Entahlah mana yang paling efektif menjaga perusahaan, dengan tangan besi atau dengan hati? Tapi yang jelas metode yang digunakan masing-masing pihak jelas berbeda.
Setelah berbincang serius dengan seorang manager SDM. Kami memiliki perbedaan pola pandang yang cukup menjulang. Dia memimpin perusahaan ‘tanpa hati’ sedangkan saya mungkin terlalu banyak menyisipkan hati.
Terlepas dari efektif atau tidak. Namun, terbukti dua pola kepemimpinan itu menghasilkan perubahan yang signifikan pada perusahaan.
Beliau mengatakan bahwa pertumbuhan perusahaan terlihat signifikan secara kuantitas dan kualitas sejak pola itu dia jalankan. Kemudian, saya pun menyatakan bahwa pertumbuhan itu saya dapatkan juga.
Namun, perbedaan yang mencolok adalah pada personal yang turut ambil bagian di dalamnya.
Manajemen perusahaan dengan tangan besi, jelas bisa tumbuh tapi saya yakin kenyamanan yang dimiliki karyawan minim. Sedangkan pertumbuhan perusahaan jika tidak ditunjang kenyamanan akan menghasilkan riak yang cukup mengganggu.
Membangun suatu perusahaan tidak mudah. Yang saya yakini untuk pertumbuhannya selain dengan pola manajemen yang baik, juga tak lupa menyeimbangkannya dengan hati. Sangat manusiawi kok, jika orang ingin dihargai, dimaafkan jika berbuat salah, diberi arahan jika tidak bisa melakukan sesuatu, dan diperlakukan sebagai manusia.
Bertangan besi?Mungkin bagus. Tapi bukan cuman keuntungan saja yang ingin kita raih, kita juga perlu memikirkan bagaimana merawat dan menjaga keseimbangan pertumbuhan perusahaan secara permanen. Salah satu cara menjaganya dengan ‘sense belonging ‘ karyawan terhadap perusahaan. Jika mereka memiliki hal itu, maka yang terjadi, bukan mesin pencetak uang yang bekerja tapi otak dan akal masing-masing berkreasi untuk menjaga kestabilan perusahaan.
Mereka bukan hanya bekerja lantas digaji. Tapi mereka secara sadar membantu Anda untuk terus tumbuh. Percayalah!
Hati, Pentingkah Untuk Pertumbuhan Perusahaan?
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment