-
-
“Tak ada gading yang
tak retak, tidak ada manusia yang sempurna.” Demikianlah pepatah lama yang kerap
kita dengar. Sebagai makhluk sosial, MANUSIA MEMBUTUHKAN MANUSIA LAINNYA UNTUK
MEMANUSIAKAN KEHIDUPAN MANUSIANYA.
Mutlak...
Dalam hal inilah adanya
interaksi antara sesama manusia yang terus berkesinambungan sampai dunia
berakhir.
Lantas, bila dalam
interaksi itu kita, manusia ada melakukan kesalahan dan kekeliruan bagaimana
sepatutnya kita bersikap?
Misalnya, hendak MEMBERIKAN
KRITIKAN terhadap rekan kerja yang pekerjaannya amburadul. Atau mengkritisi
seseorang yang mungkin terlihat agak personal.
Mari kita bedakan
antara KRITIKAN YANG MEMBANGUN dengan CACIAN, HINAAN parahnya termasuk ke dalam wilayah BULLIYING.
Jika menghina dan
mencaci sudah jelas kosa kata dan segala sikap yang ditunjukkan tentu bukanlah
sikap prima untuk memberikan efek positif bagi orang lain. Namun memberikan
kritikan berarti Anda ada usaha untuk memberikan perhatian untuk kemajuan
seseorang yang di kritisi.
Berikut ada beberapa ETIKA
yang umum digunakan oleh orang banyak dalam MEMBERIKAN KRITIKAN YANG SANTUN,
ELEGAN dan tentunya pada akhirnya memberikan dampak positif.
1. Usahakan sebelum memulai memberikan
kritik, DAHULUKAN DENGAN KATA “PERMISI” ATAU KATA “MAAF”. Dengan tujuan agar
kelak apa yang hendak disampaikan tidak menyinggung perasaannya dan mengejutkan
dirinya.
2. BERIKANLAH KALIMAT PUJIAN TERLEBIH
DAHULU SEBELUM MELONTARKAN KRITIKAN. Karena menurut beberapa penelitian bahwa
seseorang akan lebih kuat menghadapi kritikan jika sebelumnya ia mendengar
beberapa hal baik mengenai dirinya.
3. Jika kritikan disampaikan secara langsung,
maka JAGALAH INTONASI SUARA agar tidak terdengar seperti sedang menyindir,
memojokkan atau bahkan parahnya mengintimidasi. Alih-alih berniat memberikan
pembaharuan terhadap seseorang yang Anda kritik, mungkin malah yang muncul
perseteruan.
Namun
bila mengoreksi orang lain MELALUI TULISAN, pilihlah KOSA KATA yang santun dan
elegan. Sebab, kata-kata mampu menembus relung hati terdalam tanpa intonasi
tergantung mood orang yang membacanya. Tahukah Anda, bahwa tulisan kritikan
yang disampaikan dengan RASA penuh perhatian dalam arti yang sebenarnya, akan
sampai dan TERASA oleh orang lain.
4. HINDARI MEMPERBANDINGKAN seseorang
antara satu dan yang lainnya. Tidak seorangpun rasanya yang suka dibandingkan. Sebab,
kemampuan tiap orang sangat berbeda.
Misalnya,
“si Anu lebih keren loh tulisannya dari pada kamu yang gini-gini aja enggak ada
kemajuan. Bisanya nulis status doang. Kapan dong bikin buku seperti si anu,
masa kala sih. Ah payah deh kamu kurang kreatif nulisnya.” Jika seperti ini
kritikan Anda, maka jangan harap akan didengarkan.
5. MEMBERIKAN ALASAN LOGIS dari setiap kritikan
yang dilontarkan. Jadi tidak sekedar asal mengkritisi, namun Anda bisa
memberikan alasan-alasan yang masuk akal dan bisa dicerna dengan baik maksud
kritikan tersebut. Sehingga maksud untuk memperbaiki bisa tercapai sempurna,
tanpa harus adanya penolakan yang berarti.
6. PEMILIHAN WAKTU DAN TEMPAT YANG SESUAI. Anda
yang hendak mengkritisi tentu sudah menjalin interaksi dan relasi yang cukup
baik, ada baiknya perhatikan waktu dan tempat yang tepat. Artinya,
pandai-pandailah membaca situasi dan kondisi seseorang yang mau Anda kritik,
soal apapun.
Demikianlah kritikan,
yang sejatinya diperlukan seseorang guna kemajuan diri ke arah yang lebih baik.
Agar tidak terjadi benturan antara Anda yang mengkritisi dengan seseorang di
beri kritik maka jangan abaikan etikanya.
Sebab, semua maksud
baik harus disampaikan dengan tata cara yang baik pula.
No comments:
Post a Comment