Kalo kamu dikasih pilihan untuk bisa berganti kulit (ular kale!) kamu pilih kulit yang putih, kecoklatan, atau hitam? Ah mudah ditebak, kamu pasti pilih berkulit putih (kamu sih kebanyakan nonton iklan pemutih). So, orang yang sudah putih pun masih ingin lebih putih lagi. Jadinya kamu-kamu yang nggak putih jadi cenderung kurang pede, ayo ngaku deh!
Kenapa ya? Ya itu tadi diantaranya karena iklan-iklan yang selalu ngebombardir pikiran kamu bahwa kulit putih itu ok, dan hitam itu gak ok. Jadinya kamu susah payah mutihin diri, kalo perlu gosok, digosok deh. Tengok kiri kanan kamu juga sama. Temen-teman kamu resah mikirin kulit yang gak kunjung putih. Tiap kali mau pake baju, mereka kesel karena rasanya semua baju gak cocok sama kulit yang agak gelap.
Ya, jadinya banyak orang gak hepi gara-gara benda yang tebalnya rata-rata cuma 1-2 mm ini. Mungkin kamu ngerasa dunia ini seolah jadi kiamat, padahal kulit adalah pembungkus elastis yang sangat berguna buat lindungi tubuh kamu dari pengaruh lingkungan. Percaya gak, kulit adalah organ tubuh yang terberat dan terluas, yakni 15% dari berat tubuh dengan luas 1,50 - 1,75 m2. Tapi kamu gak pernah mensyukurinya gara-gara warnanya tidak seperti yang kamu harapkan.
Sekali lagi pikirin dech, bener gak putih adalah segalanya. Tengok ni ada sebuah penelitian bahwa saat ini, kematian karena kanker kulit di Inggris meningkat tiga kali lipat daripada tahun 1960-an, dan di Skotlandia empat kali lebih banyak. Penyebabnya karena mereka sering mandi lampu-lampu pencoklat kulit yang mirip cahaya matahari dengan dosis radiasi ultraviolet yang kuat dan terkonsentrasi. Nah lo!
Beruntung kamu yang gak berkulit putih karena nun jauh di sana orang berani kanker hanya karena gak ingin berkulit putih. Jadi pede aja lagi, kamu adalah idola orang-orang yang tidak beruntung berkulit seperti kamu.
(Ida S Widayanti - Redaktur Arga Publishing)
Jakarta, 9 Oktober 2006
Hitam vs Putih
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment