Setiap hari saya dan Sales dengan disiplin mengadakan meeting pagi. Biasanya bahasan mengenai berbagai laporan yang saya tetapkan seperti laporan harian, laporan kunjungan dan beberapa laporan lainnya. Namun, yang paling penting adalah laporan mengenai kendala Market di lapangan. Buat saya itulah laporan yang paling penting karena setelah kami bersama memecahkan persoalan di lapangan biasanya segala aktivitas Sales menjadi lebih menyenangkan.
Sebagai seorang Trainer, saya memang harus siap menghadapi berbagai persoalan, harus pula siap mememecahkannya dengan solusi terbaik dengan tujuan Sales tidak mencapai titik stagnasi atau down dalam memasarkan produk.
Jam 11 malam saat saya tidur lelap, saya harus bangun dan langsung memutar otak ketika sales menelpon meminta solusi persoalan yang dihadapi.Well, mata boleh mengatuk, tapi pikiran kudu tetep fresh.
Kemarin perjalanan ke wonosobo, seorang rekan mengirimi saya sms yang menyatakan bahwa beberapa hari setelah kepergian saya ke Purwokerto salah seorang sales mengalami depresi berat. Ketika rekan-rekan mengunjungi, dia hanya menanyakan kapan saya kembali ke Yogya.Rekan saya pun meminta saya untuk menelponnya.
Saya tidak menelponnya. Saya memutuskan hanya mengirimi sms,
“N, katanya kamu sakit ya? Gimana sekarang, sudah baikankah?Kalau ada masalah apapun jangan sungkan untuk membicarakannya dengan saya ya? Take care dan Sukses!”
Ya, terkadang saya memang harus ambil bagian pada persoalan pribadi mereka secara proporsional. Dan saya selalu menjaga hubungan psikologis dengan baik pada seluruh sales yang saya training.
Selang berapa lama, hp mengeluarkan dering sms : “Insya Allah Gak pa-pa. Kemarin saya rada down karena under target dan Alhamdulillah udah rada mendingan. Thanks for your care Boss!”
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, begitu yang bisa saya gumankan. Masalah under target memang kadang dilematis. Di satu sisi saya mengetahui kalau kinerjanya baik, mungkin itu sebab dia merasa bahwa hasil yang di dapat tidak maksimal. Sedangkan dia mengetahui bahwa temannya yang lain bahkan over target.
Akhirnya setelah persoalan saya tahu, jawaban terakhir saya kirimkan.
“Saya tahu kamu sudah bekerja dengan ‘cerdas’ dan saya yakin bulan depan kamu akan mencapai hasil seperti yang kita semua inginkan. Akhir bulan ini saya ke Yogya, mari kita evaluasi kembali program kerja kita. Kalau saya yakin kamu bisa, kamu harus yakin kamu bisa, dan kita pasti BISA!”
Itulah beberapa masalah yang setiap saat harus saya pecahkan. Menyelami satu persatu karakteristik sales, mendekati mereka, menjadikan mereka sahabat, memecahkan persoalan di lapangan, dan tentu saja mau tak mau harus menjadi individu yang bisa mereka andalkan. Semoga saya kami bisa terus saling mendukung!
Siap Memecahkan Segala Persoalan…
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment