Mau Jadi Pengusaha? Segera Resign!


(Berdagang salah satu aktivitas masyarakat yang penuh semangat)

Sebelum memutuskan berhenti bekerja dan berganti kuadran menjadi seorang pengusaha.  Hiruk pikuk dunia kerja kenyang saya lahap.
Saya bukan tipe orang yang suka leyeh-leyeh saat bekerja.  Saya selalu ingin menyelesaikan pekerjaan tepat waktu kalau perlu lebih cepat.  Ingin sempurna dalam melakukan sesuatu dan loyal.  Saya akan total pada perusahaan yang menggaji saya.
Sampai suatu ketika, saya memutuskan total berada di rumah untuk menjadi ibu rumah tangga.  Cukup sudah berkarir di luar rumah, saatnya saya berkarir di rumah. 
Saya merasa sudah melalui proses menimba ilmu, kini saatnya untuk mempraktikannya sendiri.  Ini waktunya saya berpindah kuadran, saya harus menjadi pengusaha.  Merasakan perbedaan yang hakiki antara menjadi karyawan dan menjadi seorang bos.
Rasa gembira, sedih, dan kecewa saat kita menjadi bos untuk diri sendiri tentulah berbeda dengan yang kita rasakan saat menjadi karyawan.  Hanya ada satu  rasa yang sama : rasa bangga. 
Sama-sama bangga berhasil menjalankan proses dengan baik.  Karena menjadi karyawan atau menjadi pengusaha kita harus memiliki kebanggaan akan apa yang kita kerjakan.
Satu hal yang saya garisbawahi adalah begitu banyak yang menginginkan sebuah pekerjaan tapi hanya sedikit yang bisa mencintai pekerjaannya.  Padahal cara mengaplikasikan kecintaan itu pada perusahaan tempat kita bekerja adalah dengan bekerja sebaik mungkin. 
Bagi Anda yang karyawan, jika Anda merasa Anda harus mengakhiri proses yang sedang Anda jalani karena mau jadi pengusaha, segera resign!  Karena kita bertanggungjawab pada percepatan karir kita masing-masing.
Yang harus Anda ingat, menjadi karyawan ataupun pengusaha tetap banyak ilmu yang bisa digali.
Jalani apapun profesi Anda dengan bersungguh-sungguh.  Jika Anda merasa telah memberi lebih kepada perusahan namun perusahaan tidak memberi lebih pada Anda, jangan Anda balas dengan menurunkan kinerja Anda. 
Anda harus yakin seorang karyawan telah memberi lebih kepada perusahaan, namun perusahaan tidak memberikan lebih padanya, maka bersiaplah sang karyawan mendapatkan kesuksesan di kemudian hari.
Dan di saat Anda berpindah kuadran nanti, yakinlah Anda akan lebih siap menjadi seorang bos.




No comments:

Post a Comment