MEMANDIKAN BAPAK



Sejak kelas 2 SMP, Bapak jatuh sakit: STROKE
Mengalami kelumpuhan sebelah tubuhnya namun demi menghidupi ekonomi keluarga, Bapak memaksakan bekerja, meski untuk makan, kami harus berutang
Dan utang masa kecil diturunkan pada kami, anak-anak Bapak setelah kami besar, alhamdulillah utang-utang itu secara gotong royong bisa kami selesaikan
Dalam kondisi sakit, Bapak memaksakan bekerja, dan saya sering melihat punggungnya dengan kaki pincang berangkat keluar rumah mencari nafkah
Badannya tak mampu...
Bapak akhirnya kena lumpuh total saat saya memasuki usia 16 tahun
Meski bapak sudah lumpuh dan tak mampu berbicara sempurna, bahkan bisa dibilang tak bisa bicara, saya sudah cukup puas bisa mendapatkan jutaan nasihat Bapak sebelum akhirnya tak berkata apapun
Pernah Bapak bilang, "Bapak ingin menyekolahkan kamu setinggi mungkin" nyatanya Bapak sakit dan saya bercerita pada Bapak saat sedang memandikannya, "Nanti Indari bakalan kuliah dengan hasil keringat sendiri, Pak"
Air mata Bapak mengalir di sudut matanya, saya mengusapnya, "Tak usah nangis, Pak. Aku yakin bisa!"
Saat Bapak sakit, Bapak maunya diurus oleh saya
Dikeramasi
Dimandikan
Disuapi
Diguntingi kukunya
Ditemani sambil bercerita
Beliau menunggu saya pulang sekolah agar bisa keramas, mandi, gunting kuku
Kata mama, "Itu Bapak lemparin piring makan" sepulang saya sekolah, saya lalu sigap menyuapinya sambil bercerita
Saya sering bercerita tentang masa depan dengan Bapak
Bapak suka menangis kalau saya cerita, mungkin Bapak pikir ini anaknya kebangetan kalau punya mimpi, tapi apa Bapak lupa ya kalau Bapak juga yang suka bilang kalau saya itu:
akan jadi perempuan hebat
akan jadi perempuan mandiri
akan jadi perempuan kuat
akan jadi seorang penulis
Selepas SMA, Bapak meninggal....Bapak belum melihat bahwa satu persatu saya mewujudkan mimpi yang pernah saya ceritakan kecuali satu hal saja: SAYA BELUM BISA MEMBAHAGIAKAN BAPAK
Kini, mama di rumah dalam keadaan sakit, dan saya akan membahagiakannya semampu saya
-
-
-
Pak, ini tiga cucumu, bisa lihat kan dari jendela surga? 

No comments:

Post a Comment