Baru-baru ini beredar VIRAL
berita tentang Menteri Sosial kita, Ibu Khofifah Indar Parawansa. IA SEDANG
ASYIK MEMASAK MENU MAKANAN UNTUK KELUARGA.
Masih
dengan pakaian yang ia kenakan saat pulang dari kunjungan kerja yang melekat di
badan, dengan santainya beliau sedang menggoreng menu masakan favorit
keluarganya. Padahal sepulang bekerja ia tentu merasa lelah. Tapi ia TAK SEGAN
turun ke dapur menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu dan istri.
Benarlah kata-kata tetua zaman
dahulu, bahwa setinggi-tingginya perempuan menuntut ilmu, mengejar karir sampai
pada level menteri atau presiden sekalipun, naluri keperempuanan tidak bisa
menyangkal. Bahwa SATU-SATUNYA SINGGASANA KERAJAAN PEREMPUAN YANG SESUNGGUHNYA
ADALAH DI DAPURNYA.
Contohnya ibu menteri Khofifah.
Urusan domestik rumah tangga memang
tidak sepatutnya di delegasikan seutuhnya kepada asisten. Di negara-negara
bule, urusan rumah tangga hampir semuanya dilakukan sendiri oleh ibu
rumahtangga.
Kenapa?
Karena ketika seorang ibu memasak dengan kedua tangannya, ada setangkup CINTA yang tidak dimiliki oleh asisten rumah tangga atau koki sekalipun.
Karena ketika seorang ibu memasak dengan kedua tangannya, ada setangkup CINTA yang tidak dimiliki oleh asisten rumah tangga atau koki sekalipun.
Pakar psikologi mengatakan pula
bahwa, walaupun masakan yang disuguhkan ibu di meja makan tidak selezat yang
dibuat chef di restoran mengapa anak-anaknya selalu menyambut dengan suka cita?
CINTA. HANYA CINTA YANG MAMPU
MENGIKAT IBU, ANAK DAN SUAMI MELALUI MAKANAN.
Maka tidak heran, suami banyak
yang tetap menuntut isterinya memasak menu sehari-hari, sesibuk apapun ia di
kantor.
Berbahagialah kalian wahai para
perempuan yang masih dimintai tanggung jawab memasak untuk keluargamu.
Tersebab, keluargamu tak ingin CINTA mu tergantikan oleh tangan asisten.
Barakallah ukhti...
Barakallah ukhti...
Oh ya, maafkan saya tidak ingin
membuat pro dan kontra dalam penulisan status ini, sebab saya pun sedang
berjuang untuk kembali ke dapur. Doakan
saya ya.
No comments:
Post a Comment