Saya tahu bahwa seorang sahabat saya adalah pemimpin yang punya peraturan keras, saklek, dan relatif serius dalam menghadapi setiap persoalan di perusahaan. Tapi, saya juga menyadari bahwa dia memiliki banyak potensi untuk bekerja dengan baik. Terbukti, omset perusahaan dalam satu tahun kepemimpinannya naik hingga 25%. Prestasi yang lumayan kan?
Saya juga tahu, bahwa dia memiliki banyak tanggungjawab untuk merubah kinerja anakbuahnya yang ‘semau gue’menjadi tertib peraturan. Tidak sia-sia memang, karena banyak pelanggan merasa puas dengan pelayanan perusahannya.
Namun saya juga tahu, bahwa banyak yang tidak suka dengan pola kepemimpinannya. Dulu, saya pernah bilang padanya bahwa memimpin orang itu tidak mudah. Jadi, selain bekerja keras, cerdas, tapi seorang pemimpin perlu dekat dengan karyawan yaitu dengan sentuhan ‘hati’
Dan saya juga tahu, disana-sini dia mulai digonjang-ganjing untuk turun jabatan dan banyak yang kasak-kusuk untuk menjatuhkan citranya dengan menyebarkan hal buruk tentangnya –teganya- melupakan prestasi-prestasi istimewa yang pernah diraihnya. Saya ikut berempati sekaligus simpati. Bagaimanapun juga, prestasinya memang lumayan baik, kesalahan sahabat saya cuman satu NO HEART. Sebetulnya, jika memang ada pilihan lain selain menyuruhnya mundur dari jabatan adalah KESEMPATAN. Mungkin dia bisa belajar untuk lebih fleksible bekerja. Tidak harus memanjakan karyawan karena takut tapi menempatkan karyawan sebagai sesama manusia yang tak pernah lepas dari salah.
Sangat disayangkan jika manusia potensial seperti sahabat saya itu akhirnya mundur. Karena saya yakin di tangannya perusahaan akan terus berkembang maju. Sungguh, saya tak hanya ingin memuji. Tapi begitulah kenyataannya.
Terakhir, Akhirnya, kita harus mengakui bahwa Intelektual Question harus berjalan seimbang dengan Emotional Question. Seperti itukah, kriteria Pemimpin harapan Anda?
Seperti itukah, Kriteria Pemimpin Harapan Anda? (01)
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment