Aku marah karena tidak memiliki sepatu. Kemudian aku bertemu dengan orang yang tidak memiliki kaki.
(Hikmah dari Negeri Cina)
Terima kasih Tuhan atas mataku, sebab aku bisa melihat jelas walau harus ditambah kacamata..hehehe...
Terima kasih Tuhan atas tanganku, sebab karenanya aku bisa melakukan apapun walau gerakannya nggak seluwes penari Indonesia...huuuuuu
Terima kasih Tuhan atas kakiku, sebab aku bisa pergi kemanapun walau kadang kesemutan...weks..
Hehehe...aneh ya ucapan terima kasihnya? Ya begitulah manusia, dia tahu dia memiliki sesuatu yang berguna namun selalu saja diakhiri dengan keluhan. Seperti kalimat, “Aku mencintaimu tapi....” Mencintai kok pake syarat ya?
Tapi susah juga ya bisa sedemikian ideal berpikir tulus, soalnya ya itu tadi kita manusia biasa yang tak lepas dari khilaf dan selalu tak puas pada kehidupan. Sesuatunya secara teori kita ketahui tapi prakteknya puiiiiih luar biasa suliiiiiit bow!
Well, untungnya selain kelemahan di atas, kita juga diberikan kelebihan yaitu AKAL dan PIKIRAN. Dua hal itu yang akan membantu kita untuk memperbaiki sikap kita dalam memandang hidup.
Terima kasih Tuhan atas AKAL dan PIKIRAN yang Engkau berikan, karena keduanyalah aku bisa BELAJAR
Belajar...belajar...belajar...yang paling penting adalah belajar dan dunia ini adalah laboratorium belajar yang paling hebat untuk manusia.
Jadi, tak perlu sedih ketika kamu melakukan kesalahan. Belajarlah dari kesalahan itu
Tak perlu kecewa karena kegagalan. Belajarlah dari kegagalan itu
Tak perlu menangis karena penderitaan. Belajarlah dari penderitaan itu
Dan Tuhan...
Tetaplah disampingku dan mendampingiku di saat aku belajar memahami apapun yang terjadi dalam kehidupanku.
Terima kasih Tuhan atas mata, mulut, hidung, kaki, tangan, rambut, telinga, dan semuanya dalam ragaku walau tidak seindah bidadari yang Engkau ciptakan di Surga..yaaaaaahhhhh dasar!
Terima kasih Tuhan atas jiwa, pikiran, akal, rasa yang Engkau hadiahkan untukku walau tidak sesempurna ahli surga...(makanya belajar dong! J)
Jakarta, 11 September 2006
Terima kasih tapi...
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment