Belajar bikin Fiksi ANAK : Cerita 3 : MEREKA YANG KURANG BERUNTUNG!

Hal 1
Sudah lama Sharin ingin membeli boneka barbie. Padahal sebenernya di rumah Sharin punya banyak sekali boneka barbie. Sharin sudah memiliki koleksi Barbara dan kendra serta perlengkapan yang lengkap. Harganya sama...mahal. Makanya tidak semudah itu mama dan papa membelikannya yang baru lagi. Padahal dia sudah merengek-rengek seminggu ini. Sharin melihat di TV ada Barbie keluaran baru, Barbienya sungguh cantik.
”Uang itu tidak didapat dengan mudah Sharin. Mama harus melihat dulu kebutuhan sebelum membelikan Barbie yang baru. ” kata mama sewaktu Sharin merengek
Sharin jadi merasa mama tidak adil, padahal adiknya Sherina malah baru saja dibelikan sepatu baru yang harganya juga mahal.
”Sebab sepatu Sherina sudah sempit semua.” begitu alasan papa
Benar-benar perlakuan yang tidak adil, dengus Sharin dalam hati
Hal 2
Hari ini Sharin, Sherina, mama, dan papa pergi ke departemen store.
”Jadi, Ma kapan Sharin beli Barbie.” tanya Sharin sambil memegang Barbie di toko mainan. Mama sedang membeli hadiah untuk kelahiran putri pertama tante Hesti,
”Tidak sekarang Sharin sayang. Ayo kembalikan.” sedih deh Sharin.
Sherina menatapnya dengan kasihan
”Apa kamu?” bentak Sharin kesal
Sherina pun berkaca-kaca
Sharin tak peduli, terus dipegangnya Barbie itu. Beberapa saat kemudia diletakkan kembali ke rak

Hal 3
Sampai di rumah, Sharin mengambil celengannya yang berbentuk kodok. Sudah lama celengan itu tidak dia isi

Hal 4
Sherina menghampiri sambil membawa celengan berbentuk babi miliknya
"Kakak, bagaimana kalau kita gabungkan saja tabungan kita? " katanya polos
”untuk apa?” tanyaku
”Ya untuk membeli barbie "?
Sharin memandang adiknya
Sherina mengulurkan tangan
"Emang bisa kebeli kalau tabungan kita ini digabung. Barbie itu kan mahal Sher.” kata Sharin
”Kayaknya bisa ka, tapi sebelum dipecahkan kita tabung aja lagi uang jajan kita di sini.” ujarnya sambil menunjuk kedua celengan
Sharin dan Sherina saling melempar senyum
"Bagaimana kalau kita mulai menabung hari ini Kak” ajak Sherina, lalu dikeluarkannya dua ribuan dari saku celana dan dimasukkan ke celengan
Sharin langsung sibuk mencari-cari uang recehan di laci-laci kamar, sudut ruangan, di dompet, dan di semua tempat tidak terkecuali di mobil papa.

Hal 5
Sejak hari itulah Sharin dan Sherina selalu menyisihkan uang jajan bahkan memasukkan seluruh uang jajannya ke celengan.

Hal 6
Mama dan papa juga jadi heran, sekarang setiap pagi Sharin dan Sherina selalu meminta mama menyiapkan bekal ke sekolah
”Kok tumben ya...” ledek mama
”Iya lah ma, pokoknya kita berdua mau hidup hemat.”
”Wah, luar biasa putri-putri cantik papa ini.”
Mereka berdua tertawa bahagia

Hal 7
Beberapa hari kemudian,
”Kak, pegang nih celengannya udah berat belum?”
”Lumayan nih. Tapi kayaknya masih di daerah lutut kodok ya?”
”Kalau penuh kan berarti sampe ke kepala kodok dan babi. Dan pasti berat sekali. Tapi butuh berapa lama lagi ya?”
”Wah, nggak usah dihitung deh, pokoknya terus semangat menabung lah yaw...” teriak Sharin happy
”OKE KAK!!”

Hal 8
Pada waktu makan malam papa cerita
”Alhamdulillah, ma. Hari ini papa dapet proyek besar.”
”Wah Alhamdulillah.” mama menyambut cerita papa dengan bahagia
”Bener nih pa, berarti aku dibelikan Barbie baru dong..” kata Sharin menyela
”Iya. Insya Allah kalau sudah selesai semua urusannya. Papa belikan Sharin barbie baru.”
”Horeeeee” Sharin berteriak kegirangan
”Makanya Sharin dan Sherina terus berdoa ya..semoga semua urusannya lancar.”
”Amin...”
”Tapi....”Sherina memotong
”Kenapa...?” Sharin memandang Sherina
“Kalau papa mau beliin Barbie, berarti kita tidak meneruskan menabung dong Ka?” tanya Sherina
Papa dan mama saling memandang…
”Heeem...”Sharin tidak menyahut
”Memangnya papa kapan beliin Barbienya?” tanya Sharin
Papa melihat ke mama
”Mungkin tahun depan...” jawab mama kalem
”Yaaa...payah...” Sharin beranjak dari kursi makan pergi ke kamar


Hal 9
Sharin sedih, air matanya mengalir deras
Mama mendekati dan membelai rambutnya
”Maaf ya, papa membelikanmu Barbie dalam waktu dekat ini. Jadi, mungkin menabung adalah salah satu cara terbaik.”
”Dan ini berarti Sharin dan Sherina menambah waktu untuk hemat jajan.” kata Sharin ketus
”Loh, suatu keinginan itu bisa dicapai dengan pengorbanan.”
”Huhuhu..mama dan papa payah...”
Sharin terus menangis

Hal 10
Malam harinya sebelum tidur. Sharin dan Sherina mengobrol
”Kita terus menabung saja Kak.” ajak Sherina
”Aku sebel sama mama dan papa. Kelihatannya mereka memang tak mau membelikanku Barbie walaupun punya uang.” keluh Sharin
”Biarkan saja Kak., kan kita juga bisa membelinya asal kita me..”
”NABUNG!” teriak keduanya
Lalu mereka tertidur dengan senyum yang mengembang

Hal 11
Keesokan harinya, Sharin dan Sherina terlihat begitu ceria. Mereka bercanda berdua. Papa dan mama senang dengan keadaan itu.
”Pasti celengannya udah penuh ya...” goda papa
”Pokoknya lihat aja nanti...” kata Sherina
”Cieee...adik kakak kompak nih.” ledek mama
”Iya dong.”
Lalu mereka berangkat ke sekolah dengan melompat-lompat kecil

Hal 12
Di pikiran Sharin dan Sherina hanya delapan huruf
Yaitu...
M E N A B U N G
Yes!!!

Hal 13
Kemarin mama bertanya kepada Sharin,
“Sharin, give the animal name you hate most?”
“I hate pig!”
“Sherina, give the animal name you hate most?” lalu mama bertanya pada Sherina
“Frog mommy..i hate frog..” kata Sherina lantang
Terus mama mengatakan
“Tapi kedua binatang itu selalu ada di samping kalian sepanjang waktu?”
Sharin dan Sherina saling berpandangan
Oh iya..ya..bukankah celengan babinya Sherina adalah binatang yang dibenci Sharin dan celengan kodoknya Sharin adalah binatang yang dibenci Sherina. Tapi, mereka selalu dekat dengan kedua mahluk itu…
“Hahahaha…” tawa mereka meledak
“It because money for buy Barbie mommy…” kata mereka serentak
Mama tersenyum geli


Hal 14
Penghematan uang jajan judulnya. Siang ini Sharin dan Sherina berada di kantin sekolah. Usia Sharin dan Sherina yang terpaut satu tahun memang membuat mereka lebih cocok dikatakan kembar, makanya tak heran setiap istirahat mereka yang keluar dari kelas masing-masing langsung berbarengan kembali. Ya, seperti siang ini..mereka sedang mengobrol tentang celengan dan Barbie
”Sher, kakak sebenernya pengen jajan seperti biasanya.” kata Sharin sambil matanya melihat macam-macam makanan yang disajikan di kantin
”Kak, sebentar lagi juga penghematan kita selesai. Sesudah barbie itu kita beli. Kita akan jajan lagi seperti semula.”
Air liur Sharin seperti ingin turun ketika menyaksikan Marbel melahap Ice Cream coklat dengan lahap. Sherina menepuk pundaknya
”Kak, awal nanti ngiler beneran. Udah kita makan saja makanan yang kita bawa dari rumah ini.”
Sherina mengeluarkan misting dari tasnya dan melahap roti coklat yang dibawanya dengan rakus. Sedang Sharin masih melamunkan berbagai camilan asyik di ibu Kantin.

Hal 15
Beberapa tips menabung dari Sharin dan Sherina :
Begitu dikasih uang jajan sama mama, langsung masukan celengan
Untuk menghindari kelaparan di sekolah bawa makanan dari rumah
Kalau mama nyuruh belanja di toko, mending pergi aja dengan perjanjian kembaliaannya langsung dimasukan celengan
Untuk menghindari ngiler lihat orang jajan bayangkan saja barang yang akan kita beli dari celengan
J

Hal 16
Baru saja mau memejamkan mata, Sherina ditimpuk bantal oleh Sharin. Kejadian di sekolah tadi kepikiran sama Sharin. Besok dia mau jajan atau nabung ya...?
”Aku besok tidak nabung ah..aku pengen jajan.” kata Sharin
”Yaa kakak gimana sih. Kok begitu?”
”Abis aku dah lama tidak jajan di kantin”
”Terus?”
”Ah seandainya saja papa membelikan barbie tentu kita tidak mungkin ngerasa payah seperti ini.”
”Sebentar lagi kok Kak...bentar lagi kita bisa jajan lagi.”
”Bukannya kakak yang benar-benar ingin beli Barbie, bukan aku?” lanjut Sherina lagi
Sharin diam, gelisah..ya, memang dia yang sangat menginginkan Barbie itu, bukan Sherina.
Hal 17
Uuuuugggggggggggggghhhhhhh....kapan ya celenganku bisa dibuka?
Sharin merasa tidak sabar!
(ilustrasi : wajah Bad Mood)

Hal 18
Sherina berteriak
”Kakak...” panggilnya pada Sharin
Sharin yang lagi serius menghitung matematika langsung pecah konsentrasi
”Kakak...” sekali lagi Sherina berteriak
Sharin beranjak dari meja belajar dan mendekati adiknya
”Kelihatannya tabungan kita sudah ke perut kodok dan babi...” katanya berbinar-binar
”O ya...” Sharin pun mengangkat celengan kodoknya..uuufff, berat sekali
”Iya, kelihatannya.”
”Give me five..”
Lalu mereka menepukkan kedua telapak tangannya

Hal 19
Hari sudah malam, tapi papa belum pulang juga...
”Ma, kok papa jam segini belum pulang sih?” tanya Sharin
”Papa kerjaannya banyak banget ya ma?” tanya Sherina
Mama cuman tertawa lebar
”Begitulah kalau mencari uang untuk keluarga. Mencari uang itu susah sayang, papa harus bekerja hingga malam, membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan kita semua. Makanya uang itu harus kita hemat dan tidak kita hamburkan untuk hal-hal yang tidak perlu.”
”Iya, lagian papa kan sibuuuuuk, kerjaannya buanyaaaak. Segini..." tangan Sherina membentang lebar.
”Atau mungkin papa kena macet.” Duga Sharin
Terus mama bilang begini, “Mungkin papa sedang cari uang banyak biar bisa beli Barbie.”
Lalu mereka bertiga menghela nafas. Sharin dan Sherina jadi merasa bersalah

Hal 20
Pagi-pagi sekali kedua gadis mungil itu membangunkan papa dengan setengah berbisik mereka mengatakan
”Pa, jangan kerja terlalu malam. Sharin mau beli Barbie sendiri kok, udah nabung loh...”
”Iyaaaaa” tambah Sherina persis di telinga papa.
Mama yang sayup mendengar pura-pura tertidur tapi sesungging senyum menghias di bibirnya

Hal 21
Pas lagi sarapan pagi, papa ngomong ”Kayaknya tadi ada dua malaikat kecil datang ke kamar.”
Sharin dan Sharina saling berpandangan
”Kok malaikat kecil?” tanya Sherina
”Itu kami papa” kata Sharin
Papa tersenyum
”Iya, malaikat kecil yang cantik. Malaikat yang baru berusia delapan dan tujuh tahun di dunia ini. Malaikat yang masih sekolah di SD.”
Sharin dan Sherina tergelak-gelak
”Tadi ngomong apa sih? Kok kayak angin lewat gitu?”
”Nggak kok pa...”
”Bener nggak ada yang disampaikan?”
”Kami dan mama cuman nggak mau papa pulang terlalu malam.”
”Loh, kan papa harus cari uang untuk beli Barbie?”
”Papa enggak usah mikirin Barbie lagi. Kami sudah menabung. Bener pa, asli loh...” dua telunjuk Sherina membentuk angka V.
”Aaah, nanti papa kecewakan kalian.”
”Enggak pa...”
”Asli?”
Mereka mengangguk
”Serius?”
Mereka mengangguk
”Dua rius?”
Mereka bengong
”I Love You my lovely Doughter.”
“I LOVE YOU MAM AND DAD!”
Mereka berhamburan memeluk papa dan mamanya

Hal 22
Seperti biasa hari ini selepas mandi sore Sharin dan Sherina main di teras rumah
“Sekarang celengannya sudah hampir kepala celengan loh Kak” kata Sherina
“Serius?”
“Ih kakak jarang pegang ya?”
”Abis suka keseeeel, kok penuhnya lamaaaa...”
Hihihihi

Dan, mereka semakin tidak sabar deeeeh...

Hal 23
Sharin kan memang belajar sempoa. itu cara menghitung cepat
”Tadi aku belajar sempoa sama bu Jeni”
”Sempoa itu gampang nggak kak?” tanya Sherina
”Gampang banget!” jawabnya dengan cepat
“Kalau gitu nanti Sharin ajarin mama ya..” kata mama
”Beres ma..”
”Tapi...”
”Kenapa?”
”Kayaknya yang paling gampang itu ngitung uang beneran ya ma?” tanya Sharin
Mama menggeleng-gelengkan kepala. Dia sudah mengerti maksud si sulung.
“iya..sebentar lagi kita kan menghitung uang celengan kita kak..” teriak Sherina
Hahaha!
Hal 24
Akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba...
Sharin dan Sherina sudah memegang celengan masing-masing
“Jadi, malam ini kita buka saja celengannya kak?” tanya Sherina
Sharin mengangguk
“Tentu saja. Jadi kita sepakat ya, Barbie itu kita bagi dua waktu. Seminggu untuk kakak dan seminggu untuk kamu. Selang seling.” Kata Sharin memastikan
Sherina mengangguk
“Siap…satu…dua...tiga...”
Preeeeeekkkkkk!
”Ssssttttt!”telunjuk Sharin langsung berada di depan bibir


Hal 25
Dua pasang mata gadis kecil itu melongo...
“Waaaw... Soooo many." Kata Sherina
“Iya...” sambung Sharin
Begitu banyak logam di depan mereka, ribuan, lima ribuan, sepuluh ribuan, bertebaran di depan mereka
“Lihat Kak..so many money...” Sherina yang senang mengucapkan bahasa Inggris merasa begitu terkejut
Sharin senyum-senyum. Senang sekali menyaksikan uang itu..

Hal 26
dan mereka mulai menghitung
(Ilustrasi : mereka sibuk menghitung uang)

Hal 27
”Uuuups hampir satu juta kak..” teriak Sherina girang
”Wow..luar biasa!’ Sharin tak kalah berbinar
”Ini berarti kita jadi beli barbie. Yes!!!” Sherina memeluk Sharin
“Give me five!” kata Sharin
Prak..kedua tangan mereka beradu..

Hal 28
Lalu mereka berdua menuju kamar mama dan papa
“Pa, hari minggu antar kami beli Barbie.”
”Papa kan belum bilang mau beliin barbie?” kata papa sambil melepaskan matanya dari buku yang sedang dibaca
”Kami tidak minta uang papa kok. Tabungan kami sudah cukup untuk membeli barbie.”
”Horeee...”giliran mama dan papa yang berteriak
”Oke, hari minggu kami antar ya...”
”Yeeeee....”
Mereka tertawa bersamaan


Hal 29
Hari Minggunya Sharin dan Sharina sudah sama sekali tak sabar untuk pergi ke mall. Sedikit-sediki tanya mama kapan berangkat? Padahal hari baru menunjukkan jam 8 pagi, tentu saja jam segini mall belum buka.
Akhirnya mereka pergi....
Sepanjang jalan mereka bernyanyi riang...
“Lho pa mau kemana kita?” tanya mama ketika menyadari papa melaju pada jalan yang bukan ke mall
”Papa mau ke tempat proyek sebentar.”
Sharin dan Sherina saling memandang
”Proyek apa?”tanya mama lagi
”Lihat saja nanti.”

Hal 30
Papa menghentikan mobil di sebuah perkampungan kumuh
”Ini tempat proyek baru papa. Rencananya papa akan membangun komplek elite di sini.”
Tiba-tiba mata Sharin bertubrukan dengan seorang gadis kecil kumal yang membawa sebuah boneka rombengan
”Pa..siapa dia?”
Satu persatu banyak orang memperhatikan mereka, banyak diantaranya seusia Sharin dan Sherina
”Mereka adalah penduduk di sini.”
”Mereka tinggal di sini?”
Papa mengangguk
“Lalu mereka tinggal dimana?”
“Papa membayar ganti rugi untuk mereka dan mereka akan pindah dari sini.”
”Mereka akan tinggal dimana pa?”
”Biasanya mereka tinggal di perkampungan kumuh lagi, paling mungkin mereka tinggal di kolong jembatan.”

Hal 31
Dada Sharin begitu sesak
”Papa...”
Air mata Sharin luruh
”Papa, mama kasihan sekali mereka.”
Sherina yang melihat kakaknya menangis ikut menangis
”Pa, kalau papa mau uang untuk beli Barbie ini Sharin kasih ke papa asal papa enggak ambil rumah mereka.” kata Sharin terisak sambil menyerahkan uangnya
”Kasihan pa, masa mereka tinggal di kolong jembatan.” sambung Sherina
Papa dan mama saling berpandangan dan melempar senyum


Hal 32
Dan di hari minggu yang cerah itu, Sharin dan Sherina menikmati kegembiraan bersama anak-anak di perkampungan kumuh dengan acara makan-makan.
”Ternyata, masih banyak yang kekurangan di dunia ini, Sher. Barbie tidak penting lagi buat kita.” bisik Sharin pada Sherina

No comments:

Post a Comment