Malam tadi saya menyaksikan kembali tayangan FEAR FACTOR. Acara yang mengetengahkan keberanian orang-orang dalam melalui berbagai tantangan, bahkan mengancam nyawa mereka, demi memperebutkan hadiah uang tunai senilai 50.000 dolar. Yang paling menarik dari acara ini adalah optimisme dari para peserta. Sejujurnya, optimisme yang paling sempurnalah yang bisa menghantarkan mereka menjadi juara. Salah satu kasusnya adalah Eric, pria berkulit hitam ini telah menggambarkan sikap optimisme yang ditopang cara berpikir positif yang sempurna. Alhasil, tadi malam dia berhak menggondol dolar tersebut.
Fear Factor, bila dipikirkan lebih dalam merupakan gambaran dari hidup kita. Ya, kehidupan ini dilengkapi dengan berbagai kesulitan dan tantangan, dari yang kecil hingga yang tidak masuk akal (menurut kita). Namun seperti juga cara berpikir para peserta Fear Factor, kita harus senantiasa berpikir optimis dan positif.
"Kekalahan tidak perlu disesali. Saya tidak perlu menyesali apa yang sudah saya lakukan." Begitu kata Eric, ketika ditanya mengenai perasaannya jika dia kalah, padahal dia sudah melalui berbagai tantangan 'menjijikan' sebelumnya. Good! Akhirnya dia memang menjadi juara!
Saya, Anda, dan kita semua memang harus banyak belajar untuk tidak berlama-lama menyesali keadaan dan takut pada tantangan. Kita semua memiliki akal dan pikiran yang bisa digunakan untuk melawan segala yang dihadirkan dalam hidup. Kekalahan dan kemenangan, kesuksesan dan kegagalan, keindahan dan kengerian, kebaikan dan kejahatan, keuntungan dan kerugian, merupakan semua hal yang bisa kita kemas menjadi sesuatu yang positif dengan cara kita berpikir positif. Sulit? Saya pun merasakan kesulitan itu! Dan semoga saya bisa terus berjuang mengganti pola berpikir negative menjadi pola berpikir positif. Saya tahu banyak orang yang bisa melakukannya dan kalau begitu saya juga pasti bisa!!!
(Bandung, 15 November 2005)
FEAR FACTOR!!!
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment