ANGGAPLAH NEGARA ADALAH ANAKMU

Jika engkau menganggap negara adalah anakmu maka:
Engkau akan khawatir menyakitinya
Engkau akan takut menyia-nyiakannya
Engkau akan melindunginya sepenuh hatimu
Wahai para Ayah yang kini menjadi pemimpin
Anggaplah rakyat ini adalah anakmu
Kami yang berlindung di ketiakmu
Kami yang meminta disayangi
Kami yang selalu minta dukunganmu
Wahai para Ayah yang kini jadi pemimpin negara
Jika engkau menganggap negara ini anakmu
Maka akan tidak akan ada korupsi di negara ini, masa iya engkau mencuri dari anakmu sendiri
Maka tidak akan ada ketidakadilan, masa iya engkau tega memperlakukan anakmu tidak adil
Maka tidak ada kepedihan di hati kami, masa iya engkau membuat kami sedih sepanjang hari
Kecuali jika meski engkau Ayah yang telah kehilangan rasa melindungi sebagai ayah
Engkau akan tetap menyiksa kami
Engkau akan membuat kami sengsara dengan arogansimu
Engkau akan membuat peraturan yang membuat kami berdarah-darah
Apapun jabatanmu saat ini, hai para Ayah
Anggaplah kami adalah anakmu
Sebab engkau yang kami tunjuk melindungi selama masa kepemimpinanmu kini
Jadilah Ayah bagi kami
Hentikan siksaanmu
Hentikan korupsimu
Hentikan kearogananmu
Hentikan kepentingan pribadimu demi seluruh negara yang merupakan anak-anakmu
Wahai para Ayah yang sekarang jadi pemimpin kami...
Saat sedang menjabat, ingatlah masa tidak menjabat
Saat sedang merasa muda, ingatlah engkau akan melalui masa tua
Saat sedang sehat, ingatlah saat sakit engkau akan membutuhkan bantuan
Saat sedang diatas, lihatlah ke bawah
Saat sedang menyiksa, rasakan seolah engkau sedang berasa di pihak yang disiksa
Dengan *MERASA* engkau akan semakin memahami orang lain
Apa yang dilakukan olehmu akan seolah-olah engkau rasakan
Maka, engkau akan berhati-hati dalam melakukan sesuatu
Apakah ini akan menyakiti anakku?
Apakah ini akan melukai anakku?
Apakah ini akan merusak anakku?
Apakah ini akan mendidik anakku?
Anggaplah negara ini anakmu, sehingga engkau akan menyanyangi, mendidiknya, merawatnya sepenuh hatimu, InsyaAllah
Bandung, 24 September 2019
Dari seorang Ibu yang sedang sedih karena kehilangan banyak figur Ayah-ayah hebat di negara tercinta ini


No comments:

Post a Comment