TANGAN DI ATAS

Bapak paling marah kalau ada yang kasih sesuatu pada mama ataupun anak-anaknya
Meski begitu, namanya anak-anak, saya sendiri senang aja kalau dikasih
Apalagi saya punya uwak dan emang bibi dari mama yang berkecukupan, ya seneng aja dikasih
Mama pernah cerita kalau Bapak pernah mengembalikan satu karung beras dari uwak karena Bapak nggak mau dikasih
Kata Bapak, daripada dikasih lebih baik diutangi, InsyaAllah akan dibayar
Maka, terbayang kan betapa banyak utang keluarga kami setelah Bapak sakit
Secara sembunyi-bunyi mama menerima pemberian agar Bapak tidak marah
Namun jika ketahuan Bapak, pasti Bapak akan marah besar
Bahkan saat sakit petuah Bapak adalah pinjam uang dulu aja ke a, b, c, d, nanti Bapak sembuh akan dibayar
Setelah semakin besar saya makin paham apa yang Bapak ajarkan pada kami
Sehingga jujur saja, saya sendiri paling nggak enakan jika dikasih sesuatu dari orang
Semakin lama saya makin paham apa yang Bapak ajarkan pada kami adalah mental *tangan di atas* semoga
Mental ini membuat anak-anak Bapak jadi pekerja keras, termasuk saya
Saya termasuk workaholic alias gila kerja, bahkan sewaktu masih gadis saya bisa tidak tidur 4 malam mengerjakan project besar dan tidak ngantuk sama sekali, sering kawan-kawan saya mengatakan saya seperti robot
Semakin besar saya paham bahwa Bapak menginginkan anak-anak Bapak bermental pemberi bukan penerima
Sepeninggal Bapak, saya dan kakak adik menghitung jumlah utang keluarga kami dan jumlahnya sangat besar, dengan bergotong royong kami menyelesaikannya, alhamdulillah selesai
Bapak benar utang pasti akan terbayar, mungkin Bapak meninggal tapi mental pekerja keras dan mental yang Bapak asah pada anak-anaknya membuat kami dengan senang hati menyelesaikan utang-utang Bapak
Semoga Bapak tenang di surga...
Kami semua sangat berterimakasih dengan teladan Bapak...



No comments:

Post a Comment