Iin yang tidak pernah menyerah..
Demikian kalimat pembuka dari seorang sahabat yang dikirimkan melalui email. Membaca kalimat itu saya tersenyum malu…malu sekali. Benarkah saya tak pernah menyerah dalam hidup?
Cita-cita saya sejak SD ingin menjadi seorang arsitek (selain menjadi penulis). Berbekal keinginan saya rajin belajar dan mempelajari pelajaran hitung-hitungan. Gawat, walau sejak SD saya selalu ada di peringkat 5 terbaik tapi pelajaran berhitung nilainya paling ambrol. SMP, saya lebih gawat lagi. Prestasi menurut drastis, apalagi ya itu, hitung menghitung. Padahal berbagai les saya ikuti. Entah kenapa otak tak bisa diajak kompromi!? SMA, gawat banget. Bakat menulis malah menonjol, tapi berhitung makin tak terkendali gawatnya. Akhirnya boro-boro masuk kelas IPA, dapet nilai 6 di raport untuk pelajaran exact aja udah syukur. Ya, saya akhirnya menyerah jadi seorang arsitek dan membelokkan keinginan benar-benar menjadi seorang penulis. Sekarang, saya masih ngiler dengan teman-teman yang kuliah di Arsitektur. Saya bisa dibilang menyerah nggak ya kalau begitu?
Menjadi penulis?memangnya saya mampu menjadi seorang penulis? Tahun 2000 saya diwawancara oleh seorang wartawan dari harian Galamedia, Bandung. Ditanya mengenai cita-cita, saya mengatakan saya ingin menjadi penulis professional. Tapi bisakah saya menjadi penulis professional? Saya tidak tahu dan belum tahu. Tapi saat saya melihat kembali hasil wawancara tersebut (kebetulan saya kliping hasilnya), saya termotivasi untuk mewujudkannya. Walau hingga kini saya hanya menjalani sebagai salah satu profesi dan berusaha produktif menciptakan karya.
Dulu, sebelum saya berhasil menerbitkan buku. Saya selalu saja dikecewakan karena tulisan-tulisan saya seringkali ditolak media massa bahkan novel “Gendut, Siapa Takut?” pernah pula ditolak penerbit besar.
Sakit hati, seringkali kecewa, dan kadang timbul keinginan “menyerah” pernah saya alami TAPI bersyukur walau karir saya di bidang menulis belum signifikan membanggakan, namun peluang pencapaian masih terbuka lebar.
Semoga saya tidak akan pernah menyerah!
Jangan Pernah menyerah pada hidup..!
Nama saya, Indari Mastuti Rezky Resmiyati Soleh Addy, TAPI nama sepanjang ini sukar banget diingat, jadi nama pena yang saya gunakan dalam berbagai buku yang saya tulis adalah Indari Mastuti. Beberapa buku diantaranya menggunakan nama pena Bunda Nanit.
Hobi MENULIS sudah saya lakukan sejak SD, kelas 4 SD saya bercita-cita jadi PENULIS BUKU. Barangkali semangat inilah yang membuat saya akhirnya berjuang untuk mewujudkan mimpi ini.
Tahun 1996 mulai mempublikasikan tulisan di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Tahun 2004 mulai menulis buku pertama dan akhirnya pada tahun 2007 saya merintis usaha agensi naskah dengan nama Indscript Creative ini, alhamdulillah, perusahaan itu mampu bertahan hingga kini. Bahkan sekarang berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center. Nama Indscript sendiri telah bermetamorfosa menjadi Indscript corp.
Saat ini saya sudah menulis 61 judul buku serta 10 biografi tokoh di Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment