Woman In Biz: Antara Jatuh Bangun, Keluarga, Eksistensi, Uang Belanja, dan Pembagian Waktu (Bagian 2)

Kita lanjutkan ceritanya yuuuk.. ^^



Terekam jelas pertanyaan mbak Pritta Ghozie,

"Ibu-ibu kalau keuntungan perusahaan sedang menipis atau rugi, ngaruh nggak sih sama uang belanja?" xixixixi

"Apa sih yang paling sulit dilakukan oleh seorang ibu yang juga pebisnis?" hehehe

saya lupa siapa yang menjawab, tapi jawabannya tepat banget, "Seorang ibu yang juga berbisnis sulit memisahkan dua keuangan; keuangan bisnis dan keuangan dapur." bener nggak sih? beneeeeeeeeeeeeeer!

Saya langsung membayangkan apa jadinya usaha yang saya miliki kalau saya nggak didampingi oleh seorang keuangan yang sangat disiplin alias SUAMI saya wkwkwkwk

Jujur saja, saya harus merasa beruntung memiliki suami yang sangat support atas apapun yang saya lakukan ~tentu saja untuk sesuatu yang positif~ bahkan suami memilih keluar kerja dan bersama-sama membangun bisnis Indscript Creative. Hasilnya? saya yakin tanpa bantuannya dalam mengelola keuangan perusahaan, usaha saya ini akan bocor dimana-mana. Suami saya paling disiplin memisahkan antara kebutuhan rumah dan bisnis, nggak ada deh istilah -nyoceng atau nyerempet- antara keduanya. Dalam kurun waktu 2 tahun bergabung di Indscript Creative (1 Tahun sebelumnya saya mengelola sendirian), beliau berhasil mengumpulkan aset perusahaan dengan baik. Bayangkan kalau saya yang megang keuangan. Shoppaholic saya bisa merajalela wkwkwkwk....

Dalam kondisi perusahaan yang memburukpun, suami saya tetap menjadi seorang patner yang luar biasa! Dia berhasil mengemas keuangan dalam kondisi limit untuk tetap survive, lebih hebat lagi dalam kondisi keuangan yang sangat baik, suami saya tidak pernah 'berlebihan' dalam soal pengeluaran uang. Ini yang saya namakan bahwa suami istri adalah patner bisnis, sahabat, dan penyempurna hidup hehehe

So, sepanjang workshop bersama mbak Pritta Ghozie yang luar biasa itu, saya rasanya kangen dengan suami yang piawai banget dengan urusan Financial Check Up, Inspection Of Billing Statement, dan Inspect Financial Document ^^...Jadi kurang 'ngeh' untuk belajar masalah itu karena merasa udah ada yang membantu melakukannya hehehe.....

Padahal.....

Ketika sesi bersama Bu Rieny Hasan, kami semua diajarkan untuk tidak bergantung pada suami. Woaaaaaaaaaa.....Heeeef, jujur saja, sejak menikah, ketergantungan saya pada suami cukup dan sangaaaat tinggi! :((

Bu Rieny Hasan mengatakan ketergantungan pada suami hanya membuat dunia kiamat ketika ada apa-apa antara kita dan suami...iiiih amit-amit aaaah :((

Sepulang dari Jakarta, saya menceeritakan tentang rasa ' ketergantungan' ini pada suami, suami saya hanya ehem-ehem aja hehehe...Tapi, lantas kami melakukan diskusi yang hangat tentang masalah ini. Sebetulnya ketergantungan ini karena memang saya yang malas bukan karena suami tidak membagi ilmunya. Kadang saya menolak untuk diberitahukan sesuatu yang penting seperti misalnya no pw atm saya hahahaha...Busyet ATM aja saya nggak tahu no pwnya hahahaha. Itulah yang dinamakan ketergantungan yang 'berkepanjangan' wkwkwkwkwk...So, jangan tanya kalo ada sesuatu yang urgent, saya bakalan pontang panting telpon suami ^^

Waaah nampaknya mulai saat ini saya bakalan harus kembali mandiri dengan:

1. Mengingat dimana adanya dokumen-dokumen penting

2. Belajar tentang pembukuan bisnis

3. Merekam pw-pw penting xixixi

4. dan banyaaaaaaaak lagi

weleh-weleh, siap-siap ngerecokin suami untuk transfer ilmu...hihihi

Tapi, ya memang kadang susah juga siiih, bicara masalah PEMBAGIAN WAKTU antara bisnis dan keluarga bikin mpot-mpotan apalagi kalo nggak ada 'asisten rumah tangga' makanya hal-hal rumit di kantor malas saya pelajari, toh ada suami ini hahaha...Sejak bayi, putri kecil saya harus ikut kemanapun saya pergi. Lebih lucu lagi ketika Nanit masih ngASI, kalo ada tamu ke kantor sebentar-sebentar saya minta izin ke tamu..

"Saya tinggal sebentar ya, anak saya haus." :))

Untung saja, semua tamu pengertiaaaaan sekali....

Ada lagi yang lebih lucu, ketika Indscript Creative masih memiliki segelintir karyawan dan semuanya perempuan, saya memilih berseksi-seksi ria demi kemudahan menyusui Nanit, bahkan stroller Nanit ditaruh di pinggir meja kerja sehingga kalau dia mulai gelisah saya dengan mudah bisa menyusuinya....oooooh, kehidupan yang luar biasa! xixixi

Makin lama, Indscript Creative makin berkembang. Satu persatu penambahan karyawan dilakukan, hingga rukan (rumah kantor) terasa sesak. Awal tahun 2010 kami sekeluarga memilih untuk pindah dari rukan dan menjadikan rukan benar-benar menjadi kantor. Suami memutuskan mengontrak satu rumah untuk tinggal...Waktu berjalan, satu bulan, dua bulan, tiga bulan....heeeem.....ada yang hilang dari diri ini! menyeruak rasa bersalah di dada. "Kenapa saya harus berpisah dengan Nanit pada jam kerja, bukankah awal saya mendirikan Indscript Creative adalah karena saya tidak ingin kehilangan sedikitpun waktu bersama anak saya?"

Saya kembali meneguhkan keyakinan mengenai hal ini dan bulatlah tekad saya dan suami untuk kembali ke rumah kami, rumah kantor kami....see, sekarang saya bekerja persis bersebelahan dengan ruang bermain Nanit. Saya merasa bekerja di sebuah playgroup hehehe....Tapi, sungguh saya sangat menikmatinya! Bagi saya, dua dunia yang berbeda ini ~bisnis dan keluarga~ adalah suatu seni yang romantis jika dipadukan hehehe





"Setiap hari adalah belajar! Saya mendapatkan beragam inspirasi dari berbagai persoalan yang datang. Saya menemukan banyak ilmu dari persoalan di masa lalu sehingga akan lebih mudah untuk menyelesaikan persoalan di kemudian hari." -Indari Mastuti-





~Bersambung~

No comments:

Post a Comment