Sahabat Adalah Dia Yang Senantiasa Bersama Kita



“Saya punya sahabat dekat, seorang entrepreneur. Persahabatan kami terjalin cukup lama, dan saya tahu liku-liku bisnis yang dijalaninya. Mulai dari saat masih terseok-seok, ditipu, kehilangan arah, gagal, diintimidasi, dimusuhi. Saat ia lebih banyak menangis, hingga akhirnya bisa tertawa bahagia. Saat ia dipuji, didukung, hingga akhirnya sukses. Termasuk dari saat di mana hasil bisnisnya hanya cukup untuk menutup biaya operasional bulanan (bahkan lebih sering tekor), hingga kemudian omzetnya bisa tembus berlipat ratusan persen.
Namun saya yakin, jauh lebih banyak orang yang hanya melihat hasil akhir berupa deretan angka berbuntut banyak nol/bulan dari dirinya. Sedikit sekali yang mau menyimak, bahwa perjuangan yang ditempuhnya sangat panjang. Dan jarang yang mau melihat, bahwa dalam setiap keberhasilannya, ada banyak duka dan sakit yang harus dilalui terlebih dahulu.
Awal mula bisnisnya, berasal dari PASSION, yakni Menulis. Kemampuan menulisnya sudah diawali sejak ia remaja, ketika dengan rajin ia menulis artikel untuk surat kabar setempat. Dari artikel, ia mulai menulis buku, hingga akhirnya beberapa puluh buku berhasil diterbitkannya.
Ketika ia merasa lebih terpanggil untuk memulai bisnis sendiri, ia menjejakkan kaki di sektor agensi buku. Dengan cara menawarkan banyak ide kepada penerbit, satu demi satu pesanan buku berdatangan. Bisnisnya mulai berkembang.
Namun belum lagi bisnis itu kokoh berdiri, ia sudah diterpa berbagai masalah. Mulai dari menjamurnya banyak bisnis serupa, bongkar pasang staf, kerugian, kehilangan klien. Macam-macam. Namun ia tetap menjalankannya.”

Demikian tulisan sahabat saya, Julie Nava Artha di blognya https://arthajulienava.com/2016/12/13/your-pain-your-gain/

Sahabat adalah dia yang senantiasa bersama kita dalam SUKA dan DUKA, dalam BAHAGIA dan TERLUKA, dalam bisnis SULIT atau MAJU, dan dialah sahabat saya Julie.
Kami berbeda secara karakter...
Saya lebih mengalah, Julie sangat keras.
Saya kalem, Julie lebih berani.
Saya kadang menangis, Julie sepertinya nggak pernah nangis.
Kami bersahabat bertahun-tahun, segala suka duka kami lalui dalam berbagai keadaan Indscript.
Terimakasih sahabatku, Julie...
Kami bersahabat, berpartner dalam banyak, meski sama sekali BELUM PERNAH BERTATAP WAJAH.
Persahabatan yang dibatasi ribuan kilometer Indonesia – Amerika.
Terimakasih, Julie...

No comments:

Post a Comment