TERUNTUK BAPAK DI SURGA

Hai Pak, apa kabar?
Apakah doaku sampai padamu setiap hari?
Apakah engkau tahu betapa aku merindukanmu setiap hari?
Apakah bapak tahu kalau nasihatmu menemani perjalananku sepanjang hari?
Aaah Bapak...betapa tak mudah tumbuh dewasa tanpa seorang Bapak
Dalam kondisi sulit dan mengecewakan aku sering mengingatmu dan berkata dalam hati: kalau Bapak masih ada pasti kita jadi partner diskusi yang asyik
Ya, asyik banget
Karena seingatku, Bapak adalah lelaki cerdas
Bapak menguasai banyak bahasa
Bahasa Bapak amat membius
Bapak tegas dan menyenangkan
Bapak menyanyangiku tanpa batas, hingga usia 12 tahun pun aku masih engkau pangku sambil membisikan banyak nasihat
Oh ya, Pak, semua cerita indah tentang kita akan terangkum dalam buku, Indari akan menuliskan tentang Bapak mulai hari ini, setelah Indari selesai menulis tentang Mama
Iya, Indari menuliskan tentang mama. Mama lagi sakit sekarang, mohon doakan Mama lekas sembuh ya, Pak...
Menulis tentang Bapak rasanya takkan pernah habis cerita meski kebersamaan kita amat terbatas waktunya
Bapak harus tahu bahwa obrolan masa depan kita saat itu tercapai satu per satu
Tapi Bapak harus tahu juga, sampai sekarang Indari tak pernah berhenti bermimpi besar, agar selalu siap melangkah terus seperti yang Bapak nasihatkan
Mimpi besar membantu kita melangkah lebih besar ya, Pak?
Baiklah, Pak...kita lanjut ceritanya nanti ya, Indari mau ngasuh Aisyah dulu, cucu Bapak...
Bapak udah tahu Aisyah, kan? Pasti sudah tahu ya, karena Indari sering lihat Bapak mengintip Aisyah dari jendela surga
Istirahat yang tenang di Surga ya, Pak
Tertanda,
Satu-satunya anak perempuan yang engkau panggil Indari


No comments:

Post a Comment