Ma, tahu nggak kalau saya bertahan dengan kerasnya kehidupan karena warisan nasihat dari almarhum Bapak #ujar saya malam tadi
Mama memandang saya
Saya melanjutkan, "Mama tahu sendiri Bapak masih suka mangku dan bawa saya kemana-mana hingga kelas 6 SD dan selama dipangku dan dibawa, banyak sekali pesan dan nasihat Bapak pada Eneng. Kata Bapak, eneng itu harus jadi perempuan kuat, nggak boleh cengeng, harus mandiri, harus jadi teman bicara suami, harus hebat, dan banyak pesan, nasihat, atau hanya sekadar motivasi bahwa neng itu bisa jadi perempuan yang berbeda"
Mama senyum saja
Mama dan Bapak bukan sepasang suami istri yang harmonis, sehingga jarang sekali mereka bersama-sama, masing-masing lebih memilih bersama anak-anak jika pergi kemana-mana, saya termasuk yang paling sering ikut Bapak dan juga adik bungsu saya Bambang Agung Wibowo
Dalam kebersamaan saya dan Bapak itulah, Bapak selalu menyematkan nasihat pada saya, bahkan Bapak sepertinya sudah memprediksi bahwa usianya tidak panjang ketika beliau berkata pada saya, "Bapak tidak akan melihat kamu besar apalagi menikah dan memiliki anak, tapi Bapak harapkan saat itu terjadi kamu bisa menjadi istri dan ibu yang hebat"
Waktu Bapak bilang itu, saya langsung berkaca-kaca, "Bapak harus ada pas aku nikah ah"
Lanjut Bapak kemudian, "Umur Bapak terlalu pendek untuk bisa menyaksikannya"
Lalu....
Bapak meninggal tepat setelah saya keluar SMA dan saya baru menikah 9 tahun kemudian di usia 27 tahun tanpa dihadiri oleh Bapak TAPI warisan nasihat Bapak menemani saya hingga kini
Tenang di surga ya, Pak....
Saya melanjutkan, "Mama tahu sendiri Bapak masih suka mangku dan bawa saya kemana-mana hingga kelas 6 SD dan selama dipangku dan dibawa, banyak sekali pesan dan nasihat Bapak pada Eneng. Kata Bapak, eneng itu harus jadi perempuan kuat, nggak boleh cengeng, harus mandiri, harus jadi teman bicara suami, harus hebat, dan banyak pesan, nasihat, atau hanya sekadar motivasi bahwa neng itu bisa jadi perempuan yang berbeda"
Mama senyum saja
Mama dan Bapak bukan sepasang suami istri yang harmonis, sehingga jarang sekali mereka bersama-sama, masing-masing lebih memilih bersama anak-anak jika pergi kemana-mana, saya termasuk yang paling sering ikut Bapak dan juga adik bungsu saya Bambang Agung Wibowo
Dalam kebersamaan saya dan Bapak itulah, Bapak selalu menyematkan nasihat pada saya, bahkan Bapak sepertinya sudah memprediksi bahwa usianya tidak panjang ketika beliau berkata pada saya, "Bapak tidak akan melihat kamu besar apalagi menikah dan memiliki anak, tapi Bapak harapkan saat itu terjadi kamu bisa menjadi istri dan ibu yang hebat"
Waktu Bapak bilang itu, saya langsung berkaca-kaca, "Bapak harus ada pas aku nikah ah"
Lanjut Bapak kemudian, "Umur Bapak terlalu pendek untuk bisa menyaksikannya"
Lalu....
Bapak meninggal tepat setelah saya keluar SMA dan saya baru menikah 9 tahun kemudian di usia 27 tahun tanpa dihadiri oleh Bapak TAPI warisan nasihat Bapak menemani saya hingga kini
Tenang di surga ya, Pak....
No comments:
Post a Comment