur Perkapalan.
Sewaktu skripsi di FK Unpad, Dini mengambil
penelitian mengenai Isolasi DNA, dimana dengan tabung-tabung yang
berderet, dia memasukkan jaringan DNA ke tubuh jenazah dan diolah dengan
teknik yang diberi nama PCR (Polimerase Chain Reaction) hingga
keluarlah barkode Gen yang terisolasi.
Konsep ini menyerupai dengan tangki-tangki di
dalam kapan tanker yang bisa diisi dengan anak-anak yang sedang bermain
sambil belajar tentang laut Indonesia sehingga keluar dari tanki itu
Indonesia akan menemukan kembali DNA bangsa Indonesia yang telah lama
terisolasi yang diberi nama DNA Pelaut.
Dengan konsep science, business, dan sosial Dini
mengkolaborasikan ketiganya menjadi satu wadah mimpi bernama Dream
Marine —sebuah edukasi kelautan dalam kapal tanker yang direfurbish
menjadi wadah mimpi yang menyenangkan buat anak-anak dan keluarga.
Tidak banyak memang perempuan yang mengambil
profesi di bidang kelautan, bahkan menurut dini dari 150 orang peserta
di STIP hanya ada 3 orang perempuan. Namun, dia merasa optimis sebab
Ketua Satu Asosiasi Pelayaran Indonesia (INSA) saat ini seorang
perempuan.
Dini adalah satu dari sekian banyak perempuan
PEMIMPI yang ada di sekitar saya, namun bersama Dini saya merasa klop
sejak kami bertemu di tahun 2010 dan kemudian bersahabat baik sebab kami
SIAP SALING MENDENGARKAN MIMPI “GILA” KAMI.
Maju terus Din, capai mimpimu dan aku siap menjadi yang pertama tahu kalau kamu tidak gila dengan mimpi gilamu :)
No comments:
Post a Comment