[RELIGI] Memupuk Rasa Takut

Abhur al Janubiyah, Saudi Arabia
Mendengarkan penjelasan dari Mutawwif yang membimbing kami selama di tanah suci membuat bulu kuduk merinding. Betapa, kita manusia, seringkali khilaf berbuat dosa tanpa menyadari semakin lama dosa telah melumuri tubuh sedikit demi sedikit dan terus menjadi bukit.

Bahkan, mertua saya berkata, "saking seringnya manusia melakukan sesuatu yang tidak benar, lama-lama yang dilakukan menjadi terasa benar. Maka, kewajiban kita itu adalah terus mendekatkan diri padaNya, sehingga iman yang naik turun tetap tidak terlalu keluar jalur yang benar."
Satu hal yang saya ambil dari merindingnya bulu kuduk saat kita diingatkan akan dosa-dosa yang lalu adalah dengan memupuk rasa takut sedini mungkin.


Sungguh saya takut dan ingin ketakutan inilah yang mengawal saya setiap saat. "Kita akan saling menyempurnakan. Kita akan kembali melengkapi satu sama lain. Mamah akan mengingatkan jika kamu salah, kamupun harus mengingatkan jika mamah salah. Seperti yang biasanya kita lakukan, bukan?" Ujar mertua yang membuat hati saya terasa adem. Ibarat sebuah pohon korma yang mengering, tersiram air hujan dan kembali menyubur.


Alhamdulillah, perjalanan ke tanah suci tidak ada habisnya memahat renungan dalam hati. Semoga sekembalinya ke Indonesia esok pagi, saya istikhomah mengubah diri menjadi manusia yang lebih baik lagi. Amiin, bismillah.


No comments:

Post a Comment